Presiden Yang Terlupakan
Presiden RI Yang Terlupakan Oleh Sejarah Indonesia. Buku Sejarah Tidak Mencatatkan Namanya.

Presiden Yang Terlupakan, Tegaknya Negara Indonesia

Diposting pada

Ada presiden Yang terlupakan dalam sejarah, Dilupakan oleh Rakyat Indonesia. Jika tidak karena keduanya. Entah apa jadinya Negara ini?

Beritaku.Id, Peristiwa – Semenjak Orde Baru Pemerintahan Soeharto menyebutkan bahwa Dia adalah Presiden Kedua, Ternyata Ada 2 Presiden Yang Terlupakan.

Oleh Soekarno dan Hatta 17 Agustus 1945 Negara ini merdeka. Soeharto bukanlah Presiden Kedua Republik Indonesia.

Kita sebagai Negara Benua Maritim Indonesia, Dengan Potensi Sumber Daya Alam Yang Kaya.

Ada 2 orang Mantan presiden Republik Indonesia yang dilupakan oleh Sejarah. Bahkan namanya sepi dalam pembahasan di Sekolah.

Anak SD, SMP dan SMA masa kini bahkan menolak namanya ketika disebut sebagai Preasiden. Mereka hanya mengenal Soekarno, Seharto, Habibie, Gusdur, Megawati, SBY dan Jokowi.

Mereka lupa, bahwa antara Soekarno dan Soeharto ada 2 orang Presiden yang tidak dicatat dalam sejarah. Semenjak berkuasa Presiden Soeharto. Maka 2 nama itu hilang dalam peta sejarah.

Keduanya pernah menjadi Presiden Republik Indonesia. Dan Kepadanya tertaut sejarah perjalanan Bangsa Indonesia.

Presiden Yang Terlupakan

Diantara presiden yang terlupakan tersebut adalah :

  1. Syafruddin Prawiranegara
  2. Assaat

Memang keduanya tidak setenar Soeharto, ataupun Sutan Sjahrir, Hatta dan sebagainya. Namun apapun itu, sejarah menimbunnya dilapisan terbawah. Harus diangkat kepermukaan.

Kelak akan dibaca oleh anak cucu bahwa dia adalah pernah menuliskan dalam sejarah Bangsa Indonesia. Mengisi kekosongan Pemerintahan Bangsa.

Presiden Terlupakan Pertama, Syafruddin Prawiranegara

22 Desember 1948 sampai 13 Juli 1949. Atau dalam waktu 3 tahun setelah Soekarno Hatta memproklamiskan kemerdekaan pada tahun 1945.

Presiden Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Ketika Belanda melakukan aksi sapurata dengan gerakan Agresi Militer Belanda Kedua.

Djogjakarta dikuasai Oleh Belanda. Pemerintahan ingin jatuh ketangan Belanda. Soekarno dan Hatta jadi tawanan Belanda.

Sebab Belanda masih ingin kembali menguasai Indonesia. Ingin menjajah dan menempatkan bangsa Indonesia di Sol sepatu mereka.

Soekarno tidak terima jika Negara ini kembali di Jajah. Tidak adalagi penjajahan. Semua negara haru berdaulat. Termasuk Indonesia.

Dari Djogjakarta, Soekarno melepaskan jabatan Presiden RI kepada Syafruddin. Melalui surat rahasia yang dikirimkannya. Posisi Syafruddin Prawiranegara sebagai Menteri Kemakmuran.

Perintah Proklamator adalah bentuk pemerintahan darurat. Dan Syafruddin sebagai Presiden.

Maka pada saat itu. Presiden Baru Indonesia dalam Pemerintahan Darurat berpindah kepada Syafruddin Prawiranegara.

Dilakukan di Pulau Sumatera Barat tepatnya di Payakumbuh.

Mendapatkan mandat sebagai Pemimpin Negara Maka Syafruddin menghubungi Gubernur Jawa Barat dan segera mempersiapkan Pemerintahan Darurat. Untuk mempertahankan Keberadaan negara Republik Indonesia.

Indonesia Lenyap

Sebab jika tidak dilakukan demikian. Maka pemerintahan tidak akan berjalan. Sebab Djogjakarta lumpuh. Tokoh Nasional ditangkap.

Dunia mengakui jabatan Syafruddin tersebut sebagai pemerintahan baru Indonesia.

Selanjutnya atas tekanan Internasional, Belanda dipaksa keluar meninggalkan Indoensia. Maka tepatnya pada 13 Juli 1949. Belanda menarik seluruh pasukan.

Kondisi tersebut, Syafruddin Prawiranegara, paham sebagai Negarawan. Yang pada dasarnya dirinya bisa mengambil penuh pemerintahan. Tanpa mengembalikan kepada Soekarno.

Namun pada saat Soekarno dibebaskan. PDRI diserahkan kepada Soekarno. Oleh Soekarno PDRI dibubarkan kembali pemerintahan NKRI. Soekarno sebagai presidennya.

Rapat Presiden Sokarno Bersama Kabinet Yang Tidak Terlupakan oleh Sejarah Bangsa Indonesia

Bukan hanya sebagai Presiden RI namun yang membuat api perlawanan tetap menyala adalah Syafruddin Prawiranegara.

Membuat roda pemerintahan Negara tetap berjalan, adalah atas sentuhan Presiden yang terlupakan dari sejarah tersebut.

Presiden Terlupakan Berikutnya, Assaat

Pada bulan Juli 1949, Syafruddin Prawiranegara menyerahkan jabatan kembali kepada Soekarno. Selanjutnya negara sedang mencari bentuk sistem pemerintahan.

Pada Bulan Desember 1949, masa penarikan Pasukan Belanda dari Indonesia. Belanda mengembalikan Indonesia berdaulat.

Penyerahan tersebut, pada Republik Indonesia Serikat (RIS). Soekarno memerintahkan Assaat untuk menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Desember 1949.

Pada saat menjabat sebagai Presiden RIS, Assaat membuat karya monumental. Membangun pendidikan Bangsa Indonesia.

Maka didirikan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berdiri hingga saat ini. Selama menjadi Presiden dalam waktu 1 tahun tersebut.

Assaat melakukan perubahan yang signifikan. Dengan fokus kerja pada Pendidikan. Sebab Assaat adalah seorang Cendikiawan yang smart dan memiliki landasan Agama yang kuat.

Tepatnya pada 15 Agustus 1950. Republik Indonesia dan Republik Indonesia Serikat menyatu untuk membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kalau seandainya Assaat memakai pribadinya untuk membentuk Negara sendiri sangat memungkinkan pada saat itu.

Sebab RIS yang dimpimpinnya diakui oleh dunia. Dengan kekuassa di Pulau Sumatera. Namun sama dengan Syafruddin Prawiranegara. Melayani bangsa bukan meminta kekuasaan untuk bangsa.

Kondisi politik tanah air ketika itu tidak stabil.

Namun pada tanggl 15 Agustu 1950. Atau 5 tahun setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Ir Soekarno dan Hatta kembali menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

Banyak hal yang dipersembahkan oleh keduanya. Tidak hanya sebagai Negarawan yang bijak. Namun juga keteguhan membangun Negara tanpa kepentingan pribadi.

Dan juga loyalitasnya kepada Soekarno.

Sumber lain : Dominasi Jawa, Berikut Urutan Presiden RI, Soekarno – Jokowi