Ciri Khas Atau Kemampuan Khusus Dari Para Nabi Dan Rasul Allah SWT
Dari Ekonom hingga Diplomat, Menjadi keahlian dan Ciri Khas atau Kemampuan Khusus Para Nabi Dan Rasul

Ciri Khas Para Nabi Dan Rasul, Raja Sabar Hingga Panglima Terhebat

Diposting pada

Dalam sejarah perjuangan agama untuk ditegakkan dibumi Allah SWT. Para Nabi dan Rasul yang berjumlah 25 orang memiliki Ciri Khas Dalam Berjuang.

Beritaku.Id, Kisah Islami – Memiliki kemampuan dan spesialisasi dalam menjalankan tugas sebagai penegak agama Allah di muka bumi mereka para Nabi dan Rasul memiliki ciri khas kemampuan. 25 Nabi dan Rasul wajib dalam Islam menjalankan dan menyelesaikan misi.

Dari 25 Nabi dan Rasul dalam Islam wajib, dengan Daftar Urutan Lengkap 313 Nama Nabi dan Rasul.

Sebagaimana di bahas pada artikel sebelumnya:

  1. Spesialisasi Para Nabi Dan Rasul, Dan Periodisasi Penyempurnaan,
  2. Keahlian Nabi Dan Rasul, Untuk Bani Israil Dan Tanah Arab,
  3. Ciri Khas Nabi Dan Rasul, Dari Tertampan Hingga Diplomat, dan
  4. Kemampuan Khusus Nabi Dan Rasul, Daud Hingga Yunus.

Mereka menjadi pemimpin umat. Disamping ada yang menjadi raja, juga ada yang memiliki kemampuan strategi perang sebagai Panglima yang dahsyat.

Baca juga: Belajar Ilmu Fiqih dan Ilmu Agama, Sebagai Keharusan Setiap Muslim

Ciri Khas Mereka Para Nabi Dan Rasul

Identitas dan kemampuan khusus. Dengan spesialisasi yang berbeda. Keahlian yang tidak sama, sebagai ciri khas Rasul dan Para Nabi dalam menjalankan “instruksi langsung” dari Allah SWT.

Nabi Dzulkifly AS, Raja Sabar

Kekuasaan sebagai seorang Raja. Tidak membuatnya memiliki protap dan keprotokoleran yang tarlalu panjang.

Disebut sabar, karena dalam kisah disebutkan. Nabi Allah tersebut hendak beristirahat. Namun salah seorang tamu datang kepadanya. Karena alasan hendak beristirahat. Akhirnya, ia menyerahkan tamu tersebut dilayani oleh asisten atau perwakilannya.

Akan tetapi sang tamu tidak menerima, jika yang melayani adalah perwakilan. meski dijalan bahwa sang raja hendak beirtirahat. Tetap tamu tersebut tidak beranjak dari sikapnya yang tidak bisa menunggu.

Dalam kondisi kekinian, kondisi yang terjadi dengan Raja Nabi Dzulkifli AS kemungkinan berbeda.

Namun Sang Nabi bukannya marah. Dengan rasa kasih sayang ia menerima tamunya. Disebut sabar, sebab dengan posisinya sebagai pemimpin umat dan negara (kerajaan) memiliki kewenangan untuk menolak. Mengutamakan pribadi dan menolak tamu atau mempertegas untuk menunggu.

Tamu tidak akan berdaya untuk melawannya jika melakukan pemaksaan menunggu. Namun fasilitas kewenangan itu tidak dipakainya.

Nabi Zakariyah, AS, Tidak Lelah Bermohon

Berbeda dengan Nabi Ibrahim AS, ketika perkawinannya dengan St Sarah yang tidak memiliki keturunan. Maka St Sarah ridha jika suaminya menikah dengan St Hajar. Yang kelak memiliki keturunan yakni Nabi Imail AS.

Setelah memasuki usia 80 tahun, kemudian dari St Sarah, Nabi Ibrahim diberikan keturunan kedua yakni Nabi Ishak AS.

Baca juga: Dokter Muslim Pertama dalam Sejarah Peradaban Islam, Ibn Abi Rimtsah

Nabi Zakariah AS, sedikit berbeda. Dengan istrinya Isya berusia 80 tahun, sementara Zakariah berumur 120 tahun.

Diusai tersebut yang tidak produktif, Allah SWT mengabulkan permintaannya. Secara logika kedokteran ini tidak masuk akal. Namun jika itu adalah kehedakNya, maka tidak ada yang bisa menghalangi.

Mani Zakariyah tidak menikah lagi, sehingga harapan satu-satunya adalah dari Istrinya Isya.

Dari Nabi Zakariah melahirkan Nabi Yahya AS.

Nabi Yahya AS, Panca Wahyu

Ciri khas para Rasul berikutnya adalah Keturunan dari Nabi Zakariyah, AS ini bernama Nabi Yahya AS. Merupakan nabi yang diturunkan untuk Bani Israil. Dengan membawa 5 wasiat kepada kaum tersebut.

Namun dalam hal penyampaian kepada kaumnya, Nabi Yahya AS. Sempat mengalami keraguan. Namun Nabi Isa AS datang meyakinkan, agar Nabi Yahya segera berdakwah.

Adapun, 5 wasiat tersebut:

  1. Jangan Syirik,
  2. Ketika Ibadah Jangan Menoleh,
  3. Berpuasa,
  4. Memberi kepada yang lain, dan
  5. Berdzikir.

Panca Wasiat tersebut disampikan kepada Bani Israil, setelah di yakinkan oleh Nabi Isa AS.

Nabi Isa AS, Berwibawa Yang Disegani

Nabi Isa AS, merupakan putra Maryam. Seorang yang sebelumnya seorang wanita suci dan tidak bersuami. Kemudian dengan kuasaNya, ia mengandung dan melahirkan anak yang kelak jadi Nabi yang berwibawa dan disegani. Nabi Isa As.

Setelah dilahirkan, St Maryam dicemooh dan mendapatkan tekanan yang tidak sedikit dari warga yang ada disekitarnya.

Banyak pertanyaan yang mengarah kepada St Maryam yang memojokkannya. Namun St Maryam menjawab, bahwa silahkan bertanya kepada anak kecil (bayi) Isa tersebut.

Atas kuasa Allah SWT, Nabi Isa AS bisa menjawa secara langsung pertanyaan penduduk sekitar. Yang menyampaikan bahwa dirinya sebagai Nabi yang diutus oleh Allah SWT.

Sebagaimana Firman Allah SWT, yang artinya:

“Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi dimana saja aku berada. Dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan kembali.” QS. Maryam: 23-33

Nabi Muhammad SAW, Panglima Terhebat

Memiliki kemampuan dalam strategi menegakkan Agama Islam, dengan cara dakwah yang lembut.

Baca juga: Adab Komunikasi Rasulullah, Media Dakwah Penyebaran Agama Islam

Dengan komunikasi yang baik, maka ia menjalankan perintah untuk melakukan Syiar Islam. Dalam Artikel Kisah Nabi Muhammad SAW, Lahir Hingga Wafat.

Dalam kisah perjalanannya dengan usia 63 tahun. Pada umur 40 tahun diangkat menjadi Nabi dan diperintahkan untuk melakukan syiar Islam.

Berhasil membawa keluarga dekatnya untuk memeluk agama Mayoritas, Islam. Dan memiliki sahabat hingga 140.000 orang.

Dalam sejarah perjalanan Syiar, dengan metode peperangan yang dimiliki. Sebagai jalan terakhir untuk mengarahkan umat ke jalan yang benar. Jalan yang di Ridhai Allah SWT. Dengan meyakini bahwa Allah hanya satu Maha Esa.

Adapun kisahnya: Pertempuran Zaman Rasulullah, Peperangan Tanpa Ketakutan.

Demikian Ciri Khas dari para Nabi dan Rasul Allah SWT dalam memperjuangkan Islam. Mereka memiliki kemampuan dan keahlian yang spesifik dalam berjuang dijalan Allah.