Beritaku.Id, Jeneponto – Terpaan angin yang berhembus, hamparan pasir yang selalu dikunjungi deburan ombak. Kilatan cahaya ikut serta di sana, alami yang penuh imaji dan siratan keindahan semesta.
Puncak Pesta adat Je’ne Je’ne Sappara Jeneponto. Atau Mandi Sabang dilakukan di pinggir laut Desa Balang Loe Tarowang ini. Merupakan pesta tahunan yang digelar setiap bulan Sabang yang jatuh pada tanggal 13 oktober 2019. Yang bertetapan dengan 14 Safar 1441 Hijiriyah.
Gubernur Sulawesi Selatan yang diwaliki oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Sulawesi Selatan, DR. H. Ashari Fakhsirie Radjamilo, M. Si yang akrab disapa dikalangan masyarakat Jeneponto yakni Kr. Raja dalam sambutannya mangatakan bahwa tujuan dilaksanakannya Pesta Adat Je’ne-je’ne Sappara Desa Balangloe Tarowang adalah untuk melestarikan budaya leluhur kita.
Baca juga: Mahar 13 M, Putra 01 Konawe Melamar Putri Bupati Jeneponto
“Karena negara yang besar dan beradab apabila negara itu menghargai dan menunjung tinggi nilai-budaya leluhurnya,” ujar Ashari Fakhsirie Radjamilo.
lebih lanjut, Kr. Raja mengatakan bahwa di Kabupaten Jeneponto terdapat 4 Kerajaan Besar pada masa lampau yaitu 1. Kerajaan Binamu, 2. Kerajaan Tarowang, 3. Kerajaan Arungkeke, 4. Kerajaan Bangkala.
“Sekiranya pelaksanaan Pesta Adat Je’ne-je’ne Sappara pada masa-masa yang akan datang. Supaya mengundang pemangku adat dari masing-masing kerajaan tersebut untuk hadir dan menyaksikan budaya leluhur kita pada masa lampu,” tutupnya.
Sambutan Gubernur
Gubernur Sulawesi Selatan Prof Dr.Ir.HM.Nurdin Abdullah, M.Agr dalam sambutannya. Dihadapan masyarakat Tarowang Kabupaten Jeneponto mengatakan akan membangun dan menata lokasi Pesta Adat Je’ne-Je’ne Sappara seperti Pantai Seruni di Bantaeng.
“Lokasi pesta Adat Je’ne-Je’ne Sappara ini kita akan bangun seperti Pantai Seruni di Bantaeng. Karena budaya peninggalan sejarah itu perlu dilestarikan untuk menjadi kekayaan budaya Nusantara, ”tandas Gubernur Sulsel yang baru menjabat hampir 2 bulanan itu.
Menurut mantan Bupati 2 Periode itu. Pantai Lokasi Pantai Pesta Adat Je’ne-Je’ne Sappara di Desa Balang Loe Tarowang Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto. Akan ditata sebaik mungkin. Dan fasilitas umumnya harus tersedia, seperti Toilet. Penampungan air bersih serta rumah adat akan direhabilitasi agar nampak lebih baik dan luas.
“Pak Camat tolong diurus administrasi pembebasan lahannya. Agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari saat akan dibangun lokasi Pesta Adat Je’ne-Je’ne Sappara ini.” Kata Gubernur Nurdin Abdullah saat menutup Pesta Adat Je’ne-Je’ne Sappara Rabu sore (24/10-2018) sekitar pukul 15:25 wita di Balangloe Tarowang.
Sejarah Je’ne-Je’ne Sappara di Jeneponto
Upacara adat Je’ne-Je’ne Sappara, dapat dirumuskan:
1). Upacara adat je’ne’-je’ne’ sappara adalah merupakan sebuah upacara adat yang telah berumur ratusan tahun dan telah diselenggarakan secara turun temurun oleh masyarakat Desa Balangloe Tarowang. Upacara adat ini diselenggarakan setiap tanggal 14 Safar tahun Hijriah.
Dari hasil informasi yang didapatkan penulis dilapangan diperoleh keterangan bahwa pelaksanan upacara adat je’ne-je’nesappara ini dilatari oleh keinginan untuk mengenang kejayaan Kerajaan Tarowangdan keinginan untuk mengenang jasa dari tabib yang dulu pernah dimiliki DesaBalangloe Tarowang.
Namun dari hasilpenelitian mendalam yang dilakukan penulis terhadap bukti-bukti sejarah yangmenguak kisah tersebut, tidak ditemukanadanya fakta-fakta yang valid dan akuratmengenai kebenaran latar belakangupacara adat tersebut.
2). Upacara adat je’ne-je’ne sappara sebagai satu upacara adat sarat makna-makna simbolik yang terdapat padaserangkaian ritual-ritual dari upacara adatini. Seperti ammuntuli, appasempa, a’lili,a’rururung kalompoang, dengkapada, parabbana, pangambusu, pa’pui’, paolle,appabatte jangang, akraga, akje’ne-je’ne,dan ammanyukang kanrangang.
Makna-makna simbolik yang terdapat dalam rangkaian ritual dari upacara adat tersebut adalah merupakan penggambaran darikehidupan sosial masyarakat Desa Balangloe Tarowang itu sendiri pada masa itu.
3). Upacara adat je’ne-je’ne sappara yang dilakukan oleh masyarakat Desa Balangloe Tarowang, memiliki fungsi bagi masyarakatnya. Beberapa fungsi upacara adat je’ne-je’ne sappara bagi masyarakat Desa Balangloe Tarowang, yakni berfungsi sebagai komunikasi budaya, solidaritas sosial, religius, dan juga memiliki fungsi ekonomi bagi masyarakat Balangloe Tarowang, Jeneponto.
4). Keberadaan upacara adat je’ne-jene sappara Jeneponto sebagai salah satu ikon kebanggaan masyarakat Desa BalangloeTarowang pada perkembangannya di era globalisasi yang begitu pesatnya dewasa ini, mengalami pergeseran ataupun transformasi nilai-nilai budaya sebagaiakibat dari perkembangan IPTEK. Pergeseran ini ditandai dengan terjadinya transformasi bentuk tampilan dari upacara adat tersebut, dan juga hilangnya atau berubahnya sejumlah rangkaian ritual dari upacara adat je’ne-je’ne sappara tersebut.