Semua penduduk Indonesia yang saat ini dalam kondisi yang hampir tidak menentu. Selama 3 bulan terakhir, atau sejak wabah corona menyerang Negara ini. Banyak yang mengalami kebingungan namun pula ada yang mencoba untuk Ikhlas ditengah wabah virus corona yang menerjang mereka.
Beritaku.Id, Kisah Islami – Tidak ada jawaban pasti, kapan wabah ini akan berlalu dari jeratannya. Tidak ada yang pasti dan tidak ada yang mengetahui.
Semua telah mengerahkan seluruh energi untuk menjawab. Ibarat mencari jawaban teka teki silang yang rumit.
Baca juga: Memahami Hadits, Pengertian, Jenis Dan Urutannya
Bahwa yang pasti adalah ajal, yang akan berlalu dan menerkam siapa saja yang dikehendakinya.
Sabda Rasulullah, Ikhlas Ditengah Wabah Corona
Kondisi ini mengharapkan kita untuk mencoba membuka Sabda Rasulullah yang di riwayatkan oleh Abu Dawud “Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya”
Sesama tetangga hampir tidak saling menyapa satu sama lain, bahkan mereka saling mencurigai satu sama lain. Tidak ingin tertular satu sama lain. Semua saling menjaga diri dalam kondisi ketakutan yang berlebihan.
Baca juga: Adab Komunikasi Rasulullah, Media Dakwah Penyebaran Agama Islam
Tidak ada akses untuk bisa merehatkan jiwa dan pikiran ketempat-tempat keramaian seperti cafe dan mall.
Semua serba terbatas. Jikapun tempat umum tersebut dibuka maka perasaan was-was masih saja berada pada diri mereka.
Ikhlas dengan kondisi wabah adalah merupakan rasa cinta dari Allah SWT kepada hambanya. Bahwa semua kejadian di Bumi Allah adalah atas kekuasaanNya.
Ditengah akses yang terbatas. Ternyata ada akses yang terbuka lebar dan besar dan tanpa batas. Yakni Akses untuk menemui Allah SWT. Akses untuk mengadukan seluruh persoalan kepadaNya. Ikhlas menghadap Allah SWT ditengah Wabah yang terus menerjang.
Bagi seorang Muslim. Ini menjadikannya kuat dan pasrah serta ikhlas dengan kondisi yang terjadi.
Mendekatkan diri kepada Allah. Bisa jadi ini cara Allah yang iri dengan kecintaan kita kepada secangkir kopi di Cafe lebih tinggi. Daripada menikmati suguhan iman.
Ataupula kecintaan kita kepada hubungan sesama manusia dengan android atau IOS lebih tinggi dibandingkan menggunakan akses kepada Allah yang tanpa menggunakan paket data.
Ketakutan dan Keikhlasan Pekerjaan
Banyak yang kehilangan pekerjaan. Kondisi tersebut adalah suatu kondisi transisi. Untuk menjawab pertanyaan. Besok aku makan apa. Anakku makan apa dan istriku makan apa?
Jika yang menjawab ini adalah pribadi, maka hampir pasti kita tidak akan menemukan jawabannya. Yang ada adalah frustasi karena pikiran yang terus menyempit. Emosi bawaannya. Anak jadi korban amarah selama musim Corona.
Namun jika pertanyaan ini kepada yang maha mengatur seluruh skenario dunia. Maka Dia akan memberikan jawaban dari arah yang tidak disangka-sangka.
Sabda Rasulullah “Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)”
Jangan Menghujat Allah SWT
Gelombang keluhan dan badai kesedihan serta ketakutan saat ini telah menguasai kita semua.
Namun meratapi keadaan bukanlah solusi paling bijak. Sebab cara itu justru menimbulkan masalah baru. Apalagi ketika mengecam “Tuhan”.
Atau berkata seperti ini “ Tuhan, kenapa hidupku begini, mana janjiMu yang akan memberikan aku kebahagiaan sebagai hambaMu” atau ataupun ucapan yang “mengecam Tuhan”.
Namun usah merasa bersalah jika pernah melakukannya. Sebab Allah Maha Pemaaf dan Maha pengampun jika kita bertaubat.
Semua kejadian adalah ada hikmahnya, semua keadaan akan menghasilkan kebaikan. Dibalik kesusahan ada kemudahan. Dibalik kesulitan ada kebaikan.
Pemerintah menetapkan kondisi sekarang, bukanlah jalan untuk menghakimi pemerintah yang ada sekarang. Sebab jika langkah ini dilakukan oleh pemrintah, semata-mata karena mencari Ridha Alah SWT. Maka pemerintah akan mendapatkan pahala kebaikan atasnya.
Sebagaimana sabda yang diriwayatkan sahabat Rasulullah tentang Agama ialah keikhlasan (kesetiaan atau loyalitas). Kami lalu bertanya, “Loyalitas kepada siapa, ya Rasulullah?” Rasulullah Saw menjawab, “Kepada Allah, kepada kitabNya (Al Qur’an), kepada rasulNya, kepada penguasa muslimin dan kepada rakyat awam.” (HR. Muslim)
Makna Hadits
Makananya adalah seseorang yang menjalankan perintah dari pimpinan negara ataupaun daerah dengan kondisi yang ada sekarang. Bukanlah sebuah kekeliruan ataupun keselahan. Melainkan bentuk aktualisasi pengabdian dan cinta kepada pemerintah.
Dalam Islam juga menganjurkan kita semua untuk mewujudukan rasa cinta kita kepada Agama, Kitab Allah, Rasul serta pemerintah dan rakyat kecil.
Ikhlas dengan kondisi yang ada sekarang berarti kita ditengah wabah corona akan berupaya mengembalikan semuanya kepada Allah SWT.
Kematian adalah pasti, kematian pada yang dikehendaki, dan tidak akan gugur selembar daunpun dari pohon kalau bukan karena se Izin Allah SWT.
Ada berapa banyak daun pohon di muka bumi ini? Jika jumla daun pohon saja yang jauh meleibih dari jumlah manusia bisa di kontrol oleh Allah atas kuasanya. Maka pasti Allah SWT lebih kuasa untuk mengendalikan manusia yang ada di Bumi.
Termasuk Allah maha mengontrol dari dari Snowball (gelindingan) virus corona yang ada sekarang.
Mari memperbaiki hubungan dengan Allah SWT. Sebagaimana Sabda Rasulullah: Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah. Maka Allah akan menyempurnakan hubungannya dengan manusia. Barangsiapa memperbaiki apa yang dirahasiakannya maka Allah akan memperbaiki apa yang dilahirkannya (terang-terangan). (HR. Al Hakim)
Hikmah Penyakit
Makna dari hal diatas adalah, kejadian yang ada sekarang. Penyakit yang tak kunjung berpenghujung. Memberikan kita ruang untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT.
Membaca Al-Quran lengkap dengan terjemahannya. Merasakan makna terjemahan yang mendalam dan mendamaikan. Membuat kita sedih dan merasa bersalah selama ini jauh dari Allah.
Selama ini. Pimpinan kantor mengendalikan kegiatan dan akifitas kita sehingga kita lupa bahwa diatas pimpinan masih ada yang maha kuasa atas segalanya.
Yang justru yang maha kuasa inilah yang membagikan rezeky kepada pimpinan dan perusahaan untuk dibagikan kepada kita.
Mungkin hari ini kita telah menjadi status mantan karyawan dan tak bisa berharap gaji. Takut kelaparan. Itu wajar. Namun yang tidak wajar kalau sudah menyimpulkan bahwa Allah tidak melihat dan tidak memperhatikanmu.
Allah sedang menunggu panggilanmu atas namanya (Asmaul Husna). Panggillah untuk menyebut namanya. Dia yang maha mendengar pasti mendengar apa ucapan dan doa-doa yang kita panjatkan.
Ikhlas dengan keadaan ikhlas menghadapinya. Bahwa badai pasti berlalu. Jika saja Allah mentakdirkan kita sesuatu. Maka dengan lapang dada kita menerimanya.
Tidak ada yang meminta untuk sakit, sebab hal itu adalah perbuatan dosa. Maka kita hanya berusaha untuk menghindari sakit. Dan memohon kepada Allah SWT segala perlindungan dan ampunan atas segala dosa yang pernah diperbuat.
Baca Juga: Ikhlas Dengan Corona