Bupati Jeneponto
Bupati Jeneponto pada acara budaya

Puncak Je’ne-Je’ne Sappara Jeneponto 2018, Kr. Raja: Untuk Melestarikan Budaya

Diposting pada

Beritaku.Id, Jeneponto – Terpaan angin yang berhembus, hamparan pasir yang selalu dikunjungi deburan ombak. Kilatan cahaya ikut serta di sana, alami yang penuh imaji dan siratan keindahan semesta.

Puncak Pesta adat Je’ne Je’ne Sappara Jeneponto. Atau Mandi Sabang dilakukan di pinggir laut Desa Balang Loe Tarowang ini. Merupakan pesta tahunan yang digelar setiap bulan Sabang yang jatuh pada tanggal 13 oktober 2019. Yang bertetapan dengan 14 Safar 1441 Hijiriyah.

Gubernur Sulawesi Selatan yang diwaliki oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Sulawesi Selatan, DR. H. Ashari Fakhsirie Radjamilo, M. Si yang akrab disapa dikalangan masyarakat Jeneponto yakni Kr. Raja dalam sambutannya mangatakan bahwa tujuan dilaksanakannya Pesta Adat Je’ne-je’ne Sappara Desa Balangloe Tarowang adalah untuk melestarikan budaya leluhur kita.

Baca juga: Mahar 13 M, Putra 01 Konawe Melamar Putri Bupati Jeneponto

“Karena negara yang besar dan beradab apabila negara itu menghargai dan menunjung tinggi nilai-budaya leluhurnya,” ujar Ashari Fakhsirie Radjamilo.

lebih lanjut, Kr. Raja mengatakan bahwa di Kabupaten Jeneponto terdapat 4 Kerajaan Besar pada masa lampau yaitu 1. Kerajaan Binamu, 2. Kerajaan Tarowang, 3. Kerajaan Arungkeke, 4. Kerajaan Bangkala.

“Sekiranya pelaksanaan Pesta Adat Je’ne-je’ne Sappara pada masa-masa yang akan datang. Supaya mengundang pemangku adat dari masing-masing kerajaan tersebut untuk hadir dan menyaksikan budaya leluhur kita pada masa lampu,” tutupnya.

Sambutan Gubernur

Gubernur Sulawesi Selatan Prof Dr.Ir.HM.Nurdin Abdullah, M.Agr dalam sambutannya. Dihadapan masyarakat Tarowang Kabupaten Jeneponto mengatakan akan membangun dan menata lokasi Pesta Adat Je’ne-Je’ne Sappara seperti Pantai Seruni di Bantaeng.

“Lokasi pesta Adat Je’ne-Je’ne Sappara ini kita akan bangun seperti Pantai Seruni di Bantaeng. Karena budaya peninggalan sejarah itu perlu dilestarikan untuk menjadi kekayaan budaya Nusantara, ”tandas Gubernur Sulsel yang baru menjabat hampir 2 bulanan itu.

Menurut mantan Bupati 2 Periode itu. Pantai Lokasi Pantai Pesta Adat Je’ne-Je’ne Sappara di Desa Balang Loe Tarowang Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto. Akan ditata sebaik mungkin. Dan fasilitas umumnya harus tersedia, seperti Toilet. Penampungan air bersih serta rumah adat akan direhabilitasi agar nampak lebih baik dan luas.

“Pak Camat tolong diurus administrasi pembebasan lahannya. Agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari saat akan dibangun lokasi Pesta Adat Je’ne-Je’ne Sappara ini.” Kata Gubernur Nurdin Abdullah saat menutup Pesta Adat Je’ne-Je’ne Sappara Rabu sore (24/10-2018) sekitar pukul 15:25 wita di Balangloe Tarowang.

Kegitan Budaya di Jeneponto

Sejarah Je’ne-Je’ne Sappara di Jeneponto

Upacara   adat  Je’ne-Je’ne Sappara, dapat dirumuskan:

1).   Upacara   adat   je’ne’-je’ne’   sappara adalah  merupakan  sebuah    upacara  adat yang telah berumur ratusan tahun dan telah diselenggarakan secara turun temurun oleh masyarakat   Desa      Balangloe   Tarowang. Upacara   adat   ini   diselenggarakan   setiap tanggal  14  Safar  tahun  Hijriah. 

Dari  hasil informasi    yang    didapatkan    penulis    dilapangan    diperoleh    keterangan    bahwa pelaksanan     upacara     adat     je’ne-je’nesappara  ini  dilatari  oleh keinginan  untuk mengenang  kejayaan  Kerajaan  Tarowangdan  keinginan  untuk  mengenang  jasa  dari tabib   yang   dulu   pernah   dimiliki      DesaBalangloe   Tarowang.  

Namun   dari   hasilpenelitian     mendalam     yang     dilakukan penulis  terhadap  bukti-bukti    sejarah  yangmenguak  kisah    tersebut,  tidak  ditemukanadanya  fakta-fakta  yang  valid  dan  akuratmengenai     kebenaran     latar     belakangupacara adat tersebut.

2). Upacara    adat    je’ne-je’ne    sappara sebagai   satu   upacara   adat   sarat   makna-makna    simbolik    yang    terdapat    padaserangkaian    ritual-ritual  dari  upacara  adatini.    Seperti  ammuntuli,  appasempa,  a’lili,a’rururung      kalompoang,      dengkapada, parabbana,   pangambusu,   pa’pui’,   paolle,appabatte  jangang,  akraga,  akje’ne-je’ne,dan   ammanyukang   kanrangang.  

Makna-makna    simbolik    yang    terdapat    dalam rangkaian  ritual  dari  upacara  adat  tersebut adalah    merupakan    penggambaran    darikehidupan      sosial      masyarakat      Desa Balangloe Tarowang itu sendiri pada masa itu.

3).  Upacara    adat  je’ne-je’ne  sappara  yang dilakukan     oleh     masyarakat  Desa Balangloe Tarowang, memiliki fungsi bagi masyarakatnya.  Beberapa  fungsi    upacara adat  je’ne-je’ne  sappara  bagi  masyarakat Desa    Balangloe    Tarowang, yakni berfungsi   sebagai      komunikasi   budaya, solidaritas    sosial,    religius,    dan    juga memiliki  fungsi  ekonomi  bagi  masyarakat Balangloe Tarowang, Jeneponto.

4).   Keberadaan   upacara   adat   je’ne-jene sappara Jeneponto     sebagai      salah      satu      ikon kebanggaan   masyarakat   Desa   BalangloeTarowang  pada  perkembangannya  di  era globalisasi  yang begitu pesatnya dewasa ini, mengalami pergeseran ataupun transformasi nilai-nilai    budaya    sebagaiakibat  dari  perkembangan  IPTEK. Pergeseran  ini  ditandai  dengan  terjadinya transformasi  bentuk  tampilan  dari  upacara adat   tersebut,   dan   juga   hilangnya atau berubahnya  sejumlah  rangkaian  ritual  dari upacara adat je’ne-je’ne sappara tersebut.