Pasien 285 Meninggal
Wabah Corona di Sulsel 1 Pasien dinyatakan Meninggal, Pemprov dinilai lamban dalam melakukan penanganan.

1 Pasien Corona Meninggal, Pemprov Sulsel Lamban

Diposting pada

Beritaku.Id, Kesehatan – Pasien Corona Meninggal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel, dinilai lamban dalam memberikan respon dan pencegahan terhadap Corona Virus di daerah ini, Jumat (20/3/2020)

Pasien yang dinyatakan positit tersebut (corona), dengan nomor nasional 285, di vonis setelah 4 hari dinyatakan meninggal dunia.

Klien tersebut memiliki riwayat melakukan perjalanan ibadah haji Umrah, beberapa waktu lalu.

Riwayat Pasien Corona Sulsel Yang Meninggal

Dalam keterangan pers, Gubernur Sulaweis Selatan Prof.Dr. Nurdin Abdullah Mengatakan, bahwa almarhumah pulang dari Tanah Suci ke Makassar pada 3 Maret 2020 lalu.

Sepekan setelah itu, yakni tanggal 10 Maret 2020 pasien 285 mulai mengalami diare (BAB sering) dan mengeluh batuk.

“Covid (kasus ke) 285 itu baru kembali dari umrah, seminggu kemudian (tanggal 10 Maret) mengalami keluhan diare dan batuk,” Jelas Nurdin saat jumpa pers di kediaman pribadinya di Perumahan Dosen Unhas, Tamalanrea, Makassar, Kamis (3/20/2020).

Kadis Kesehatan Sulsel Ichsan Mustari ditempat berbeda menjelaskan riwayat klien 285 telah pulang umrah.

Pasien Corona Yang Meninggal Lamban Di Deteksi

Menurut Kadinkes Sulsel, pasien 285 pulang umrah pada 3 Maret 2020 dan mengalami sakit seperti yang diungkapkan Gubernus. Namun klien 285 saat mengeluhkan sakit masih dirawat di rumah, dan baru pada tanggal 15 Maret dilarikan ke salah satu rumah sakit swasta di Makassar.

“Tanggal 3 dia ( klien 285) pulang (umrah), dia sempat di rumah, kemudian tanggal 15 dia masuk (rumah sakit) meninggal,” kata Ichsan Mustari.

Kembali ke penjelasan Nurdin, klien 285 saat dirawat di rumah sakit sempat diperiksa terkait sakit yang dikeluhkan saat itu, yakni demam dan sesak nafas.

Belum sempat tim dokter mengambil sampel swap, klien 285 sudah meninggal dunia.

“(klien 285) dirawat di Rumah Sakit Siloam (Makassar) dengan keluhan demam, sesak, dan ketika dilaksanakan foto thoraks menunjukkan penomonia di kedua paru-paru. Dan yang bersangkutan belum kita mengambil sampel (sudah) meninggal dunia,” Jelas Nurdin.

Bahkan klien 285 tidak sempat ditetapkan sebagai kategori orang dalam pemantauan (ODP), atau pasien dalam pengawasan (PDP).

Sampel baru diambil sesaat setelah klien meninggal dunia dan sampel swap tersebut dikirim ke Balitbangkes Kemenkes untuk dicek corona.

“Belum (ditetapkan) status, jadi sebenarnya pada saat meninggal baru kita mengambil sampel. Jadi kita mengambil sampel swap, tentu kita tidak tahu, (karena) yang bisa memberi penjelasan ini tentu yang memiliki keilmuan patologi,” ungkapnya.

“Baru tadi (Kamis 19 Maret sore) kita menerima hasil bahwa almarhum itu terjangkit (corona). Jadi belum hasilnya kita dapatkan dari Jakarta, tanggal 15 (Maret) almarhumah sudah meninggal,” tuturnya.

Sejumlah pihak menilai, bahwa Pemprov Sulsel dinilai lamban dalam melakukan deteksi, sebab klien tersebut masuk (kembali) ketanah air tanggal 3 Maret.

Idealnya, mereka menjadi ODP (orang dalam pemantauan), sebab telah melakukan kontak dengan orang-orang dilura negeri, dengan potensio Covid-19.

Tracing, Isolasi 2 Keluarga

Untuk melakukan langkah antisipasi, saat ini Dinas Kesehatan Sulsel disibukkan tengah melakukan pelacakan (tracing) jejak klien 285, dengan siapa ia bersentuhan, selama kurun waktu 12 hari (3-15 Maret 2020).

Saat ini, pihak dinas kesehatan melakukan upaya mengisolasi keluarga dekat pasien 285 tersebut, untuk melakukan langkah deteksi, potensi klien berikutnya.

Sementara itu klien 286 yang juga di Vonis Corona, menyatakan dirinya sehat dan fit.

Dan kedua keluarga 285 dan 286 saat ini menjadi pusat perhatian Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.

Meski dinilai lamban dalam menangani, Corona di Sulsel, namun Gubernur menilai bahwa saat ini, pihaknya (Dinas Kesehatan) memiliki rekam jejak kedua pasien tersebut, dan saat ini diambil langkah-langkah untuk mengendalikan persebarannya.

Alamat Pasien di Makassar

Saat ini beredar foto-foto dimana beberapa orang memakai APD (Alat Pelindung Diri), untuk melakukan sterilisasi dibeberapa tempat.

Tampak Petugas Kesehatan Melakukan Pembersihan Lokasi, Namun Mengenai Lokasi Pasti, Pihak Dinkes Makassar Belum Memberikan Keterangan Resmi

Beredar di grup Whatsapp foto-foto mengenai aktifitas tersebut, yang menyebutkan bahwa hal itu dilakukan di area dekat pantai Makassar.

Untuk mengetahui kejelasan inforasi beredar, Redaksi Beritaku.Id melakukan komunikasi dengan pihak Dinas Kesehatan Kota Makassar.

Namun sampai berita ini diturunkan dr Naisyah T.Asikin, sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, belum memberikan keterangan resmi.

Dengan kasus yang terjadi, dimana pasien didteksi positif setelah meninggal, banyak warga berharap agar pemerintah memberikan respon mengenai penanganan tersebut secara cepat.