Zona Neritik merupakan perairan dangkal yang terdapat di lautan, dan memiliki ciri, karakteristik dan pembagiannya sendiri.
Beritaku.id, Lestari – Sebagian besar dari Planet Bumi, merupakan samudra yang membelah dunia dengan indahnya. Keajaiban ini, sejatinya terjadi atas pemberian Yang Maha Kuasa, bagi kita semua sebagai umat-Nya.
Oleh: Novianti Lavlia (Penulis Lestari)
Pada dasarnya, Bumi terdiri dari 30% wilayah daratan dan 70% lautan. Dominasi tersebut memiliki perbedaan karakteristik, pada setiap bagiannya. Selain itu, Laut juga memiliki kontur atau topografi, yang hampir sama dengan wilayah ekosistem daratan.
Bentukannya dapat terlihat dari permukaan dasar laut yang tidak rata. Sebagian merupakan daerah yang dangkal, dan sebagian lagi merupakan perairan dalam dan sangat dalam.
Zonasi
Laut merupakan wilayah terbesar, yang menyelimuti muka Bumi ini. Dua pertiga dari permukaannya terbelah oleh samudra, yang terbagi menjadi beberapa zonasi. Adapun pembagian dari zonasi tersebut adalah:
Berdasarkan Ekosistem Laut Dan Intensitas Cahaya Matahari
Berdasarkan Ekosistem Laut dan tingkat cahaya pada kedalaman perairan, wilayahnya terbagi menjadi tiga zona, yaitu “Fotik”, “Afotik” dan “Disfotik”.
Ketiga zona tersebut, memiliki jumlah Biota laut yang berbeda di wilayahnya. Sedangkan contoh dari salah satu Biota tersebut adalah Plankton, yang menjadi sumber makanan pada sistem rantai makanan.
Fotik: Merupakan wilayah perairan, yang cahaya mataharinya dapat menembus hingga ke dasarnya. Sehingga, zona ini memiliki jumlah makhluk hidup yang cukup banyak di dalamnya.
Sinar matahari yang masuk ke dalam perairan ini, dapat menembus kedalaman hingga 200 meter. Jenis Biota laut yang banyak hidup di zona ini, umumnya dari golongan Plankton dan Alga. Namun selain itu, terdapat juga beberapa hewan lain seperti Ikan dan Penyu.
Afotik: Merupakan perairan dalam yang cukup dalam, sehingga tidak banyak cahaya matahari yang dapat mencapai zona tersebut.
Lokasi dari Zona “Afotik” ini berada pada kedalaman hingga 1000 meter, yang tidak akan mendapatkan cahaya matahari di wilayahnya. Oleh karena situasi perairannya yang selalu berada dalam kegelapan, hingga mendapat julukan sebagai Zona “Midnight”.
Baca juga beritaku: Tanaman Anubias Pinto Dan Panda, 2 Jenis Tanaman Yang Kaya Manfaat
Biota laut yang dapat hidup pada lingkungan seperti ini, umumnya adalah Bakteri, Plankton, dan juga hewan purba. Semua Biota tersebut dapat hidup dari sumber air panas dan gas yang terdapat di kedalaman, secara “Kemosintesis”.
Adapun pengertian dari “Kemosintesis” adalah, suatu peristiwa penyusunan zat organik,, yang memanfaatkan energi dari hasil reaksi kimia. Sedangkan energi tersebut, berasal dari hasil oksidasi senyawa organik yang terserap dari lingkungan perairan
Disfotik: Zona “Disfotik” juga memiliki sebutan lain, yaitu wilayah “Twilight”. Kedalamannya berada di antara 200 -1000 meter. Wilayah perairan ini, memiliki
Zona lautan dengan kedalaman antara 200 meter dan 1000 meter. Perairan ini memiliki intensitas cahaya yang akan berkurang dengan sendirinya, ketika menuju kedalaman hingga 1000 meter. Asupan cahaya yang sangat kecil, membuat wilayah ini memiliki sedikit Biota laut, yang dapat hidup sebagai produsen di daerah ini.
Berdasarkan Kedalaman
Pada dasarnya, ekosistem perairan dalam yang terdapat di Indonesia, jumlahnya belum dapat diidentifikasi secara pasti. Alasannya, karena memang belum memiliki perangkat teknologi yang lengkap, untuk dapat melakukan penelitian tersebut. Namun secara umum, di dalam perairan tersebut, tetap memiliki habitat dan ekosistem tertentu di dalamnya.
Sedangkan berdasarkan kedalamannya, ekosistem laut terbagi menjadi empat wilayah, yaitu Zona “Litoral”, Zona “Neritik”, Zona “Batial” dan Zona “Abisal”.
Zona Litoral
Wilayah ini juga terkenal sebagai Zona “Pasang Surut” atau Zona “Intertidal”. Pasalnya, wilayah ini dapat tenggelam sewaktu-waktu ketika air laut sedang pasang. Namun ketika surut, maka zona tersebut berubah menjadi badan pantai.
Atau dengan kata lain, Zona Litoral merupakan wilayah yang terletak di antara cekungan garis pasang dan surut perairan laut. Sedangkan berdasarkan posisi kedalamannya, Zona Litoral terletak di wilayah yang paling atas, dan sangat dekat dengan ekosistem pantai serta daratan.
Pengaruh sinar matahari yang dapat menembus kedalaman, membuat temperatur suhunya, menjadi hangat. Perairan ini merupakan habitat bagi beberapa Biota laut, seperti Udang, Kepiting, Bintang Laut, Bentos dan cacing.
Zona Neritik
Perairan pada zona ini dikenal juga sebagai Zona “Laut Dangkal”. Karena, kedalaman perairannnya yang hanya berkisar dari 50 hingga 200 meter. Selain itu, Zona Neritik merupakan wilayah yang letaknya masih sangat dekat dengan badan pantai.
Dengan kedalamannya yang terbilang dangkal, sehingga masih mendapatkan tebaran sinar matahari dengan sangat baik. Oleh karena itu, di wilayah Zona Laut Dangkal ini memiliki berbagai jenis habitat Biota Laut yang cukup bervariasi.
Beberapa contoh dari spesies yang hidup di dalamnya adalah, Fitoplankton, Zooplankton, Ubur-ubur, Rumput laut, dan jenis tumbuhan ganggang dan rerumputan. Beberapa contohnya seperti Terumbu Karang, Pantai Batu, dan Pantai Lumpur.
Di Indonesia sendiri, cukup banyak contoh dari perairan Zona Neritik. Beberapa di antaranya adalah, Laut Natuna, Laut Jawa, Selat Malaka, dan lautan yang terdapat di Kepulauan Riau.
Zona Batial
Wilayah pada Zona Batial ini, juga mendapat julukan sebagai Zona “Laut Dalam”, karena terletak pada kedalaman 200 hingga 2000 meter. Pada kedalaman tertentu, perairan ini tidak mendapatkan sinar matahari.
Oleh karena itu, wilayah ini tidak memiliki banyak Biota laut sebanyak zona yang lain. Walaupun tetap terdapat spesies yang dapat hidup di perairannya.
Zona Abisal
Kondisi perairan pada Zona Abisal ini merupakan yang terdalam dan paling gelap, terletak pada kedalaman lebih dari 2000 meter. Selain sangat gelap, perairan dalam ini juga memiliki temperatur suhu yang paling dingin, dan tekanan air yang sangat besar.
Lokasinya yang sangat dalam, membuatnya wilayah ini tidak memiliki banyak oksigen. Alhasil, hampir tidak ada jenis Biota laut, yang dapat hidup, pada kondisi tersebut. Biasanya berbentuk Palung Laut, seperti Palung Laut Banda, dan Palung Laut Mariana
Walaupun ada jenis Ikan yang dapat bertahan hidup pada kondisi ekstrim tersebut, jumlahnya sangat terbatas. Contohnya seperti Ikan Anglerfish, yang mampu menciptakan cahaya sebagai alat komunikasinya, dan juga spesies Predator, Detrivor pemakan bangkai, dan Pengurai.
Berdasarkan Pembagian Zona Pesisir, Pantai dan Laut
Salah satu lingkungan yang terdapat pada ketiga zona tersebut adalah:
Lingkungan Perairan Pelagik
Wilayah Zona Pelagik meliputi seluruh perairan, mulai dari permukaan hingga kedalaman dasar laut. Lingkup luasan wilayahnya, meliputi garis pantai sampai laut terdalam.
Secara horizontal, lingkungan perairan ini terbagi menjadi dua, yaitu Zona Neritik dan Zona Oseanik.
Zona Neritik
Wilayah perairan Neritik termasuk sebagai kategori laut dangkal, dengan kedalaman 200 meter, yang menjadi rumah bagi habitat laut. Pada zona ini, semua ekosistem laut yang hidup di dalamnya, mampu menghasilkan berbagai produktivitas primer.
Beberapa contoh ekosistem laut tersebut seperti, Ekosistem Terumbu Karang, Ekosistem Laut, dan Habitat Rumput Laut. Sedangkan Biota Laut yang terdapat di perairan ini seperti, Nekton, Bentos dan Plankton. Tingginya organisme yang terdapat pada lingkungan ini, berasal dari kandungan Zat Hara terlarut yang cukup banyak jumlahnya.
Zona Oseanik
Perairan ini merupakan zona laut lepas, mulai dari yang masih mendapatkan cahaya matahari, hingga yang paling gelap di dasar laut. Zona Oseanik memiliki lapisan “Termoklin” dan “Haloklin”.
Adapun definisi dari kedua lapisan tersebut adalah:
Termoklin: Bentuk dari penurunan suhu yang ekstrim, akibat bertambahnya kedalaman jelajah dasar laut.
Haloklin: Merupakan penurunan salinitas atau kadar garam yang drastis, akibat bertambahnya kedalaman perairan.
Definisi Zona Neritik
Dalam Biologi Kelautan, zona tersebut dikenal pula sebagai, “Laut Pesisir”, “Perairan Pesisir”, atau “Zona Sublitoral”. Sedangkan definisi lainnya yang mengacu pada Ekosistem Laut dan Intensitas Cahaya Mataharinya, Zona Neritik merupakan perairan dangkal, yang keluar dari Zona Fotik.
Zona ini terbentang dari batas surut terendah, hingga mencapai ujung landas kontinen, dengan kedalaman mencapai 200 meter.
Karakteristik Fisik Zona Neritik
Berdasarkan karakteristiknya, Zona Neritik tertutup oleh oleh perairan, yang memiliki beberapa kualifikasi seperti tingkat oksigenasi yang cukup. Selain itu, juga memiliki karakter lain seperti asupan sinar matahari yang cukup, dan juga tekanan air yang rendah.
Baca juga beritaku: Bunga Dahlia Anti Jablay: Manfaat, Varietas, Perawatan Hingga Filosofi
Perairan dangkal ini dapat melakukan proses fotosintesis dengan baik, karena temperatur, cahaya dan tekanan air, serta salinitasnya terbilang sangat stabil.
Ciri-Ciri Zona Neritik
Beberapa ciri yang terdapat dalam Zona Laut Dangkal ini adalah sebagai berikut:
- Merupakan perairan dangkal, yang memiliki kedalaman hingga 200 m.
- Wilayahnya masih terjangkau oleh sinar matahari, sehingga ekosistem lautnya tetap dapat terjaga.
- Setiap tanaman laut yang hidup, dapat melakukan proses fotosintesis dengan baik, karena menerima asupan matahari yang cukup.
- Memiliki banyak Biota Laut yang hidup di dalamnya seperti Ikan, Plankton, Rumput Laut dan habitat lainnya.
- Terdapat kadar oksigen yang cukup di dalam perairannya.
- Perairan yang masih memiliki tekanan air, cahaya dan kadar garam yang stabil
- Lokasinya dekat dengan badan pantai
Mengapa Zona Neritik Kaya Akan Ikan?
Penyebab Zona Neritik sangat kaya sebagai penghasil Ikan adalah, karena sifatnya yang merupakan lautan dangkal. Dengan kedalaman yang hanya berkisar 200 meter, perairan ini masih mungkin untuk mendapatkan sinar matahari.
Baca juga beritaku: Benarkah Burung Curik Lambang Fauna Bali?
Selain Ikan, Biota laut yang terdapat di dalamnya adalah Plankton, yang merupakan sumber makanan bagi berbagai jenis Ikan. Jadi tidak heran, jika banyak dari Para Nelayan di wilayah perairan ini, yang menjadikannya sebagai ladang pencaharian.
Kadar oksigen dalam zona ini juga terbilang cukup banyak, sehingga memungkinkan bagi berbagai tumbuhan laut untuk dapat hidup dengan subur.
Sinar matahari yang masuk ke dalamnya, juga dapat membantu tanaman melakukan proses fotosintesis, sehingga proses kehidupannya dapat berlangsung terus menerus.
Biota yang banyak hidup di perairan Neritik ini antara lain, Zooplankton, Ubur – ubur, Fitoplankton dan Rumput laut. Selain itu, juga merupakan habitat bagi berbagai jenis hewan seperti Ikan, udang, Bulu Babi, dan organisme laut lainnya.
Penutup
Ekosistem air laut terjadi, karena hasil dari interaksi antara makhluk hidup dan lingkungan perairannya, yang terbagi menjadi beberapa zona kedalaman.
Salah satunya adalah Zona Neritik, yang merupakan perairan paling dangkal, namun justru menjadi rumah bagi berbagai macam Biota Laut.
Selain itu, perairan dangkal ini pun menjadi anugerah bagi para nelayan, karena banyaknya Ikan yang dapat memutar roda perekonomian mereka.