Pemberi Motivasi, Bertawakal Kepada Allah SWT
Bertawakal Kepada Allah SWT. Sumber Unsplash.

Ayat Al-Quran: 5 Pemberi Motivasi untuk Jalani Takdir dan Hidup

Diposting pada

Segala kejadian yang terjadi dalam hidup manusia, merupakan takdir Illahiah yang niscaya. Meskipun begitu, dalam Ayat Al-Quran yang suci, Allah SWT memberikan petunjuk berupa 5 ayat-ayat motivasi. Supaya manusia tetap tabah dan sabar untuk menjalani kesulitan hidup.

Beritaku.id, Berita Islami – Sejak awal penciptaan, manusia pertama yakni nabi Adam AS telah mengakui Allah SWT sebagai Tuhan yang menciptakan manusia.

Oleh: Riska Putri (Penulis Berita Islami)

Adapun Allah SWT, menciptakan manusia agar menjadi hamba dan bukti kekuasaan-Nya yang tiada banding. Ia menciptakan manusia dengan kesempurnaan dan keunikan, yang tidak di miliki makhluk ciptaan-Nya yang lain.

Saking sempurnanya manusia, Ia bahkan memerintahkan malaikat untuk bersujud kepada nabi Adam AS. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surah At-Tin ayat 4, yang artinya:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Hakikatnya, manusia memang memiliki posisi spesial di antara makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Meskipun demikian, terdapat pula aspek penciptaan absolut yang tidak bisa di hindari manusia. Hal tersebut bernama takdir.

Khazanah filosofi mengartikan takdir sebagai suatu ketetapan atau ketentuan dalam kehidupan yang diberikan Allah SWT kepada semua makhluk-Nya, yang memiliki sifat niscaya dan tidak dapat di ubah. Eksistensi takdir dalam kehidupan adalah pasti, kedatangannya harus di yakini dan di terima.

Ummat muslim mengenal konsep takdir melalui rukun iman keenam, yaitu iman kepada qada dan qadar. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam Hadist Riwayat Muslim, yang artinya:

“Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikat-Nya; kitab-kitab; para rasul-Nya; hari akhir; dan beriman kepada takdir Allah SWT yang baik dan yang buruk.”

Pengertian Qada dan Qadar

Ilustrasi Memberikan Motivasi. Sumber Unsplash

Secara etimologis, qada berarti ketetapan, ketentuan, ukuran, atau takaran. Sedangkan secara terminologis, qada memiliki arti takdir atau ketetapan yang tertulis di lauh al-mahfuz sejak zaman azali.

Pada mulanya, hanya Allah SWT saja yang eksis di alam semesta. Masa-masa ketiadaan ciptaan itulah yang di sebut zaman azali, sebuah masa dimana proses penciptaan belum di mulai.

Namun, takdir terhadap ciptaan-Nya telah Ia tetapkan. Lima puluh ribu tahun sebelum Ia memisahkan antara bumi dan langit, qada makhluk ciptaan-Nya sudah tersurat dalam lembaran-lembaran lauh al-mahfuz.

Kemudian Allah SWT memberikan pengetahuan mengenai qada pada manusia, melalui firman-Nya pada Al-Qur’an surah Al-Hadid ayat 22, yang berbunyi:

“Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab (lauh al-mahfuz) dahulu sebelum kejadiannya.”

Sederhananya, qada adalah segala ketetapan berkenaan eksistensi manusia, baik maupun buruk, yang telah Allah SWT tentukan sebelum sesuatu itu terjadi.

Contohnya, sebelum seorang bayi menjelma dalam rahim ibundanya, Allah SWT telah menentukan akan jadi siapa bayi itu, apa profesinya, apakah ia akan menjadi orang alim atau menjadi penjahat, dan lain sebagainya.

Sedangkan, qadar adalah realisasi dari qada itu sendiri. Kata qadar secara etimologis berasal dari bahasa Arab, yang memiliki arti ketetapan yang telah terjadi atau keputusan yang sudah di wujudkan.

Istilah qadar sendiri sebenarnya terbagi menjadi dua, yaitu qadar mubram dan qadar mu’allaq.

Baca Juga Beritaku: Subhanallah, Alquran Tertancap Akar Bunga Anggrek, Setinggi 110 mm Pada Surah AtThamrin Ayat 8 – 12

Qadar Mu’allaq Dan Qadar Mubram

Qadar mubram adalah ketentuan absolut tentang manusia, yang bersifat mutlak dan tidak mungkin bisa di ubah. Misalnya, kelahiran, kematian, penuaan, dan lain sebagainya.

Pasangannya, qadar mu’allaq, merupakan takdir yang bisa di ubah dengan pengaruh doa, usaha, dan ikhtiar yang menggerakkan hati Allah SWT.  Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surah Ar-Ra’d ayat 11:

“Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”

Bersamaan, qada dan qadar menjadi jalur yang menyetir arah kehidupan manusia. Keduanya adalah perkara gaib yang harus di yakini keberadaannya. Kendati demikian, bukan berarti manusia cukup bersikap pasif dan pasrah dengan takdirnya.

Sebagai hamba yang beriman, sudah sewajarnya manusia mengoptimalkan segala anugerah dan nikmat pemberian-Nya. Mengaktualisasikan rasa syukur dengan berikhtiar mencari ridha-Nya, supaya Ia berkenan mengubah qada dan qadar yang tadinya buruk menjadi baik.

Surah Al-Quran dan Ayat-ayat Motivasi Penyemangat Hidup

Berlalunya hari, mendekatkan manusia pada bergantinya qada menjadi qadar. Kematian memanglah pasti, tapi misterinya terlalu rimbun untuk dijamah. Maka manusia menjalani hari tanpa tahu kapan nafas tak lagi mustahak, kapan jiwa akan meninggalkan raga.

Dimensi waktu adalah hal yang relatif, maka wajar jika kehidupan kadang terasa cepat, kadang terasa amat lambat untuk berlalu. Riak-riak kehidupan seperti itu, tak jarang membuat manusia merasa terperosok dalam keputusasaan.

Motivasi Dalam Ayat-ayat Al-Quran. Sumber Unsplash.

Maha baik Allah SWT yang senantiasa dekat dengan hamba-Nya, meskipun kadang tidak terasa. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memberikan motivasi-motivasi agar manusia tetap semangat mengarungi kehidupan yang fana. Berikut lima ayat Al-Qur’an yang bisa di jadikan motivasi kala lelah menjalani kehidupan.

Baca Juga Beritaku: Faedah Membaca Surat Yasin Setelah Mendirikan Waktu Magrib

Ayat Al-Quran Surah Yusuf ayat 87

“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah SWT. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah SWT, melainkan kaum yang kafir.”

Ayat tersebut mengandung pesan dari Allah SWT, bahwasannya harapan akan senantiasa ada selama nafas masih di kandung badan. Mereka yang mempercayai keagungan Allah SWT, hendaknya tetap berusaha sambil berdoa kepada-Nya.

Karena hanya Ia yang mampu membolak-balikkan takdir. Maka ketika hidup terasa sulit, percayakanlah segala keresahan kepada-Nya. Enyahkanlah rasa ragu dan putus asa dari dalam hati, dengan cahaya harapan dan keyakinan pada Sang Kuasa.

Ayat Al-Quran Surah At-Taubah ayat 40

“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah SWT selalu bersama kita.”

Sepanjang masa kehidupan, manusia tidak bisa menghindar dari mengecap rasa sedih dan kecewa. Contohnya, gagal masuk perguruan tinggi, tidak lolos tes seleksi karyawan, mengalami keguguran, dan lain sebagainya.

Meskipun begitu, sebagai manusia beriman hendaknya tidak terlarut dalam kesedihan. Sesungguhnya Allah SWT senantiasa mengiringi langkah hamba-Nya. Percayalah bahwa rencana Illahi, adalah sebaik-baiknya takdir bagi yang mempercayai.

Ayat Al-Quran Surah Ali Imran ayat 139

“Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu beriman.”

Pada ayat ini, Allah SWT mengingatkan manusia agar senantiasa bersyukur. Sejatinya tidak ada manusia yang sempurna, semua manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Perbandingan dengan orang lain akan selalu ada, baik berasal dari diri sendiri maupun dari orang lain.

Kendati demikian, hendaklah mengingat bahwa manusia di ciptakan-Nya sebagai makhluk paling sempurna. Maka bersyukurlah atas kelebihan yang di miliki, dan jadikan kekurangan sebagai motivasi untuk berbenah diri, meningkatkan kualitas pribadi atas seizin dan ridha-Nya.

Ayat Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 216

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”

Melalui ayat ini, Allah SWT hendak mengingatkan kembali bahwasanya Ia menentukan takdir terbaik bagi setiap hamba-Nya. Segala sesuatu yang terjadi di kehidupan, sebagiannya merupakan misteri yang menanti untuk diungkap. Maka liputi hati dengan rasa percaya dan cahaya iman, karena sesungguhnya Ia tidak akan menelantarkan hamba-Nya.

Ayat Al-Quran Surah Ath-Thalaq ayat 2-3

“Barang siapa bertakwa kepada Allah maka Dia akan menjadikan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak ia sangka, dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya. Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan untuk setiap sesuatu kadarnya.”

Ayat tersebut menjelaskan, bahwa jika manusia bertakwa dan senantiasa bertawakal kepada-Nya, maka Allah SWT akan memberikan rezeki dan jalan keluar dari masalah. Ketakwaan juga merupakan kunci ketenangan hati, supaya hati tidak di selubungi keraguan atas permasalahan-permasalahan duniawi.

Unggahan Ayat Suci Al-Quran di Media Sosial, Motivasi atau Riya’?

Tak dapat di pungkiri, kehidupan manusia saat ini berjalinan erat antara kehidupan di dunia nyata, dan dunia maya. Penggunaan media sosial untuk saling terhubung adalah hal yang lazim. Relung-relung internet memang bisa mendekatkan manusia, meskipun nyatanya saling eksis di belahan dunia yang berbeda.

Fenomena teranyar yang terjadi di celah-celah dunia maya, adalah menampilkan unsur-unsur religi sebagai bagian dari identitas diri. Salah satunya, mengunggah kutipan ayat-ayat suci Al-Quran, menjadikan kalam Illahi sebagai lambang supremasi dalam mengaktualisasi segi rohani diri.

Berkenaan dengan hal tersebut, sering terdengar kalimat sumbang yang di alamatkan pada orang-orang yang melakukan tindakan tersebut. Sering di temukan warganet yang menganggap hal tersebut adalah sebentuk perbuatan riya’.

Ilustrasi Kesabaran. Sumber Unsplash

Padahal, segala sesuatu yang di lakukan manusia sejatinya tergantung niat. Pamer atau riya’ sendiri merupakan perbuatan hati, yang sulit di ketahui maupun di prediksi karena sifatnya yang batin. Tak ada seorang manusia pun, termasuk Rasulullah SAW, yang mampu mengetahui rahasia hati seorang manusia.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah An-Naml ayat 64, yang artinya:

“Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi mengetahui perkara gaib kecuali Allah SWT.”

Berkenaan dengan hal tersebut, para ulama sependapat memperbolehkan ummat mengunggah aktivitas ibadah, petikan ayat-ayat suci Al-Qur’an, maupun perbuatan-perbuatan baik lainnya. Hendaknya antara sesama manusia saling ber-husnudzon satu sama lain mengenai tindak tanduk masing-masing.

Karena, pada dasarnya tindakan seperti mengunggah petikan ayat, sangat mungkin bertujuan untuk memberikan motivasi, inspirasi, atau sekadar tahadduts binni’mah (mempertunjukkan nikmat Allah SWT) yang telah diperoleh.

Tetapi, adab dalam berkehidupan dan berdakwah pun hendaknya tetap dijaga. Agar jangan sampai niat baik memotivasi orang lain mengejar kebaikan, berujung pertikaian memperebutkan pepesan kosong.

Pentingnya Sabar Ketika Mendapatkan Musibah

Perjalanan mengarungi kehidupan memanglah singkat, karena kehidupan yang abadi adalah yang terjadi setelah kematian.

Namun, singkatnya kefanaan tak lantas berarti berlalu begitu saja dengan hambar. Sepanjang perjalanan, kehidupan manusia akan senantiasa di semarakkan lika-liku kejadian, terselip di antaranya masalah bahkan musibah.

Allah SWT sangat menyukai manusia-manusia yang bersabar ketika berhadapan dengan permasalahan. Sabar sendiri adalah suatu sifat mulia, dimana seorang manusia tidak mudah bereaksi negatif terhadap sesuatu yang terjadi pada dirinya.

Baca Juga Beritaku: Kelonggaran Rezeki : Surah Tentang Rejeki, Serta 3 Cara Dan Pembukaan

Saking sukanya Allah SWT pada sifat sabar, pentingnya bersabar banyak di abadikan dalam ayat-ayat suci Al-Quran. Diantaranya:

Ayat Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 45.

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu amat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.”

Ayat Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 153.

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”

Ayat Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 155-156.

“Dan sungguh akan Kami uji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’ (Sesungguhnya kami milik Allah SWT, dan kepada-Nya kami akan kembali).”

Ayat Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 177.

“Bukanlah kebajikan itu dengan menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, akan tetapi sesungguhnya kebajikan ialah orang yang beriman kepada Allah SWT, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir, dan orang-orang yang meminta-minta; dan orang yang memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang yang menepati janjinya apabila ia membuat janji, dan orang-orang yang bersabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

Ayat Al-Quran surah Al-Anbiya ayat 83.

“Dan ingatlah kisah Ayub AS, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, ‘Ya Tuhanku, sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua penyayang’.”

Segenap ummat Islam baiknya menyesap intisari dari ayat-ayat tersebut, menjadikan sabar sebagai tameng pelindung diri dari kemungkaran dunia.

Benar adanya bahwa orang-orang penyabar adalah orang-orang yang dicintai Allah SWT. Maka bersabarlah menghadapi ujian kehidupan, supaya setiap langkah senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Wallahu a’lam bish-shawab.

Daftar Pustaka

  1. Hadi, Abdul. 2021. Iman Kepada Qada dan Qadar: Pengertian & Maknanya Menurut Islam. Jakarta: Tirto.. Di akses pada 5 Maret 2021.
  2. Redaksi Hijab Lifestyle. 2020. 5 Kutipan Ayat Alquran yang Bisa Dijadikan Semangat Hidup. Jakarta: kumparan.com. Di akses pada 5 Maret 2021.
  3. Sahroni. 2020. Pamer Kebaikan di Media Sosial Dalam Al-Qur’an. Lumajang: MTS. Miftahul Ulum 2. mtsmu2bakid.sch.id. Di akses pada 5 Maret 2021.