Pemebebasan Negeri Taklukan Area Persia
Umar Bin Khattab Memperluas Dengan Pembebasan Negeri Area Taklukan

Area Taklukan 2, Sejarah Islam: Masa Khalifah Kedua, Umar Bin Khattab

Diposting pada

Setelah menjadikan Syam dan Palestina sebagai Negara Taklukan, selanjutnya ke Area Taklukan berikutnya adalah beberapa negeri.

Beritaku.Id, Kisah Islam – Dalam rangka memperluas kekuasaan dalam masa pemerintahan Khalifah Umar Bin Khattab, dengan beberapa Area Taklukan berikutnya.

Perluasan Area Taklukan Ke Persia Di Iraq

Pasukan Jihad Islam, Memfokuskan ke area kekuasaan taklukan Persia yakni Irak.

Oleh Kisra Yaszayird III dibawah panglima Rustam, menjadi panglima yang mampu menahan serangan dari Pasukan Islam sebelumnya.

Abu Bakar telah mengirim tentaranya ke perbatasan Irak untuk menundukkan suku-suku Arab yang berdiam di Selatan sungai Euphrat.

Untuk sementara waktu. tentara itu dapat mengalahkan tentara Persia serta menduduki Hirah dan Anbar.

Namun berikutnya laskar jihad Arab dipaksa untuk mundur dari serangan tentara pasukan Persia yang sangat banyak.

Didesak menghindar hingga ke Gurun Sahara, hal ini sampai berakhirnya kepemimpinan Khalifah Abu Bakar.

Kondisi ini dikarenakan pasukan fokus pada penaklukan Syam dan Palestina untuk menghancurkan kekuasaan Romawi.

Sehingga pasukan di perbatasan hanya pasukan cadangan penjaga perbatasan.

Setelah Khalifah Umar bin Khattab mengerahkan tentara memerangi Irak. Pada mulanya Khalifah Umar sendiri yang akan memimpin tentara itu.

Namun banyak sahabat menasehati agar pimpinan tentara diserahkan kepada Panglima Sa’ad bin Abi Waqqash. Tujuannya adalah Umar Bin Khattab cukup menjaga Madinah dan Mekkah.

Pertarungan di Kadisia (16 H. = 636 M.)

Di perintahkan menjadi Panglima perang Sa’ad bin Abi Waqqash beserta pasukan menerjang melaju menuju Kadisia.

Merupakan kota yang menjadi pintu masuk ke Irak.

Baca juga : Petarung Wanita Islam, Yang Menjadi Mujahidah Tangguh Dalam Sejarah Islam

Disana bertemu dengan Panglima Rustam yang memimpin tentara Persia dengan jumlah 30.000 serdadu, sedangkan laskar Arab hanya sekitar 7500 pasukan.

Tidak peduli dengan jumlah, pengalaman bertarung di Syam dan Palestia hingga mengambil alih Syiriah dan Palestina adalah pengalaman berharga.

Pantang untuk menyerah meski dengan jumlah yang terbatas.

Bangsa persia memandang remeh pasukan Islam, dengan hanya jumlah tersebut akan menantang di area pasukan Persia.

3 hari bertempur. Daerah taklukan meluas.

Panglima Rustam dan beberapa Panglima perang berhasil dipenggal pasukan Islam. Islam menang di Iraq.

Pasukan musa tersisa melarikan diri meninggalkan area, namun Mereka dikejar oleh prajurit Sa’ad, lalu terjadi pula pertempuran di Jalula tahun 17 H. (638 M.)

Waktu itu seorang dari puteri Kisra dapat ditawan dan sejumlah besar laskar Persia mati terbunuh.

Kemudian Sa’ad memasuki Irak dan menaklukkan kota Madain (Madyan), sebagai Ibu kota Kerajaan Persia, sesudah dikepung selam dua bulan.

Tentara Islam banyak memperoleh harta rampasan perang. Diantaranya adalah singgasana keemasan Kisra sendiri.

Kisra Yazdayird melarikan diri ke Halwan. Perang Kadisia ini termasuk peperangan yang paling hebat di zaman Umar bin Khattab.

Penaklukan Berikutnya Di Nahawand (21 H = 642 M)

Pertempuran Nahawand sebagai Fathul Futuh, Kisra Yazdayird III tidak bisa mengumpulkan tentaranya dengan cepat.

Ia memerlukan waktu empat tahun untuk menghimpun kekuatan, maka terkumpullan balatentara yang berjumlah 150.000 orang untuk menghadapi tentara Islam.

Pada tahun 21 H. Yazdayird III mengerahkan angkatan perangnya itu dan Khalifah Umar mengirimkan bantuan laskar untuk membantu Sa’ad.

Maka terjadilah peperangan yang dhasyat diantara keduanya di Nahawand.

Pertempuran itu berakhir dengan kemenangan di pihak Islam, walaupun orang Persia telah berperang mati-matian membela negaranya.

Peperangan ini dikenal dengan sebutan ‘Fathul Futuh’ yang berarti ‘Pembebasan dari segala pembebasan’.

Yazdayird III Kisra yang terakhir dari keluarga Sasania.

Pasukan Arab terus merangsek dan memburu Yazdayird III dan menduduki daerah kekuasaannya secara bertahap.

Sehingga akhirnya Kisra itu terpaksa melarikan diri sampai ke perbatasan Timur negerinya.

Akan tetapi ia mati ditengah perjalanannya karena dibunuh orang lain pada tahun 31 H. (652 M.).

Peristiwa ini terjadi pada masa Kholifah Utsman bin Affan.

Dengan kematian Yazdayird III ini lenyaplah kerajaan keluarga Sasania dari permukaan bumi.

Sesuai sabda Nabi Muhammad yang menyatakan bahwa kerajaan Persia kelak akan terkoyak oleh ummat Islam sebagaimana Kisranya mengoyak-ngoyak surat Nabi kepadanya.

Kemenangan yang beruntun ini sangat besar pengaruhnya atas kehidupan bangsa Arab berikutnya.

Sumber lain : Pertempuran Besar Islam Pada Bulan Ramadhan, Muslim Menang Telak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *