BERITAKU.ID, POLITIK – Jika Anda ingin bersinar seperti matahari pertama Anda harus membakar seperti itu (Adolf Hitler), DP masih dianggap kuat di Pilwali Makassar, skenario DP Harus dikeroyok telah dibangun (14/10/2019).
Nama Danny Pomanto, Syamsu Rizal, Munafri Arifuddin, Sukriyansyah S. Latif, Irman Yasin Limpo masih berada di urutan atas, sebagai kandidat yang banyak direpost atau reshare oleh nitizen.
Termasuk kelima nama tersebut, yang banyak dilatih kesabaran atas komentar-komentar miring para penggemar dunia maya.
Proses Pemilihan Walikota Makassar tahun 2020 tersebut, memang posisi Danny Pomanto, yang memiliki rentetan perjalanan yang sengit ketika memimpin kota Makassar, dan berhadapan dengan Appi pada tahun 2018.
Appi adalah menantu Aksa Mahmud dari klan Bosowa, masih menjadi perbincangan hangat hingga saat ini.
Hanya saja, diakhir masa jabatan DP (Singkata dari Danny Pomanto), hingga saat ini pula, terjadi rivalitas dengan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah.
Hal ini cukup membuat tidak nyaman kondisi politik Danny Pomanto. Apakah DP harus mundur di tahun 2020 ini?
DP Harus di Jauhkan dari Lingkaran PJ Walikota
Mengingat saat ini, PJ Walikota Makassar, sangat jauh tarikannya dari lingkaran DP.
Tidak bisa dipungkiri bahwa beberapa langkah strategis PJ Walikota, mulai mematahkan beberapa “armada” kekuatan Danny Pomanto di Makassar.
Meski klarifikasi pernyataan ini adalah “Pejabat walikota” harus profesional dalam menjalankan “amanah”.
Profesionalisme ASN harus kita hormati, harus dihargai. Pembaca masih mengingat pembatalan SK Pengangakatan beberapa pejabat di Makassar?
DP Harus, Cara jitu menghabisi beberapa Armada DP, adalah “menghabisi” kebijakan-kebijakan strategis, yang telah dilaksanakannya semasa menjabat, ataukah membuatnya kontroversil berlebih.
DP Harus dilenyapkan kebijakannya.
Pembatalan SK Pejabat yang ditandatangani Danny Pomanto, jika dianggap pelanggaran, kenapa Danny Pomanto tidak di tahan saja atau diproses secara hukum?
Sebab jika tidak diproses, maka kebijakan Danny Pomanto sebelumnya, di persoalkan secara politis. Belum lagi surat edaran melarang anak sekolah berpartisipasi dalam ajang kegiatan spektakuler F8 2019.
DP Harus disibukkan dengan psikologinya.
Event tersebut adalah agenda nasional Kementerian Pariwisata, dan setiap tahun akan digelar di Kota Makassar, Danny sebagai inisiator adalah alasan paling masuk akal untuk menghambat kegiatan ini “secara politis”.
Disamping kekuatan Danny Pomanto, adapula kekuatan IAS dengan mengandalkan Aliah Mustika Ilham, Syamsu Rizal serta Rachmatika Dewi untuk maju menantang Danny di tahun 2020 mendatang.
Di kemenangan periode pertama DP, bayang-bayang IAS sangat melekat, apakah 2020 DP harus dilenyapkan dari lingkaran IAS?
IAS masih menjadi idola beberapa tokoh di Makassar, kekuatan politiknya dan pengalaman bertarungnya tidak bisa diragukan, beberapa loyalis masih setia menemani, berbeda dengan metode politik Danny Pomanto.
Jika Danny Pomanto, lebih cenderung memainkan magnet politik, program spektakuler dan inovatif, dan tidak cenderung melatih loyalis.
IAS lebih kepada menguatkan loyalis, dengan secara massif, hal ini terlihat dari beberapa politisi, yang pernah bersentuhan sebelumnya, masih setia mendampingi.
Irman Yasin Limpo atau None, yang menjadi salah satu nama dari Klan Yasin Limpo, adalah nama yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Dengan mengandalkan strategi politik, yang mumpuni dan dipraktikkan dalam beberapa event pilkada di sulsel.
Strategi Pemenangan
Sebutlah pilkada Kabupaten Gowa, yang selalu dimenangkannya, Pemilihan Gubernur 2 periode, dan berhasil menumbangkan petahana (Amin Syam), lrman Yasin Limpo tidak bisa dianggap sepele.
Meski pada Pemilihan Gubernur tahun 2018 calon dari klan ini dikalahkan (IYL). DP harus dijauhkan dari pusaran SYL.
Jika pemilihan Walikota Makassar 2020, menampilkan banyak calon, maka 2 nama yang akan terpilih menjadi salah satu pemenang, antara Danny Pomanto dan calon dari kelompok IAS.
Tetapi jika Head to head, dalam posisi ini, DP berhadapan dengan satu calon dan merupakan representasi gabungan untuk melawan DP, maka ini dimungkinkan bisa menumbangkan DP.
Hanya saja, ada pengalaman tahun 2018 bahwa kolom kosong menang menghadapi gabungan partai-partai.
Bersamaan Pilkada Serentak 13 daerah di Provinsi Sulawesi Selatan Pemilihan Walikota Makassar akan dihelat tahun 2020 mendatang.
Beberapa bakal calon sudah mulai memantaskan diri, untuk maju sebagai orang nomor satu di Kota yang masuk 5 kategori Kota Besar Indonesia tersebut.
Penggabungan Wajah lama, dan wajah-wajah baru pun bermunculan meramaikan Pilwalkot 2020 mendatang. Beritaku.Id melakukan pemantauan, dalam beberapa bulan terakhir, baik dari pemasangan spanduk, baliho, ataupun media sosial.
Latar belakang Politisi, pengusaha, advokat, birokrat, Dokter, Aktifis dan beberapa profesi lainnya.
Bakal Calon Walikota Makassar
Berikut hasil penelusuran yang dihimpun KabarMakassar.com beberapa bakal Calon Walikota Makassar 2020 yang menguat:
- Adi Rasyid Ali (Politisi Demokrat)
- Andi Fadli (Dosen/Jurnalis Senior)
- Aliyah Mustika Ilham (Politisi Demokrat)
- Arman Hanis (Ketua DPC PERADI Jakarta Pusat periode 2018-2023)
- Busrah Abdullah (Politisi PAN)
- Emma Husain (Aktivis Perempuan)
- Endong Patompo (Pengusaha)
- Erwin Kallo (Budayawan/Advokat)
- Hamzah Hamid (Ketau DPD PAN Kota Makassar)
- Haris Yasin Limpo (Dirut PDAM Kota Makassar)
- Husain Abdullah (Jubir Wapres RI)
- Irman Yasin Limpo (Birokrat)
- Ibrahim Saleh (Mantan Sekkot)
- Isradi Zaenal (Politis Gerindra)
- Moh Ramdhan Pomanto (Mantan Walikota Makassar)
- Munafri Arifuddin (CEO PSM Makassar)
- Rachmatika Dewi (Politisi Nasdem)
- Rusdin Abdullah (Pengusaha)
- Subhan Aksa (Pengusaha)
- Sukriansyah S Latief (Staf Khusus Menteri Pertanian)
- Syamsu Rizal (Mantan Wakil Walikota)
- Taufik Fachruddin (Dirut Perusda Sulsel)
Nama-nama diatas adalah nama yang sering didapatkan gambarnya, yang diatur sedemikian rupa oleh tim sukses, untuk mempersiapkan kandidat dalam menghadapi arus politik Makassar.
Apakah skenario, DP harus dikeroyok akan dipentaskan tahun 2020 mendatang?