Gowa Bima
Penikahan Keluarga Kerajaan Gowa Bima, Membuat Hubungan Kedua Kerajaan Sangat Dekat (Beritaku.Id)

2 Kerajaan Menikah, Gowa Bima, Sebagai Kekuatan Nusantara

Diposting pada

Perkawinan 2 Kerajaan, yakni Bima dengan kerajaan Besar Gowa, di wilayah tengah Nusantara. Menghasilkan keturunan kuat.

Beritaku.Id, Budaya – Gowa Bima adalah daerah di pulau yang berbeda. Kabupaten Gowa di Sulsel, sementara Bima di Nusa Tenggara Barat, Selasa (14/1/2020).

2 Kerajaan Menikah, antara Gowa Bima, sebab sejarah telah mencatat, keturunan dari 2 kerajaan tersebut melangsungkan pernikahan.

Bisa dibayangkan bagaimana kedekatan antara kerajaan Gowa dengan Kerjaan di Nusa Tenggara Barat.

Penelusuran Beritaku.Id, membuat kita terpanah, bahwa 2 kerajaan menikah ini bukan hanya sekali tapi beberapa kali.

Pernikahan Keluarga Kerajaan Gowa Bima

1. Tahun 1625, Sultan Abdul Kahir (Sultan Bima I) menikah dengan Daeng Sikontu, Putri Karaeng Kasuarang (ipar Sultan Alauddin) pada.

2. Melahirkan Sultan Abil Khair (Sultan Bima ke-II), menikah dengan Karaeng Bonto Je’ne.

3. Tahun 1646, Saudara kandung Sombayya Sultan Hasanuddin, dari pernikahan ini melahirkan Sultan Nuruddin (Sultan Bima ke-III) pada tahun 1651.

Penikahan Keluarga Kerajaan Gowa Bima, Membuat Hubungan Kedua Kerajaan Sangat Dekat (Foto : Lontar.Id)

4. Tahun 1684 Sultan Nuruddin (Sultan Bima ke-III) menikah dengan Daeng Ta Memang anaknya Raja Tallo. Pada tanggal 7 mei 1684. dari pernikahan tersebut melahirkan Sultan Jamaluddin (Sultan Bima ke-IV)

5. Tahun 1693 Sultan Jamaluddin (Sultan Bima ke IV) menikah dengan Fatimah Karaeng Tanatana. Yang merupakan putri Karaeng Bessei pada tanggal 8 Agustus 1693. dari pernikan tersebut melahirkan Sultan Hasanuddin (sultan Bima ke- V).

6. Tahun 1704 Sultan Hasanuddin (Sultan Bima ke- V) menikah dengan Karaeng Bissa Mpole. Anaknya Karaeng Parang Bone dengan Karaeng Bonto Mate’ne. Pada tanggal 12 september 1704. dari pernikahan ini melahirkan Sultan Alaudin Muhammad Syah pada tahun 1707 (Sultan Bima ke- VI)

7. Tahun 1727 Sultan Alaudin Muhammad Syah (Sultan Bima ke- VI) menikah dengan Karaeng Tana Sanga Mamonca Raji. Putrinya sultan Gowa yaitu Sultan Sirajuddin pada tahun 1727. Pernikahan ini melahirkan Kumala Bumi Pertiga dan Abdul Kadim yang kemudian diangkat menjadi Sultan Bima ke- VII pada tahun 1747.

8. Tahun 1747 Kumala Bumi Pertiga putrinya Sultan Alauddin Muhammad Syah. Dengan Karaeng Tana Sanga Mamonca Raji ini kemudian menikah dengan Abdul Kudus Putra Sultan Gowa pada tahun 1747. Dan dari pernikahan ini melahirkan Amas Madina Batara Gowa ke-II.

Sementara Sultan Abdul Kadim yang lahir pada tahun 1729. Dari pernikahan dari pernikahannya melahirkan Sultan Abdul Hamid (Sultan Bima ke- VIII).

Sultan Abdul Hamid

Sultan Abdul Hamid (La Hami) dilahirkan pada tahun 1762 kemudian diangkat menjadi sultan Bima tahun 1773.

Tercatat dalam sejarah, 7 kali Putra Kerajaan Bima menikah dengan Putri Kerajaan Gowa.

Sekali Putra Kerajaan terbesar di Sulsel tersebut menikah dengan Putri dari Bima.

Hal ini menunjukkan bahwa ada kedekatan antara kedua keluarga kerajaan Gowa Bima tersebut.

Jarak yang membentang luas lautan, dipenuhi gelombang tidak menyurutkan pernikahan kedua kerajaan ini.

Melahirkan Sultan untuk memimpin di kerajaan masing-masing, dan setiap Sultan menikah dengan Putri kerajaan Gowa. Akan melahirkan anak yang selanjutnya menjadi Sultan di Bima.

Tercatat Sultan Bima I, II, III, IV, V, VI dan VIII adalah Sultan. Yang memimpin Bima dengan orangtua dari keturunan Raja Gowa. Sebagai kekuatan di bagian tengah Nusantara.