Paphiopedilum haynaldianum, adalah jenis anggrek endemik lain yang juga tersebar di berbagai belahan dunia. Terdapat 10 jenis yang bisa kita ulas bersama. Maka, bagaimana jelasnya?
Beritaku.id, Lestari – Rasanya sang surya kini jatuh cinta akan dirimu. Memandangi dari ujung ke ujung. Seoah tak ada yang cacat darimu. Namun, mengapa dunia berkata kau akan pergi? Sementara tak ada catatan kelam pun yang membuat dirimu menjadi pendosa. Bagaimanakah?
Oleh: Ayu Maesaroh(Penulis Lestari)
Hai, bagaimana hari yang begitu cerah sekarang? Bagaimana kalian melangkah, menjalani hari dengan terus berperang dengan pandemi seperti sekarang? Semoga masih bersemangat untuk meraih impian dan kejayaan meski harus berjuang di era covid-19 ini.
Sehingga kita masih dapat melihat bagaimana cantiknya saat pagi hari, dan sendunya senja yang menyambut hangat malam bersama dengan segelas kopi, meskipun tinggal ampasnya saja.
Namun bicara mengenai keindahan, kali ini kita akan membahas lagi mengenai spesies anggrek yang tak kalah menarik dari sebelumnya. Ialah spesies Paphiopedilum hyanaldianum, yang ternyata juga mempunyai banyak jenisnya.
Jadi, berikut beberapa jenis dari spesies ini.
Paphiopedilum Glanduliferum
Jenis anggrek ini merupakan tumbuhan endemik dari daerah New Guena, yang mana habitat mereka, rata-rata di daerah yang tidak terlalu kering, atau daerah dengan ketinggian mencapai 1700 m.
Mereka adalah spesies yang muncul dan penemunya bernama Stein pada tahun 1895. Jenis ini adalah anggrek endemik dengan bentuk yang sangat unik, yang mana pada samping daun terdapat bentuk daun seperti tali, yang melilit.
Baca juga beritaku: Habitat Anggrek Paphiopedilum: 10 Jenis, Ciri Serta Persebarannya
Jenis glanduliferum memiliki beberapa warna dasar, yang menjadi alasan kecantikan dan keunikan mereka. Untuk bagian daun yang tegak, mereka memiliki warna putih, dengan garis membentang berwarna cokelat.
Lalu pada bagian kelopak berwarna oranye dengan daun yang seperti melilit pada kedua sisi sampingnya. Serta kantung yang menggelembung berbentuk seperti terpisah jika kita lihat dari samping bentuknya.
Untuk warnanya dominan warna oranye, ditambah dengan warna merah yang membuat garis seperti urat pada setiap bagian kantung gelembungnya.
Paphiopedilum Haynaldianum
Jenis selanjutnya adalah paphiopedilum hyanaldinum. Yang merupakan jenis anggrek endemik dari negara Filipina pada beberapa pulau yang ada di sana.
Jenis ini tumbuh subur dan mekar di tempat-tempat daerah dengan iklim tropis serta subtropis. Juga memiliki ketinggian daerah hingga mencapai 1500 m dari permukaan laut.
Mereka paphiopedilum haynaldianum pertama kali ditemukan pada tahun 1892, oleh peneliti yang sama seperti yang sebelumnya, yakni Stein.
Jenis dari haynaldianum ini merupakan family dari paphiopedilum yang memiliki 2 warna dasar, yakni ungu dan hijau dengan motif bintik dengan diameter yang cukup besar.
Bagian daun tegak berwarna hijau dan berbintik pada bagian tengah ke bawah, lalu bagian atasnya adalah warna ungu dengan sedikit sentuhan warna putih pada bagian pucuknya.
Lalu bagian kelopak berwarna hijau dengan daun yang ada pada sampingnya memanjang serta pipih, berwarna hijau dan berbintik pada bagian tengah ke bawah, dan warna ungu dan putih pada bagian pucuknya.
Untuk kantung gelembungnya, berwarna hijau pekat, dan terbuka seperti berbentuk huruf V. Jika terlihat dari bagian samping, kantung tersebut seperti memisah dengan kelopak dan daunnya.
Paphiopedilum Lowii
Endemik anggrek lainnya adalah jenis lowii, yang merupakan tumbuhan endemik asal Indonesia, tepatnya di di Sumatera. Namun persebarannya berada di beberapa tempat lain di Indonesia, seperti di Kalimantan, Pulau Jawa, Sulawesi, dan beberapa negara lian seperti Malaysia, dan sebagainya.
Rata-rata habitat untuk jenis ini, biasanya di beberapa daerah yang mempunyai intensitas turun hujan yang cukup sering, dan mereka sangat suka dengan sinar matahari.
Bahkan mereka juga ditemukan bersinar di bawah teriknya sinar sang surya. Namun tidak jarang juga, mereka ditemukan di beberapa daerah yang memiliki ketinggian mencapai lebih dari 1500 m dari permukaan laut.
Visual dari jenis lowii, daun yang berada di bagian samping, berbentuk memanjang dan agak sedikit melengkung ke bawah.
Baca juga beritaku: 3 Cara Merawat Jenis Anggrek Dendrobium Yang Menggemaskan
Warna dasar dari tumbuhan ini adalah hijau dan ungu, yang mana tidak jauh dengan jenis lain. Hanya saja untuk bagian daun yang tegak berwarna hijau cerah, dan bagian sampingnya berwarna putih.
Lalu pada bagian kelopak berwarna hijau pekat, lalu pada bagian kantung gelembungnya berwarna hijau pekat juga. Namun bentuk kantungnya tidak seperti jenis lain, yang mana jenis ini agak pendek kantungnya.
Paphiopedilum Parishii
Selain dari paphiopedilum haynaldianum yang terkenal dengan keunikannya, jenis lain seperti parishii juga sangat terkenal dengan bentuknya yang begitu berbeda, dari jenis endemik anggrek lain.
Mereka adalah jenis endemik yang berasal dari Thailand, tepatnya berada di Burma Thailand. Rata-rata habitat dari jenis parishii, lebih prefer kepada daerah yang memiliki tingkat terkena cahaya matahari yang intensitasnya rendah.
Juga tidak jarang yang habitatnya di beberapa lereng gunung, dengan ketinggian lebih dari 1500 m. Untuk nama “parish” ini, terdapat filosofi di dalamnya.
Yang mana nama tersebut adalah nama seorang ahli yang menemukan spesies endemik anggrek ini, bernama Charles Parish, pada tahun 1894.
Terdapat dua warna dasar yang ada pada jenis parishii ini, yakni warna kuning terang dengan warna hijau. Daun yang ada di sampingnya berbentuk memanjang, dan melengkung sampai ke bawah.
Baca juga beritaku: Keindahan Paphiopedilum Spicerianum dan 9 Jenis Lainnya
Warna dasar dari daun yang tegak adalah kuning terang, hingga pada kelopak bunga yang juga berwarna senada. Lalu kedua daun lain berwarna kuning terang, dengan warna hijau pekat pada bagian ujungnya.
Lalu untuk kantong gelembung, berwarna hijau terang, dan lebih kecil, berbanding terbalik dengan jenis endemik anggrek sebelumnya.
Spesies Paphiopedilum philippinense
Sesuai dengan namanya, jenis ini adalah endemik anggrek yang asli, dan tumbuh di negara Filipina. Tersebar sangat luas di sana. Namun jenis ini juga sering ditemukan di Indonesia, tepatnya di daerah Kalimantan.
Habitat mereka, rata-rata di daerah yang tidak terlalu lembab, dan masih bisa beradaptasi dengan paparan sinar matahari secara langsung.
Jenis endemik ini, juga biasanya ditemukan di daerah yang memiliki ketinggian hingga mencapai 500 m. Bentuk visual mereka, daun pada bagian samping berbentuk memanjang, dan melengkung ke bawah.
Warna dari daun tersebut dominan warna ungu terong. Lalu bagian daun yang tegak, berwana kuning terang dengan bagian sampingnya berwarna putih, lalu ada garis-garis berwarna cokelat di bagian dalamnya.
Bagian dari kelopaknya seperti tertutup oleh bagian kantong gelembung dari bunga tersebut. Untuk kantong gelembung berbentuk pipih dan sedikit memanjang. Warna dasarnya adalah warna kuning terang.
Mereka biasanya mekar pada musim gugur serta musim panas, dengan tinggi dari batang tumbuhan, bisa mencapai lebih dari 20 cm.
Paphiopedilum Rothchildianum
Rotchildianum, adalah jenis endemik bunga anggrek yang asli, dan hanya ada di pulau Kalimantan Indonesia. Mereka hanya bisa berada di beberapa daerah yang ada pada gunung Kinabalu, hingga pada daerah lerengnya.
Tidak heran jika jenis ini mendapatkan sematan nama, yakni “Anggrek Emas dari Kinabalu”. Namun, mereka juga sering berada pada daerah pinggiran sungai, dan mekar secara subur di tempat tersebut.
Bentuk visualnya sendiri, mereka terdiri dua warna, yakni putih dan ungu terong, yakni ungu terong. Pada bagian daun tegak, berwarna putih dengan pola garis berwarna cokelat di dalamnya. Lalu pada bagian sampingnya, terdapat dua daun yang memanjang tegak.
Baca juga beritaku: Pohon Andalas & 3 Benda Adat Asal Pulau Sumatera
Berwarna putih dengan bintik-bintik warna ungun terong, lalu dan tambahan pola garis berwarna cokelat yang membuat kesan unik menjadi lebih terasa.
Serta bagian lain yakni kantong gelembung, berbentuk melengkung keatas dan menjulur ke bawa, seperti ibaratnya bentuk lidah yang menjulur ke bawah. Warnanya dominan ungu terong.
Paphipedilum Sanderianum
Paphiopedilum jenis lain seperti haynaldianum lainnya, adalah jenis sanderianum yang merupakan endemik bunga anggrek asli dari Pulau Kalimantan.
Mereka tumbuh dan mekar di beberapa daerah yang memiliki intensitas terkena cahaya matahari, dominan rendah. Mereka juga sering ditemukan di beberapa aliran air yang ada pada daerah dengan cuaca cukup sering terjadi hujan.
Selain itu, mereka juga sering berada pada daerah dekat bukit kapur, dan lainnya. Mereka memiliki bentuk yang sangat unik, yang mana batang dari daun ini, melengkung ke depan, membuat bunganya seakan seperti mau jatuh.
Bentuk batang dari jenis ini melengkung, panjang dan seperti ada bulu yang terdapat pada bagian sisi-sisinya. Lalu daun bagian yang tegak berwarna hijau dengan pola garis berwarna ungu terong pada bagian dalamnya.
Serta ujung dari daun ini ikut melengkung. Untuk bentuk kantong gelembung, lebih besar, berbanding terbalik dengan besaran dari daunnya. Bahkan ada bentuk dari jenis ini, yang daunnya seperti layu, padahal tidak demikian.
Warna dari kantong gelembungnya, dominan cokelat, dan bentuknya ada yang seperti terpisah dari daunnya jika dilihat pada bagian samping, namun ada juga yang mempunyai lubang pada bagian tengah kantong gelembung tersebut.
Paphiopedilum Stonei
Sama seperti jenis sebelumnya, jenis stonei juga merupakan jenis bunga anggrek endemik, yang asli dari pulau Kalimantan.
Mereka biasanya tumbuh dan mekar pada daerah yang termasuk ke dalam daerah tropis, seperti Indonesia. Mereka ditemukan oleh Berthold Stein pada tahun 1862.
Karena merupakan anggrek asli dari Kalimantan, mereka juga mudah untuk kita temukan. Yang mana jarak daerah tumbuh mereka, berada pada ketinggian hingga 700 m saja.
Hampir seperti yang sebelumnya juga, mereka mempunyai bentuk fisik yang unik. Kedua daun yang berada pada bagian samping, memanjang dan melengkung hingga hampir menyentuh ke tanah.
Lalu warna dari daun yang tegaknya, berwarna putih dengan bagian ujung berwarna kuning. Bagian kantong gelembung, dominan berwarna cokelat pekat, dan bentuknya lebih besar ketimbang dengan daunnya.
Spesies Paphiopedilum Supardii
Jenis ini hampir sama dengan paphiopedilum haynaldianum, yang mana juga memiliki keunikan tersendiri. Mereka adalah jenis anggrek endemik, yang berasal dari Pulau Kalimantan, tepatnya di Kalimantan selatan.
Biasanya, habitat rata-rata mereka pada bagian daerah yang memiliki ketinggian hingga 900 m. Bentuk visualisasi dari fisiknya, tidak jauh beda dengan sebelum-sebelumnya.
Baca juga beritaku: Philodendron, 10 Jenisnya Yang Menjadi Incaran Kolektor Tanaman
Yang mana warna mereka terdiri dari dua warna, yang pertama pada bagian daun berbentuk tegak. Dominan warna hijau. Begitu juga dengan daun-daun pada bagian samping yang melengkung hingga ke bawah, yang berwarna senada dengan tambahan motif bintik berwarna cokelat di dalamnya.
Lalu pada bagian kantong yang berbentuk lonjong, memanjang. Berwarna dominan cokelat. Meski demikian, mereka terdiri dari beberapa jenis warna, tergantung dari spesifikasi jenis supardii sendiri.
Paphiopedilum Wilhelminiae
Mereka adalah jenis paphiopedilum anggrek endemik, asli dari Indonesia, tepatnya pada bagian wilayah Papua tengah.
Jenis ini pertama kali ditemukan pada tahun 1942 oleh LOWilliam. Jenis ini memiliki batang yang cukup panjang saat akan mekar.
Serta jenis wilhelminiae ini mempunyai dua warna dasar. Daun yang tegak berbentuk ungu cerah, senada dengan warna dari kedua daun yang ada pada bagian samping.
Dan kantong gelembung berbentuk agak pipih pada bagian depan, dan dominan warnanya adalah kuning agak sedikit pucat.
Penutup
Itulah beberapa pembahasan dari berbagai jenis paphiopedilum, yang ternyata tidak hanya jenis haynaldianum saja. Mereka dengan segala keunikan dan kecantikan masing-masing.
Sangat disayangkan jika mereka, menjelma menjadi tumbuhan yang hampir punah, dan perlu perlindungan ekstra khusus.
Sekian ulasan kali ini, semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka: