Suku Hui dan Uighur merupakan salah satu suku minoritas Cina dengan rata-rata penduduknya adalah warga Islam di Cina. Dan ternyata, keduanya sangat erat kaitannya dalam aspek HAM atau Hak Asasi Manusia.
Beritaku.id- Opini – Catatan takdir rasanya sudah terlihat sekarang. bagaimana keturunan Adam telah terbagi menjadi dua kubu. Yang satu menggaungkan agama Allah, dan tunduk meminta keadilan untuk mereka. Dan yang lain menginjaknya.
Oleh: Ayu Maesaroh (Penulis Opini)
Dalam setiap negara, pasti memiliki cerita yang menjelma menjadi sejarah, yang kemudian hal tersebut akan terus terkenang setiap saat.
Bahkan dari jengkal kejadian, bisa kita rasakan betapa sakitnya memperjuangkan sesuatu bernama “hak” yang mana hal tersebut merupakan komponen penting dalam hidup manusia.
Frasa-frasa tersebut bukan sekedar omong kosong belaka, yang mana terkadang banyak orang menjadikan hal tersebut lalu lalang semata.
Nyatanya kejadian perih, bukan hanya negara kita yang mengalaminya, entah dari sudut pandang suku, ras atau sebagainya. Belahan dunia lain seperti Cina, juga demikian.
Tepatnya ialah Suku Uirghur serta suku bernama Hui, yang kerap mendapatkan ketidakadilan dalam hidup, serta “hak” yang selalu terampas oleh mereka para penguasa. Jadi, mari kita bahas selengkapnya.
Sejarah Singkat Suku Uighur Dan Suku Hui
Kita paham betul, bagaimana Islam memperlakukan manusia yang tiada batas garis perbedaan dalam hidup mereka. Hal ini termasuk dalam masa Rasulullah, yang juga tidak membedakan antara manusia satu dengan yang lain.
Beliau tidak melihat seseorang dari pangkat yang mereka punya, latar belakang keluarga mereka, ras, hingga merambah ke ranah suku.
Namun rasanya hal tersebut tidak untuk Uighur dan Hui, yang merupakan salah satu suku penganut Islam, yang mendapatkan perlakuan berbeda oleh masyarakat Cina.
Suku Uighur…
Banyak yang mengatakan bahwa negara komunis yang ideal serta adem ayem, adalah negara Cina. meski begitu, nyatanya hal tersebut berbalik dengan berbagai fakta lapangan yang ada.
Suku Uighur misalnya, yang mana sampai detik ini masih harus merasakan ketidakadilan hidup dalam era yang sangat maju ini. Hal tersebut bermanifestasi pada kasus perempuan Uighur yang ditahan oleh aparat wajib dari Cina pada tahun 2017.
Yakni Mighrisul Tursun, wanita berumur 29 kala itu, mendapatkan siksaan serta berbagai pertanyaan yang terlontar tanpa henti selama 4 jam kepadanya.
Segelintir kekerasan yang pernah ia terima salah satunya adalah rambutnya dicukur habis oleh orang-orang yang menahannya, dan saat itu juga ia mendapatkan banyak pertanyaan dari mereka.
Yang paling menyakitkan adalah, ia tidak sendiri dalam tempat penahanan tersebut.
Setidaknya ada 60 wanita yang bersama-sama dengannya di sana, serta mendapatkan perlakuan yang tidak jauh beda.
Kejadian tersebut bukan tanpa alasan. Sejarah bermula pada awal tahun 90an, yang mana kala itu Uighur menjadi suku Muslim minoritas yang bertempat tinggal di Xinjiang.
Kala itu dalam perang politik, Cina menang atas partai komunisnya. Hal tersebut membuat Beijing mempersilahkan pihak Cina untuk mengklaim kota Xinjiang menjadi daerah otonomnya.
Sejarah Uighur Lainnya…
Berbagai proyek pembangunan pun akhirnya mulai berlaku. Begitu juga dengan dana yang mulai mengucur untuk pembangunan yang ada di Xinjiang.
Karena proses pembangunan yang masif, maka datanglah berbagai pekerja imigran yakni berasal dari suku Han (suku terbesar di Cina) untuk membantu dalam berlangsungnya pembangunan di Xinjiang.
Bukannya hal tersebut membuat semua keadaan menjadi lebih baik, nyatanya ketimpangan berawal dari sana.
Baca juga beritaku: Suku Tercantik Indonesia: 5 Daftar Yang Wajib Diketahui
Tidak seperti yang lainnya, suku dari Uighur yang merupakan penganut agama Islam, mendapatkan nasib yang semakin hari semakin miskin, dan suku Han semakin kaya raya.
Hingga berlanjut dengan perekrutan bagi suku Uighur yang sangat berbeda sistemnya dari lainnya. Penuh pertanyaan serta diskriminasi yang harus mereka terima.
Mereka berada dalam satu tempat yang berbentuk seperti kamp. Di sana menjadi tempat neraka dalam kehidupan nyata.
Walaupun sudah mendapatkan kecaman yang sangat berati dari berbagai kalangan, nyatanya pemerintah Beijing tetap bisa berdalih kepada banyak orang, bahwasannya kamp tersebut adalah tempat untuk pelatihan dalam memerangi terorisme serta ekstremisme.
Berangkat dari kejadian itu, tidak jarang suku Uighur sering melontarkan berbagai kata yang menggambarkan keadaan mereka kini.
Keadaan semakin runyam ketika Beijing mulai mencurigai suku tersebut termasuk dalam suku “terorisme”, penyebar ajaran agama yang ilegal, dan sebagainya.
Imbas dari hal tersebut, suku ini mendapatkan ketidakadilan dalam hidup. Para ulama terpaksa harus merasakan bungkaman dari pihak Beijing, mengingat mereka dilarang untuk menyebarkan ajaran Islam.
Begitu juga dengan larangan bagi para penduduk Islam minoritas Uighur, yang mana pemerintah melarang mereka untuk melakukan puasa pada bulan Ramadhan.
Miris? Benar. Dan begitulah adanya. Meski sudah mendapatkan protes dari Komite PBB, nyatanya pemerintah Beijing menyangkal hal tersebut, dan mengatakan bahwa warga Xinjiang bekerja dengan sistem kedamaian, kepuasan, serta menikmati fasilitas digital yang ada.
Suku Hui
Suku hui ini juga merupakan salah satu kelompok yang menganut agama Islam di Cina. Namun, kedua suku ini rasanya memiliki perbedaan dalam titik latar belakang sejarahnya.
Meski muslim, Namun Hui adalah kaum minoritas Cina yang mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak. Suku Hui ini akhirnya mendapatkan berbagai kota yang menjadi daerah otonomnya.
Hui sendiri merupakan suku yang berasal dari dua nenek moyang. Yang pertama adalah zaman dahulu, bangsa Mongol memaksa kaum muslim Persia, Arab, serta Asia Tengah, merasakan paksaan untuk hijrah ke Cina, dan bertempat tinggal di sana.
Lalu, kelompok Persia, Arab, serta Asia Tengah yang pergi ke Cina dengan bertujuan berdagang di sana. Kedua leluhur tersebut bertemu, lalu menikah serta beranak-pinak.
Tidak heran bahwa banyak yang mengatakan bahwa Hui ini, adalah suku yang mempunyai nenek moyang sendiri, serta tinggal di Cina walaupun mereka kelompok minoritas.
Hal tersebut bermanifestasi pada berbagai sektor pembangunan dari wilayah otonom Hui yang semakin hari semakin memperlihatkan kemajuannya. Bahkan suku ini tidak jarang melahirkan berbagai akademisi yang ahli pada bidangnya.
Hingga sekarang, Hui menjadi salah satu suku minorias di Cina yang mempunyai kontribusi penting bagi kemajuan Cina. Tidak jarang banyak yang menjuluki mereka sebagai minoritas Cina yang Ideal.
Kecantikan Wanita Suku Uighur dan Suku Hui
Terlepas dari perbedaan sejarah dari keduanya, ternyata ada beberapa fakta menarik tentang Hui dan Uighur sebagai suku minoritas di Cina. Beberapa faktanya antara lain:
1.Uighur
Beberapa tahun belakangan ini, banyak sekali dari suku Uighur yang mulai merambah ke dunia entertaiment Cina, dan berhasil.
Mengingat mereka menyiasati diri sendiri untuk berpenampilan berbeda dari kebiasaannya, sehingga tidak jarang mereka mendapatkan jalan terbaik untuk bisa memiliki hidup yang “layak”.
Beberapa aktris hingga model Cina dari suku ini antara lain, Parwena Dulkun, Dilraba Dilmurat, Madina Memet, serta beberapa aktris lainnya.
Meski sudah “bebas” dari berbagai hal yang menyulitkan hidup mereka, nyatanya pemerintah Tiongkok memaksa mereka untuk ikut program kontrasepsi sebagai salah satu cara mencegah terjadinya pertumbuhan generasi Uighur.
2. Hui
Begitu juga dengan suku yang satu ini. Perempuan Hui terkenal dengan keramah-tamahan mereka kepada setiap turis yang menginjakkan kaki ke Wuzhong Cina sebagai tempat tinggal mereka.
Wajah yang putih bersih, berbalut dengan pakaian serta kerudung yang menutup aurat mereka, serta pipi mereka akan merekah ketika tersengat sinar matahari.
Membuat siapa saja akan merasa gemas seketika melihat mereka. Ditambah dengan sikap mereka yang malu serta sopan dalam bertindak. Hal tersebut bermanifestasi pada orang Hui yang memiliki daya tarik tersendiri.
Persamaan Dan Perbedaan Uighur Dan Hui
Terlepas dari hal tersebut, keduanya mempunyai dua sisi mata koin yang berbeda, namun juga persamaan yang sepertinya mengaitkan keduanya. Hal tersebut bisa kita kita lihat pada beberapa list berikut:
1. Persamaan
Tidak semua suku memiliki hal kontras dalam hidup mereka, begitu juga dengan Hui serta Uighur yang menjadi suku minoritas di Cina, serta menganut agama yang sama.
Aspek tersebutlah yang menjadi salah satu yang menyamakan mereka, sehingga kedua suku tersebut termasuk ke dalam suku minoritas Cina.
2. Perbedaan
Walaupun mempunyai persamaan yang mutlak, nyatanya kedua suku tersebut juga mempunyai perbedaan yang sangat kontras.
Baca juga beritaku: Suku Uighur Tiap Malam Wanita Diperkosa, 100 Orang Lenyap Begitu Saja (Perhari)
Yang paling kentara adalah perlakuan dari pemerintah Tiongkok terhadap keduanya. Uighur dengan berbagai ketidakadilan dalam hidup mereka, sementara Hui dengan gelimang kebijakan yang membuat mereka menjadi kaum minoritas dengan segala kontribusinya, serta adem ayemnya.
Selain itu perbedaan dari nenek moyang juga menjadi salah satu pembedanya. Yang mana Uighur memiliki nenek moyang berasal dari Turki, sedangkan Hui, mempunyai dua nenek moyang sekaligus, yang berasal dari Persia, Arab, serta Asia Tengah.
Jumlah Penduduk Dan Persebaran Suku Hui dan Uighur
Hal pembeda juga berasal dari aspek lainnya, yakni masalah jumlah penduduk dari keduanya. Namun perlu diperhatikan bahwa pada dasarnya, Cina memiliki setidaknya ada 5 etnis yang menganut agama muslim.
Dan kedua suku ini terbilang sebagai suku yang minorita terbesar di Cina. Jumlah penduduk Hui sebanyak 48% atau sekitar 9 juta jiwa lebih penduduk Hui.
Sedangkan Uighur menempati urutan kedua dengan jumlah penduduk sebanyak 41% atau lebih dari 8 juta jiwa penduduk Uighur yang ada di Cina.
Namun bicara mengenai suku Uighur seperti yang telah kita singgung tadi, mereka sering merasakan ketidakadilan dalam hidup mereka.
Suku Uighur dan HAM
Salah satunya adalah masyarakat Uighur yang kental kaitannya dengan HAM atau Hak Asasi manusia. Isu ini bahkan sudah terangkat ke ranah internasional.
Hal tersebut merujuk kepada investigasi dari BBC yang penasranan dan menelusuri jejak perkembangan pembangunan yang ada di Xianjing Cina.
Namun banyak yang mengatakan bahwa pembangunan tersebut adalah pembangunan khusus sektor pendidikan guna memajukan masyarakat Uighur dalam aspek pendidikan.
Nyatanya, pihak dari BBC paham mengenai “pendidikan” yang dimaksud oleh suku Uighur di sana. Yakni penahanan serta “cuci otak” yang kerap mereka lakukan kepada masyarakat Uighur Cina.
Baca juga beritaku: Mengenal Suku Konjo, Bukan Hanya Di Bulukumba, 3 Kabupaten Yang Memiliki Suku ini
Walaupun hal tersebut terus digaungkan oleh banyak orang mengenai keadilan yang perlu pemerintah tegakkan kepada mereka, serta meminta klarifikasi atas semuanya.
Pemerintah selalu membantah atas semua pernyataan yang mengklaim bahwa mereka menahan warga Uighur serta melakukan tindakan “cuci otak” kepada mereka.
Kita tidak tahu bagaimana kelanjutan dari kasus ketimpangan ini. Semoga mendapatkan titik terang atas memecahkan masalah yang meresahkan banyak orang tersebut.
Semoga menginspirasi.