Dengan makna intonasi nada yang tinggi, Gubernur Maluku Energik dan penuh dengan Semangat dalam mencounter kirtikan. Meski kalimat itu bersayap
Beritaku.id, Politik – Kondisi Pandemi Corona, menerjang bagai hembusan angin puting beliung. Melingkar dan memiliki pusaran yang melebar dan bergerak secara cepat, tanpa arah, tak terkendali. Ibarat pandemi corona tidak kehabisan energi.
Hadirnya ibarat dikawal malaikat maut, yang siap setiap waktu melahap jiwa-jiwa mahluk homosapiens.
Suasana penduduk dunia, seketika mencekam dan tercengang. Banyak yang reaktif, hipereaktif dalam menyaksikan aksi mencengkram Virus tren ini.
Dari wilayah timur Indonesia, tepatnya Maluku. Murad Ismail, Gubernur Provinsi Maluku. Entah gerah atau sedang dalam pusaran kecemasan terhadap warga. Sehingga tersulut dengan pernyataan yang dinilai kotroversial.
Murad Ismail Energik Dan Penuh Semangat
Seperti menyaksikan emoticon whatsapp, dengan gambar lengan dan tangan mengepal. Penuh semangat dan energik. Meski tak sampai dengan gambar wajah merah bertanduk.
Dalam sebuah pernyataan di media nasional Kompas. Meminta kepada orang-orang yang selalu mengkritik setiap kebijakan pemerintah provinsi Maluku. Terkait penanganan Covid-19 tanpa memberi solusi sebaiknya diam.
Klarifikasi Murad Ismail berhubungan dengan adanya tuduhan. Yang dialamatkan kepada gugus tugas percepatan penaganangan Covid-19 Provinsi Maluku. Bahwa beberapa pasien positif yang telah sembuh terus ditahan di lokasi karantina.
“Satu tahun pun kalau dia tidak sembuh kami tetap mengatakan dia tetap positif Covid-19″ Jelas 01 Gubernur dengan gaya intonatif.
“Ada beberapa pemuka di sini juga yang dari partai dari mana-mana SMS saya. ‘Pak Gub ini kenapa tidak ditangani dengan baik’. Saya bilang ini virus (dan kalau dia sakit jantung, sakit kanker saya pulangi). Apa kalian tidak berpikir, kalau pasien Covid dipulangin akan bertambah banyak sudara-saudara dia. Dan tetangganya bisa terserang virus,” Jelas Murad sambil bertanya yang dilansir oleh Kompas.com.
Dia pun meminta kepada orang-orang yang mengkritik Pemerintah Provinsi Maluku.
Agar dapat menanyakan hal itu ke pemerintah kota dan kabupaten. Karena tanggung jawab gugus tugas Covid-19 provinsi Maluku hanya sebagai pelindung untuk kabupaten kota.
Seperti siang yang kering dan matahari datang menyengat. Panas dan butuh keteduhan. Mengademkan jiwa yang cemas serta gelisah. Gubernur meneruskan pernyataannya.
“Jadi, jangan apa-apa serang gugus tugas Provinsi ya. Jadi, kalau ada orang-orang tertentu mengatakan ini itu kenapa tidak dipulangin. Saya tawarkan opsi mau enggak itu orang yang tukang kritik tinggal dengan pasien positif di rumahnya. Berapa pun saya bayar satu rumah itu saya kasih makan. Berapa bulan saja saya bayar ongkos makannya.” Gubernur menantang para kritikus.
Pernyataan Gubernur Di Counter Fazwan
Ucapan dan pernyataan yang telah terlepas dari pribadi. Akan terus bergerak, ada yang paham, ada yang toleran namun ada yang tidak puas.
Ketidak puasan ditunjukkan oleh Fazwan, menanggapi tantangan gubernur diatas.
Lelaki perkasa dengan jenggot dan kumisnya. Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta ini. Pada hidangan kopi hitamnya, pada asap mengepul. Dia terhentak, tidak nyaman.
Tegukan kopinya menjadi hambar, atau bahkan berubah rasa dari pahit manis pada hitam kopi menjadi sangat pahit pekat tak bersahabat.
Baginya pernyataan gubernur bernada emosional adalah kurang bijak.
“Betapa penyataan kurang etis telah keluar dari seorang kepala daerah. Gubernur sekaligus pemimpin di Negeri Para Raja, al-mulk”. ujarnya kepada Beritaku.id, Selasa 16 Juni 2020.
Dia terdiam sejenak, menundukkan kepala dan menggambarkan kata kiasaan untuk sang 01 Maluku.
“Kritikan-kritikan yang dialamatkan kepada kebijakan pemerintah Provinsi Maluku. Justru balik menyerang para pengkritik dengan tantangan yang sangat kekanak-kanakan” Wajahnya Fazwan sangat serius. Dalam nuraninya yang polos memposisikan diri bahwa pernyataan gubernur sangat kontra dengan jiwanya.
Beda kelas, beda pelajaran, beda sikap dan wibawa. Begitu pula beda gubernur dan masyarakat biasa.
“Jika penyataan semacam itu keluar dari seorang rakyat biasa, maka dapat dimaklumi. Tetapi akan saya anggap lucu, manja dan sangat memalukan. Jika disampaikan oleh seorang kepala daerah (gubernur)”. ujar Fazwan dengan menunjukkan kerutan didahinya.
Fazwan yang juga merupakan penggiat media sosial balik menantang pernyataan Gubernur Provinsi Maluku.
Jika Pernyataan Di Proyeksi Variatif
“Apakah anda sanggup (gubernur Provinsi Maluku; red). Memenuhi segala kebutuhan keluarga masyarakat. Yang dikarantina berbulan-bulan, sebagai pengganti pemasukan penyambung hidup. Lantaran sebagian mereka yang dikarantina itu adalah tulang punggung keluarga” Fazwan menarik napas dan melepasnya dengan pelan.
Fazwan kembali mengurai kata per kata hingga menjadi kalimat tanya yang dialamatkan kepada Gubernur Provinsi Maluku.
“Apakah ucapan itu adalah memang wajah otoritarian yang masih tertanam dalam imajinasi anda?” Tanya Fazwan.
Pernyataan Energik Dan Penuh Semangat dengan nada tinggi bertempo cepat kita terjadi di Maluku. Pada wabah menasional dan menginvasi seluruh negara (pandemi).
Baca juga: Spesialisasi Para Nabi Dan Rasul, Dan Periodisasi Penyempurnaan
Sikap Berbeda Pendapat
Beda pendapat adalah rahmat. Jika yang berbeda pendapat memiliki keteguhan berjalan pada jalan sesuai Alquran dan Sunnah.
Fazwan memberikan pernyataan kepada Murad, bukanlah nada kebencian. Begitupun Murad mengeluarkan pernyataan, bukanlah upaya untuk menantang kematian warganya.
Jauh dari semua sikap saling membunuh karakter. Sepanjang keduanya memiliki keteguhan, bahwa semua yang dilakukan adalah berpegang teguh sebagai jalan ibadah.
Allah Ta’ala berfirman:
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً)
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, serta ulil amri diantara kalian. Jika kalian berselisih dalam suatu hal, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An Nisa: 59). Sumber:Muslim.or.id
Tidak ada larangan berpendapat dalam Islam, bahkan perbedaan pendapatlah yang menciptakan produk dengan energik sikap dan semangat penuh gelora jiwa.
Baca juga: Ikhlas Ditengah Wabah Corona Yang Tak Kunjung Berpenghujung
Fazwan mencintai gubernur dengan meminta sang gubernur mengeluarkan pernyataan yang sejuk. Sebab pada sisi orang lain yang tidak paham makna cinta Gubernur kepada rakyat, memandang pernyataan itu sebagai pernyataan menantang “survival”.