Potensi Ekonomi Kelautan
Potensi Ekonomi Dari Sektor Kelautan Yang Masih Tertidur

Potensi Ekonomi Tertidur, Di Perairan Laut Dalam Dan Pulau Kecil

Diposting pada

Laut dengan potensi yang luar biasa, Sebagai Benua Maritim Menyimpan Potensi Ekonomi Luar Biasa Namun Masih Tertidur. Di Pulau-pulau Kecil dan Laut Dalam Indonesia.

Prof. Dr. Ir. H. Sudirman, MPi.

(Guru Besar Bidang Perikanan Tangkap, Kepala Laboratorium Teknologi Penangkapan Ikan Unhas)

Beritaku.Id, Budaya Maritim – Bumi yang merupakan bagian dari Planet tata surya. Termasuk didalamnya Negara besra Indonesia adalah Negara dengan Pulau Terbanyak di Dunia, dan pantai terpanjang dunia ada di Indonesia.

Sulawesi Selatan (Kota Makassar) baru saja menjadi tuan rumah dalam festival olah raga bahari  yang dilakukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Potensi Ekonomi Tertidur

Tentu saja kita semua gembira karena acara tersebut selain mempromosikan kota Makassar.

Juga telah memberikan semangat dan membangkitkan kembali potensi kebaharian kita, dimana kita pernah jaya di laut sebelum masa kolonial.

Tapi sadarkah kita bahwa potensi bahari khususnya bidang kelautan dan perikanan yang kita kelola saat ini. Masih terkonsentrasi di wilayah pesisir.

Dan perairan laut dangkal, dimana sebagian dari daerah tersebut telah mendapat tekanan eksploitasi yang tinggi bahkan diduga telah over fishing.

Dilain pihak perairan laut dalam dan pulau-pulau kecil belum banyak disentuh karena berbagai kendala.

Dewan Maritim Indonesia tahun 2006 telah memprediksi potensi ekonomi sumberdaya alam kelautan mencapai U$ 173,18 milyar /tahun (Demersal, 2006).

Yang meliputi potensi perikanan sebesar U$ 31,93 milyar/tahun, wilayah pesisir sebesar U$ 50 milyar/tahun, bioteknologi sebesar U$ 40 milyar/tahun.

Wisata bahari sebesar U$ 2 milyar/tahun, minyak bumi sebesar U$ 23,25 milyar dan transportasi laut sebesar U$ 20 milyar/tahun.

Data tersebut memberikan gambaran betapa kayanya bangsa Indonesia yang di karuniai lautan oleh Allah SWT.

Tulisan ini mencoba mengemukan potensi dan pemanfaatan perairan laut dalam serta pulau-pulau kecil di Indonesia.

Untukmenambah kesadaran kita akan pentingnya pemanfaatan sumberdaya kelautan.

Perairan Laut Dalam

Perairan laut dalam adalah perairan laut yang  kedalamannya lebih dari 200 m.

Di Indonesia perairan laut dalam umumnya berada di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE).

Perairan Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan wilayah laut perbatasan.  ZEE Indonesia seluas 2,7 juta km2, sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan oleh nelayan kita.

Di perairan Sulawesi Selatan sebagian Selat Makassar, Teluk Bone dan Laut Flores merupakan perairan laut dalam.

Yang mempunyai potensi sumberdaya hayati seperti perikanan pelagis antara lain ikan tuna, ikan layaran serta ikan-ikan demersal laut dalam. 

Pengalaman Penelitian

Pengalaman penulis bersama  tim peneliti Jepang pada waktu melakukan penelitian mengenai sumberdaya laut dalam di Selatan Jawa selama 23 hari pada tahun 2003.

Dengan menggunakan kapal Umi Taka Maru mengoperasikan alat tangkap trawl  memperlihatkan bahwa jumlah ikan yang tertangkap dalam satu kali tarik (hauling) antara 200-800 kg (lama penarikan 30 menit).

Dapat dibayangkan jika penarikan dilakukan dalam 2-3 jam. Potensi tersebut sampai sekarang belum termanfaatkan.

Namum demikian pengelolaan laut dalam bukanlah tanpa masalah.

Masalah yang dihadapi dalam pengembangan perikanan laut dalam adalah ikan-ikan yang tertangkap adalah ikan-ikan yang tidak umum. Dipasaran terutama ikan demersal, sehingga masyarakat mungkin tidak menyukainya.

Masalah lainnya adalah pemanfaatan sumberdaya perikanan laut dalam membutuhkan investasi yang tinggi. Sehingga kita harus berhitung secara ekonomi, profit yang akan dihasilkan.

Penggunaan kapal lebih besar dari 30 GT mutlak dilakukan. Disamping itu kebanyakan ikan-ikan laut dalam belum diketahui komposisi kandungan gizinya, sehingga ada yang segan untuk mengkonsumsinya.

Potensi ekonomi Tertidur Yang Ada Dilaut Dalam Dan Pulau-Pulau

                       A                                                                 B

Photo salah satu jenis ikan (A) dan udang (B) laut dalam yang ditemukan penulis dan tim

dari Jepang dalam penelitian laut dalam di Selatan Jawa tahun 2003

Kendala-kendala tersebut bukanlah untuk diratapi dan ditangisi, tetapi diperlukan pemikiran yang cerdas untuk menemukan solusinya.

Setiap ada kesulitan pasti ada kemudahannya, demikian kata Allah dalam Alquran.

Pulau-Pulau Kecil

Berdasarkan SK Menteri Kelautan dan Perikanan No.41 tahun 2000. Yang dimaksud dengan pulau kecil adalah pulau yang mempunyai luas area kurang dari atau sama dengan 10.000 km2.

Dengan jumlah penduduk kurang dari atau sama dengan 200.000 orang.  Data dari Direktorat Jenderal Kelautan. Pesisir dan Pulau-Pulau kecil DKP menunjukkan bahwa sampai pada tahun 2002 jumlah pulau kecil di Indonesia sebanyak 17.499.  Sebanyak 5.474 pulau sudah mempunyai nama, dan sebanyak 12.025 pulau yang belum mempunyai nama (Majalah Samudera, 2006).

Penelitian terakhir melalui citra Lansat diduga lebih dari 18.000 pulau di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Namun baru 6000 pulau yang dimanfaatkan. Dari data tersebut menunjukkan bahwa penamaan pulau-pulau saja belum bisa kita selesaikan sepenuhnya.

Apa lagi mengelola dan memafaatkan pulau-pulau tersebut. Ini merupakan tantangan kepada institusi terkait khususnya Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam pemanfaatan dan pengelolaan pulau-pulau kecil.

Pemanfaatan dan pengelolaan pulau-pulau kecil sebaiknya dilakukan dengan dua pendekatan.  Pendekatan pertama adalah pendekatan keamanan

Hal ini dilakukan terutama pulau-pulau terluar untuk menjaga keutuhan dan jati diri bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia.

Saat ini telah teridentifkasi 92 pulau terluar, dengan 67 pulau berbatasan langsung dengan 10 negara tetangga. 

Konsekuensinya adalah pendekatan ini akan menguras dana APBN kita. Karena biaya tentu akan sangat besar sementara di lain pihak masih banyak sektor lain yang mendesak untuk dibiayai.

Seperti pemberantasan kemiskinan, memajukan pendidikan, kesehatan dan lain-lain. 

Dengan demikian perlu pendekatan  lainnya.  Pendekatan yang kedua adalah pendekatan ekonomi

Pendekatan ini bisa dilakukan dengan menarik investor masuk ke pulau-pulau kecil terutama yang berpotensi untuk pariwisata bahari. 

Selain itu memanfaatkan pulau-pulau tersebut sebagai basis pengembangan perikanan terpadu yang berbasis potensi. Dan memberdawayakan ekonomi masyarakat pesisir dengan mengarahkan dana Pemberdayaan Ekonomi masyarakat Pesisir (Pratikto,2006).

Pendekatan Ekonomi

Pendekatan ekonomi ini pernah dilontarkan oleh Bapak Prof.Dr.Rohmin Dahuri.

Dengan istilah menyewakan pulau-pulau kecil, namun demikian istilah penyewaan pulau-pulau kecil mendapat banyak tantangan karena terlalu diartikan sempit. 

Padahal  mungkin saja ide dari pak Rohmin tersebut merupakan salah satu pendekatan ekonomi dengan tetap menjaga keutuhan dan jati diri bangsa Indonesia.

Sumberdaya hayati yang hidup di perairan  Laut dalam dan perairan pulau-pulau kecil akan mati dengan sendirinya akibat natural mortality jika kita tidak memanfaatkannya.

Semoga kita sadar bahwa kita mempunyai suatu kekayaan di laut dalam  dan perairan pulau-pulau kecil yang belum termanfaatkan dengan kata lain suatu potensi ekonomi yang masih tertidur.

Pertanyaannya adalah siapakah yang dapat membangunkan potensi itu dari ketertidurannya?.

Mari kita berusaha untuk mengelola dan memanfaatkan perairan laut dalam dan pulau-pulau kecil untuk kemakmuran dan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Semoga cepat terwujud.

Demikian Artikiel tentang Potensi Ekonomi Dari Keluatan Yang Masih Tertidur di Laut Dalam Dan Pulau-Pulau Di Indonesia.

Catatan Dari redaksi, Penulis memiliki beberapa artikel terpublikasi :

  1. Lautan Dalam AlQuran, Mengungkap Rahasia Ke Permukaan.
  2. Paradoksal Kelimpahan Sumberdaya Laut Dan Kemiskinan Nelayan.
  3. Ikan Tuna, Emas Merah Dilautan, Seharga Lamborgini.
  4. Analisa Ikan Yang Menelan Nabi Yunus AS, Berdasarkan Ilmu Perikanan Modern.
  5. Solusi Menuju Cerdas, Sehat Dan Kuat, Wujudkan Masyarakat Gemar Makan Ikan (GEMARI).
  6. Warning Atas Kerusakan Hutan Bawah Laut, Sebagai Kekayaan Bahari