Bir Menjadi Gaya Hidup
Bir Terkadang Menjadi Sebuah Gaya Hidup (Foto:IDNTimes)

Hubungan Bir Dan Umur, Sebagai Lifestyle sejak 2000 Tahun Silam

Diposting pada

Umur dan Bir memiliki hubungan dan keterkaitan, dalam kehidupan seseorang, sebagai lifetyle. Ternyata gaya ini telah hadir sejak 200 tahun silam.

Beritaku.Id,Lifetyle – Secara umum bir adalah salah satu jenis minuman fermentasi, dan penikmatnya pun dari berbagai belahan dunia.

Masing-masing negara memiliki peraturan tersendiri yang membahas tentang batasan usia, aturan dalam resep pembuatan, aturan perdagang bir tersebut.

Minuman bir memiliki kadar alkoholnya sekitar 4 persen yang masih terbilang rendah jika mebandingkan dengan minuman wine yakni sekitar 11 persen.

Bukan berarti minuman bir dapat dikonsumsi setiap saat, mengingatkan bir memiliki kandungan alkhohol.

Bisa sangat berpengaruh pada kesehatan tubuh jika dosis bir tidak sesuai atau berlebihan.

Baca juga Beritaku: Syarat Masuk Tempat Clubbing, Usia Min. 17 Thn, Pakaian, Harga Masuk

Definisi Bir dan Umur

Bir merupakan minuman yang hasil dari proses fermentasi bahan-bahan berpati seperti gandum.

Setelah melalui tahap fermentasi, bir tidak disuling sehingga aroma dan rasa alkoholnya cukup strong hingga terasa sampai tenggorokan.

Dalam perjalanan minuman beralkohol ini cukup populer di dunia setelah air dan teh akan tetapi paling banyak orang mengkonsumsinya.

Minuman bir cukup bervariansi mulai dari warna, kandungan alkohol, jenis bahan baku pembuatan bir.

Seluruh dunia, memproduksi ada sekitar lebih dari 20.000 merek bir dalam 180 cita rasa dan memiliki kandungan alkohol yang berbeda-beda.

Konon, prasasti tanah liat untuk meracik resep pembuatan bir di tahun 4.300 sebelum Masehi. Ada beberapa bangsa yang bahkan sudah pernah membuat minuman bir yakni Bangsa Cina Kuno, Asiria dan Inka.

Jenis Bir

Adapun jenis bir mulai dari bir keras (ales), lagers, pilsne, bir hitam hingga bir pahit, cream ales dan iced beers.

Seringkali Persahabatan Berlanjut Pada “Solidaritas” minum Bir (Foto:Ceritarakyatlucu)

Perkembangan minuman bir sudah terkenal sejak lama, terbukti dengan peninggalan prasasti tanah liat di Babilon.

Karena memiliki kandungan alkohol maka penikmat bir tidak dapat sembarang orang mengkonsumsi.

Hanya yang telah memenuhi persyaratan bisa menikmatinya, lantas berapa batas minimal usia diperbolehkan?.

Dan sebelum mengkonsumsi seseorang juga harus memperhatikan kondisi kesehatannya, apakah memiliki riwayat penyakit kronis atau tidak.

Usia pada manusia terhitung dari sejak kelahiran. Misalkan doni berusia 21 tahun saat ini berarti usia doni sudah terhitung semenjak dia lahir hingga tahun sekarang.

Adapun jenis perhitungan usia manusia terbagi tiga cara, yaitu: usia kronologis, usia mental, usia biologis.

Contoh usia doni 21 tahun menggunakan perhitungan usia kronologis. Usia mental terhitung dari taraf kemampuan mental seseorang.

Misalkan doni secara kronologis berusia 21 tahun, tentu mental sudah terbentuk bahkan bisa terbilang usia doni secara biologi cukup matang.

Karena pada usia doni, mampu mengambil keputusan yang bijak dalam menghadapi setiap masalah terjadi kehidupannya.

Dan mampu bertanggung jawab atas tindakan terutama berkaitan dengan kesehatan dirinya.

Baca juga: Nilai Moral Kopi, Dengan Filosofi Dalam 1 Cangkir, Sejarah Dan Budaya

Kandungan Dalam Bir

Sebagian besar minuman dengan melalui proses fermentasi menggunakan jamur atau ragi hidup, termasuk bir.

Kandungan utama dalam pembuatan bir yakni air, bunga, jamur dan padi-padian sehingga menghasilkan cita rasa khas.

Umumnya rasa khas pada bir dari hops, sejenis bunga merambat jika diproses lebih akan dapat mengeluarkan sebuah aroma, rasa khas.

Sementara untuk kandungan alkohol dalam bir itu berasal dari padi-padian, terutama jewawut (barley) ini sengaja berkecambah sehingga mengeluarkan ragi.

Keandungan Dalam Bir, Dengan Alkohol Yang Mempengaruhi Kinerja Otak (Foto:Kontan)

Biasanya kandungan alkohol dalam minuman bir sekitar 4-6 persen abv (alcohol by volume).

Meskipun ada juga kurang dari 1 persen abv atau bahkan mencapai sekitar 20 persen abv.

Efek minuman beralkohol setiap orang pasti berbeda-beda dan tergantung kandungan dari alkoholnya, jenis bir dan takarannya.

Proses pembuatan Bir terkenal dengan nama Brewing, sebab bahan baku dalam membuat bir berbeda antara satu tempat ke tempat berikutnya.

Maka karakterisitik pada produk bir meliputi rasa dan menghasilkan warna-warna yang sangat berbeda dari setiap jenis maupun klasifikasinya.

Industri pembuatan bir berasal dari industri global sangat besar. Dan pada sekarang ini lebih banyak dikuasai oleh konglomerat, yang terbentuk dari gabungan antara pengusaha-pengusaha mikro.

Meskipun umumnya bir adalah minuman beralkohol, tetapi ada beberapa variasi pengembangan oleh dunia barat.

Dalam pengolahan bir, kadar alkohol dalamnya hampir seluruh dibuang sehingga menghasilkan bir tidak mengandung alkohol.

Secara umum bir terbagi menjadi dua kategori yaitu lager dan ale. Kebanyakan dari orang keliruh dan salah menganggap bahwa bir dan ale adalah dua minuman yang sama, padahal ale termasuk dalam bagian bir.

Sebenarnya melihat dari proses pembuatan sama, hanya saja untuk bir kategori lager fermentasi menggunakan bottom-feeding yeast. Berarti fermentasi memakai suhu rendah antara 3-10 derajat celcius selama 4-5 minggu.

Bir kategori ale menggunakan top-feeding yeast, atau proses fermentasi pada suhu tinggi antara 20-25 derajat celcius selama 5-10 hari.

Lager dan ale merupakan cara, metode tingkat fermentasi dalam membuat bir.

Hubungan Antara Meminum Bir Dengan Umur

Karena bir termasuk jenis minuman beralkohol, maka tidak sembarang orang boleh mengkonsumsi ini.

Amerika Serikat telah menerapakan aturan secara tegas tentang minuman beralkohol dan begitu juga Indonesia.

Pemerintah telah memperketat aturan mengenai semua hal berkaitan dengan miras seperti pengadaan, peredaran, penjualan dan batasan usia konsumennya.

Peraturan, dan Efek

Pemerintah sangat beralasan dalam membuat sebuah aturan tersebut. Kesehatan menjadi faktor utama, apalagi jika konsumennya masih berusia sangat muda tentu efek alkohol lebih berbahaya daripada orang dewasa.

Kasus Bir dengan proses konsumsi tak terbatas memiliki hubungan dengan nyawa seseorang.

Pada Umur tertentu, seseorang menggemari Bir sebagai Lifestyle (Foto:Alodokter)

Sebagai contoh, Kasus kematian terbanyak di Amerika Serikat terjadi akibat minum alkohol terlalu banyak pada kalangan anak muda.

Kasus kematian meliputi pembunuhan, bunuh diri, cedera akibat kecelakaan.

Ketika berkendara pada kondisi pengaruh alkohol dan cedera lainnya: tenggelam, luka bakar dan jatuh.

Konsumsi alkohol pada usia muda sangat membahayakan kesehatan perkembangan otak, sebab pada usia tersebut kondisi otak masih aktif dan berkembang.

Usia muda dari lahir hingga masa remaja dan pertengahan usia 20-an. Dari segi prefrontal yang teribat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan belum sepenuhnya matang hingga setelah masa remaja.

Oleh sebab itu, mengkonsumsi alkohol dapat berefek buruk terhadap kemampuan remaja untuk berpikir serta menimbang pilihan. Gejala efek dari alkohol beragam, mulai dari mabuk dan mati karena keracunan alkohol.

Berbagai negara aturan mengenai batas usia legal terkait minuman beralkohol tentu beragam.

Seperti Malaysia, aturan larangan untuk muslim dalam penjualan minuman beralkohol, sedangkan bagi non-muslim batas usia legal 21 tahun.

Negara Eropa secara umum batas legal dalam pembelian minuman beralkohol yakni usia 18 tahun.

Amerika Serikat, menerapkan batasan usia legal konsumen minuman beralkohol ada dalam National Minimum Drinking Age Ace pada 1984.

Penerapan batas usia legal bertujuan agar para remaja yang cenderung labil tidak dapat mengkonsumsi minuman beralkohol. Karena efek buruk minuman beralkohol pada kesehatan otak remaja. Fungsi otak pada usia mudah masih aktif dan sangat berkembang, alkohol bisa memberikan efek buruk terhadap memori dan pikiran dalam jangka panjang.

Meminum Bir, Gaya Hidup Atau Gaya Tak Hidup?

Untuk negara-negara yang memiliki empat musim, minuman beralkohol ini berguna menghangatkan tubuh khususnya pada musim dingin.

Mengkonsumsi dengan cara penyajian dan takaran yang seimbang, minuman beralkohol tidaklah berbahaya.

Namun, kebanyakan orang tidak memperhatikan tentang jenis, kadar, konsumsinya yang seimbang.

Hal ini justru menjadikan mereka tidak waspada terhadap bahaya minuman beralkohol bagi kesehatan tubuhnya bahkan bisa mengakibatkan kematian diri sendiri juga orang lain.

Semenjak beberapa tahun lalu, konsumsi minuman beralkohol di Asia telah menjadi bagian dari gaya hidup modern.

Indonesia sendiri mencari minuman beralkohol ini cukup mudah terutama di restoran dan bar, hubungan kemajuan zaman sangat erat dengan penyediaan minuman bir tersebut.

Hubungan Bir Dan Status Sosial

Pada negara Indonesia, Bir memiliki hubungan yang erat dengan status sosial.

Orang Indonesia memiliki alasan tersendiri, berbeda dengan orang barat, umumnya minuman beralkohol sekadar untuk status sosial semata.

Kebanyakan dari mereka menanggap social drinking, bukan karena kebutuhan atau faktor kesehatan.

Namun, biasanya orang Indonesia minuman beralkohol lebih ke arah pergaulan, sosialisasi lebih modern.

Karena alasannya tersebut Indonesia belum ada kasus alkoholik secara akut.

Bir Identik Dengan Status Sosial Ekonomi Seseorang (Foto: Detik)

Berarti alkohol tidak menjadi pengganti air putih atau minuman sehari-hari seperti yang terjadi pada Negara Eropa atau Amerika.

Tayangan Indonesia kasus-kasus terbanyak faktor alkohol yaitu kecelakaan terjadi seseorang dalam kondisi mabuk lalu menyetir.

Minuman beralkohol hanya sebagai ajang sosial, pelarian dari masalah, terlalu stres.

Kenyataan alkohol sudah menjadi part of culture Indonesia ketika berkumpul dengan teman-teman atau sedang stres.

Tentu, hal ini tidak baik untuk kesehatan diri sendiri dan bisa merugikan atau membahayakan orang lain.

Seharusnya penikmat minuman beralkohol memiliki pengetahuan luas tentang batas konsumsi alkohol dan menanamkan rasa tanggung jawab pada diri sendiri. Supaya bisa membatasi jumlah agar tidak berlebihan.

Sehingga dapat meminimalisir terjadi kecelakaan terutama di jalanan raya dan terhindar dari penyakit kronis akibat terlalu banyak konsumsi alkohol.

Itulah yang terjadi berbagai negara termasuk Indonesia, peraturan bertujuan agar bisa menyelamatkan generasi bangsa.

Pemerintah Hadir Untuk Penduduknya

Pemerintah sangat peduli terhadap kesehatan fisik, mental penduduknya terutama pada generasi penerus bangsa.

Karena sangat penting untuk kehidupan selanjutnya negara akan menjadi tanggung jawab generasi penerusnya.

Secara tegas pemerintah melarang penggunaan minuman beralkohol bagi mereka yang berusia remaja.

Awal mulanya pembuatan minuman beralkohol atau bir bertujuan sebagai minuman obat pada waktu itu, bukan untuk mabuk-mabukan.

Karena faktor dan lain hal kini penggunaan bir telah disalahgunakan. Termasuk orang Indonesia mengkonsumsi ini cenderung berlebihan, sehingga menimbulkan efek berbahaya seperti kematian dan kecelakaan yang marak terjadi.

Sementara negara barat, pengguna minuman beralkohol masih menggunakan batas atau kadar yang terukur dan faktor kesehatan.

Untuk menghangatkan tubuh pada musim dingin tiba.

Sehingga orang barat cenderung menjadi lebih segar karena cara penggunaan mereka sesuai dengan kebutuhan dan takaran yang seimbang.

Untuk itu, dalam hal apapun tetap berbijaklah atas pengambilan sebuah keputusan harus mempertimbangkan banyak hal.

Mengenai apa konsekuensi yang terjadi jika hal ini tetap dilakukan. Bukan hanya itu, pengetahuan luas mengenai sesuatu hal juga sangat penting sebelum terjun langsung.

Minuman beralkohol dapat memberikan efek buruk bagi kesehatan, apalagi kadar konsumsi tak sesuai aturan.

Yang ada bukan sehat melainkan suatu penyakit yang berbahaya muncul dan bisa membahayakan kondisi kesehatan makin memburuk hingga terjadi kematian.

Solusi terbaiknya menghindari pergaulan buruk, minuman beralkohol. Mulailah dengan menerapkan gaya hidup yang sehat agar bisa menjalani kehidupan yang lebih bahagia.

Referensi: CnnIndonesia, Liputan6