Abdullah Bin Abdullah Bin Ubay
Kisah Abdullah Bin Abdullah Bin Ubay

Sahabat Rasul: Abdullah Bin Abdullah Bin Ubay Bermohon Ini Kepada Rasulullah

Diposting pada

Tokoh Kafir Quraish yang sangat terkenal salah satunya adalah Abdullah bin Ubay. Memiliki anak yang bernama Abdullah Bin Abdullah, dimana anaknya sangat cinta Islam dan Rasulullah Nabi Muhammad SAW.

Beritaku.Id, Kisah Islami – Dalam sebuah kisah Abdulloh Bin Ubay adalah sosok pemimpin kafir quraish yang nyaris jadi Raja di Madinah. Namun karena kedatangan Rasulullah maka semua rencana tersebut menjadi kacau balau.

Baca juga: 170 Urutan Sahabiyah dan Sahabat Nabi Muhammad SAW

Tidak ada niatan secara langsung Rasulullah menggagalkan mahkota Raja Abdulloh Bin Ubay menjadi Raja di Madinah. Haja saja kedatangannya membuat penduduk Madinah lebih mengidolakan Muhammad.

Dan menjadikannya sebagai peminpin di Madinah ketika Hijrah tersebut.

Hal terbalik atau berbeda dengan Abdullah Bin Ubay, dengan hadirnya Rasulullah bersama para Muhajirin.

Jabatan tersebut lepas darinya, atasa alasan itulah yang membuatnya sangat benci dengan Nabi Muhammad SAW.

Walaupun Abdulloh Bin Ubay sebenarnya juga ikut memeluk Islam.

Sesampainya di Madina, ada kelompok yang dipimpin oleh Banu Musthaliq. Bersiap untuk memerangi kaum muslimim dibawah pimpinan Al Harits Bin Abu Dhirar.

Rasulullah memimpin pasukan untuk mendatangi kaum Banu Musthaliq. Ternyata dalam pasukan tersebut terdapat Abdulloh Bin Ubay.

Dia punya misi tersembunyi, yakni membuat pasukan muslimin kalah.

Dan dibalik semua itu, ia berharap dapat mengusir Rasulullah dari tanah Madinah. Dia memberikan label Nabi Muhammad dan Muhajirin sebagai orang-orang terhina.

Konspirasi Abdullah Bin Ubay

Abdullah Bin Ubay menyampaikan pada pasukannya “Saat kita sampai di Madinah, Orang terhormat (pasukan kita) harus mengusir orang terhina (Nabi Muhammad SAW dan para muhajirin)”

Kalimat munafik Abdullah Bin Ubay ini sampai kepada kaum Muhairin. Melalui sahabat Zain Bin Arqam. Maka Umar Bin Khattab memngharapkan Rasulullah memerintahkan Abbad Bin Bisyr, untuk membunuh tokoh yang dianggap munafik tersebut. Yakni Abdulloh Bin Ubay.

Setelah Abbad Bin Bisyr bertemu Abdullah Bin Ubay, ternyata Abdullah Bin Ubay mengingkari seluruh ucapan bahwa kaum muhajirin terhina.

Mendengar bahwa ayahnya hendak dibunuh oleh Kaum Mauhajirin maka Abdullah Bin Abdullah menghadap pada Rasulullah.

“Wahai Nabi Muhammad SAW, jika saja engkau mengingingkan ayahku untuk dibunuh, maka perintahkanlah kepadaku. Maka aku yang akan membunuhnya! Karena jika saja orang lain yang membunuh ayahku. Aku takut mendendam kepedanya yang membuatku masuk Neraka”

Mendengar pernyataan Abdullah Bin Abdullah tersebut, Nabi Muhammad SAW memberikan jawaban ”Baiklah wahai Abdullah Bin Abdullah, berbaktilah kepada kedua orangtuamua, ia tidak melihat darimu kecuali kebaikan”

Dengan jawaban tersebut, maka Abdullah Bin Abdullah mengetahui bahwa Rasulullah memaafkan ayahnya tersebut. Namun meski Abdullah Bin Abdullah sangat sayang dengan ayahnya. Namun cintanya kepada Rasulullah jauh lebih besar.

Suatu ketika Abdullah Bin Abdullah hendak memasuki Kota Madinah. Maka Abdullah Bin Abdullah menghadang ayahnya Abdullah Bin Ubay dengan pedang yang terhunus.

“Engkau tidak boleh memasuki Kota Madinah kecuali mendapat Izin dari Rasulullah Muhammad SAW”

Namun Abdullah berusaha memaksa memasuki Kota Madinah, maka dengan pedang terhunus, Abdullah Bin Abdullah menyerang ayahnya tersebut. Hingga ia mundur.

Meninggalnya Sahabat Rasul, Abdulloh Bin Ubay

Hingga pada akhirnya Abdulloh Bin Ubay Meninggal, dalam kondisi menjadi orang yang disebut Munafik. Namun sebagai anak yang berbakti kepada kedau orangtuanya.

Abdullah meminta kain Kafan dari Rasulullah. Dan Rasulullah memberinya kain kafan. Dan tidak hanya itu Rasulullah juga diminta oleh Abdullah untuk mensholatinya. Rasulullah tidak keberatan.

Umar Bin Khattab tidak menyetujui langkah yang diambil Rasulullah tersebut. Sebab menganggap bahwa Abdullah Bin Ubay adalah kaum munafikin.

Tapi Jiwa Rasulullah adalah jiwa pemaaf.

Maka peristiwa Rasulullah mensholati jenazah Abdullah Bin Ubay menjadi Asabun Nusul Ayat ke 84 pada Surah At Taubah. Yang melarang beliau untuk mensholati orang yang munafik, serta melarang untuk berdiri diatas kuburan mereka.