Foto hutan musim
hutan musim. (sumber wikipedia)

Hutan Musim: Karakteristik, Persebaran, dan 8 Pohon Ciri Khasnya

Diposting pada

Salah satu tempat yang menjadi habitat terbaik bagi beragam flora adalah hutan musim. Di sana, terdapat pula 8 pohon yang menjadi ciri khasnya. Artikel ini akan mengupas pula mengenai karakteristik dan persebaran hutan musim di Indonesia serta dunia.

Beritaku.id, Lestari – Memang tidak semua tumbuhan dapat tumbuh subur dan mewarnai alam Indonesia. Namun, sudah tak asing lagi bahwa seluruh dunia memuja dan memuji kekayaan biologis tanah air kita. Karena itu pula, beragam fauna mempesona dapat lahir, hidup, dan berkembang biak dengan bebas.

Oleh: Riska Putri (Penulis Lestari)

Setelah di artikel sebelumnya kita membahas beragam jenis hutan, kali ini kita akan membahas secara mendalam tentang hutan musim. Karakteristiknya, persebaran, serta 8 pohon yang sangat khas tumbuh di hutan tersebut.

Karakteristik Hutan Musim (Foto: Walpaper)

Kita juga akan membahas betapa besar sumbangsih hutan ini terhadap keberlangsungan hidup seluruh makhluk di bumi.

Karena hutan musim menjadi sumber makanan, oksigen, dan habitat yang sangat sempurna bagi beragam hewan serta tumbuhan. Langsung saja kita menjelajahinya lebih jauh.

Baca juga beritaku: Kenali Hutan Indonesia: Nama, 5 Jenis, Ciri Dan Pohon

Pengertian dan Karakteristik Hutan Musim

Hutan musim adalah jenis hutan yang tumbuh di wilayah dengan iklim muson tropis. Di mana perbedaan antara musim kemarau dan musim hujan terlihat jelas.

Pada musim kemarau, pepohonan di hutan tersebut akan menggugurkan daunnya secara alamiah. Hal ini untuk mengurangi penguapan serta menciptakan pemandangan yang mengingatkan kita akan masa penuh kenangan.

Sementara itu pada musim hujan, pepohonan itu akan menumbuhkan dedaunannya dan menghijaukan diri kembali. Siklus ini terus berputar setiap tahun dan menjadi metafora atas roda nasib yang selalu berubah-ubah.

Karena peristiwa rutin yang istimewa itu, hutan ini mendapat berbagai julukan lain. Antara lain hutan peluruh dan hutan luruh daun.

Di samping itu, masyarakat biasanya menyebut hutan ini berdasarkan pohon yang mendominasinya. Sebagai contoh jika pohon pinus yang paling banyak tumbuh, maka hutan musim ini di sebut hutan pinus.

Terdapat beberapa karaktiristik unik yang menjadikan hutan musim berbeda dengan jenis hutan lainnya. Antara lain:

  1. Pepohonan yang tumbuh di hutan musim umumnya tahan terhadap kondisi kekeringan. Tumbuhan seperti itu disebut juga dengan istiliah tropofit. Mereka mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan kering dan basah.
  2. Curah hujan lumayan rendah apabila dibandingkan dengan jenis hutan yang lain.
  3. Suhu rata-rata sekitar 21o – 32o  Celsius.
  4. Ekosistem hutan memiliki bentuk satu lapisan stratum. Di mana lapisan tajuk yang satu dan lainnya tidak saling tumpang tindih. Hal ini menyebabkan sinar matahari dapat masuk ke dalam hutan dengan mudah dan lancar. Sehingga beraneka ragam semak, rerumputan, herba, dan flora lainnya dapat tumbuh dengan baik di lantai hutan.
  5. Cadangan air di dalam tanah mempengaruhi proses meranggas dan tumbuh pohon-pohon di dalam hutan.
  6. Saat musim kering berakhir, sebagian besar tumbuhan akan berbunga dengan subur. Bunga-bunga tersebut berwarna cerah dan besar sehingga menjadikan hutan begitu semarak dengan aroma kehidupan.
  7. Umumnya, harimau dan monyet menjadi penghuni tetap di hutan musim.

Wilayah Persebaran

Hutan musim dapat kita temukan di Negara yang beriklim tropis dan subtropis serta bersuhu hangat sepanjang tahun. Sehangat senyuman orang tersayang yang selalu terbayang dalam angan.

Karena sebagian besar pepohonan di hutan musim sangat lihai beradaptasi, hutan ini dapat muncul di dataran tinggi dan rendah.

Hutan yang terletak di ketinggian 0-1.000 mdpl dapat tergolong ke dalam kelompok zona bawah atau zona 1. Sementara itu, hutan musim yang berada di ketinggian 1.000-4.100 mdpl termasuk dalam golongan zona atas atau zona 2.

Selain penggolongan berdasarkan ketinggiannya, hutan musim juga terbagi menurut curah hujannya:

  • Tropical Moist Deciduous Forest (Hutan Gugur Daun Lembab)

Hutan musim yang termasuk dalam golongan ini memiliki curah hujan tinggi. Yaitu antara 1.500 mm – hingga 4.000 mm setiap tahunnya.

Bioma hutan gugur (Foto:Lancang Kunig)
  • Tropical Dry Deciduous Forest (Hutan Gugur Daun Kering)

Golongan yang kedua memiliki curah hujan rendah yaitu kurang dari 1.500 mm per tahun. Pada hutan musim golongan ini, musim kemarau berlangsung lebih lama dari golongan pertama. Umumnya musim kemarau terjadi lebih dari 6 bulan.

Benua Asia menjadi tempat favorit bagi hutan musim. Ia tersebar di berbagai Negara antara lain Malaysia, Myanmar, India, Indo Cina, dan tentunya Indonesia.

Hutan musim dapat pula kita temukan di wilayah lainnya di berbagai sudut dunia seperti Afrika Tengah, Afrika Timur, Madagaskar, Australia Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

Sementara itu, hutan musim tidak tumbuh di seluruh kepulauan Indonesia. Ia hanya suka menduduki wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara Timur.

Baca juga beritaku: Hutan Rawa: Definisi, Sebaran, dan 10 Karakteristik Jenis Pohon

Pohon Khas Hutan Musim

Sebagaimana penjelasan sebelumnya, pohon yang tumbuh di hutan ini tergolong sebagai tropofit. Yaitu jenis tanaman yang tahan terhadap kekeringan. Selain itu, pepohonan di hutan musim daearah tropis biasanya tidak tumbuh rapat dengan ketinggian rata-ratanya sekitar 12 hingga 35 meter.

Berikut ini penjelasan tentang 8 jenis pohon yang biasanya tumbuh subur di hutan musim. Lengkap dengan nama, karakteristik, manfaat, dan segala kisah yang menyertainya.

Eucalyptus alba

Jenis pohon khas hutan ini adalah oleh Carl Ludwig Blume pertama kali memperkenalkan Eucalyptus alba pada tahun 1826 setelah ditemukan oleh Caspar Georg Carl Reinwardt di Timor. Blume menjelaskan deskripsi mengenai pohon ini dalam buku terbitannya yang berjudul Bijdragen tot de flora van Nederlandsch Indië.

Tanaman ini mampu melindungi lingkungan hutan dari erosi dan banjir. Namun dalam dekade terakhir, kelestarian Ekaliptus mengalami ancaman serius dari serangan hama. Di beberapa wilayah seperti Hutan Lindung Gunung Nona, Ambon, tingkat kerusakan akibat hama cukup tinggi.

Pohon Eucalyptus alba (Foto: Greeners)

Eucalyptus alba merupakan tumbuhan asli Australia, Timor, dan Papua Nugini. Ia dapat tumbuh hingga mencapai 18 meter. Batang pohon umumnya agak membengkok dengan kulit kayu halus berwarna merah muda, putih, atau.

Pohon ini memiliki bunga yang putih dan kecil. Umumnya bermekaran pada bulan Agustus hingga November. Dari puspa cantik itu, muncullah buah berbentuk kerucut yang berisikan benih-benih Eucalyptus alba selanjutnya.

Kayu pohon ini sering dimanfaatkan sebagai kayu bakar oleh penduduk asli wilayah utara Australia. Selain itu, bunganya juga digunakan dalam industry peternakan lebah dan desain interior sebagai hiasan rumah.

Tectona grandis

Pohon ini lebih kita kenal dengan sebutan Jati di Indonesia. Keindahan dan kekuatan kayunya sudah tak asing lagi kalangan masyarakat sehingga banyak berguna sebagai material bangunan atau furniture.

Tectona grandis Atau JAti (Foto: Flora Bangladesh)

Jati tumbuh subur di daerah bercurah hujan sekitar 1.500 – 2.000 mm per tahun. Suhu yang ideal untuknya berkisar antara 27 – 36 °C. Tanah dengan pH 4.5 – 7 dan tidak tergenangi dengan air merupakan media tumbuh yang sempurna untuk jati.

Tak hanya kayunya yang bernilai ekonomis, ternyata hutan jati juga menyediakan berbagai macam tumbuhan yang bermanfaat untuk kehidupan.

Di sela-sela jajaran pohon jati, petani dapat menanam berbagai tumbuhan palawija. Selain itu, mereka juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual madu yang mudah kita temukan di kawasan hutan jati.

Tumbuhan obat tradisional seperti kunyit, kencur, temulawak, dan jahe juga tumbuh subur di kawasan tersebut. Di saat paceklik yang mencekik, masyarakat di sekitar hutan bisa mendapatkan bahan pangan pengganti nasi yang sangat bergizi seperti uwi, gadung, dan iles-iles.

Pohon jati juga berperan krusial dalam menyangga ekosistem. Selain menghasilkan oksigen, tajuk pepohonan jati mampu menyerap dan menguraikan zat-zat polutan serta cahaya yang berlebihan.

Di samping itu, pertumbuhan akar pohon jati yang melebar dan menghujam dalam sangat membantu menggemburkan tanah. Hasilnya, air dan udara mudah masuk ke dalam tanah sehingga berbagai tanaman di hutan tumbuh dengan baik.

Acacia Leucophloea

Pohon ini menyukai wilayah kering, namun bukan hati kering yang merindukan kasih sayang. Acacia Leucophlea tumbuh di sabana, hutan semak, dan ekosistem gurun dengan ketinggial 800 mdpl. Ia memiliki ketahanan tinggi untuk tumbuh di tanah yang tidak gembur.

Wilayah persebarannya meliputi India, Myanmar, Malaysia, Thailand, Indonesia, dan Vietnam.

Pohon ini dapat tumbuh setinggi 25 meter di usia dewasa.Masyarakat biasa memasak biji pohon ini sebagaimana sayur pada umumnya. Bagian tersebut mengandung banyak mineral seperti kalsium, magnesium, fosfor, dan zat besi yang baik untuk tubuh.

Pohon Acacia Leucophloea

Sementara kayunya dapat kita manfaatkan sebagai pemecah api karena memiliki sifat tahan api. Meski agak sulit terbentuk, beberapa pengrajin menjadikan kayu Acacia leucophlea sebagai bahan baku furniture.

Namun, pengguna harus berhati-hati karena kayu ini mudah hancur jika berada di tempat lembab apalagi basah oleh air mata kesedihan.

Albizia chinensis

Tumbuhan ini merupakan endemic di wilayah Asia Selatan, Timur, dan Tenggara. Albizzia chinensis mudah sekali kita temukan di Indonesia, Tiongkok, dan India terutama di kaki gunung Himalaya, Nepal, serta Bhutan.

Tinggi pohon ini dapat mencapai tinggi 30 meter. Karena itu, pohon Albizia chinensis cocok nyaman untuk berteduh dari panasnya kenyataan hidup yang menyengat. Daunnya biasa berguna untuk pakan kambing.

Pohon Jenis Albizia chinensis

Meski kayunya tidak tahan lama, tapi sangat ringan dan lembut. Di beberapa tempat, kayu pohon ini berguna untuk membuat perahu kano. Selain itu masyarakat memanfaatkannya juga sebagai peti packaging kayu atau furniture ringan. Kertas berkualitas tinggi juga dari kayu pohon ini.

Dalbergia latifolia

Masyarakat Indonesia memanggilnya dengan panggilan sayang: Sonokeling. Pohon ini terkenal sebagai penghasil kayu yang kuat dan bertekstur indah sehingga sangat cocok sebagai bahan baku furniture mewah. Guratan urat pada kayunya akan memberikan kesan mahal ketika diukir.

Karena kayunya sangat keras dan awet, ia juga cocok untuk konstruksi berat seperti pembuatan gerbong kereta api, rangka rumah, kusen, jendel, dan pintu. Baik juga sebagai gagang perkakas seperti cangkul, bajak, kapak, dan lainnya.

Pohon Dalbergia latifolia dapat mencapai tinggi hingga 40 meter. Ia akan menggugurkan daun di musim kemarau, serupa dengan pohon jati. Di Indonesia, pohon ini hanya terdapat di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ia tumbuh kuat di ketinggian kurang dari 600 mdpl dengan kontur tanah yang berbatu, kering, dan tak subur.

Dalbergia latifolia (Foto: Dlium)

Meski senang di tanah yang gersang, Sonokeling dapat pula tumbuh di wilayah yang bercurah hujan 750-5.000 mm per tahun.

Selain di Indonesia, juga terdapat di India, terutama di wilayah kaki pegunungan Himalaya, Tamil Nadu Kerala, dan Karnataka.

Sebagai kayu yang bernilai ekonomis tinggi, banyak pihak mengeksploitasinya secara berlebihan.

Akhirnya populasi pohon ini merosot tajam dan berada di ambang kepunahan. Karena itulah, Badan Konservasi Dunia atau IUCN menggolongkan pohon Dalbergia latifolia ke dalam kategori rentan.

Santalum Album

Di Indonesia, tanaman ini terkenal dengan nama pohon Cendana. Sebelum dijadikan sebagai nama keluarga mantan Presiden RI Soeharto, pohon Cendana telah tersohor karena menghasilkan kayu dan minyak yang memiliki wangi indah.

Selain sebagai pengharum alami, kayu Cendana juga digunakan sebagai rempah, bahan dupa, bahan perawatan kulit, aromaterapi, dan campuran parfum.

Wangi tersebut bahkan dapat bertahan selama berabad-abad. Konon minyak Cendana telah berguna untuk membalsem jenazah para putri kerajaan di Sri Lanka sejak abad ke-9.

Jenis Santalum Album

Kecambah pohon Santalum album sebenarnya dapat kita katakan sebagai parasit.

Karena ia memerlukan pohon inang yang mampu menunjang pertumbuhan sebab akarnya sendiri tidak sanggup menopangnya. Cara hidup yang rumit dan ringkih ini pula yang membuat pohon Cendana sulit untuk dibudidayakan.

Ketersediaan yang sedikit pun secara otomatis menyebabkan pohon ini sangat dihargai.

Kayu Cendana kualitas tertinggi bisa didapatkan dari pohonnya yang tumbuh di Timor. Pohon yang berkualitas lebih rendah dapat pula kita temukan di Pulau Jawa.

Wangi Cendana yang begitu cantik membuatnya dipercaya memiliki efek menenangkan batin dan dapat mendekatkan seseorang dengan Tuhan.

Dalam pengobatan tradisional India yang disebut Ayurveda, minyak cendana murni biasa digunakan untuk mengobati pasien dengan gangguan cemas (anxiety disorder).

Daftar Pustaka

  1. Hutan Musim. wikipedia.org/wiki/Hutan_musim
  2. Hutan Musim – Pengertian, Karakter, Jenis, dan Sebaran. Rimbakita.com/hutan-musim/
  3. Latumahina, Fransina S., Mohamad Lihawa. 2020. Serangan Hama Pada Tegakan Ekaliptus (Eucalyptus alba) di Kawasan Hutan Lindung Gunung Nona Kota Ambon. Agrologia Vol 9, No 1 (2020) Jurnal Ilmu Budaya Tanaman Universitas Pattimura. unpatti.ac.id
  4. Eucalyptus alba. wikipedia.org/wiki/Eucalyptus_alba
  5. Jati. wikipedia.org/wiki/Jati
  6. Acacia leucophloea – (Roxb.) Willd. pfaf.org
  7. Albizia chinensis (Chinese albizia). cabi.org
  8. Sonokeling. https://id.wikipedia.org/wiki/Sonokeling