Amalan Doa Berjima Agar Istri Selalu Ingin Berjima Dengan Suami

Diposting pada

Amalan Doa Berjima ada baiknya dilakukan oleh sepasang suami istri sesuai dengan sunnah agar tidak mendapat gangguan dari setan dan jin. Serta anak yang lahir dari hubungan Berjima menjadi anak yang sholeh dan tidak di celakakan oleh setan

Beritaku.id, Berita Islami – Assalamualaikum, halo apa kabar kalian semua? Selamat tahun baru sebelumnya. Semoga tahun baru ini menjadi tahun yang memberi kesan untuk kita, memberikan banyak peluang untuk bisa sukses, serta berguna bagi Nusa dan Bangsa.

Oleh: Ayu Maesaroh (Penulis Berita Islami)

Topik artikel yang akan di bahas kali ini, adalah tentang beberapa amalan doa agar para istri selalu ingin berjima dengan suami. Ada yang sudah familiar dengan kata “jima” ini? Jima merupakan istilah melakukan hubungan seksual antara suami dan istri menurut Islam.

Setelah menjadi suami dan istri, pasangan sudah di wajibkan untuk melakukan hubungan seksual. Jika tidak di lakukan oleh keduanya, maka dosa akan menimpa pada mereka berdua. Namun jika kedua pasangan suami istri tersebut melakukan jima, maka pahala dan berkah hidup yang mereka dapatkan dari Allah SWT.

Namun pertanyaannya sekarang adalah? Bagaimana caranya agar istri meminta berjima terus dengan suami? Bahkan intensitas melakukan jima lebih naik di bandingkan sebelumnya. Nah, ada beberapa rahasia yang dapat membuat istri demikian, di antaranya adalah:

Amalan doa agar istri selalu ingin berjima dengan suami

Adapun beberapa amalan berjima. Amalan ini di bagi menjadi 3 bagian, yakni amalan sebelum melakukan jima dengan istri, lalu ada amalan sedang melakukan jima, dan yang terakhir amalan setelah melakukan jima.

Baca Juga Beritaku: Ramalan Garis Pernikahan Bercabang, Penyebab Menikah Lebih Dari 1 Kali?

Amalan Doa sebelum berjima

Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab yang beliau tulis, beliau mengatakan bahwa ada baiknya sebelum melakukan jima bersama istri, sang suami di sarankan melakukan amalan-amalan berikut, di antaranya:

  1. Membaca bismillah sebelum melakukan jima
  2. Selanjutnya membaca surat Al-Ikhlas
  3. Membaca tahlil serta takbir sebelum melakukan jima
  4. Setelahnya membaca doa sebelum melakukan jima. Arti dari Doa sebelum berjima adalah: “Dengan menyebut nama Allah lagi Maha Tinggi dan Maha Agung, Tuhanku. Jadikanlah ia keturunan yang baik jika Engkau menghendaki ia untuk keluar dari tulang punggungku. Ya Allah, jauhkan aku dari setan, serta jauhkan setan dari benih janin yang kau anugerahkan kepadaku.”
  5. Saat akan melalukan jima, di sarankan menggunakan penutup seperti selimut. Di anjurkan juga untuk tidak telanjang bulat saat melakukan jima
  6. Lakukan jima dengan memulai bercumbu dan berciuman

Amalan Doa ketika sedang Berjima

Doa ketika Berjima

Dari sumber yang sama, ada beberapa amalan yang perlu di lakukan saat melakukan jima. Di antaranya adalah:

  1. Saat berjima, di wajibkan untuk tidak menghadap ke kiblat
  2. ketika berjima, tidak di sarankan untuk banyak berbicara, jadi hanya menikmati saja
  3. Saat istri akan orgasme, suami wajib mengucapkan : “alhamdulillahi-ladzi khalaqa minal-ma basyara faja’alahu nasaban wa shahra wa kana rabbuka qadira.
  4. ketika melakukan orgasme, di usahakan proses mengeluarkan harus bersama-sama, oleh karenanya, tidak di sarankan sang suami mengeluarkan terlebih dahulu, lalu menuntaskan permainan yang sebenarnya sang istri belum merasakan orgasme.
  5. Saat akan mengulangi jima yang kedua, di sarankan untuk sang suami dan istri, membersihkan kemaluan masing-masing.

Amalan Doa Setelah Berjima

Setelah melakukan jima, di wajibkan suami dan istri membaca doa. Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab yang di tuliskan oleh beliau, doa setelah melakukan jima, artinya: “Dengan menyebut nama Allah, segala puji bagi-Nya yang menciptakan manusia dari air, lalu menjadikan mereka sebagai keturunan serta kekerabatan. Tuhanmu Maha Kuasa..”

Hukum Istri meminta duluan

Itulah beberapa penjelasan mengenai amalan agar istri meminta lagi untuk berjima dengan suami. Namu sekarang pertanyaannya adalah, apa hukumnya sang istri meminta terlebih dahulu kepada suami mengenai “jatah”nya?

Dan jawabannya adalah “boleh” hukumnya wanita atau istri meminta “jatah” terlebih dahulu kepada suami. Jika istri sudah meminta, maka tidak di perbolehkan bagi suami untuk menolak ajakan sang istri. Hal ini menurut Wakil Ketua Dakwah Pendidikan Islam (MADANI), yakni ustadz Ainul Yaqin, mengatakan hal tersebut sama hal nya dengan kebutuhan istri di aspek lain.

Selain finansial yang juga harus di penuhi, suami juga harus memenuhi kebutuhan rohani, serta batin dari sang istri.  Bahkan dalam sabda Rasulullah SAW, menerangkan bahwa, jika sang istri meninggalkan tempat tidur suami, maka para malaikat yang turun ke bumi akan melaknat sang suami sampai fajar tiba.

Bukan hanya itu, beberapa hadist juga menerangkan hal ini, yang artinya: “Tidaklah seorang hamba di serahkan pada urusan raiyyah (di urus) lalu ia tidak mengurusnya dengan baik. Maka ia tidak akan mencium baunya surga..”

Baca Juga Beritaku: Doa Setelah Istikharah Untuk 3 Hal: Jodoh, Pekerjaan, Dan Kecantikan

Keutamaaan istri meminta terlebih dahulu kepada suami

Karena sifatnya yang boleh dan hal tersebut adalah baik, maka perkara tersebut menjadikan istri mendapatkan keutamaan jika mereka meminta terlebih dahulu kepada suami. Keutamaan istri meminta terlebih dahulu kepada suami, telah tercantum dalah pesan Rasulullah kala itu kepada Siti Fatimah RA., bahwa jika ada istri yang senang hati melakukan hubungan seksual denga suaminya, maka ganjaran besar dari Allah SWT akan menghampiri istri.

Posisi yang baik menurut Islam saat melakukan dengan istri

Adapun beberapa posisi yang di anjurkan oleh Islam serta Rasulullah saat akan melalukan hubungan intim dengan istri. Namun sebelum itu, mari kita pahami terlebih dahulu mengenai posisi seperti apa yang tidak di perbolehkan dalam Islam:

Posisi istri berada dia atas suami

Ada begitu banyak informasi mengatakan bahwa posisi ini merupakan salah satu posisi yang pas untuk mendapatkan intensitas “permainan” yang lama. Mengingat yang mengontrol adalah sang istri, dan bukan sang suami.

Namun dalam Islam sendiri, hal tersebut justru haram hukumnya jika di lakukan pasangan suami istri saat melakukan hubungan intima tau jima. Hal ini di karenakan akan menyebabkan saluran kencing laki-laki menjadi sedikit bermasalah.

Bersetubuh dengan posisi duduk

Mungkin banyak yang jarang mengetahui bahwa posisi ini sebenarnya tidak boleh, bahkan haram hukumnya jika  di lakukan.  Menurut pandangan Islam, posisi ini tidak boleh karena akan menjadi penyebab pasangan suami istri bisa terkena penyakit di beberapa bagian organ pencernaan.

Seperti misalnya di perut, urat, lalu di permukaan kulit. Permukaan kulit kalian dengan pasangan kalian, lambat laun akan memiliki bisul-bisul kecil yang merata di area luar dan dalam kemaluan.

Baca Juga Beritaku: Sholat Mayit, Tata Cara: 4 Takbir, Doa Iftitah, Dzikir Setelahnya

Posisi miring saat melakukan hubungan intim

Yang selanjutnya adalah posisi miring saat melakukan hubungan intim. Mungkin posisi ini pernah kalian pakai dalam berhubungan intim dengan pasangan kalian. Namun apakah ini sesuai dengan tuntunan agama Islam?

Hubungan intim dengan posisi miring bisa mengakibatkan penyakit lambung yang nantinya akan mengalami kesulitan saat mengeluarkan air mani. Pendapat ini sudah ada dalam kitab al Nhasihah.

Posisi Berdiri Saat Melakukan Hubungan Intim

Posisi berhubungan intim yang dilarang oleh Islam, ialah posisi keduanya yang berdiri. ini sangat diharamkan oleh Allah, mengingat posisi ini akan menyebabkan berbagai gangguan pencernaan, serta persendian.

Seperti gangguan pencernaan, adalah ginjal yang semakin hari semakin melemah ketahanannya, sehingga tidak maksimal. Begitu juga dengan persendian yang semakin hari semakin tidak kuat dalam menopang tubuh, sehingga saat akan berjalan ataupun berlari, sendi kalian bisa tiba-tiba sakit tanpa sebab.

Maka, pertanyaannya adalah, posisi seperti apa yang dianjurkan oleh Islam dalam melakukan jima? Dalam Islam, sangat dianjurkan untuk menggunakan posisi suami berada di atas istri.  Posisi badan suami telengkup, lalu (maaf) mengganjal bokong dari istri menggunakan bantal agar lebih nyaman.

Saat memulai berjima pun, disarankan suami dan istri bersenda gurau, saling membuat keduanya merasa nyaman saat memulai berjima. Suami bisa memulai berjima dengan mencium sang istri, merangkul, hingga memeluk sang istri

Waktu yang dianjurkan untuk melakukan jima

Waktu yang tepat untuk berjima

Menurut beberapa sumber, ada waktu-waktu yang tepat untuk melakukan jima, di antaranya:

Pada pagi hari

Waktu pagi hari merupakan waktu yang dianggap sebagai waktu yang sempurna untuk melakukan hubungan intim. Hal tersebut dibuktikan dengan banyak penelitian yang mengatakan bahwa tingkat testosterone pada laki-laki lebih meningkat dan sangat mudah untuk merangsang mereka untuk melakukan hubungan intim.

14 hari sebelum haid

Banyak penelitian yang mengatakan bahwa ada klitoris yang mengembang hingga samapi 20% lebih besar dari sebelumnya di masa-masa ini. Maka sangat mudah membuat para wanita mengalami orgasme.

Setelah melakukan olahraga

Berdasarkan penelitian di Universitas of Texas, mereka membandingkan reaksi wanita yang melakukan sepeda selama 20 menit, dengan wanita yang tidak melakukan olahraga. Hasilnya, aliran darah wanita pada area genital, 169% lebih tinggi di bandingkan dengan yang tidak melakukan olahraga.

Setelah mengalami hari buruk

Hal buruk di hari yang buruk, merupakan trigger yang dapatk membuat manusia takut, trauma, dan sebagainya. Biasanya hal tersebut bisa merubah pola pikir mereka, sifat sampai dengan karakter mereka. Untuk bisa menenangkan diri kita karena suatu hal buruk yang terjadi, maka melakukan hubungan intim menjadi salah satu hal yang dapat membantu kalian dalam menetralkan diri karena masalah atau hari buruk tersebut.

Untuk waktunya sendiri, beberapa ahli tidak mematok hari apa yang pas untuk melakukan hubungan seksual, sehingga ada benefit lain yang di dapatkan. Namun tidak dengan Islam.

Menurut Islam sendiri, waktu yang pas untuk melaksanakan jima, ialah di malam Jumat. Untuk patokannya, ialah hari kamis malam jumat. Malam jumat sendiri merupakan malam yang sangat dimuliakan. Tidak hanya soal melakukan jima yang menjadi mulia, namun aktivitas kecil lain seperti membersihkan diri di malam jumat, juga sangat di anjurkan.

Untuk anjuran masalah waktu melakukan hubungan seksual, menurut para ulama, ialah harus berdasarkan kebiasaan Nabi, yang dituangkan dalam sebuah Hadist Riwayat An-Nasai, yakni melakukan hubungan seksual pada akhir malam, ataupun setelah sholat Tahajjud.

Oleh karenanya pada masa sahabat, mereka tidak memperbolehkan budak dan orang-orang yang belum baligh untuk masuk ke kamar mereka. Mengingat waktu tersebut mereka gunakan untuk melakukan hubungan seksual dengan istri mereka.

Dan setelah itu, mereka akan mandi, serta menunaikan shalat. Namun jika kalian tidak sabar untuk melakukan hubungan intim dengan pasangan, maka ada beberapa pertimbangan sebelum melakukan hubungan intim menurut Islam:

  1. Melakukan perintah Allah lebih dulu, karena melihat kondisi kita yang masih kuat.
  2. Jika di awal malam, kondisi manusia masih aktif dan normal, berbeda dengan kondisi di akhir malam, yang kebanyakan sudah dalam kondisi kosong.

Sekian ulasan kali ini, semoga bermanfaat.