Sakaratul maut adalah ungkapan tentang rasa sakit yang menyerang inti jiwa dan menjalar ke seluruh bagian jiwa sehingga tidak ada lagi satu pun bagian jiwa yang terbebas dari rasa sakit itu.
Beritaku.id Berita Islami – Membahas tentang sakaratul maut maka juga berkaitan erat dengan takdir kematian yang pasti akan menghampiri setiap makhluk yang hidup.
Oleh: Umu Latifah (Penulis Berita Islami)
Kematian sesungguhnya sangatlah dekat dari kita, namun ia adalah hal yang justru paling sering kita lupakan. Dunia yang di penuhi dengan hiburan, keindahan dan kemudahan niscaya semakin melalaikan kita dari mengingat maut.
Seandainya manusia memahami betul bagaimana hebatnya proses sakaratul maut, maka sudah sepatutnya ia memperbanyak dari mengingat sang pencipta dan bersiap untuk menghadapNYA serta mengharapkan berjumpa dengan NYA dalam keridhoan dan ampunan.
Allah berfirman dalam Al quran:
“sekali-kali tidak. Apabila nafas seseorang telah sampai di kerongkongan. Dan dikatakan kepadanya: “siapakah yang bisa menyembuhkan?”. Dan orang yang tengah sekarat itu meyakini bahwa sesungguhnya itu adalah waktu perpisahannya (pada dunia). bertautlah betis dengan betis lainnya (ketika ruh dicabut). Kepada tuhanmulah pada hari itu kamu akan digiring. (Q.S Al – Qiyamah: 26 – 30)
Sakaratul maut yang pasti menghampiri setiap manusia di ujung ajalnya, memang topik yang kita anggap menyeramkan, bahkan dapat membuat tidur dan makan kita tidak nyenyak.
Namun demikian, alangkah baiknya kita mengingat kematian agar senantiasa bertobat dan mendekat kepada Yang Maha Kuasa.
Macam-macam Sakaratul Maut
Dalam sebuah riwayat di katakan mengenai gambaran sakaratul maut yang begitu menyakitkan.
Ia sangatlah mengerikan dan lebih menyakitkan dari pada goresan gergaji, sayatan gunting ataupun panasnya air mendidih di dalam bejana.
Sehingga jika orang yang sudah mati di bangkitkan dan menceritakan pedihnya sakaratul maut, maka orang-orang yang masih hidup di dunia tidak akan merasa enak makan dan bisa tidur lelap.
Sakaratul maut yang menghampiri setiap orang akan berbeda-beda tingkat kesulitannya.
Bagaimana ia datang pada seorang mukmin dan pada seorang kafir, tentu Allah akan memerintahkan pada malaikat pencabut nyawa untuk mencabut nyawa mereka dengan perlakuan berbeda.
Baca Juga Beritaku: Perbuatan Maksiat, Membuat Kekal Di Neraka, Tapi Bisa Diampuni
Sakaratul Maut Orang Beriman
Adapun pada orang-orang yang beriman, malaikat maut akan mendatangi mereka dengan dengan kesan yang baik dan menyenangkan. Ruh mereka akan di cabut dengan mudah dan ringan.
Seperti yang di jelaskan dalam riwayat dari Al Bara’ bin Abdil Aziz radhiyallahu ‘anhu. Rasulullah SAW bersabda: “Seorang hamba mukmin, jika telah berpisah dengan dunia, dan bertemu akhirat, maka malaikat akan mendatangi dari langit dengan wajah yang putih bersih. Wajah mereka merona seperti cahaya matahari. Mereka membawa kafan dari surga serta hanuth (wewangian) dari surga….”
Masih dalam riwayat yang sama, di jelaskan juga pada ruh orang yang beriman malaikat berkata “Wahai jiwa-jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhoaannya”.
Maka ruh orang beriman akan keluar dari jasadnya bagaikan aliran air yang mengucur dari mulut kantong kulit.
Sakaratul Maut Orang Kafir
Berbeda lagi keadaannya jika pada orang kafir. Maka sakaratul maut akan sangat menyiksa dan menakutkan. Seperti yang telah di jelaskan dalam firman Allah di surat Al an’am ayat 93:
“Alangkah dahsyatnya jika kamu melihat saat orang-orang Zhalim dalam tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, berkata “keluarkan nyawamu!”. Pada hari ini kamu di balas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu telah mengatakan tentang Allah hal yang tidak benar dan kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatnya.” (Q.S Al An’am: 93)
Yang di maksud ayat tersebut yaitu malaikat memukuli mereka dan menyiksa sampai nyawa mereka keluar dari badan.
Maka saat inilah orang-orang kafir akan berharap di kembalikan ke dunia agar beriman tapi itu tentu sudah terlambat.
Hal ini juga berlaku pada orang-orang yang sering berbuat kufur, di lalaikan oleh dunia dan suka menunda taubat. Naudzubillah!
Firasat Kematian Sebelum Sakaratul Maut
Sesungguhnya kematian merupakan rahasia Allah SWT yang tidak dapat di ketahui manusia. Karena jika manusia mengetahui waktu kematiannya niscaya akan banyak orang yang menggunakan awal waktunya untuk memuaskan nafsu dan hanya bertobat di akhir.
Kematian dapat datang pada waktu yang tidak di duga-duga seperti dengan sebab kecelakaan ataupun musibah lainnya. Sedangkan ada juga kematian yang dapat di lihat tanda-tandanya seperti pada orang yang sakit dan bertambah parahlah sakitnya.
Dalil yang jelas tentang firasat kematian tidaklah tercantum dalam Al Quran maupun Hadits.
Yang ada hanyalah pengingat bahwa ajal dapat datang kapanpun, di manapun dan menghampiri siapapun.
Bahwa ia bukanlah sesuatu yang dapat di tunda dan hendaklah kita untuk tidak lalai dari mengingatnya.
Adapun menurut riwayat lain, Imam Al Ghazali menjelaskan beberapa tanda-tanda mendekatnya kematian seperti berikut:
Baca Juga Beritaku: Kisah Umar Bin Khattab, 3 Kali Ditusuk Saat Imami Shalat Subuh
100 hari sebelum kematian
Muncul perasaan di mana seluruh tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki seolah bergetar hingga menggigil pada waktu ashar.
Namun tanda ini tidak semua orang akan menyadarinya, banyak pula yang akan mengabaikannya.
40 hari sebelum kematian
Masih pada waktu ashar, ia yang dekat ajalnya akan merasakan rasa berdenyut pada bagian pusatnya. Dalam riwayat lain dikatakan akan berdengung telinganya secara terus menerus.
Tujuh hari sebelum kematian
Pada orang yang sakit keras, justru selera makannya meningkat dan ingin menikmati makanan tertentu yang ia inginkan.
Tiga hari sebelum kematian
Adanya rasa berdenyut di dahi tengah, serta penurunan nafsu makan bahkan ia tidak lagi ingin makan.
Cahaya mata terasa memudar atau redup, hidung yang turun, telinga layu dan telapak kaki sudah sulit ditegakkan.
Satu hari sebelum kematian
Pada waktu selepas ashar, ia akan merasakan perasaan berdenyut di ubun-ubunnya dan itu merupakan pertanda ia tidak akan menemui waktu ashar besok.
Ketika kematian datang
Selepas waktu ashar, ia akan merasakan dingin di bagian pusat hingga turun ke pinggang lalu perlahan naik hingga ke kerongkongan.
Saat inilah hendaknya dituntun untuk banyak berzikir dan mengucap kalimat syahadat secara terus menerus hingga malaikat maut mencabut nyawanya.
masyaAllah! Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang akan mengucap syahadat saat akhir hayat kita.
Perintah Dan Hikmah Mengingat Maut (Kematian)
Sampai saat ini, masih banyak orang-orang yang keliru memahami kematian sebagai kemusnahan ataupun akhir dan lenyapnya eksistensi manusia secara keseluruhan Bersamaan dengan hilangnya denyut di jantung kita.
Pada hakikatnya, kematian yang terlihat sebagai akhir dari segalanya hanyalah akhir dari kehidupan jasad kita, berhentinya fungsi-fungsi organ di tubuh kita serta lepaslah ruh dari jasad.
Ruh inilah sebagai esensi dari manusia yang akan menuju perjalan setelah kematian.
Setiap manusia sudah tahu bahwasanya kematian merupakan keniscayaan, namun tidak membuat semua orang sama dalam hal tingkatan memahami hikmahnya dan mengingatnya.
Tiga Kelompok Manusia Dalam Mengingat Kematian
Dalam kitab Mau’idhotul Mukmin Min Ihya ‘Ulumuddin dijelaskan bahwa terdapat tiga kelompok manusia dalam hal mengingat kematian, yaitu;
Pertama, orang yang tenggelam dalam kenikmatan duniawi.
Yaitu orang-orang yang tidak akan mengignat kematian atau hanya sedikit sekali. Ia tidak rela berpisah dari kenikmatan dunia dan senantiasa lalai dari mengingat mati bahkan mencela kematian.
Golongan orang-orang ini adalah mereka yang jauh dari rahmat Allah SWT.
Kedua, orang yang bertaubat
Adalah orang-orang yang lebih sering mengingat mati guna menghadirkan rasa takut dalam hatinya terhadap Allah.
Mereka adalah orang-orang yang senantiasa bertaubat dan sempurna taubatnya serta dapat khusyu’ ibadahnya.
Ketiga, orang yang sadar betul akan kepastian kematiannya
Yakni orang-orang yang selamanya mengingat kematian sebagai waktu untuk bertemu kekasihnya Allah Azza wajalla.
Mereka hanya ada sedikit di antara kita dan tidaklah pernah melupakan waktu untuk bertemu sang Maha Pengasih.
kematian di dunia hanyalah gerbang awal menuju kehidupan ke akhirat dimana semua perbuatan baik ataupun buruk yang kita perbuat akan kita pertanggung jawabkan.
Kita tidak lagi bisa meminta untuk dihidupkan dan mengulang agar bisa berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya.
Allah berfirman dalam surat Qaaf ayat 19 -20:
“dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya. Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman.” (Q.S Qaaf: 19-20).
Allah SWT banyak mengingatkan manusia dalam firmanNYA untuk kita hendaknya selalu mengingat kematian.
Setiapkali kita hendak berbuat dosa dan kemunkaran, hendaklah kita kembali mengingat kematian dan murka Allah yang pasti nyata.
Begitupun dalam memperbanyak kebaikan, dengan mengingat kematian sebagai waktu perjumpaan kita dengan sang pencipta.
Karena orang-orang yang lebih berat timbangan kebaikannya di akhirat kelak akan berjumpa langsung dengan Allah SWT dan terlimpahkan segala kenikmatan yang bahkan berlipat-lipat nikmatnya dari yang pernah ada di dunia.
Baca juga Beritaku: Kejadian Pertama Dalam Islam, Penciptaan Adam Hingga Rasulullah Di Surga
Hikmah Mengingat Kematian
Terdapat banyak hikmah yang dapat kita petik dengan mengingat kematian, diantaranya:
Mengingat kematian menjadikan kita lebih berani.
Orang-orang yang imannya kuat justru tidak takut berpisah dari dunia ini. Mereka pasrah akan qadarullah dan selalu merindukan ingin bertemu dengan yang maha kuasa.
Mengingat mati menjadikan kita lebih rendah hati, tidak sombong ataupun angkuh
Mengingat semua yang kita miliki, seperti harta melimpah, ataupun ilmu yang tinggi, maupun segala yang terhampar di dunia ini adalah milikNYA dan kapanpun akan lenyap atas kehendakNYA, kita tidak lagi memiliki hasrat untuk menjadi orang yang sombong dan angkuh.
Lebih dari itu kita bisa lebih menyikapi itu semua dengan rendah hati.
Membuat kita tidak mengejar dan terlalu mendewakan kemewahan hidup
Jika paham betul hidup ini singkat dan kapanpun kita dapat “dipanggil”, maka nafsu untuk mengejar kemewahan dunia dapat kita tekan.
Bekerja sebaik mungkin dan ikhlas karena Allah SWT tetapi tidak tamak dan ingin menumpuk-numpuk harta karena semua itu tidak akan kita bawa ketika mati.
Menjadikan hati tenang tidak resah.
Qalbu orang yang sering mengingat mati senantiasa juga mengingat sang penciptanya. Hal ini membuat hati mereka lembut dan mudah menerima hidayah Allah SWT.
Hidup tertujukan untuk berbuat banyak kebaikan dan menjadikan hati senantiasa tenang dan damai tanpa rasa was-was.
Menyembuhkan angan-angan yang berkepanjangan
Manusia yang mencintai dunia dan mengejarnya senantiasa berpanjang angan. Hatinya sibuk mengingat banyak hal dan menunda-nunda taubat.
Ia berfikir “masih banyak waktu” sehingga tertunda lah dari mengingat Tuhannya. Hal ini tentu tidak akan terjadi jika kita mengingat kematian, kita akan terhindar dari Panjang angan dan mengejar kesia-siaan.
perbedaan tercabutnya ruh orang beriman dan kafir: Islami, Dr. Muhammad bin Abdul Aziz bin Ahmad Al’Ali, tanda-tanda kematian menurut imam Ghazali, dalil firasat kematian