Bersepeda cover

Sejarah Olahraga Sepeda: Cabang dan 10 Atlet Legenda Dunia

Diposting pada

Sebagai salah satu moda transportasi klasik, sepeda memiliki sejarah yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Bahkan, sejak menjadi nomor tetap ajang Olimpiade, sepeda telah memiliki berbagai cabang olahraga yang menantang. Tantangan tersebut turut melahirkan 10 atlet yang menjadi legenda dunia.

Beritaku.id, Olahraga – Sepeda adalah salah satu jenis alat transportasi awal berteknologi rendah. Berkat mekanisme kerjanya yang sederhana namun efektif, orang-orang acap menanggap sepeda sebagai lambang perkembangan zaman yang bersifat hampir Illahiah. Pada satu sisi, sepeda mencapai maksud penciptaannya dengan sempurna, dan pada sisi lainnya, sepeda hampir-hampir tidak membawa efek buruk bagi lingkungan.

Oleh: Riska Putri(Penulis Olahraga)

Selain limbah dan pencemaran udara pada proses produksi, keberadaan dan penggunaan sepeda itu sendiri niscaya tidak menghasilkan emisi berbahaya seperti layaknya mobil atau sepeda motor. Pada zaman dimana tata kota dan keberlanjutan lingkungan merupakan topik bahasan yang panas, sepeda menjadi solusi transportasi mutlak terutama di kota-kota besar.

Monoteisme mesin berbahan bakar minyak telah merampok banyak sumber daya bumi. Pada saat bersamaan knalpot-knalpot panas terus menyumbang zat-zat radikal yang mengikis lapisan pelindung bumi, meracuni paru-paru, serta turut menjadi akibat pemanasan suhu bumi secara global.

Kontras dengan hal tersebut, politeisme sepeda membawa kemungkinan solutif ramah lingkungan, yang tidak hanya baik bagi planet bumi, melainkan juga bagi kesehatan manusia secara langsung. Untuk bisa memaknai sepeda lebih jauh, ada baiknya mengetahui terlebih dulu asal muasal alat transportasi ini.

Sejarah Penciptaan Sepeda

Secara etomologis, sepeda berarti kendaraan untuk transportasi manusia yang memiliki dua roda. Untuk dapat mengendarai sepeda, seorang pengendara membutuhkan insting atau kemampuan keseimbangan yang baik. Jika mempertimbangkan informasi dalam literatur klasik, sepeda seperti yang kita kenal saat ini pertama kali dikenal pada awal abad ke-19.

Meskipun demikian, cikal bakal sepeda sebetulnya telah eksis sejak tahun 1817. Pada masa itu, masyarakat Jerman mengenal suatu alat transportasi yang menggunakan dua roda dengan susunan berurutan, bernama “draisine”. Sejarawan mempercayai bahwa mekanisme draisine itulah yang menjadi pola dasar sepeda modern. Sementara istilah sepeda itu sendiri pertama kali muncul sekitar tahun 1860-an di Prancis.

Baik draisine maupun generasi-generasi sepeda awal, pada mulanya tidak memiliki pedal sehingga pengendaranya “mengayuh” secara langsung menggunakan kaki. Sepeda berpedal pertama kali tercipta pada tahun 1853. Lagi-lagi, inovasi ini datangnya dari Jerman yang di gadang-gadang sebagai pusat inovasi dunia kala itu.

Si pencipta, Philipp Moritz, telah menggunakan draisine sejak ia berusia 9 tahun untuk bersekolah. Ia bergelut dengan pengembangan sepeda setelah kembali ke kota kelahirannya, Schweinfurt, sesaat setelah bertahun-tahun mengenyam pendidikan di seluruh dataran Eropa.

Moritz memberi nama “Tretkurbelfahrrad” pada penemuannya tersebut. Hingga kini, sepeda berpedal pertama di dunia itu masih ada dan dipertahankan oleh pemerintah Jerman. Tretkurbelfahrrad dari tahun 1853 itu dipamerkan untuk umum di Musem Kota Schweinfurt.

Baca Juga Beritaku: Senam Akrobatik: 4 Teknik, Manfaat Dan Sensualisme

Sejarah Olahraga Sepeda dan Pertandingan Pertama

Ilustrasi olahraga bersepeda

Pada mulanya tercipta sebagai alat transportasi, sepeda yang terus mengalami evolusi perlahan beralih fungsi menjadi alat olahraga rekreatif. Pergeseran fungsi sepeda di lingkungan sosial ini terutama muncul setelah penciptaan John Kemp Starley pertama kalinya sukses membuat “safety bicycle” pertama pada tahun 1885. Sepeda yang ia beri nama “The Rover” itu memiliki roda depan yang dapat disetir, kedua roda berukuran sama, dan rantai penggerak yang terhubung ke roda belakang.

Penggunaan sepeda sebagai moda transportasi kasual dan sport pertama kali populer di kalangan masyarakat Perancis. Alasan utamanya adalah jalanan di kota Paris kala itu terbuat dari bahan bernama macadam, yang penampangnya lebih halus sehingga orang-orang merasa lebih nyaman mengendarai sepeda.

Sedangkan popularitas bersepeda sebagai ajang lomba pertama kali populer ketika di gelar di Parc de Saint-Cloud, Paris. Penyelenggaraannya terjadi pada tanggal 31 Mei 1868, dengan trek sepanjang 1.200 meter. Ekspatriat asal Inggris bernama James Moore yang mengendarai sepeda kayu dengan ban karet padat berhasil menyabet gelar juara pada ajang tersebut.

Perkembangan Sepeda Di Indonesia

Sebagai salah satu mantan negara jajahan Eropa, Indonesia memiliki tren bersepeda yang sangat tinggi di kalangan masyarakatnya. Pengaruh terbesarnya adalah masa penjajahan Belanda yang berlangsung lebih dari 3 abad. Pada mulanya, hanya para bangsawan dan pejabat pemerintahan sajalah yang bisa menggunakan sepeda.

Bukan karena diskriminasi status sosial, melainkan karena satu unit sepeda di banderol harga sangat mahal. Tak ayal hanya orang tertentu saja yang sanggup membeli sepeda. Sementara masyarakat lainnya hanya bisa mengandalkan sarana transportasi pemberian Tuhan berupa kedua kaki.

Sekitar abad ke-19, masih pada masa jajahan kolonial Belanda, masyarakat luas mulai bisa menikmati sepeda sebagai sarana transportasi ataupun pengangkut barang. Bak jamur di musim hujan, berbagai komunitas sepeda kemudian mulai marak di tanah air. Lantas, balap sepeda pun mulai nge-tren di kalangan rakyat pribumi, terutama di kota Bandung dan Semarang.

Duni Sepeda Indonesia Setelah Merdeka

Perpindahan kekuasaan ke tangan Jepang sempat menghela perkembangan olahraga sepeda di Indonesia. Hal ini berlanjut hingga beberapa tahun setelah kemerdekaan. Hingga akhirnya, sekitar tahun 1948 pemuda Bandung kembali menggalakan dunia persepedaan.

Bandung menjadi tuan rumah pendirian klub sepeda pertama di Indonesia. Para pendiri klub memberi nama “Super Jet” yang tak lama mereka ubah menjadi “Sangkuriang”. Antusiasme warga parahyangan selanjutnya menginspirasi daerah-daerah lain untuk melakukan hal serupa.

Keberadaan klub-klub sepeda mulai menyebar ke seantero nusantara, mulai dari Jakarta, Surabaya, Medan, Solo, Semarang, Yogyakarta, dan masih banyak kota lainnya.

Sekitar 10 tahun setelah itu, Bandung kembali membuat gebrakan yang menggema hingga ranah internasional. Pada tahun 1958, warga tatar sunda menjadi pencetus sekaligus panitia event balap sepeda bertajuk “Tour de Java 1”. Selain yang pertama di Indonesia, event ini juga menjadi event balap sepeda pertama yang di adakan di benua Asia.

Dalam event tersebut, panitia membuat rute dengan jarak tempuh mencapai total 2.000 kilometer, yang terbagi menjadi 18 etape. Garis start nya berada di Bandung, kemudian mengular melalui kota-kota lain hingga ke Surabaya, kemudian kembali lagi ke Bandung.

Baca Juga Beritaku: Induk Organisasi Sepak Bola Dunia & Indonesia, Mandul Selama 90 Tahun

Cabang Olahraga Sepeda

Mountain Bike yang merupakan salah satu cabang olahraga bersepeda

Melansir laman Union Cycliste Internationale (UCI), nomor lomba sepeda yang dipertandingkan dalam ajang Olimpiade Musim Panas terbagi menjadi 5 kategori.

1. Road Cycling

Secara kategori, balap sepeda yang dilakukan di Paris pada tahun 1868 termasuk dalam nomor road cycling. Bermula dari situ, panitia Olimpiade Musim Panas 1896 kemudian mulai memasukkan lomba sepeda dengan format ini dalam nomor pertandingannya.

Kemudian, sejak pelaksanaan Olimpiade Stockholm 1912, road cycling telah menjadi nomor lomba tetap dalam ajang pesta olahraga terbesar di dunia tersebut. Format time trial individu kemudian ikut meramaikan suasana pada Olimpiade Atlanta 1996.

Mengenai format kompetisinya, road cycling memiliki peraturan yang cukup sederhana. Para atlet akan memulai start secara bersamaan, kemudian pembalap pertama yang mencapai garis finish akan didaulat sebagai pemenang.

Untuk format time trial, pelaksanaan lomba terbagi menjadi beberapa tahapan. Pembalap akan dinyatakan sebagai pemenang jika berhasil menyelesaikan seluruh tahapan dengan waktu keseluruhan tercepat. Hal ini bisa jadi si pembalap meraih waktu tercepat dalam semua tahapan, maupun hanya dalam beberapa tahapan tetapi akumulasi waktu penyelesaian keseluruhan tetap yang tercepat.

2. Mountain Bike

Pengendara sepeda di California Utara mulai mengembangkan jenis sepeda baru untuk menaklukkan medan yang lebih berat pada tahun 1970-an. Mereka kemudian memberi nama “mountain bike” atau “sepeda gunung” pada buah karyanya tersebut.

Perbedaannya dengan sepeda konvensional terdapat pada ukuran ban yang lebih lebar, perpindahan persneling cepat, dan komponen suspensi yang inovatif. Pada awalnya, mereka memaksudkan sepeda gunung sebagai sarana transportasi dan rekreasi yang mampu menaklukkan medan selain jalan raya.

Bermula dari situ, sepeda gunung kemudian turut serta menjadi nomor lomba dalam ajang Olimpiade. Debutnya terjadi pada gelaran Olimpiade Atlanta 1996, bersamaan dengan format time trial pada nomor road cycling.

Peraturan perlombaanya pun cukup sederhana. Para pembalap memulai lomba secara bersamaan, dari garis start masing-masing. Posisi start ini berdasarkan pada ranking UCI masing-masing pembalap. Setelah menyelesaikan satu putaran awal, ditambah dengan sejumlah putaran khusus, pembalap pertama yang mencapai garis finish akan dinyatakan sebagai pemenang.

3. Track Cycling

Nomor lomba track cycling terbagi menjadi 5 event, yaitu:

  • Team Sprint

Dalam kompetisi ini, komposisi tim putra terdiri dari 3 pembalap yang harus menyelesaikan 3 putaran. Sedangkan untuk putri, tim terdiri dari 2 pembalap dan 2 putaran lomba. Tim pemenang adalah tim yang tiap-tiap pembalapnya memimpin setiap putaran balapan.

Dalam kasus seri, tim dengan waktu tercepat pada putaran terakhirlah yang akan dinyatakan sebagai pemenang.

  • Keirin

Dalam event keirin, pembalap memulai balapan di belakang seorang pacemaker yang disebut “Derny”. Derny menggunakan sepeda dengan perangkat bermotor yang bergerak dengan kecepatan 30 kilomete/jam untuk putra, dan 25 kilometer/jam untuk putri.

Derny akan terus memacu sepedanya hingga mencapai kecepatan 50 kilometer/jam dalam kurun 3 putaran. Setelah menyelesaikan putaran ketiga, derny akan keluar dari trek dan para pembalap memulai sprint hingga garis finish. Pembalap pertama yang melewati garis finish akan dinyatakan sebagai pemenang.

  • Sprint

Event sprint menggunakan trek sepanjang 200 meter. Babak kualifikasi menggunakan sistem gugur, dimana 24 pembalap tercepat yang dapat melaju ke babak selanjutnya. Berikutnya, mulai dari perempat final para pembalap berlomba mengumpulkan waktu tercepat dari 3 babak lomba.

Pemenangnya adalah pembalap yang mampu mempertahankan waktu tercepat hingga tahap terakhir.

  • Team Pursuit

Pada event team pursuit, tim terdiri dari 4 pembalap yang memulai lomba di sisi berlawan stadium/velodrome. Lomba dilaksanakan dengan sistem estafet, dengan jarak tempuh sejauh 4.000 meter. Tim pemenang adalah yang mencatat waktu penyelesaian keseluruhan estafet tercepat.

  • Omnium

Omnium terbagi menjadi 4 tahapan lomba dengan sistem poin. Pemenangnya adalah pembalap yang mengumpulkan poin terbanyak pada tahapan akhir lomba.

Wadah Organisasi Olahraga Sepeda Nasional dan Internasional

Penggiat olahraga sepeda tanah air pada mulanya bernaung pada organisasi-organisasi lokal. Contohnya di pulau Jawa ada organisasi seperti Sangkuriang (Bandung), ISSS (Semarang), PBSD (Jakarta), ISSJ (Yogyakarta), IPSS (Solo), dan PSBS (Surabaya).

Sementara di pulau Sumatera, olahraga sepeda bernaung pada organisasi PBMS (Medan). Tak mau ketinggalan, Sulawesi juga memiliki organisasi sepeda lokal bernama PSBM (Manado).

Dari situ, para penggiat kemudian mendirikan organisasi Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI). Organisasi ISSI sendiri lahir bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, pada tanggal 20 Mei 1956 bertempat di Semarang, Jawa Tengah.

Di ranah internasional, organisasi yang menaungi olahraga sepeda adalah Union Cycliste Internationale (UCI). Organisasi yang memiliki afiliasi dengan Komite Olimpiade Internasional ini berdiri pada tanggal 14 April 1990 di Paris, Perancis.

Saat ini, markas besar UCI bertempat di kota Aigle, Swiss. Pada tahun 2017, kongres sepakat untuk mendaulat David Lappartient asal Perancis untuk memimpin jalannya organisasi.

Baca Juga Beritaku: Atlet Tenis Wanita Yang Berjaya, Cantik Dan Seksi

10 Atlet Sepeda yang Melegenda

Lance Armstrong

Sebab memiliki sejarah panjang, tak aneh jika dunia olahraga sepeda telah melahirkan nama-nama yang prestasinya begitu melegenda. Dari ribuan atlet sepeda, terdapat 10 nama yang hingga kini prestasinya masih belum terkalahkan. Nama-nama tersebut adalah:

  1. Eddy Merckx
  2. Bernard Hinault
  3. Fausto Coppi
  4. Jacque Anquetil
  5. Miguel Indurain
  6. Alfredo Binda
  7. Lance Armstrong
  8. Gino Bartali
  9. Sean Kelly
  10. Alberto Contador

Daftar Pustaka

  1. Herilihy, David. 2004. Bicycle: The History. London: Yale University Press.
  2. Feldhaus, Franz Maria. 1914. Die Technik: Ein Lexikon der Vorzeit, der geschichtlichen Zeit und der Naturvölker. Leipzig: Engelmann.
  3. Maso, B. dan M. Horn. 2005. The Sweat of the Gods: Myths and Legends of Bicycle Racing. Norwich: Mousehold Press.
  4. Sejarah Olahraga Balap Sepeda di Indonesia. Guru Penjaskes. https://gurupenjaskes.com/sejarah-olahraga-balap-sepeda-di-indonesia.
  5. Cycling at the Olympic Games. Union Cycliste Internationale. https://www.uci.org/olympic-games.
  6. Statuto Disposita. 2021. Dunia Sport Sepeda: Sejarah, Cabang & Struktur Induk. Organisasi.co.id. https://organisasi.co.id
  7. Union Cycliste Internationale. Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Union_Cycliste_Internationale.
  8. Kendall, Bryan. The 10 Greatest Road Cyclist of All Time. Texas: Active Network. https://www.active.com