Tanaman membutuhkan nutrisi untuk tumbuh. Adanya unsur hara akan membantu percepatan pertumbuhan tanaman. Unsur Makro dan Mikro esensial merupakan unsur hara tanah yang mampu mewujudkan tanaman yang sehat.
Beritaku.id, Lestari – Karena segala sesuatu yang hidup membutuhkan nutrisi untuk tumbuh. Tidak terkecuali dengan tumbuhan. Beberapa unsur menjadi suplemen bagi ketahanan mereka.
Oleh Tika (Penulis Lestari)
Pengertian Unsur Hara Tanaman
Unsur hara merupakan segala sesuatu yang terkandung dalam media tanam dan dapat membantu pertumbuhan tanaman. Baik unsur organik maupun anorganik, selama berada di dalam tanah, maka termasuk dalam unsur hara tanah.
Dalam pembagiannya, terdapat dua jenis unsur hara yaitu Makro dan Mikro. Kedua pembagian tersebut atas dasar banyaknya jumlah yang diperlukan bagi tanaman.
Manusia dapat membuatnya melalui metode-metode sederhana. Keadaan unsur hara harus terus diperbaharui demi menjaga kondisi nutrisi dalam tanah. Baik secara alami maupun buatan.
Jenis Unsur Hara Tanah, Makro
Unsur hara terbagi menjadi Makro dan mikro. Makro merupakan unsur-unsur dalam jumlah besar yang perlu ada dalam tanah. Unsur-unsur tersebut antara lainN, P, K, Ca, S, dan Mg.
Adapun pembagian unsur hara makro adalah terbagi menjadi Makro primer dan sekunder.
Makro Primer
1. Nitrogen
Nitrogen merupakan salah Satu unsur hara yang sangat penting. Tanaman membutuhkannya dalam jumlah besar. Makhluk hidup tersebut menyerap unsur ini dalam bentuk ion nitrat (NO3-) dan ion ammonium (NH4+). Senyawa Nitrogen merupakan unsur pokok untuk membentuk asam amino menjadi protein.
Baca juga beritaku: Ciuniang Nurantih: Si Harimau Sumatera dan 4 Prinsip Konservasi Satwa
Pembentukan klorofil, asam nukleat dan enzim juga membutuhkannya. Dalam pertumbuhan tanaman secara umum terutama pada fase vegetatif, Nitrogen berperan dalam pembentukan tunas, perkembangan batang dan daun.
2. Fosfor
Fosfor merupakan unsur makro yang menyusun komponen setiap sel hidup. Keberadaannya dalam tumbuhan sangat membantu pembentukan protein dan mineral. Kedua hal itu merupakan kandungan yang sangat penting bagi tanaman. Fungsinya utuk merangsang pembentukan bunga, buah, dan biji.
Fosfor juga mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji lebih berbobot. Ia bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman serta merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar.
3. Kalium
Kalium merupakan unsur hara tanah yang berperan penting dalam fotosintesis. Secara langsung ia meningkatkan pertumbuhan dan luas daun. Ia juga dapat meningkatkan pengambilan karbondioksida, memindahkan gula pada pembentukan pati dan protein dan membantu proses membuka serta menutup stomata.
Unsur ini menjaga kapasitas penyimpanan air, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, memperluas pertumbuhan akar, serta memperkuat tubuh tanaman agar daun bunga dan buah tidak gampang rontok.
Selain itu, ia juga memperbaiki ukuran dan kualitas buah pada masa generatif. Bahkan mampu menambah rasa manis pada buah. Pada umbi-umbian, ia mampu mensuplai karbohidrat yang banyak.
Makro Sekunder
1. Sulfur
Anion SO42- merupakan bentuk serapan dari Sulfur atau Belerang. Sulfur menjadi unsur utama setelah nitrogen dalam pembentukan protein. Oleh sebab itu ia sangat membantu perkembangan bagian tanaman yang sedang tumbuh. Contohnya adalah pucuk, akar atau anakan.
Sulfur sangat berperan dalam pembentukan klorofil dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan jamur. Ia juga membentuk senyawa minyak yang manghasilkan aroma, contohnya pada bawang merah, bawang putih dan cabe. Pada tanaman kacang-kacangan, unsur ini merangsang pembentukan bintil akar.
2. Magnesium
Bentuk ion Mg2+ merupakan unsur yang terserap pada Magnesium dan merupakan satu-satunya mineral penyusun klorofil. Ia merupakan regulator atau pengatur dalam penyerapan unsur lain seperti P dan K. Magnesium juga merangsang pembentukan senyawa lemak dan minyak, membantu translokasi pati dan distribusi fosfor didalam tanaman. Selain itu juga sebagai aktifator berbagai jenis enzim tanaman.
3. Kalsium
Ion Ca2+ adalah bentuk dari serapan Kalsium. Selain untuk menetralisir PH tanah, ia juga berfungsi sebagai pembentuk dinding sel. Tercukupinya kebutuhan kalsium akan menghasilkan tanaman yang kokoh. Sebagai contoh, pada tanaman padi batangnya menjadi lebih kokoh. Kalsium juga membuat terbentuknya buah dan biji yang sempurna.
Jenis Unsur Hara Tanah, Mikro
Unsur Hara tanah mikro meliputi Fe, Cu, Mn, Zn, Bo, dan Cl
1. Besi ( Fe)
Zat besi penting bagi pembentukan klorofil. Di samping itu, Fe juga berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein. Ia terkandung dalam enzim Catalase, Prinodic hidroginase, Peroksidase, dan Cytohrom oxidase. Ia juga berfungsi sebagai aktivator dalam proses biokimia.
2. Mangan ( Mn )
Mangan berfungsi sebagai aktivator berbagai enzim dalam perombakan karbohidrat sertametabolisme nitrogen. Kolaborasinya dan besi membantu terbentuknya klorofil. Mereka mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang sudah tua. Keduanya membantu pembentukan protein dan vitamin C. Proses asimilasi membutuhkan keduanya.
3. Tembaga ( Cu)
Unsur mikro ini merupakan aktivator enzim dalam proses penyimpanan cadangan makanan. Di dalam tanaman, ia merupakan katalisator dalam proses pernapasan dan perombakan karbohidrat. Ia juga salah satu elemen dalam proses pembentukan vitamin A.
4. Seng ( Zn )
Ia berperan mendorong perkembangan tumbuhan dalam jumlah sedikit. Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis. Ia juga berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji maupun buah.
5. Boron ( B )
Boron merupakan transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman. Ia mampu meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan. Adanya pembiakan sel terutama pada titik tumbuh pucuk, serbuk sari, bunga dan akar. Unsur hara Boron dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri bersifat baik dan mencegah bakteri parasit.
6. Molibdenum ( Mo )
Bertugas sebagai fiksasitor N oleh mikroba pada leguminosa. Ia juga merupakan katalisator dalam mereduksi N. Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran.
7. Khlor ( Cl )
Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman tertentu. Contohnya adalah tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran. Unsur ini penting dalam proses fotosintesis. Ia juga berkaitan langsung dengan pengaturan tekanan osmosis di dalam sel tanaman.
Pengertian Unsur Hara esensial
Unsur hara esensial adalah unsur hara yangbagi tanaman untuk pertumbuhannya. Tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan (defisiensi) dan pertumbuhannya menjadi terganggu jika kebutuhannya akan unsur ini tidak memadai.
Unsur hara esensial antara lain: N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, Ni, dan Cl.
Yang Masuk Dalam Kategori Hara Esensial
Unsur hara sangatlah banyak. Namun ada beberapa yang bersifat esensial. Mereka adalah:
1. Natrium (Na)
Natrium berfungsimemperbaiki pertumbuhan tanaman apabila tanaman tersebut menunjukkan gejala kekurangan Kalium (K). Ia juga bertugas dalam proses fisiologi dengan K, yaitu menghalangi atau mencegah pengambilan maupun penyerapan K yang berlebihan.
2. Silikum (Si)
Penyerapan terbanyak ada pada jenis rumput-rumputan seperti padi. Si dalam tanaman lebih besar jumlahnya daripada N dan K.
3. Nikel (Ni)
Unsur ini merupakan aktivator sehingga mampu mempercepat pertumbuhan tanaman.
4. Titan (Ti)
Dengan pemberian Ti SO4 nodula akan bertambah sedangkan fiksasi menjadi lebih meningkat. Unsur Titan selalu terdapat dalam tanaman dan banyak terdapat pada nodula dan legum.
5. Selenium
Selenium dalam jumlah yang berlebihan tidak menimbulkan kerusakan bagi tanaman. Akan tetapi hal itu menimbulkan keracunan bagi binatang yang memakan tumbuhan itu.
6. Vanadium
Vanadium berfungsi mempercepat reproduksi azotobacter. Bakteri ini yang mengakibatkan meningkatnya fiksasi N dari udara.
7. Argon
Unsur Argon bertugas untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kelebihan unsur ini dapat menyebabkan keracunan pada tanaman. Pada tanah persawahan, keracunan akar sangat mungkin terjadi.
8. Yodium
Untuk membernuk tanaman yang sehat, maka unsur ini harus ada walaupun sedikit.
Cara Membuat Hara Makro Dan Mikro
Terdapat dua macam tipe pupuk organik cair. Mereka terbuatmelalui proses pengomposan. Pertama adalah pupuk organik cair. Jenis ini terbuat dengan cara melarutkan pupuk organik yang telah jadi atau setengah jadi ke dalam air.
Pelarutnya bisa berupa pupuk hijau, pupuk kompos, pupuk kandang, atau campuran semuanya. Pupuk organik cair karakteristiknya tidak jauh beda dengan pupuk organik padat. Perbedaannya yaitu bentuknya yang cair.
Untuk jenis pupuk cair tipe ini, suspensi larutannya kurang stabil dan mudah mengendap. Kelemahannya adalah tidak bisa menyimpan pupuk tipe ini dalam jangka waktu lama.
Baca juga beritaku: Pohon Merbau: Nama, 5 Karakteristik, Harga, dan Wilayah Persebarannya
Begitu pupuk jadi harus langsung teraplikasi. Pengaplikasiannya dyaitu dengan cara menyiramkan pupuk pada permukaan tanah dan tidak menyemprotkannya ke daun.
Kedua adalah pupuk organik cair yang terbuat dari bahan-bahan organik. mereka terfermentasi dalam kondisi anaerob dengan bantuan organisme hidup. Bahan bakunya dari material organik yang belum terkomposkan. Unsur hara yang terkandung dalam larutan pupuk cair tipe ini berbentuk cair secara keseluruhan. Sehingga sifat larutannya lebih stabil. Jika membiarkannya, maka ia tidak mengendap.
Oleh karena itu, sifat dan karakteristiknya pun berbeda dengan pupuk cair yang terbuat dari pupuk padat yang larut dalam air.
Cara Membuat Pupuk Organik Cair
Sebelum memulai, maka perlu menyiapkan bahan-bahan berikut:
- 1 karung kotoran ayam
- Setengah karung dedak
- 30 kg hijau-hijauan, contohnya jerami, gedebong pisang, dan daun leguminosa
- 100 gram gula merah
- 50 ml bioaktivator (EM4)
- air bersih secukupnya.
Lanjutkan dengan menyiapan tong plastik kedap udara ukuran 100 liter sebagai media pembuatan pupuk. Siapkan pula satu meter selang aerotor transparan dengan diameter kira-kira 0,5 cm.
Botol plastik bekas akua ukuran 1 liter dan lubangi tutup tong seukuran selang aerotor. Kemudian potong atau rajang bahan-bahan organik. Masukkan kedalam tong dan tambahkan air, dengan komposisi 2:1. 2 bagian bahan organik dan 1 bagian air. Kemudian aduk-aduk hingga merata.
Larutkan bioaktivator EM4 dan gula merah dengan 5 liter air dan aduk hingga merata. Kemudian tambahkan larutan tersebut ke dalam tong yang berisi bahan baku pupuk.
Tutup tong dengan rapat lalu masukan selang lewat tutup tong yang telah berlubang. Rekatkan tempat selang masuk sehingga tidak ada celah udara. Biarkan ujung selang yang lain masuk kedalam botol berisi air.
Reaksinya akan berlangsung secara anaerob sehingga tutup harus sangat rapat. Fungsi selang adalah untuk menyetabilkan suhu dengan membuang gas yang adan tanpa harus ada udara dari luar masuk.
Tunggulah antara 7-10 hari. Untuk mengecek tingkat kematangan, buka penutup tong dan cium baunya. Apabila wanginya seperti wangi tape, maka sudah siap pakai.
Pisahkan antara cairan dengan ampasnya dengan cara menyaringnya. Gunakan saringan kain. Ampas tersebut merupakan pupuk organik padat. Lalu masukkan cairan yang telah melewati penyaringan pada botol plastik atau kaca dan tutup rapat. Pupuk organik cair telah jadi. Jika pengemasannya benar, maka pupuk bertahan dalam jangka waktu 6 bulan.
Daftar Pustaka: