Burung Julang termasuk ke dalam jenis burung Rangkong dan termasuk dalam salah satu dari 13 jenis Rangkong. Selain memiliki bentuk yang unik dan juga menarik, burung Julang juga menjadi salah satu hewan endemik yang berkontribusi langsung bagi tumbuhnya ekosistem hutan.
Beritaku.id, Lestari – Burung besar di atas pohon. Bertengger diam menatap sepi. Sungguh indahmu menggelitik pikiran. Mataku terus memandang tanpa berkedip. Samar-samar cahaya tepiskan gelap. Nampaklah rupanya engkau hai si Julang cantik.
Oleh: Sri Damara (Penulis Lestari)
Sulawesi merupakan pulau yang memiliki jumlah hewan endemik yang cukup banyak, termasuk juga di dalamnya spesies burung.
Tapi dari jenis hewan endemik ini, burung Julang nampaknya menjadi jenis burung yang menarik minat pemerhati burung.
Pasalnya, selain memiliki bentuk yang unik dan juga menarik, burung Julang juga menjadi salah satu hewan endemik yang berkontribusi langsung bagi tumbuhnya ekosistem hutan.
Burung ini mempunyai suara panggilan yang keras sehingga dapat terdengar hingga mencapai radius 2 Km.
Bulu dan paruh burung ini dipercaya bisa melindungi seseorang dari pengaruh roh jahat, dan jimat keberuntungan.
Digunakan juga sebagai hiasan di kepala dan sebagai pelengkap tarian tradisional prajurit Cakalele.
Nama dan Istilah Julang
Burung Julang termasuk ke dalam jenis burung Rangkong dan termasuk dalam salah satu dari 13 jenis Rangkong.
Nama lain dari burung Julang adalah burung Enggang.
Sedangkan di Minahasa, burung Julang dikenal dengan sebutn burung Taong.
Nama latin burung Julang Sulawesi adalah Aceros Cassidix. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan Knobbed Hornbill.
Habitat Julang berada di kawasan hutan yang mempunyai pohon yang besar, karena julang sering kali membangun sarang di atas pohon-pohon besar.
Jurnal Bio Wallacea (2019) menjelaskan bahwa Julang Sulawesi merupakan jenis burung yang termasuk dalam famili Bucerotidae dan merupakan jenis burung pemakan buah (frugivory).
Baca juga beritaku: Mau Melihat Burung Cendrawasih, Dengan Waktu 40 Menit Anda Bisa Melihatnya Disini
Burung ini menyukai buah-buahan kecil yang mempunyai biji.
Karena kebiasaannya yang suka memakan buah-buahan yang mengandung biji, membuat mereka dijuluki sebagai petani hutan.
Satwa ini sering kali memuntahkan biji-biji dari buah yang mereka makan. Biji-biji inilah yang kemudian tumbuh menjadi pohon yang baru, sehingga kelestarian hutan tetap terjaga.
Selain itu, kehadirannya di kawasan hutan menandakan bahwa kondisi hutan yang baik-baik saja.
Karena, biasanya burung ini sering hinggap di atas pohon besar yang memiliki peranan penting di dalam hutan.
Ciri-Ciri Burung Julang
Dibandingkan beberapa burung sejenisnya, burung Julang Sulawesi tampil lebih memukau.
Dengan balung menyerupai jambul berwarna merah kecoklatan di bagian atas kepalanya.
Dengan keindahan paruhnya yang berwarna kuning dan bermotif yang lancip memanjang untuk mematuk buah-buahan di hutan.
Ukuran panjang tubuh burung ini mencapai hingga 104 cm dan berat kurang lebih sekitar 2,36 sampai 2,5 Kg.
Burung ini memiliki tubuh dan sayap yang berwarna hitam, dan balung khas bagi yang jantan berwarna merah dan betina berwarna kuning.
Pada bagian leher berwarna biru muda, terhubung dengan warna bulu di bagian sekitar matanya.
Satwa ini mendiami hutan primer dan hutan rawa. Bahkan di hutan sekunder dan juga petak hutan yang tersisa dari lahan pertanian yang luas, terkadang juga mengunjungi hutan bakau.
Burung Julang Sulawesi biasanya terbang di atas dan di sekeliling tajuk dalam kelompok kecil terpisah, namun kadang berkelompok hingga 50 ekor atau lebih.
Saat terbang sayapnya akan mengeluarkan bunyi berisik seperti bunyi mesin uap.
Baca juga beritaku: Kareo Padi Dan Cekakak Sungai, 2 Spesies Mulai Langka
Sebaran Burung Julang
Burung Julang Sulawesi adalah salah satu jenis burung Enggang atau Rangkong endemik Indonesia.
Burung ini secara luas menjelajah dan tidak mempertahankan kawasan wilayahnya atau non teritorial.
Biasanya jenis burung ini terlihat berpasangan sampai berjumlah 12 ekor pada pohon ara yang sedang berbuah.
Penyebarannya di berbagai dunia seperti di wilayah sub Sahara Afrika, India, Asia Tenggara, New Guinea dan juga Kepulauan Solomon.
Mereka tinggal di kawasan hutan sepanjang tahun terutama di daerah dataran rendah, pada ketinggian 1.100-1.800 mdpl.
Jangkauannya meluas hingga ke hutan sekunder, hutan dan juga wilayah perkebunan untuk mencari makanan.
Wilayah persebarannya yaitu di Pulau Sulawesi, Kepulauan Togean, Pulau Muna, Pulau Buton dan Pulau Lepas Pantai Lembeh.
Jenis-jenis Burung Julang
Di wilayah Indonesia dan di beberapa negara yang lain juga terdapat beberapa jenis burung Julang, yaitu:
Burung Julang Irian
Burung Julang Irian hidup di hutan, rawa, dan juga perbukitan, mudah jumpai di Papua, Maluku, dan Kepulauan Solomon.
Ciri-cirinya memiliki paruh yang pucat dengan kepala berwarna hitam dan leher yang berbulu putih.
Ukuran burung ini berkisar antara 76-91 cm yang diselimuti dengan warna hitam.
Burung Julang Sulawesi
Nama lain dari burung Julang Sulawesi adalah Taong. Memiliki panjang tubuh sekitar 88-104 cm. Memiliki tanduk yang besar dengan corak merah atau kuning, dan membulat.
Paruhnya berwarna kuning, selaras dari kepala sampai ke lehernya. Bagian tubuhnya memiliki bulu yang berwarna hitam.
Burung Julang Sumba
Satwa ini tinggal di wilayah Nusa Tenggara, tepatnya di Pulau Sumba. Burung khas Asia ini memiliki kepala berwarna merah bercampur oranye.
Paruhnya berwarna kuning gading dan berukuran besar dan suka hidup berkelompok bersama dengan 15 kawanan burung yang sejenis.
Burung Julang Emas
Satwa ini tersebar di wilayah daratan Sumatera dan Bali. Penyebarannya meluas mulai dari dataran rendah hingga perbukitan.
Ciri-ciri burung ini adalah paruh yang berwarna abu-abu hingga kuning. Tubuhnya mencapai 100 cm, berwarna hitam dan ekornya berwarna putih.
Burung Julang Jambul Hitam
Burung jenis ini memiliki ukuran tubuh mencapai 74 cm dengan bulu hitam dan putih.
Di kepala terdapat jambul merah dan paruh yang berwarna kuning kemerahan.
Burung Kangkareng Hitam
Burung unik ini dari Semenanjung Malaysia dan wilayah Sumatera, burung jenis ini menyebar luas hingga ke hutan primer tropika.
Dan memiliki paruh dan tubuh dengan warna yang khas. Bagian tubuhnya berwarna hitam dan paruhnya berwarna putih. Bagian belakang kepala warna putih hingga ke batas garis mata.
Burung Kangkareng Sulawesi
Burung Kangkareng Sulawesi merupakan satwa endemik dan hanya ada di Sulawesi. Memiliki ukuran tubuh yang minimalis, yaitu sekitar 53 cm.
Rangkong jenis ini memiliki ciri khas dengan paruh bermotif belang keemasan. Warna kepalanya juga bervariasi, antara warna kuning, putih, dan hitam.
Miliki bola mata yang berbentuk oval serta warna merah di bagian tengah pupilnya.
Burung Kangkareng Perut Putih
Ciri khasnya adalah memiliki warna putih di bagian perutnya. Burung ini banyak terdapat di Asia Tenggara, Sunda Besar, India dan juga Cina.
Paruh dan jambulnya berwarna kuning, sedangkan bagian tubuhnya hitam dan terdapat garis putih bagian wajahnya.
Burung Rangkong Gading
Burung ini seringkali terlihat bertengger di atas pohon beringin. Ukuran tubuhnya mencapai hingga 140 cm, dan kedua sayapnya bisa melebar sampai 90 cm.
Bahkan yang lebih uniknya lagi, burung Rangkong Gading menyerupai suara orang yang sedang tertawa.
Burung Enggang Jambul
Burung ini memiliki tubuh berukuran sekitar 85 cm. Paruhnya hampir tak terlihat karena tertutup oleh jambul yang berwarna putih.
Bagian leher hingga ekor diselimuti dengan warna putih. Sementara bagian punggung dan juga kakinya berwarna hitam.
Burung Enggang Papan
Populasi burung ini tersebar di kawasan wilayah Sumatera, India, Nepal, Bhutan dan Cina. Memiliki ukuran yang besar hingga mencapai 160 cm.
Memiliki ekor dengan warna belang hitam dan putih dengan bagian leher yang kecil dan paruhnya berwarna kuning.
Burung Enggang Klihingan
Burung jenis ini sering berkelompok antara 2 sampai 20 ekor memiliki wilayah persebaran di kawasan Asia tenggara.
Seperti di Thailand, Myanmar, Brunei, Malaysia dan Indonesia yakni di Sumatera dan Kalimantan yang memiliki wilayah hutan tropis di dunia.
Burung ini memiliki ukuran panjang tubuh sekitar 60 sampai 65 cm. Di bagian paruh dan sayap berwarna hitam gelap, sedangkan bagian ekornya berwarna coklat tua keabu-abuan dan juga warna hitam pada bagian ujungnya.
Bagian perut burung ini berwarna coklat keabu-abuan dan tanpa bulu di bagian leher atas dan juga sekeliling mata.
Burung Enggang Cula
Burung jenis ini dapt kita temukan di wilayah asia Tenggara. Seperti di Semenanjung Malaysia, Semenanjung Thailand, Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
Harga Burung Julang
Sebenarnya nasib petani hutan ini tidak dalam keadaan yang baik-baik saja. Burung ini sedang terancam punah karena perburuan liar dan berkurangnya habitat tempat tinggal mereka.
IUCN atau Internasional Union for Conservation of Nature telah menetapkan status burung Julang ke dalam kategori Rentan punah.
Artinya, burung ini kemungkinan punah 10 % dari jumlah populasinya di jangka waktu 100 tahun ke depan.
Padahal burung ini termasuk dalam kategori hewan yang dilindungi dan dijaga kelestariannya.
Di tahun 2012 – 2019, adanya upaya penyelundupan paruh Julang yang berjumlah 3.480.
Disita oleh Pemerintah Indonesia dan juga Pemerintah Tiongkok.
Bahkan transaksi penjualan burung Julang pada beberapa tahun belakangan ini begitu masif di media sosial.
Di tahun 2016, dalam sebuah grup faceebook, burung Julang yang masih bayi dijual dengan harga 12 juta.
Mongabay menjelaskan dalam artikelnya bahwa masyarakat Minahasa menganggap burung ini sebagai hewan sakral.
Ini merupakan tugas yang berat bagi para pemangku kebijakan dan juga masyarakat umum dalam menjaga kelestarian burung Julang.
Sehingga kelak anak cucu kita bisa menyaksikan keindahan dan kecantikan Julang khas Sulawesi ini.
Perkembangbiakan Julang
Dalam melakukan perkembangbiakan, mereka membutuhkan pohon-pohon yang besar dengan ketinggian mencapai sekitar 13 – 53 meter.
Mereka biasanya bersarang di dalam lubang-lubang pohon yang ditutupi dengan lumpur, yanh bertujuan agar telur mereka terlindungi dari predator lain.
Satwa ini biasanya melakukan perkembangbiakan di akhir musim hujan yaitu antara bulan Juni-Juli.
Jumlah telurnya hanya berjumlah 2 atau 3 telur dengan masa pengeraman 32-35 hari. Burung betina keluar dari sarangnya juga bervariasi antara 58-140 hari. Akan tetapi dari 2 atau 3 telur tersebut hanya 1 saja yang berhasil menetas.
Baca juga beritaku: Famili Nymphalidae, Jumlah Spesies Dalam 11 Daftar