Sinden Jawa, kebudayan asli dari Indonesia, yang telah mendapatkan tempat yang begitu spesial dari masyarakat. Hingga terdapat persamaan serta perbedaan dari jenisnya. Maka, begini jelasnya.
Beritaku.id, Budaya_ – Lantunan lagu seketika menggema, mengisi sudut-sudut ruang hampa sana. Membuat semua orang berkumpul, dalam satu ranah. Saling berbalik berlantun, dan bernyanyi. Seolah hanyut dalam satu malam, hingga mereka tersadar, bahwa fajar telah menyapa sedari tadi.
Oleh: Ayu Maesaroh(Penulis Budaya)
Hai, bertemu dengan tagline tulisan yang dirindukan, lagi. Lagi, lagi-lagi sepasang mata selalu mengikuti mu, entah dalam jejak langkah apapun itu juga.
Rasanya semakin mengikuti, semakin bersemangat diriku untuk menggapai semua asa cinta yang kau punya. Bahkan siapa saja akan mengejar asa itu darimu, namun sangat kecil rasanya, memungkinkan mereka memiliki.
Berawal dari paras, hingga kepada suara, begitulah yang menjadi daya tarikmu, lalu kau balut dengan kata “sinden”. Suara merdu dengan alunan gendang, mengiringi lagu yang kau mainkan.
Dan bicara masalah sinden, ternyata dalam kehidupan sosial kita di Indonesia, terdapat dua jenis, yakni sinden jawa, serta sunda. Berikut beberapa pembahasannya.
Apa Pengertian Sinden?
Namun sebelum itu, kita perlu ketahui tentang apa dari frasa “sinden” ini. Menurut kamus besar bahasa indonesia atau lebih terkenalnya dengan nama KBBI, mengatakan bahwa sinden adalah penyanyi, dengan diiringi gamelan sebagai iringan musik atas lagu yang mereka nyanyikan.
Nama sinden ini sebenarnya identik dengan para wanita, yang menggunakan baju tradisional dengan dandanan yang membuat mereka terlihat cantik dan menarik.
Para sinden biasanya akan menyanyikan beberapa lagu tradisional dalam sebuah pagelaran tertentu, lalu mereka akan menambahkan cengkok daripada lagu tersebut, sehingga lebih merdu untuk didengar.
Baca juga beritaku: Contoh Pidato Singkat Yang Padat Dan Jelas Serta Penjelasannya
Selain itu, mereka juga mempunyai beberapa peraturan dalam tampil menjadi seorang sinden. Utamanya adalah sikap daripada duduk mereka, yang tidak boleh asal bersikap.
Dan sikap tersebut harus dilakukan sampai dengan usai dari acara atau pagelaran acara tersebut. Sinden sendiri terdiri dari dua orang atau lebih, yang mana mereka akan menjadi satu-kesatuan harmoni indah, saat melantunkan lagu tradisional di pagelaran tersebut.
Apa Itu Sinden Jawa?
Seperti yang sudah kita singgung sebelumnya, bahwa sinden, terbagi atas dua macam. Yakni sinden jawa, dan sinden sunda.
Untuk yang jenis jawa ini, biasanya lebih kental dan terasa. Hal tersebut merujuk daripada sejarah sinden, yang awalnya berasal dari dua kata, yakni waranggana.
Kata tersebut merupakan kata yang berasal dari daerah Pulau Jawa bagian Tengah, dengan memiliki arti masing-masing. Yakni “wara” berarti seorang wanita, dan “anggana” yang berarti “sendiri”.
Karena dulu, pagelaran hanya memiliki satu sinden, yang akan melantunkan beberapa lagu daerah, dengan mendapat iringan dari alat musik tradisional seperti gendang, gamelan, dan sebagainya.
Hingga lambat laun dan berubahnya era, sinden sekarang harus lebih dari dua, atau minimal adalah dua orang, untuk mengiringi lagu yang mereka mainkan.
Jenis jawa ini, identik dengan baju tradisional mereka yang sangat khas adat jawa, dengan sanggul mereka guna memberikan identitas mereka.
Apa Pengetrian Sinden Sunda?
Adapun jenis lain, yakni sinden sunda, yang mana jenis ini juga sangat terkenal di daerahnya. Hampir sama dengan sinden jenis sebelumnya.
Sinden ini juga memiliki daya tarik yang mana mereka juga melantunkan lagu-lagu tradisional khas sunda, dengan menggunakan baju adat kebaya sunda, serta dandan khas wanita sunda.
Namun biasanya untuk sinden sunda, seringnya mereka berjumlah satu, atau dua orang saja, tidak lebih seperti jenis sebelumnya.
Baca juga beritaku: Budaya Sex Bebas, Pergaulan Milenial: 3 Kebiasaan Adat Suku di Dunia
Mereka juga mendapatkan iringan dari beberapa alat musik tradisinal, sehingga alunan lagu yang dimainkan akan terasa lebih berbeda, bahkan lebih merakyat.
Namun, dari kedua jenis tersebut, sinden untuk zaman sekarang, lebih sering kepada pagelaran dengan berbau wayang, ataupun pagelaran lain di beberapa acara TV, seperti contohnya OVJ, dan lainnya.
Apa Perbedaan Sinden Jawa Dan Sunda?
Dalam hal apapun di dunia ini, pasti sebuah perbedaan pasti ada, dan bahkan tidak dapat terpisahkan atara satu dengan yang lainnya.
Begitu juga dengan kedua jenis sinden ini, yang mungkin terlihatnya lumayan mirip, tapi mereka juga ada beberapa indikator yang membedakan mereka.
Yang paling menonjol adalah masalah lagu yang mereka bawakan. Kedua jenis sinden tersebut memainkan lagu tradisional sesuai dengan daerah dari masing-masing jenis sinden.
Selanjutnya adalah masalah penampilan dari keduanya. Untuk jenis jawa sendiri, kadang dari konde yang mereka pakai, terlihat lebih besar, atau ada juga yang besar, ataupun kecil.
Untuk jenis sinden sunda, konde yang mereka pakai kadang tidak terlalu besar, sehingga seperti proporsional dengan penampilan mereka pada suatu pagelaran tertentu.
Lalu pada jumlah sinden. Yang mana mungkin dulu tidak ada perbedaannya, namun sekarang jenis jawa lebih banyak, antara minima 2 orang, dan maksimal adalah 4 orang.
Sedangkan untuk sinden jenis sunda, bisa hanya satu orang untuk melengkapi daripada iringan lagu pagelaran yang sedang terlaksana.
Itulah beberapa perbedaan daripada kedua jenis sinden tersebut, yang mana bisa menjadi referensi kalian.
Lirik Lagu Sinden Sunda
Dalam sebuah lagu yang dimainkan, tidak akan pernah terpisah dengan sebuah frasa bernama “lirik”, menyusun mereka menjadi satu lantunan dengan penuh makna, dan alunan musik yang mengiringi.
Hingga membuat siapa saja akan terpukau dengan lagu, bahkan sampai kepada lirik tersebut. Hal ini juga rasanya terasa pada berbagai lirik lagu daripada lagu daerah yang sering kita dengar dari beberapa pesinden yang pernah kita temui.
Baca juga beritaku: Pohon Andalas & 3 Benda Adat Asal Pulau Sumatera
Begitu indah, bahkan ada sebuah lagu tersebut menjadi terkenal di beberapa negara tetangga. Seperti lirik lagu sinden berjudul Panon Hideung, yang terkenal sampai dengan negara Rusia.
Maka, salah satu penggalan lirik lagu dari lagu ini, adalah sebagai berikut:
Panon hideung koneng
Irung mancung
Putri Bandung, putri saha
Dimana Bumina
Abdi reseup kaanjena
……
Lirik Lagu Sinden Jawa
Adapun beberapa jenis daripada lagu-lagu yang sering dimainkan oleh beberapa sinden jawa, bahkan ada yang percaya bahwa lagu sinden tersebut, merupakan lagu yang mengundang “makhluk” tak kasat mata.
Ialah lagu daripada Lingsir wengi, yang sontak jika kita mendengarnya memang akan merasa merinding. Namun siapa yang menyangka bahwa lagu tersebut, adalah sebuah ungkapan seseorang yang sedang jatuh cinta, dan juga lagu yang dapat menjadi pengantar tidur untuk sang buah hati.
Maka, begini penggalan dari lirik lagu daripada lingsir wengi ini:
Lingsir wengi..
Sliramu tumeking sirno
Ojo tangi nggonmu guling
Awasjo ngetoro
….
Itulah beberapa contoh dari beberapa lirik lagu dari kedua jenis sinden tersebut, yang bisa menjadi referensi kalian.
Pandangan Masyarakat Terhadap Sinden
Sebuah hal yang baru, bahkan dulunya populer, tak akan luput dari sorotan pasang mata yang begitu banyak, bahkan diri sendiri pun tidak dapat menghitungnya dengan saksama.
Setiap kedipan pasti ada pasang mata lain yang bergantian menyoroti hal tersebut. Hingga pada akhirnya, sebuah stigma pun tercipta, dan memberikan efek bagi siapa saja yang bergelut dalam bidang tersebut.
Hal ini seperti yang kebanyakan para pesinden rasakan, saat mereka mulai melangkah, untuk berkecimpung ke dunia persindenan.
Tidak banyak dari mereka yang mendapatkan pandangan negatif, terutama karena profesi mereka yang mengiringi sebuah lagu pada pagelaran tertentu, dan diadakan pada malam hari.
Hal ini diperparah dengan adanya berbagai ketimpangan yang dialami oleh banyaknya wanita kala itu, dan menjadikan mereka yang bercita-cita, dan memiliki mimpi, pupus pada pertengahan jalan.
Berbagai gerakan penyetaraan gender pun mulai mencuat seketika. Menyuarakan betapa wanita ingin memiliki sebuah kedudukan yang sama, dan tanpa adanya sebuah perlakuan diskriminatif, apalagi pembatasan-pembatasan lain.
Baca juga beritaku: Pidato Tidak Membosankan, 5 Contoh Menarik, Singkat Dan Padat
Yang mana pada akhirnya membuat para wanita sangat terbatas dalam menjangkau segala cita-cita yang mereka inginkan.
Dari hal tersebut juga, akhirnya lambat laun merubah mindset daripada orang-orang, yang akhirnya memberikan ruang kepada para pesindhen untuk lebih mengapresiasi mereka, tanpa adanya pemikiran negatif, meski pada saat itu sangatlah butuh waktu.
Hingga pada perubahan abad yang semakin canggih, banyak pesindhen yang mulai terkenal, serta memiliki bakat yang luar biasa. Contoh konkret adalah pesindhen Soimah, Lalu artis bernama Rina Nose.
Keduanya membawa budaya sindhen ke ranah yang lebih luas, dan ranah tersebut menjadi perhitungan yang matang, serta pemikiran pun menjadi lebih terbuka, akan profesi sinden jawa ataupun sunda.
Sejak Kapan Kemunculan Budaya Sinden?
Tapi, sebenarnya kemunculan kebudayaan sinden itu, kapan tepatnya? Mungkin salah satu pertanyaan ini juga sering menjadi salah satu pertanyaan yang kadang sering kita pikirkan.
Meski demikian, pada dasarnya sindhen ini merupakan salah satu kebudayaan asli dari Indonesia, yang begitu terkenal di daerah Jawa, seperti Yogyakarta, Solo, Sunda, dan beberapa kota pada wilayah Jawa Timur.
Mereka pun memiliki ciri tersendiri dalam melantunkan lagu tradisional saat pagelaran berlangsung, juga peraturan yang kadang antara satu dengan yang lain pun berbeda.
Sehinga hal inilah yang kadang banyak beberapa pihak yang masih mempelajari tentang budaya sinden ini.
Peluang Menjadi Pesinden
Dari berbagai pandangan manusia yang pada akhirnya berubah terhadap budaya sinden ini, memberikan imbas yang positif salah satunya dengan peminat orang yang semakin banyak melirik peluang.
Tidak mengherankan jika pada era sekarang, remaja banyak yang berlatih untuk menjadi seorang pesinden, dengan mempelajari beberapa hal, yang mana hal paling penting adalah kemampuan vokal.
Kemampuan tersebut perlu kalian asah, agar hal lain seperti intonasi, artikulasi, dan sebagainya, bisa di dapat sesuai dengan apa yang menjadi harapan.
Penutup
Sekian mengenai sinden jawa kali ini. Dengan beberapa pembahasan tadi, dapat kita simpulkan bahwasannya sinden merupakan salah satu budaya asli dari Indonesia.
Keterkenalan daripada budaya ini, semakin membara kala era serta abad yang berganti. Dengan memberikan ruang kepada pesinden.
Untuk mengasah terus kemampuan melantunkan berbagai lagu, yang mana lebih bervariatif, serta kreatifitas dituntut dari hal tersebut.
Sekian ulasan kali ini, semoga menginspirasi.
Daftar Pustaka
- https://kbbi.web.id
- https://id.wikipedia.org
- http://www.negerikuindonesia.com
- https://www.kamusbesar.com
- https://www.mondasiregar.com
- https://www.solopos.com
- https://id.quora.com