Istana Keraton Kaibon
Bentuk Istana Keraton Kaibon (Foto: KSMTour)

Mengenal Istana Keraton Kaibon & 7 Peninggalan Sejarah Banten

Diposting pada

Kerajaan yang pernah berjaya di Indonesia dulu meninggalkan jejak sejarah yang kuat, salah satunya adalah Istana Keraton Kaibon. Dimana letak istana keraton kaibon ini? Apakah ada istana lain yang menjadi jejak dari kesultanan banten? Mari kita simak bersama.

Beritaku.id, Budaya. – Saksi bisu dari sebuah kejayaan peradaban besar, ter-onggok menjadi puing-puing bangunan. Namun, semesta tak kehilangan akal untuk tetap menceritakan kebesaran dari sejarah yang telah usai tersebut.

Oleh: Ulfiana (Penulis Budaya)

Indonesia kaya akan peradaban dari pendahulunya. Namun, semenjak datangnya bangsa Eropa yang menjajah negeri ini, sejarah kebesaran dan kehebatan leluhur seakan terhapus begitu saja. Penjajahan membuat bangsa indonesia lupa akan jati diri bangsanya.

Begitu banyak kerajaan yang pernah berjaya di indonesia. Selama berabad-abad lamanya, nusantara makmur oleh pemerintahan baik dari kerajaan kecil maupun yang besar.

Namun, lagi-lagi setiap hal pasti ada masanya. Kerajaan-kerajaan yang berada di atas tersebut memiliki masa habis kemunduran bahkan keruntuhannya.

Salah satu kerajaan yang terkenal akan kebesarannya adalah kesultanan banten.

Kesultanan banten merupakan kerajaan islam yang berpusat di daerah Tatar Pasundan, Provinsi Banten. Kerajaan ini memiliki pengaruh yang kuat terhadap penyebaran agama islam pada rakyat nusantara.

Hampir 3 abad lamanya kerajaan ini bertahan pada abad kejayaannya. Hingga akhirnya, datang pengaruh eropa pada nusantara. Perang saudara mulai terjadi dan keruntuhan akhirnya berpuncak pada tahun 1813 M.

Banyak peninggalan dari jejak sejarahnya. Peninggalan kesultanan banten yang saat ini masih bisa kita lihat salah satunya adalah istana keraton kaibon.

Mengenal Peninggalan Kesultanan Banten

Eksistensi banten sebagai kerajaan besar, tentu meninggalkan jejak sejarah bagi rakyatnya. Berikut ini merupakan peninggalan bekas dari kesultanan banten yang ada di Indonesia. Diantaranya adalah:

1. Masjid Agung Banten

Masjid ini memiliki bangunan yang cukup unik dan berbeda. Letaknya ada di desa banten lama, kecamatan kaseman, kota serang, banten.

Masjid Agung Banten, Peninggalan Kesultanan Banten (Foto: Republika)

Bangunan dari masjid ini memiliki menara yang mirip dengan mercusuar. Sedangkan, bagian atap dari masjid agung banten berbentuk seperti pagoda.

2. Situs Keraton

Terdapat dua situs istana bekas peninggalan kesultanan banten. Yakni keraton Kaibon dan Surosowan.

Keraton Surosowan (Foto: Indonesia Kaya)

3. Benteng Speelwijk.

Bangunan benteng speelwijk merupakan bangunan yang di gunakan sebagai penjagaan kerajaan banten dari jalur laut. Selain itu, benteng ini berfungsi sebagai tempat memantau aktivitas pelayaran yang ada di laut dekat kerajaan.

Benteng Speelwijk, Peninggalan Kerajaan Banten (tidak dibangun oleh Belanda)

4. Danau Tasikardi.

Sultan Maula Yusuf merupakan sultan yang membangun Danau Tasikardi ini. Lapisannya berupa batu bata serta keramik yang kuat. Danau ini merupakan danau buatan yang ada di desa margasana kecamatan kramatwatu.

Mengenal Danau Tasikardi

Luasnya adalah 5 hektar. Fungsinya yaitu untuk menampung sungai cibanten untuk kebutuhan warga.

5. Vihara Avalokitesvara.

Salah satu bekas jejak kebudayaan hindu yang ada di kesultanan banten adalah adanya vihara avalokitesvara. Bangunan ini menjadi bukti akan sistem keterbukaan kesultanan ini terhadap seluruh agama.

Peninggalan Kesultanan Banten: Vihara Avalokitesvara

6. Meriam Ki Amuk.

Bekas peninggalan perjuangan militer dari kesultanan banten adalah meriam ki amuk. Meriam ini berada di benteng speelwijk yang ada di banten.

Peninggalan Banten: Meriam Ki Amuk

Penamaan ki amuk ini cukup unik. Sumber mengatakan bahwa penamaan ini berdasar pada daya hancur dari meriam ini. Daya tembakannya begitu jauh, serta ledakannya cukup besar.

Masa Kejayaan Kesultanan Banten

Pada tahun 1522, keraton surosowan di bangun oleh Maulana Hasanudin. Pembangunan keraton tersebut menandakan adanya kesultanan haluan baru di wilayah wahanten.

Pembangunan tersebut berupa alun-alun, masjid agung serta pasar yang merupakan kelengkapan untuk membangun peradaban.

Tahun 1552 merupakan tahun kesultanan banten menjadi kesultanan yang mandiri di bawah kekuasaan Maulana Hasanudin. Sebelumnya, kesultanan ini berada di bawah pengaruh kerajaan Demak.

Wilayah kesultanan ini semakin meluas hingga ke Lampung. Bahkan, telah bekerjasama dengan Raja Malangkabu atau Mingangkabau dari kerajaan Inderapura.

Perluasan juga sampai pada Pakuan Pajajaran hingga adanya hubungan diplomasi di luar nusantara. Baik itu pada Raja Inggris, James I maupun pada Charles I.

Kejayaan ini berlangsung hingga 3 abad lamanya. Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan ketika pedagang muslim memindahkan jalur pelayaran dengan berlayar pada selat sunda.

Sebelumnya, jalur perdagangan berada di selat malaka. Namun, ketika malaka di kuasai oleh Portugis, otomatis para pedagang muslim mencari jalur lain yang lebih strategis.

Bahkan, kemakmuan kerajaan banten juga di hasilkan dari eksistensinya menjadi pelabuhan lada. Saat itu, komoditas lada merupakan komuditas yang menghasilkan keuntungan yang cukup besar.

Puncak kejayaan dari kesultanan banten berada di masa pemerintahan Pangeran Ratu. Pangeran ratu ini bernama Sultan Ageng Tirtayasa.

Penyebaran agama islam juga semakin meluas. Banten menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama islam. Sultan memperhatikan kehidupan serta kesejahteraan rakyatnya.

Selain itu, ia begitu keras melawan belanda dan VOC nya. Saat itu VOC telah menguasai Jayakarta dan menekan kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Berbagai perlawanan telah di lakukan.

Namun, usaha perlawanan tersebut mengalami kegagalan. Ketika pemerintahan sultan tersebut turun, kesultanan banten mulai di kuasai oleh pengaruh belanda.

Istana Apa Saja Pada Kesultanan Banten

Pada dasarnya, keraton memiliki fungsi yang sama seperti rumah, yaitu sebagai tempat tinggal keluarga. Raja dan keluarganya bertempat tinggal di keraton tersebut.

Selain itu, keraton juga merupakan pusat pemerintahan dari sebuah kerajaan. Pusat kebudayaan dan pengembangan kebudayaan juga berada di lingkungan keraton.

Menurut filosofinya, keraton juga merupakan istana yang mengandung arti dari sisi religiusitas, filsafat serta kulturil.

Kesultanan banten juga mendirikan keraton yang merupakan tanda dari adanya pusat pemerintahan. Berikut ini merupakan nama dari istana yang ada pada kerajaan banten:

  1. Istana Keraton Kaibon.
  2. Istana Keraton Surosowan.

Sejarah menunjukan bahwa selama masa pemerintahan kesultanan banten, terdapat lebih dari satu keraton. Fenomena ini cukup unik mengingat biasanya hanya ada satu keraton dalam satu pemerintahan.

Selain untuk pusat pemerintahan, istana yang lain ini, khusus hanya untuk tempat tinggal anggota kerajaan.

Penasaran bagaimana penjelasannya? Berikut ini penjelasan tentang kedua istana ini.

Bca juga Beritaku: Jejak Kesultanan Banten

Mengenal Istana Keraton Kaibon

Istana keraton kaibon merupakan istana yang di buat khusus untuk Ratu Aisyah. Ratu Aisyah merupakan ibunda dari Sultan Syaifudin yang merupakan sultan ke 21 dari kesultanan banten.

Nama kaibon ini sendiri memiliki arti keibuan. Keibuan memiliki makna yang dalam seperti sifat khas seorang ibu, yaitu lemah lembut serta berkasih sayang.

Letak dari istana keraton kaibon berada di Kampung Kroya, Kelurahan Kasunyatan di Kecamatan Kasemen.

Keraton ini di bangun pada tahun 1815. Fungsi dari istana keraton kaibon berbeda dengan istana Surosowan yang saat itu merupakan pusat pemerintahan. Keraton ini khusus hanya untuk sebagai tempat tinggal dari Ratu Aisyah.

Desain dari istana keraton kaibon cukup unik karena istana ini di desain seolah-olah merupakan istana yang berada di atas air.

Keraton ini menghadap ke barat dimana di depannya terdapat kanal air untuk transportasi menuju utara. Kanal ini berfungsi menghubungkan istana kaibon dengan istana surosowan yang ada di utara.

Bagian depan keraton terdapat 5 buah pintu gerbang. Makna dari adanya 5 pintu ini didasarkan pada jumlah shalat wajib yang umat islam laksanakan. Bentuk bangunan gerbang ini menunjukkan adanya perpaduan unsur jawa dan bali. Tingginya sekitar kurang lebih 2 meter.

Motif yang terdapat di bangunan gerbang tersebut berupa candi bentar. Terdapat sebuah gerbang yang memiliki pintu paduraksa. Pintu ini merupakan pintu yang akan menghubungkan antara bagian depan dengan ruang utama di keraton kaibon.

Ruang utama adalah kamar tidur dari Ratu Aisyah. Bangunan kamar itu menjorok ke bawah / ke tanah. Serta, saat itu telah terdapat teknologi untuk mendinginkan ruangan.

Ruangan tersebut terdapat lubang yang berfungsi untuk tempat pengisian air. Dari lubang berisi air tersebut, efek sejuk dari ruangan bisa terasa.

Bangunan Masjid di Istana Keraton Kaibon

Ketika di bangun di masa pemerintahan kerajaan islam, tentu adanya unsur islam juga melekat kuat di wilayah keraton ini. Salah satu yang paling menonjol merupakan bangunan masjid yang ada di sisi kanan gerbang.

Sama seperti bangunan masjid pada umumnya, terdapat mimbar sebagai tempat khotib berdiri.

Begitu indah keraton ini di bangun. Namun, saat ini istana keraton kaibon hanya tinggal puingan bangunan saja.

Pada tahun 1838, keraton ini ikut hancur oleh serangan belanda dan VOC-nya.

Bangunan yang tersisa adalah gerbang dan juga pintu besar yang menjadi bagian dari kompleks istana. Struktur bangunan juga masih terlihat kokoh berdiri.

Pintu paduraksa masih bisa terlihat secara utuh. Tak lupa, deretan candi bentar khas banten juga masih ada di kompleks ini.

Istana Keraton Surosowan

Keraton yang menjadi pusat pemerintahan dari kesultanan banten saat itu adalah istana keraton Surosowan. Istana ini menjadi tempat tinggal bagi para raja bersama keluarga serta pengikutnya.

Disinilah pusat peradaban dan kebudayaan itu bermula.

Pembangunan keraton ini berkisar antara tahun 1522 hingga 1526. Pemerintahan yang membangunnya adalah pemerintahan Maulana Hasannudin.

Letak dari istana ini berada di Desa Banten, Kecamatan Kasemen di Kawasan Banten Lama.

Pemetaan istana sebagai pusat peradaban ini juga berkaca dari pemetaan kerajaan islam lainnya yang ada di jawa. Yakni, posisi alun-alun sebelah utara, masjid agung ada di bagian barat, serta pasar di bagian timur.

Luas dari area istana ini sekitar 4 hektare. Dinding pembatasnya setinggi 2 meter. Istana ini sempat mengalami pemugaran oleh arsitek belanda yang telah memeluk agama islam. Arsitek itu bergelar Pangeran wiraguna.

Bentuk dari istana ini mirip dengan benteng belanda yang kuat. Serta di empat sudutnya terdapat bastion atau sudut yang berbentuk intan. Itu sebabnya ketika masa jayanya, banten juga memiliki sebutan kota intan.

Ketika belanda datang, keraton adalah sasaran utama untuk menghancurkan kekuasaan. Saat itu Sultan di minta oleh Daendels untuk mau meneruskan pembangunan proyek anyer hingga panarukan.

Pelabuhan armada milik belanda di teluk lada juga di perintahakan untuk di bangun. Namun, Sultan menolak keras perintah tersebut. Hal itu membuat belanda marah besar dan melakukan agresi penghancuran kota.

Berbeda dengan istana keraton kaibon yang masih terdapat bekas bangunan yang utuh, istana surosowan hancur menyisakan puingannya saja.

Yang tersisa hanya gerbang di bagian utara, kolam serta tempat beristirahatnya saja.

Saat ini wilayah ini menjadi cagar budaya oleh pemerintah Indonesia.

Akhirnya

Demikianlah sedikit ulasan tentang peninggalan sejarah yang ada di Indonesia. Dari sini kita tau, bahwa sebenarnya indonesia merupakan peradaban yang sangat besar.

Namun, banyak yang melupakan kehebatn ini dan tak mempelajarinya. Cukup sekian dan sampai jumpa di pembahasan selanjutnya. Salam JAS MERAH!

Sumber:

Wikipedia danau, banten.suara, gurupendidikan, wikipediakeratonkaibon, indonesiakaya, indonesiakaya.co