Banyak flora di Indonesia yang memiliki manfaat penyembuhan. Di antaranya adalah Garcinia dan Calophyllum. Meski belum banyak yang mengetahui, ternyata 2 pohon yang sangat familiar ini berguna mengobati kanker. Artikel ini akan mengupas pula serba serbi tentang kedua tanaman berkhasiat itu.
Beritaku.Id, Lestari – Kita sering mendengar bahwa alam Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya. Tapi mungkin kita penasaran, seberapa kaya?
Oleh: Riska Putri (Penulis Lestari)
Menurut Sutisna (1998), terdapat 25.000 spesies tumbuhan berbunga dan berbiji yang hidup di hutan Indonesia yang tersebar di 17.000 pulau besar dan kecil.
Dari jumlah itu, sebanyak 4.000 jenis berupa pepohonan. Yaitu tumbuhan berkayu dengan batang utama terpisah jelas dari tajuknya.
Di antara ribuan jenis itu, terdapat pula yang memiliki kemampuan menyembuhkan berbagai penyakit.
Dari mulai sakit ringan seperti gatal akibat gigitan serangga, batuk, hingga sakit berat seperti kanker yang selalu menjadi momok menakutkan bagi manusia.
Bagaimana tidak? Setiap tahun, jumlah kematian akibat kanker semakin meningkat.
Data Kanker Dunia
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah orang yang meninggal karena kanker akan naik hingga 300% pada tahun 2030 dengan perbandingan tahun 2005. Dan 70% orang yang menderita penyakit ini merupakan masyarakat Negara berkembang seperti Indonesia.
Pada tahun 2012, ada 14 juta kasus kanker di dunia. Sebanyak 8,2 juta pasien di antaranya, berujung pada kematian oleh kanker paru, kanker prostat, kanker lambung, kanker hati, dan kanker usus besar. Dari sini kita dapat menilai bahwa penyakit kanker memang sangat ganas dan menjadi mimpi buruk semua orang di berbagai penjuru dunia.
Namun, Tuhan tidak serta merta menciptakan penyakit tanpa memberikan penawarnya. Ialah yang paling menyayangi makhluk-Nya sehingga Ia tak pernah membebani manusia dengan permasalahan yang tidak mustahil teratasi.
Di antara ribuan tumbuhan yang tinggal di tanah air, ternyata ada dua tumbuhan yang terpercaya mampu menyembuhkan penyakit kanker yang mengerikan itu. Tumbuhan tersebut adalah Garcinia mangostana dan Calophyllum.
Nama ilmiahnya mungkin terdengar asing bagi masyarakat awam. Namun ternyata, mayoritas orang telah lama mengetahui dan mengkonsumsinya.
Apa nama umum kedua tumbuhan ini dan bagaimana khasiat hebatnya? Mari kita telusuri bersama.
Baca juga Beritaku: Kenali Hutan Indonesia: Nama, 5 Jenis, Ciri Dan Pohon
Istilah Indonesia untuk Garcinia Mangostana L.
Sebagai tumbuhan tropis, Garcinia mangostana tumbuh subur di berbagai daerah di Indonesia. Tinggi pohonnya bisa mencapai 25 meter dengan daun yang selalu menghijau sepanjang tahun.
Rasanya yang manis dengan kandungan antioksidan yang sangat tinggi membuatnya mendapat julukan sebagai Ratu Segala Buah.
Di tanah air, tumbuhan ini memiliki banyak sebutan. Yang paling umum adalah Manggis.
Di wilayah Jawa Barat, ia terkenal dengan nama Manggu. Sedangkan di Lampung Manggus. Masyarakat di Sulawesi Utara menjulukinya Manggusto. Sementara mereka yang di Sumatera Barat mengenalnya sebagai Manggista.
Pusat budidaya pohon manggis terletak di Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara.
Ia tumbuh subur di dataran rendah dengan ketinggian antara 500-600 mdpl.
Warga local terbiasa mengkonsumsinya sebagai camilan sehari-hari. Rasanya yang segar dan manis begitu cocok untuk dinikmati di berbagai suasana. Baik itu siang hari yang terik, maupun sore hari ketika berbuka puasa.
Baca Juga Beritaku: Hutan Rawa: Definisi, Sebaran, dan 10 Karakteristik Jenis Pohon
Ciri dan Karakter Garcinia
Pohon buah manggis mempunyai batang yang tegak dengan kayu keras. Karena itulah masyarakat biasa menggunakannya sebagai material bangunan rumah, furniture, dan kayu bakar.
Terdapat dua macam akar pohon manggis yaitu akar tunggal dan akar serabut. Pada pohon manggis yang memiliki akar tunggal, ia akan tumbuh kuat karena akarnya menghujam dengan kokoh ke dalam tanah.
Sementara pohon manggis yang berakar serabut akan cenderung mudah goyah.
Daun pohon manggis berbentuk oval atau bulat dengan bagian atas sedikit mengkilap dan berwarna hijau. Sedangkan bagian bawahnya kuning kecoklatan.
Sementara buah manggis sendiri berbentuk bulat. Kulitnya tebal dengan warna gelap kehitaman di bagian luar.
Namun ketika kita belah, kita akan melihat bahwa bagian dalam kulitnya berwarna merah keunguan. Buahnya sendiri berwarna putih dan sangat berair. Di dalam buah tersebut terdapat biji yang cukup besar dan keras.
Manggis mengandung gula sakarosa, dekstrosa, dan levulosa.
Selain itu, dalam 100 gram buah manggis terdapat pula kandungan-kandungan yang baik untuk tubuh seperti air, protein, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, dan zat besi. Terdapat pula berbagai vitamin seperti vitamin A, C, B1, B2, dan B5.
Karena kandungannya yang sangat kaya raya ini, buah manggis dapat memberikan beragam manfaat bagi manusia. Namun tentunya kita perlu mengikuti aturan konsumsi yang di sarankan para ahli agar tidak berlebihan.
Manfaat dan Cara Penggunaan Garcinia untuk Pengobatan
Masyarakat telah mengenal luas buah Gacinia Mangostana atau manggis sebagai obat berbagai penyakit. Dari mulai menurunkan demam, mengurangi radang tenggorokan dan sariawan, serta mengurangi sakit gigi.
Buah ini juga dapat membantu memelihara kondisi psikologis karena mampu menurunkan stress dan depresi. Sayangnya belum teruji apakah bisa menghilangkan kenangan pahit dan rasa nyeri di hati akibat di tinggal pergi cinta basa basi.
Kulit yang kering karena tersengat panasnya emosi jiwa pun dapat menjadi lembab dengan mengkonsumsi buah manggis.
Karena buah ini mengandung banyak antioksidan yang baik untuk menyehatkan, menyegarkan, dan meremajakan kulit. Solusi murah dan mudah bagi para wanita muda yang tergila-gila memiliki kulit cantik ala Korea.
Terdapat beberapa cara untuk memperoleh manfaat baik dari buah manggis. Cara termudah adalah menjadikannya sebagai teh. Pertama-tama potong rapi kulit manggis yang Anda miliki.
Kemudian rebus hingga mendidih dan saring air godokan itu. Teh manggis akan lebih nikmat jika kita campur madu atau gula sebagai pelengkap. Boleh menggunakan kayu manis agar wanginya lebih sedap dan menggugah selera.
Cara Lain Ekstrak Kulit Manggis
Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan ekstrak alami kulit manggis dengan cara mengolahnya di rumah. Caranya dengan merebus kulit manggis hingga empuk kemudian blender tanpa tambahan apapun.
Setelah halus, saring kulit manggis hingga sari-sarinya keluar. Agar awet, simpan ekstrak tersebut dalam wadah tertutup dan taruh di lemari es. Konsumsi sebanyak 2 kali sehari untuk mendapatkan manfaat baiknya.
Manggis juga memiliki senyawa yang membuatnya semakin dipandang sebagai buah berkhasiat.
Senyawa itu adalah santon. Journal of Pharmacy and Pharmacologymenyatakan bahwa santon memiliki fungsi sebagai zat anti kanker.
Dan zat tersebut ternyata bisa kita dapatkan dari kulit manggis yang terekstraksi.
Di pasaran, telah banyak perusahaan farmasi dan usaha rumahan yang telah mengolah ekstrak kulit manggis ini. Umumnya, kita akan menemukan ekstrak tersebut dalam bentuk sirup atau tablet.
Saat ini, ekstrak manggis dalam bentuk tablet lebih mudah kita temukan di apotek. Karena selain mudah terserap ke dalam tubuh, tablet juga lebih ekonomis, mudah dibawa, dan kompatibilitasnya optimal.
Baca juga beritaku: Hutan Sabana: Ciri, Flora, Fauna, dan 12 Terindah di Indonesia
Mengenal Calophyllum Inophyllum
Sebagian besar masyarakat Indonesia pasti akan mengernyitkan dahi jika mendengar nama ilmiah tanaman ini. Seperti pepohonan asing nan jauh di mato. Namun sebenarnya, ia tumbuh subur sekali di tanah air bahkan mungkin bisa mudah kita temukan di halaman belakang rumah.
Calophyllum inophyllum adalah nyamplung. Tanaman ini hidup bebas di pesisir yang berpasir dan berbatu-batu. Para nelayan marak menggunakan kayu pohonnya untuk membuat perahu, lantai kayu, dan tiang kapal.
Karena sifat kayunya yang keras, tahan lama, dan kokoh.
Tak hanya di Indonesia, nyamplung juga tersebar di Madagaskar, Afrika Timur, Asia Tenggara, Kepulauan Pasifik, Asia Selatan, hingga Amerika Selatan.
Di Indonesia sendiri, ia tumbuh di 12 provinsi. Antara lain di Jambi, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi, NTT, Papua, dan Maluku.
Pohon Calophyllum inophyllum memiliki daya tahan yang tinggi terhadap segala macam kondisi cuaca dan lingkungannya. Karena itu ia sangat mudah dibudidayakan.
Selain itu, pohon nyamplung berbuah sepanjang tahun sehingga selalu tersedia saat dibutuhkan.
Manfaat dan Cara Penggunaan Calophyllum sebagai Obat Anti Kanker
Sebelum diketahui memiliki zat anti kanker, nyamplung lebih dulu direkomendasikan sebagai bahan energy alternative yaitu bahan baku biofuel.
Hal ini karena buah nyamplung memiliki tingkat rendemen yang tinggi mencapai 74%.
Jika masyarakat dan pemerintah menggalakan penggunaan buah nyamplung, penebangan pohon sebagai kayu bakar akan menurun drastic.
Karena ketersediaan nyamplung di alam jauh lebih banyak dibandingkan jarak pagar maupun kelapa sawit.
Selain itu, tegakan hutan nyamplung sangat bermanfaat sebagai pemecah angina (wind breaker). Fungsi ini sangat membantu melindungi tanaman pertanian dan kelestarian konservasi pantai.
Nyamplung juga telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat wasir.
Cara penggunaannya dengan meremas daun nyamplung hingga keluar cairan alaminya. Kemudian cairan itu kita ratakan ke area dubur sehingga benjolan wasir akan berkurang sampai hilang.
Di Kamboja, masyarakat local yang memiliki sakit vertigo atau migraine, akan membakar daun nyamplung kering kemudian menghirup asapnya.
Metode ini mereka percaya sangat ampuh untuk menghilangkan kedua nyeri yang bukan main menyiksanya itu.
Khasiat Calophyllum
Khasiat tanaman Calophyllum yang paling ajaib tentunya sebagai obat kanker. Hal ini dikemukakan dalam jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh LIPI pada tahun 2019.
Seorang peneliti perempuan bernama Jamilah berhasil menemukan bahwa terdapat senyawa 1,5 hidroksi 4-prenil kromen santon dan senyawa fredelin dalam Calophyllum hosei.
Sementara itu pada Calophyllum tomentosum ditemukan pula 2 senyawa aktif anti kanker lainnya yaitu fredelin dan 3-epi-betulinic acid lup-20. Hasil penelitian ini membuka harapan besar akan pengembangan obat anti kanker local. Pastinya akan lebih murah jika produksi di negeri sendiri dan akan sangat banyak masyarakat yang terbantu.
Penemuan fenomenal ini sayangnya belum disambut baik oleh industry farmasi. Hingga kini, belum ada kabar tentang produksi obat kanker dari nyamplung secara massal.
Barangkali prioritas industry farmasi Indonesia saat ini masih berkutat pada penyebaran vaksin COVID-19 atau obat lainnya yang lebih genting dibutuhkan masyarakat.
Padahal selain terbukti mengandung zat anti kanker, nyamplung juga mengandung zat yang dapat mengobati malaria. Sayangnya, kedua penemuan mutakhir ini masih berakhir di atas kertas belaka.
Masyarakat masih harus menunggu lama hingga manfaatnya benar-benar bisa dinikmati oleh public secara luas.
Demikian artikel tentang Garcinia dan Calophyllum dengan berbagai kegunaanya.
Daftar Pustaka
- Sutisna, U. Kalima dan T. Purnadjaja. 1998. Seri Manual Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia Yayasan PROSEA. Pusat Diklat Pegawai dan SDM Kehutanan, Bogor.
- Qosim, W. A., 2007. Kulit Buah Manggis Sebagai Antioksidan. http://www.pikiranrakyat.com.
- Nyamplung. https://id.wikipedia.org/wiki/Nyamplung
- Manggis. https://id.wikipedia.org/wiki/Manggis
- Jamilah. 2019. Penemuan Senyawa Aktif Baru dari Calophyllum Spp sebagai Bahan Baku Obat Antikanker dan Antimalaria Di Indonesia. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
- Al Madury, Shalahuddin et al. 2012.Pemanfaatan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L) Sebagai Formulasi Tablet Anti Kanker Yang Praktis Dan Ekonomis. Jurnal Khazanah, Vol. 5 No.2 Januari 2012.