Di Jeneponto, Waria Dilarang Ikut Lomba Gerak Jalan Pada HUT RI ke 74

Di Jeneponto, Waria Dilarang Ikut Lomba Gerak Jalan Pada HUT RI ke 74

Diposting pada

BERITAKU.ID, JENEPONTO – Waria Dilarang. Paha berselimut jaring biasanya milik banci. Paha mulus biasanya milik PSK sexy atau bisa juga gadis malam yang tengah mabuk ekstasi.

Tinggal menghitung hari menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia, ada beragam lomba yang diadakan di tiap-tiap daerah. Salah satunya lomba gerak jalan.

Di Kabupaten Jeneponto nantinya akan meniadakan Waria/Bencong untuk ikut serta dalam lomba gerak jalan pada pada perayaan HUT RI tersebut.

Hal tersebut siampaikan langsung oleh Aliansi Umat Islam kabupaten Jeneponto dengan pernytaan sikap terkait dengan lomba gerak jalan indah yang mengikutsertakan para wanita pria dala aksi wadah di ruang rapat Sekda Jeneponto Lantai 2 kantor bupati, Rabu (14/8/2019)

Aliansi Umat Islam kabupaten Jeneponto yang di wadahi oleh beberapa organisasi keagamaan diantaranya Wahdah Islamiyah Jeneponto, jemaah masjid Nurul Iman bonto sunggu, diantaranya BKPRMI, Wahdah Islamiyah Jeneponto, jemaah masjid Nurul Iman bonto sunggu, MFM, IMMT, DDTI, PSI, LAN, BALKOP, Pengiat Sosial, LSM, Tokoh Pemuda dan tokoh Masyarakat.

Dikabarkan, Persatuan Waria Jeneponto (perwajen) telah ikut serta mendaftarkan diri dalam kompetisi lomba gerak jalan indah Jeneponto. Namun, Aliansi Umat Islam Jeneponto menolak hal tersebut dikarenakan keterlibatan waria/bencong dalam gerak jalan indah merupakan merusak tatanan masyarakat karena perilaku menyimpan yang melanggar fitnah.

“Kami menolak bila ada gerak jalan waria, harus ditiadakan di seluruh kecamatan Jeneponto terutama dalam rangka memeriahkan HUT RI ke 74,” kata Rinto Toto, Koordinator Aliansi Umat Islam Jeneponto.

“Kami minta Bupati, ketua DPRD Jeneponto, kapolres Jeneponto, Kodim Jeneponto, Satpol PP Jeneponto untuk menjaga masyarakat dari pengaruh LGBT LGBT (Lesbian Gay, Bisex, Transgender) karena jelas menyimpan,” ucapnya.

Sementara itu, Sekda Jeneponto, Dr.dr Syafruddin Nurdin, M.Kes mengatakan perayaayaan tersebut pada dasarnya pemerintah memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat yang sifat dasarnya untuk silaturahmi. Pemerintah tidak pernah mengundang, namun sekedar mengingatkan kepada masyarakat bahwa tiap bulan agustus memperingati hari kemerdekaan republik indonesia untuk bersama-sama memeriahkan.

“Lomba gerak jalan hanya diperuntukkan untuk putra dan putri. Nah bila ada diluar itu maka wasit akan di buat bingung, ini diluar kriteria dan multi tafsir, menyatakan kebenaran itu pahit,” jelas Dr.dr Syafruddin Nurdin.

Ia juga menyebut, hal tersebut tidak layak dan dipertontonkan kepada masyarakat, diantaranya tata krama berpakaian.

“Saya sudah putuskan dan sudah disampaikan ke panitia lomba gerak jalan ibu Verawati bahwa waria jangan ikutkan sebagai peserta gerak jalan, jangan sampai Jeneponto dibuat malu,” tegas Dr.dr.Syafruddin Nurdin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *