teater cover

Sejarah Teater: 4 Jenis, Unsur, Hingga Contohnya

Diposting pada

“Teater merupakan salah satu ragam seni pertunjukan yang tak pernah lekang oleh waktu. Keberadaan dan sejarah teater sudah ada sejak zaman dahulu hingga saat ini. Berikut ini adalah serba-serbi teater yang wajib kita tahu.”

Beritaku.id, Berita Pendidikan – Teater berasal dari bahasa Yunani “theatron” (θέατρον) yang berarti tempat atau suatu gedung pertunjukan. Dalam bahasa Inggris, teater disebut “theatre” dan “théâtre” dalam bahasa Prancis. Teater merupakan salah satu ragam seni bermain peran atau drama yang menampilkan suatu cerita kehidupan nyata di atas suatu pagelaran atau pentas. 

Oleh: Veronika (Penulis Berita Pendidikan)

Orang-orang kerap menyamakan teater dengan drama, padahal keduanya berbeda. Drama merupakan salah satu karya sastra hasil dari penggambaran tingkah laku manusia melalui gerak tubuh, sementara teater adalah semua tontonan yang ditampilkan di depan banyak orang.

Alur cerita drama cenderung melukiskan realita suatu kehidupan, watak dan tingkah laku manusia. Sedangkan alur cerita teater  dapat terbentuk dari suatu drama yang terkenal dengan sebutan proses teater atau berteater.

Sejarah drama Teater di dunia

Sebelumnya sudah disebutkan bahwa teater berasal dari kata “theatron” dari bahasa Yunani. Ternyata theatron terbentuk dari kata lain, yaitu “theaomai” yang memiliki arti “melihat”. Oleh sebab itu, teater berarti suatu gedung tempat menyaksikan pertunjukkan.

Sejarah teater ternyata bermula dari zaman Yunani Kuno yang terbukti setelah adanya penemuan arkeologi dan berbagai catatan sejarah.

Banyak lukisan dinding, artefak, dekorasi dan hieroglif tentang beragam adegan, salah satunya adalah upacara keagamaan, festival dan nyanyian sebagai penghormatan kepada dewa. Masa teater Yunani Kuno berlangsung sekitar tahun 534 Sebelum Masehi.

Pada tahun 1.500 Masehi hingga 1.700 Masehi, terjadi perkembangan teater Zaman Reneisance di Inggris dan Zaman Renaisance di Prancis.

Pada Zaman Renaisance di Inggris, banyak para dramawan yang lahir dengan karya-karya yang luar biasa. Karya yang lahir dan besar pada zaman itu merupakan hasil pikiran Wiliams Shakespeare, seperti Romeo and Juliet, Hamlet, Machbeth dan masih banyak lagi.

Di Prancis, Zaman Renaisance banyak mengambil hikmah dari teater zaman Yunani Kuno yang berjaya kala itu. Masyarakat di sana menamainya sebagai Neo Klasik atau Klasik Baru dengan ciri khas gaya yang lebih lembut, anggun dan mewah.

Salah satu pengarang yang terkenal era tersebut adalah Moliere dan karyanya yang berjudul Tartuffe, The Misanthrope dan masih banyak lagi.

Baca Juga Beritaku: Theater Tradisional Indonesia Termasuk Ciri-Ciri dan Contohnya

Sejarah teater di Indonesia

Di Indonesia, kemunculan teater berawal sejak Zaman Hindu. Pelaksanaan upacara adat agama tersebut kemudian menjadi mula teater sebagai seni pertunjukan spontanitas.

Keberagaman suku dan budaya serta keinginan masyarakat ingin melepaskan diri dari unsur teater dalam pelaksanaan upacara adat merupakan tonggak lahirnya teater tradisional Indonesia. Beberapa di antaranya adalah lenong, ludruk, wayang kulit, ketoprak, arja, dan masih banyak lagi.

Masuknya pengaruh budaya lain ke Indonesia berhasil melahirkan teater transisi atau teater moderen. Sentuhan teknik teater barat dari para penjajah Belanda pada tahun 1805 turut mewarnai teater transisi.

Perkembangan teater transisi juga terus berlangsung, terbukti dengan adanya pembangunan Gedung Kesenian Jakarta, Komedie Stamboel dan Sandiwara Dardanella hingga zaman penjajahan Jepang. Pada masa itu, terdapat Sandiwara Orion dan Komidi Bangsawan.

Pada tahun 1920-an, Indonesia memiliki banyak Pujangga Baru yang menulis banyak kisah penjajahan dan penindasan. Penggunaan bahasa Indonesia pada bentuk dialog antar tokoh dan sajak terpakai pada unsur teater periode ini.

Berikutnya, sekitar periode tahun 1930-an, teater yang berkisah penindasan masih ada namun bertambah warna dengan sentuhan kisah mistis dan cerita kerajaan.

Iman Supriadi, Mr, Singgih, Dr, Satiman Wirtosandjojo dan Ir. Soekarno menjadi tokoh penulis cerita pada periode tersebut.

Sejarah Teater Setelah Kemerdekaan

Periode tahun 1940-an teater berkembang selama penjajahan Jepang. Berlanjut hingga periode tahun 1950-an sebagai perkembangan teater pada masa awal kemerdekaan.

Periode tahun 1960 hingga 1970-an kreasi teater dengan tarian, dagelan dan unsur etnis lain mulai menarik minat masyarakat.

Dua periode terakhir perkembangan teater di Indonesia terbagi menjadi periode tahun 1980 hingga 1990-an dan teater kontemporer Indonesia.

Pada periode tahun 1980-1990-an, teater berkembang dan mulai berdiri lembaga khusus untuk seni tersebut. Sementara teater kontemporer Indonesia memberikan unsur teater konvensional dan eksperimental dengan jangkauan ekspresi lebih luas.

Jenis Teater Dalam Pementasan

Kesenian Wayang Orang

Di dalam pementasan, teater setidaknya terbagi menjadi empat macam. Berikut ini merupakan penjelasan dari jenis-jenis teater.

Teater dramatik

Teater dramatik adalah pertunjukan teater yang mementaskan drama yang diperankan para pemainnya. Pada teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis, situasi cerita dan latar belakang harus mendetail.

Teater gerak

Teater gerak adalah pertunjukan teater yang menggunakan gerak serta ekspresi wajah dan tubuh pemainnya sebagai unsur utama. Nyaris seperti pertunjukan pantomim, teater gerak juga membatasi atau menghilangkan dialog.

Drama musikal

Drama musikal adalah pertunjukkan teater hasil dari gabungan seni musik, tari dan akting. Unsur musik, nyanyian dan gerak lebih utama dibandingkan dengan dialog para pemainnya. Pertunjukan kabaret adalah istilah drama musikal yang terkenal di panggung Broadway.

Teater boneka

Ternyata, teater boneka sudah ada sejak zaman dahulu. Terbukti dari peninggalan di makam-makam India Kuno, Yunani dan mesir. Teater boneka merupakan pertunjukan teater yang menggunakan ragam boneka sebagai visualisasi para pelaku. Boneka yang kerap digunakan adalah boneka tangan, boneka tongkat dan boneka tali.

Baca Juga Beritaku: Keunikan Teater : Definisi, Sejarah, Ciri Serta 3 Teknik Latihan Pra Pentas

Unsur Utama Dalam teater

Agar teater terselenggara dengan baik maka unsur-unsur di dalamnya harus lengkap dan terorganisir. Di dalam teater terdapat dua unsur utama, yaitu unsur internal dan eksternal.

Unsur internal pada teater adalah segala sesuatu yang mendukung pertunjukan dari dalam. Unsur internal teater terdiri dari sutradara, pemain, naskah, properti dan penataan.

Sutradara

Sutradara adalah orang yang memimpin sekaligus mengatur pembuatan teater secara teknis dan pementasannya.

Pemain

Aktor atau pemain teater adalah orang yang berperan di dalam pertunjukan teater sebagai tokoh tertentu. Pemain terbagi menjadi tiga jenis, yaitu pemeran utama, pemeran pembantu dan pemeran tambahan. Pemain di dalam teater menghasilkan unsur gerak dan suara sesuai dengan jenis teater yang dimainkannya.

Naskah

Naskah atau skenario adalah teks berisi kisah lengkap dengan nama tokoh serta dialognya.

Properti

Properti adalah perlengkapan yang mendukung pementasan teater. Di dalam gelaran teater, biasanya properti bisa berupa kursi, meja, hiasan ruang dan masih banyak lagi.

Penataan

Di dalam teater, penataan mengarah para seluruh pekerja yang mendukung terwujudnya pertunjukan itu. Beberapa di antaranya ialah, tata busana, rias, lampu, dan suara.

Unsur Eksternal dalam Teater

Unsur eksternal teater adalah bagian yang bertanggung jawab untuk mengurus segala sesuatu di luar pementasan. Beberapa unsur staf eksternal teater, yaitu direktor, produser, stage manager, desainer, crew dan sutradara.

Direktor

Direktor adalah orang yang bertugas untuk memimpin koordinasi pelaksanaan pertunjukan teater, membawa naskah, serta mempersiapkan para aktor.

Produser

Produser dalam teater adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengurus produksi secara keseluruhan serta menetapkan berbagai anggaran, program kerja, serta mengurus kepanitiaan dan posisi di dalamnya.

Stage manager

Stage manager atau manajer panggung adalah orang yang bertugas untuk memimpin panggung dan membantu direktor atau sutradara.  

Desainer

Desainer adalah orang yang bertugas untuk mempersiapkan aspek visual dalam pertunjukan teater, seperti setting, properti, perlengkapan dan tata suara musik.

Crew

Crew atau kru adalah orang yang membantu menyelenggarakan teater sesuai dengan bagiannya. Beberapa kru penting yang harus ada di dalam teater, yaitu pentas, tata lampu, tata suara musik, dan lain-lain.

Asisten sutradara

Asisten sutradara adalah orang yang membantu sutradara dalam memilih naskah, aktor dan semua hal yang diperlukan oleh sutradara atau direktor. 

Fungsi Teater

Dalam praktiknya, teater memiliki empat fungsi utama. Berikut ini adalah fungsi teater

Teater sebagai media ekspresi

Sebagai wujud suatu karya seni, teater berfungsi sebagai media ekspresi melalui gerak-gerik atau perilaku serta dialog atau percakapan.

Teater sebagai media pendidikan

Teater sebagai media pendidikan merupakan wujud seni kolektif sehingga pertunjukannya harus melibatkan banyak orang. Di dalam pertunjukan teater, pesan positif dari suatu cerita akan tersampaikan kepada penonton melalui permainan para pemainnya.

Teater sebagai sarana hiburan

Penonton yang terhibur di dalam pertunjukan teater merupakan salah satu wujud dari fungsi teater sebagai sarana hiburan. Oleh sebab itu, semua elemen di dalam teater harus bekerja keras untuk memberikan penampilan yang maksimal selama pertunjukan.

Teater sebagai keperluan upacara

Teater sebagai keperluan upacara biasanya berhubungan erat dengan persembahan kepada dewa tertentu. Di Indonesia, fungsi tersebut lekat dengan teater tradisional tanpa penonton, Hal tersebut karena peserta upacara adalah bagian dari anggota teater.

Teknik Bermain Teater

Teknik bermain teater terbagi menjadi tiga, yaitu olah tubuh, olah suara dan olah rasa.

  • Olah tubuh adalah latihan yang berguna untuk mendukung kemampuan pemain teater dalam mewujudkan penampilan akting yang baik.
  • Olaah suara adalah latihan yang berguna untuk mengolah suara para pemain teater sehingga penguasaan intonasi, diksi dan artikulasi dalam dialog dapat terucap dengan baik.
  • Olah rasa adalah latihan yang berguna untuk  mencapai keindahan dan keterampilan pemain teater dalam mewujudkan berbagai emosi, perasaan dan pikiran dari sosok yang diperankannya. 

Baca Juga Beritaku: Tulisan Yang Merangkum, Tanya Jawab Seputar Drama Teater, Pementasan

Contoh Teater Tradisional dan Modern

Kelas teater berbeda-beda, ada yang memiliki aliran tradisional dan ada yang modern.

Teater tradisional dan sejarah

Di Indonesia, teater tradisional punya istilah lain, yaitu teater daerah. Teater tradisional adalah suatu pertunjukan teater yang pemainnya berasal dari daerah itu dan mengisahkan tentang cerita zaman dahulu atau suatu keprihatinan masyarakat di sana.

Pertunjukannya juga sesuai dengan adat dan mencirikan daerah serta kebudayaan lingkungannya. Beberapa contoh teater tradisional antara lain:

  1. Wayang merupakan teater tradisional yang berkembang di Pulau Jawa dan Bali.
  2. Drama gong merupakan teater di Bali yang mencampurkan unsur teater modern Barat dan teater tradisional dari Bali.
  3. Randai merupakan teater tradisional masyarakat Minangkabau yang dipentaskan secara beregu dan menceritakan tentang cerita rakyat dari Sumatera Barat.
  4. Mamanda merupakan teater tradisional dari Kalimantan Selatan yang berasal dari Kesenian Badamuluk pada tahun 1897.
  5. Longser merupakan teater tradisional dari Sunda yang menekankan pada tarian ogel atau doger.
  6. Ketoprak merupakan teater tradisional yang populer di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
  7. Ludruk merupakan teater tradisional dari Jawa Timur yang semua pemainnya berjenis kelamin laki-laki.
  8. Lenong merupakan teater tradisional dari Betawi yang berasal dari Lien Ong, seorang saudagar dari Cina.
  9. Ubruk merupakan teater tradisional dari Pandeglang.

Teater modern

Teater modern adalah pertunjukan teater yang berkembang di kota dan terpengaruh oleh teori dari dunia Barat. Berikut ini merupakan contoh teater modern.

  1. Teater Koma adalah grup teater milik Teguh Karya.
  2. Theater Populer adalah grup teater yang berdiri atas prakarsa Nano Riantiarno.
  3. Teater Kecil adalah grup teater milik Arifin C. Noer.
  4. Teater Mandiri adalah grup teater milik Putu Wijaya.