Beragam jenis pohon yang ada di bumi, memiliki peranan penting untuk ekosistem. Salah satunya adalah pohon pidada dan akasia. Kedua pohon ini memiliki jenis dan ciri-ciri yang berbeda. Manfaat kedua pohon juga berguna untuk menopang kestabilan alam dan kehidupan manusia.
Beritaku.id, Lestari – Pohon merupakan salah satu makhluk hidup yang berperan amat penting dalam suatu ekosistem. Tidak sedikit spesies yang berlindung dan menggantungkan hidupnya di bawah naungan pepohonan yang kokoh dan sejuk. Pepohonan ini juga menghasilkan oksigen yang menjadi syarat makhluk hidup untuk dapat bernapas.
Oleh: Riska Putri (Penulis Lestari)
Para pohon yang berjajar di jalanan, kian menepis segala udara kotor yang tercemar akibat perbuatan manusia. Ia memasok air bersih untuk memenuhi kebutuhan semua makhluk hidup di dunia.
Dengan akar kuatnya yang merambat, pepohonan menahan dunia yang rapuh dan menjaganya dari berbagai bencana. Tanpa pepohonan, bumi tidak akan mampu berumur panjang dan menyusut karena tak mampu menopang alam sendirian.
Salah satunya pohon yang memperindah wajah bumi dan memiliki segudang manfaat adalah pohon pidada dan akasia. Sudah pernahkah Anda mengetahui keduanya?
Pohon Pidada
Tumbuhan pidada, atau dengan bahasa latin di sebut Sonneratia biasa tumbuh di sekitar tawa-rawa tepi sungaian yang berlumpur. Dalam masyarakat Indonesia, pohon ini sering di kenal dengan sebutan perapat.
Persebaran pohon ini berada di Afrika timur, Kepulauan Seychelle, Madagaskar, Asia Tenggara, Australia tropis, Kaledonia Baru, kepulauan di Pasifik barat dan Oseania barat daya.
Pohon ini juga sangat cantik ketika menjadi tanaman bonsai karena memiliki jangka waktu hidup yang lama.
Jika Anda tertarik memiliki pohon Pindada sebagai bonsai, terdapat beberapa cara untuk melakukannya sendiri, antara lain dengan menyetek, mencangkok, dan membuat okulasi.
Berikut cara membuat tanaman bonsai pipida dengan cara membuat okulasi:
- Bersihkan batang pokok pipida setinggi 15 cm di atas tanah
- Sayat kulit batang setinggi 10 cm dari atas tanah dan selebar 8 mm, dengan membikin keratan di bagian atas dan kanan kiri menurun kurang lebih 4 cm panjang
- Tarik kulit batang ke bawah, sehingga menyerupai lidah, kemudian potong separuhnya
- Sayat mata dari dahan entrijs, dengan kayunya sedikit dari bawah ke atas, panjang kurang lebih 4 cm di atas mata yang merata, sehingga dipastikan benar menempel pada keratan pohon pokok
- Angkat kayu perlahan-lahan tanpa merusak matanya
- Kulit yang bermata, masukkan antara kayu dan kulit lidah batang pokok, yang telah di buka, dan tempelkan kembali, usahakan matanya tidak tertutup
- Balut dengan tali apapun dan pastikan ikatannya erat.
Ciri-ciri Pohon Pidada
Tumbuhan Pidada dapat tumbuh hingga ketinggian sekitar 5-20 meter dan memiliki mahkota lebar dengan daun yang jarang di temukan pada pohon lainnya.
Kulit batangnya berwarna cokelat muda hingga cokelat dengan retakan halus yang mendatar. Bunga pada pohon pipisa berkelamin ganda, soliter atau dalam karangan tiga kuntum di ujung ranting, dan bertangkai pendek.
Tabung kelopak pohon ini memiliki bentuk yang mirip dengan lonceng, sering berusuk, dengan 6-7 taju kelopak sepanjang 2-2,5 cm, dan berwarna hijau dibagian luar dan merah dibagian dalam.
Buah pohon ini berbentuk bola yang tipis, memiliki ukuran sekitar 3×4 cm. Biji pada buahnya sangat banyak, buah ini juga berbau tidak sedap ketika di masak.
Baca Juga Beritaku: Pohon Andalas & 3 Benda Adat Asal Pulau Sumatera
Manfaat Pohon Pidada
Tumbuhan pidada ini memiliki banyak manfaat untuk manusia, salah satunya adalah daun muda pohon ini dapat di olah untuk menjadi lalapan dan campuran masakan.
Buahnya yang sudah matang dapat di masak menjadi minuman, dengan cara mengambil sari buah tersebut. Minuman ini akan menghasilkan bahan baku sirup pipada.
Di Provinsi Jambi dan sekitarnya, minuman ini sudah terkenal dan di pasarkan sejak 11 tahun yang lalu.
Selain itu, kayu dari pohon pidada ini juga dapat digunakan sebagai kayu bakar.
Namun sayangnya, tidak dapat digunakan sebgai bahan baku mebel karena kualitasnya yang rendah. Selain itu, kayu pindada juga memiliki serat yang padat.
Di lingkungan pesisir, pohon Pindada berperan sangat besar dalam mencegah erosi dan abrasi pantai dari pasang surut air laut. Tumbuhan ini juga menjadi tempat tinggal hewan rawa, seperti kepiting, udang, dan hewan lainnya.
Jenis Pohon Pidada
Jenis pohon pidada terbagi menjadi dua, yaitu pohon pidada putih dan merah.
1. Tumbuhan Pidada Merah
Jenis ini dikenal dengan bahasa latin biasa di kenal sebagai Soneratia caseolaris. Tumbuhan ini memiliki kelopak datar dan sedikit cekung. Bunga pada pidada merah biasanya berkelompok hingga 3 kuntum pada ujung ranting.
Tumbuhan ini juga dapat menjadi obat tradisional dan menjadi kosmetik kecantikan, yaitu ramuan bedak dingin.
Menurut Kusmar pada tahun 2005, para peneliti menguji ekstrak tumbuhan pidada merah untuk aktivitas antioksidan pada kromatografi lapis tipis.
Dari hasil pemisahan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada dua flavonoid yang terkandung, yaitu luteolin dan luteolin7-O-betaglukosida. Kedua senyawa ini juga memiliki aktivitas antioksidan.
2. Tumbuhan Pidada Putih
Tumbuhan pidada putih, atau dengan bahasa latin biasa di kenal sebagai Sonneratia alba.
Pohon pidada putih memiliki batang yang besar. Pohon ini biasanya tumbuh di bagian hutan yang memiliki dasar bebatuan karang atau berpasir.
Pangkal terlindung kelopak bunga pidada putih tidak akan rontok dan bermahkota. Mahkota tersebut berasal dari bekas tangkai putiknya.
Bunganya nokturnal dan di serbuki oleh ngengat, burung, serta kelelawar. Pohon ini juga kerap dijadikan sebagai tempat berkumpulnya kunang-kunang di waktu malam.
Pohon Akasia
Mempunyai sebutan bahasa latin dengan Acacia manguium Pohon Akasia ini merupakan sejenis semak-semak. Pohon akasia ini pertama ditemukan di Afrika oleh seorang ahli botani yang memiliki nama Carl Linnaeus dari Swedia pada tahun 1773.
Persebarannya berada di hutan tropis Australia bagian timur, Papua Nugini, Kepulauan Maluku, serta berbagai wilayah lain di Indonesia.
Hingga tahun 2005, diperkirakan sekitar 1.300 spesies akasia tersebar di seluruh dunia. Dari total tersebut, sekitar 960 spesies merupakan flora asli Australia.
Di Indonesia, pohon ini biasa digunakan sebagai tanaman untuk perkebunan yang unggul. Pohon ini dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat kertas dan pulp. Karena batang kayunya menghasilkan serat yang menjadi bahan paling cocok untuk pembuatan kertas kemasan, tulis, dan lainnya.
Baca Juga Beritaku: Mengenal Pohon Saga Rambat Dengan 8 Manfaat
Ciri-ciri Pohon Akasia
Pohon akasia dapat tumbuh hingga ketinggian 30 m. Batang pohon akasia ini memiliki canbang yang lurus dengan panjang yang mencapati kurang lebih setengah tinggi dari pohon akasia itu sendiri.
Pohon akasia yang berusia lebih muda, mempunyai kulit batang yang terbilang mulus dan berwarna hijau. Sedangkan pohon akasia yang berumur 2-3 tahun, kulit pada batang pohon akan mulai memiliki celah-celah.
Pohon akasia yang berusia sudah tua, cenderng memiliki batang kulit dengan tekstur keras, kasar, berwarna cokelat tua, dan memiliki celah pada dekat pangkal pohon.
Bunga pohon akasia, memiliki jumlah yang banyak dan ukuran yang kecil. Bunga ini berwarna krem keputihan yang memiliki bentuk seperti paku.
Ketika bunga akasia mengalami pemekaran, bunga akan memiliki bentuk yang mirip seperti sikat untuk membersihkan botol.
Biji dari pohon akasia memiliki warna hitam mengkilap. Bentuk biji tersebut bervariasi, seperti lonjong, oval, hingga elips. Biji akasia memiliki lebar 3 hingga 5 mm dan tinggi 2 hingga 3 mm.
Biji akasia ini berada pada polong pohon akasia, dan memiliki tangkai berwarna oren kemerahan.
Manfaat Pohon Akasia
Pohon akasia memiliki manfaat bagi manusia, salah satunya sebagai bahan baku ornamen minyak wangi. Bau yang khas dan menenangkan membuat banyak orang begitu menggemarinya.
Pohon ini juga dapat menjadi tanaman hias yang memiliki nilai jual yang tinggi. Kayunya dapat di manfaatkan untuk pembuatan perabot rumah tangga, seperti lemari, meja dan kursi.
Selain itu, kayu akasia juga menjadi salah satu pilihan yang baik untuk memperkuat struktur rumah.
Kandungan zat tanin sebagai astrigen dari pohon akasia ini dapat di ekstrasi untuk menjadi bahan produk kecantikan.
Daunnya dapat pula digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati masalah seputar ejakulasi dan menormalkan kadar gula dalam darah.
Di daerah berlereng curam, pohon akasia mampu menahan tanah sehingga tidak terjadi bencana longsor. Sementara di perkotaan, pohon ini sangat indah jika ditanam di sepanjang ruas jalan sebagai penyejuk bagi para pengemudi motor, sepeda, atau becak yang tengah berjuang melawan teriknya sengatan surya.
Jenis Pohon Akasia
Sesungguhnya, pohon akasia memiliki banyak jenis. Namun, terdapat dua jenis yang paling umum, antara lain:
1. Texas atau Prairie Guajillo
Jenis ini adalah tanaman asli yang berasal dari Amerika Serikat bagian barat daya dan Meksiko. Batang pohonnya sangat kokoh dan tahan menghadapi cuaca yang kering.
Prairie Guajillo dapat mencapai ketinggian hingga 4 hingga 5 meter. Pola pertumbuhan pohon ini padat dan lebat. Di musim semi, pohon ini akan menumbuhkan gugusan bunga putih indah yang memancarkan aroma lembut.
Wanginya itu akan mengisi udara sehingga membuat setiap orang yang menghirupnya begitu bahagia. Rentang waktu tumbuh bunga ini dari November hingga Maret.
2. Lightwood (Akasia Implexa)
Tumbuhan akasia berjenis lightwood, memiliki nama latin Akasia Implexa. Masyarakat Barat biasa menjulukinya dengan nama worm scrub atau wick hickory.
Pohon rindang ini memiliki jangka waktu hidup yang lama bahkan hingga mencapai puluhan tahun. Akasia Implexa yang kita lihat saat ini, mungkin ditanam oleh kakek buyut kita.
Kulit pada pohon ini memiliki warna abu kelam dan kasar. Sementara bijinya berbentuk polong tengkok. Tanaman ini bisa tumbuh sebagai pohon batang tunggal atau banyak.
Ia dapat pula menjadi rumpun kemudian menyebar melalui pengisap.
Baca Juga Beritaku: Garcinia dan Calophyllum: 2 Pohon Familiar Sebagai Obat Kanker
Daftar Pustaka
- Pranata Hardi Tirta. 2010. Tumbuhan Pidada (Sonneratia).
- Sam. 2020. Ciri Ciri Pohon Perepat / Pidada (Sonneratia alba) Di Alam Liar. https://www.ciriciripohon.com
- Repository. 2011. Morfologi Tanaman Pidada Merah. http://repository.usu.ac.id
- Komunitas Mangrove Bengkulu. 2014. Jenis-Jenis Mangrove di Bengkulu. https://komunitasmangrovebengkulu
- Rimba Kita. 2019. Pohon Akasia – Morfologi Sebaran, Manfaat Kayu & Budidaya. https://rimbakita.com/pohon-akasia/
- Kompasiana. 2020. Filosofi Tersembunyi Akasia dari Lagu Bump Of Chicken Acacia. https://www.kompasiana.com