Bendungan Ma'rib
Kaum saba (Foto: boombastis.com)

Bendungan Ma’rib dan Kisah Kaum Saba’: 3 Peninggalan

Diposting pada

Bendungan Ma’rib adalah bangunan kuno bersejarah, yang terletak di reruntuhan Kerajaan Saba’, dengan pemimpinnya yang jelita bernama Ratu Bilqis.

Beritaku.id, Berita Islami – Allah memberikan kemakmuran yang sangat indah pada suatu Bangsa. Sejatinya, janganlah pernah membuat-Nya murka. Karena semua kenikmatan itu, dapat tergantikan dengan bencana.

Oleh: Novianti Lavlia (Penulis Berita Islami)

Bendungan Ma’rib merupakan bendungan tertua yang terletak di Wilayah Semenanjung Arab, atau tepatnya di tengah reruntuhan Kota Yaman saat ini. 

Kota tersebut tidak hanya menyimpan sisa Bendungan Ma’rib tua, tapi juga reruntuhan beberapa kuil kuno, serta peninggalan sejarah lainnya. Semua benda tersebut berasal dari masa Kerajaan Saba, yang saat ini hanya menyisakan serakan debu dan puingnya saja.

Ratu Bilqis sebagai pemimpin dari Kerajaan Saba’ yang mencetuskan bendungan megah tersebut, akhirnya menjadi pengikut Islam, beserta dengan rakyatnya.

Namun sayang, keimanan dari rakyatnya hanya sementara. Saat Sang Ratu wafat, mereka kembali kepada keyakinannya terdahulu, yaitu menyembah Dewa Matahari dan Bulan, daripada Allah SWT.

Sejarah Bendungan Ma’rib

Kisah Bendungan Ma'rib
Reruntuhan Bendungan Ma’rib

Temuan para Ilmuwan Arkeologi menunjukkan, bahwa Bendungan Ma’rib beserta jaringan kanalnya telah berdiri pada sekitar 1750 SM dan 1700 SM.

Selain telah mendapat predikat sebagai bangunan tertua di dunia, bendungan ini juga sebagai salah satu mahakarya yang paling indah. Terutama, jika teramati dari teknik pembuatan bangunan pada peradaban kuno 

Namun benang merahnya pada hal ini adalah, bahwa Yaman saat itu, telah mengenal dunia Teknik Perencanaan Arsitektur bendungan. Bendungan Ma’rib berdiri oleh seorang arsitek bernama Samha’ali Yunuf bin Dzimar Ali. 

Ma’rib sendiri adalah Ibukota dari Saba, yang  terkenal akan kemakmurannya, karena letak geografisnya yang sangat strategis dan menguntungkan. Ibukota Ma’rib posisinya  sangat dekat dengan Sungai Adhanah, yang ideal untuk sebuah bendungan.

Dengan kondisi tersebut, Masyarakat Saba memanfaatkannya dengan sangat baik. Mereka berhasil membangun sebuah bendungan, yang akhirnya juga menjadi momen lahirnya peradaban besar bagi Bangsanya.

Dan setelah berdirinya bendungan tersebut, mereka dapat merasakan kemakmuran yang tanpa batas. Kota Ma’rib, merupakan salah satu kota kaya saat itu. 

Sejarah Selanjutnya…

Secara struktural, bendungan tersebut memiliki ketinggian hingga 16 meter, dengan lebar 60 meter dan panjang 620 meter. Bendungan ini juga dapat mendistribusikan air hingga sejauh luasan wilayah 9600 hektar. 

Dengan pembagian wilayahnya adalah, 5.300 hektar terletak di dataran bagian selatan bendungan, dan sisanya sebesar 4.300 hektar, terletak di bagian barat 

Uniknya, Al Qur’an pernah menyebut tentang kedua dataran itu. Tertulis dengan menyebutnya sebagai “dua dataran kebun di setiap sisi kanan dan kiri”, yang menyerupai posisi lembah, di dataran tersebut. Selain itu, Prasasti Saba juga telah menggambarkan kedua sisi tersebut, sebagai “Kota Ma’rib dan dua daratan tanah”.

Berkat Bendungan Ma’rib dan kanalnya, membuat kotanya menjadi pemilik dari sistem pengairan terbaik dan menjadi kawasan paling subur di Yaman. 

Dua orang Ilmuwan bernama J. Holevy dari Perancis dan Glaser dari Austria, memperlihatkan adanya dokumen tertulis kuno. Didalamnya tertulis dalam dialek Himer, bahwa bendungan tersebut telah menyebabkan wilayahnya menjadi sangat produktif.

Sekilas Tentang Kota Saba’ dan Bendungan Ma’rib

Kota Saba' Yang Hancur
Reruntuhan Kota Saba’

Lokasi dari Bendungan Ma’rib terletak di sebelah Barat Daya dari Kota Tua Ma’rib yang dulu adalah ibukota dari Kerajaan Saba’. Sebagai negara perdagangan yang kaya, kerajaan ini mengontrol jalur perdagangan rempah-rempah dan kemenyan ke Negara Saudi dan Abyssinia. 

Salah satu dari pemicu terciptanya Bendungan Ma’rib adalah,  untuk menangkap air hujan, yang jatuh di pegunungan. Sumber air tersebutlah yang  digunakan oleh masyarakat Saba’ untuk mengairi lahan di wilayahnya.

Selain bentuk bangunannya, sang arsitek bendungan itu juga memperhitungkan pertimbangan letak bangunannya. Bendungan yang dulunya megah tersebut berdiri di antara tiga bukit. 

Baca juga beritaku: Kisah Cinta Ratu Bilqis dan Nabi Sulaiman, 2 Kerajaan Bertaut

Oleh sebab itu, semua sumber air yang berasal dari semua dataran tinggi, hanya bermuara ke satu tempat, yaitu di bendungan. Teknik yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan tersebut  adalah,  menggabungkan bebatuan padat dan timah. 

Masing-masing elemen tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Batuan akan berfungsi sebagai gerbang, sedangkan timah sebagai penahan air.

Runtuhnya Bendungan Ma’rib

Beberapa sumber sejarah menyebutkan, sebelum mengalami keruntuhan, bendungan yang pernah berjaya ini memang telah mengalami kerusakan berat. 

Salah satu sebabnya adalah peperangan yang terjadi di Kota Saba’, pada sekitar tahun145 SM, antara Masyarakat Raidan dengan Kerajaan Saba’. Karena kerusakan tersebut, akhirnya menyebabkan terjadinya banjir besar, seperti yang tersebut dalam Al Qur’an.

Namun selain sebab tersebut, ada juga pendapat yang mengatakan, bahwa Bendungan Ma’rib hancur akibat serangan tikus yang menggerogotinya.

Jika dianalisa lebih dalam lagi, semua kejadian tersebut bisa saja terjadi. Kerusakan akibat peperangan, menyebabkan banyak sisi bendungan yang terkikis, dan akhirnya menjadi semakin parah karena gigitan tikus.

Bendungan kokoh tersebut pernah mengalami proses perbaikan, selama abad 5 – 6 M. Namun sayangnya, perbaikan itu tidak berhasil. Bendungan itu pun akhirnya runtuh, pada tahun 542 M.

Hancurnya bendungan tersebut bukan hanya menyebabkan kerusakan, namun juga kerugian besar. Seluruh lahan pertanian dan perkebunan dari Kaum Saba’ yang telah tumbuh selama ratusan tahun, hancur seketika tanpa satupun tersisa. 

Resesi panjang langsung terjadi setelah kehancuran bendungan, yang akhirnya membawa nasib Kerajaan Saba’ ke akhir kejayaannya.

Yaman yang kaya dan makmur  berubah menjadi ladang gersang berdebu. Bahkan hingga sekarang pun Yaman tetap menjadi negeri termiskin di Jazira Arab. Situasi menyedihkan tersebut, memaksa masyarakatnya bermigrasi ke seluruh penjuru negeri lainnya.

Kehebatan Kaum Saba’ di Masa Lalu

Replika Kaum Saba'
Patung Replika Kaum Saba’

Kaum Saba’ hidup pada sekitar 1.000-750 SM, dan menjadi legenda pada 550 M, akibat perang yang terjadi selama dua abad. Kerajaan tersebut mulai menjalankan pemerintahannya ,sekitar 600 SM. Karena begitu tuanya, tidak heran jika tidak banyak catatan sejarah yang ditemukan.

Namun yang pasti, Kerajaan Saba’ memiliki angkatan perang terbesar masa itu. Sehingga, memungkinkannya untuk terus dapat melebarkan wilayah kekuasaannya.

Asal nama dari Saba’ berasal dari nama pendirinya, yaitu Saba’ bin Yasjib bin Ya’rib bin Qahthan. Beliau juga merupakan raja pertama di kerajaan tersebut. Masyarakat Saba’ juga dikenal sebagai Kaum Tubba, yang menggunakan Bahasa Arab Selatan kuno.

Ibukota dari Kerajaan Saba’ adalah Sharwah, yang sisa peninggalannya masih dapat terlihat di sebelah Barat Laut Kota Ma’rib. Selain memiliki angkatan perang yang hebat, Kerajaan ini juga makmur, dengan hasil pertanian dan perekonomiannya yang melimpah.

Seorang komandan militer Saba’ pernah mengungkapkan, bahwa Kota Saba mendapatkan kemakmurannya, karena geografisnya yang strategis. Dan hal tersebut tidak dapat dipungkiri, karena telah tercatat juga di dalam Al’Qur’an.

Letak geografisnya yang sangat strategis, dapat terlihat dari posisinya, yang berdekatan dengan Sungai Adhanah. Pertemuan antara Sungai Adhanah dengan Jabal Balaq, adalah titik strategis dari geografisnya, yang ideal sebagai bendungan.  

Melihat keuntungan tersebut, Kerajaan Saba’ pun melihat potensi untuk membangun peradaban barunya yang mutakhir, berupa bendungan dan sistem irigasi megahnya.

Kehancuran Kerajaan Saba’

Kota Saba' Yang Runtuh
Runtuhnya Kota Saba’

Kisah kejayaan maupun kehancuran Kerajaan Saba’ sempat terkenal, karena kisahnya yang berhubungan dengan Nabi Sulaiman AS. Saat itu, penguasa  dari Kerajaan Saba’ adalah seorang Ratu bernama Bilqis, yang cantik jelita. Bahkan kononnya, sebagai tercantik di dunia. 

Sebelum memeluk Islam dan menjalankan ajaran Nabi Sulaiman AS, Ratu Bilqis dan masyarakatnya menyembah Matahari dan Bintang. Namun setelah ia menjadi mualaf, para pengikutnya pun mengikuti jejaknya untuk menyembah Allah SWT.

Namun saat Ratu Bilqis wafat, Kaum Saba’ kembali menjadi murtad. Mereka beralih lagi menyembah Matahari dan Bintang. Allah SWT bahkan  telah mengutus 13 orang Rasul  untuk menyadarkan kaum yang sesat tersebut, namun tidak ada seorangpun yang mengindahkannya. 

Hal tersebut membuat Allah SWT murka, hingga mencabut seluruh kenikmatan yang telah terasa oleh bangsa tersebut selama ratusan tahun.

Azab yang turun adalah, dengan runtuhnya Bendungan Ma’rib, yang telah memberikan kekayaan dan kemakmuran bagi kaum murtad itu. Bukan hanya kehancuran pada bendungan, azab Allah SWT pun menyebabkan kemiskinan dan kekeringan yang abadi. 

Kutukan Kaum Saba’ pun belum berakhir hingga saat ini. Yaman di masa ini, tetap menjadi Negara termiskin yang selalu mengalami kekeringan di Wilayah Arab. Kota Saba’ kuno yang dahulu menjadi tempat hunian oleh Kaum Saba’, kini hanya tinggal puing dan reruntuhan di wilayah terpencil. 

Siapakah Sosok Ratu Bilqis?

Kecantikan Ratu Bilqis
Ratu Bilqis Yang Jelita dan Cerdas

Ratu Bilqis bukan hanya terkenal akan kecantikannya, namun juga kecerdasan dan  kepiawaiannya dalam memimpin kerajaan. Penguasa cantik yang berbudi luhur ini, mewarisi Kerajaan Saba’ dari sang ayah.

Namun saat mendapatkan wewenangnya sebagai seorang ratu, saingannya yang bernama  Amr bin Abrahah, berusaha untuk mengkudeta kepemimpinannya. Dengan seluruh pasukannya, 

Saat itu, Ratu Bilqis belum mampu untuk dapat menahan serangan tersebut, hingga akhirnya  harus melarikan diri, sebelum tertangkap. Namun penangkapan itu tidak berlangsung lama, karena Ratu cerdas ini berhasil menyembelih kepala Amr saat sedang mabuk.

Dan sejak saat itu, Bilqis kembali menjadi ratu untuk Kerajaan Saba’, dan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke Makkah.

Kerajaan Ratu Bilqis

Beberapa prestasi dari Ratu Bilqis bagi kerajaannya adalah, salah satunya berupa  projek Bendungan Ma’rib. Tujuan dari dibangunnya bendungan tersebut, adalah, murni untuk kemakmuran rakyatnya.

Baca juga beritaku: Nabi Sulaiman AS Lengkap Harta Tahta dan Wanita

Selain itu, Ratu Bilqis juga membentuk suatu dewan permusyawaratan, dengan anggota sebanyak 312 orang. Setiap anggota dewan, membawahi sepuluh ribu pengikut, yang terkenal akan kesucian keluhurannya.

Peninggalan Kaum Saba’

Beberapa peninggalan sejarah Kaum Saba’ yang berhasil muncul oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut ini:

Bendungan

Salah satu peninggalan dari peradaban Kerajaan Saba’ berbentuk bendungan raksasa, bernama Bendungan Ma’rib. Reruntuhan dari bangunan tersebut, saat ini dapat ditemukan di Pegunungan Mudawwar. 

Tambang Emas dan Prasasti

Bentuk Prasasti Kaum Saba'
Peninggalan Prasasti Kaum Saba’

Beberapa Arkeolog berhasil menemukan tambang emas milik Ratu Bilqis, yang tersembunyi di perbukitan Gheralta, bagian Utara Ethiopia. Lokasi dari tambang tersebut memang belum pernah tereksplor sebelumnya.

Tambang kuno yang tersembunyi di balik batu  setinggi 20 kaki itu. Seluruh dindingnya penuh dengan ukiran bergambar matahari, bulan sabit, yang merupakan lambang dari kerajaan Saba’.

Di dalam tambang emas tersebut, juga muncul prasasti kerajaan, yang tertulis dengan bahasa aslinya. Bagian kuil yang runtuh juga muncul pada sekitar.

Kuil

Pegunungan Gheralta Tempat Tersembunyinya Tambang Emas Ratu Bilqis
Pegunungan Gheralta Tambang Emas Ratu Bilqis

Tidak jauh dari lokasi tambang emas, para Arkeolog juga menemukan reruntuhan kolom dan batu, yang merupakan bagian dari sebuah kuil. Posisinya yang terkubur, kuil tersebut dipercaya dulunya merupakan tempat  untuk menyembah Dewa Bulan dan Matahari. 

Penutup

Kerajaan Saba’ yang telah dikaruniai kekayaan dan kemakmurannya selama ratusan tahun, harus berubah menjadi negeri miskin dan kering selama berabad-abad. Bendungan Ma’rib yang pernah menjadi ikon kesuksesan bangsanya, harus hancur seketika.

Semuanya terjadi atas kemurkaan Allah SWT kepada seluruh Kaum Saba’, yang merupakan masyarakat dari kerajaan tersebut. Perjuangan Sang Ratu untuk kembali ke jalan Allah SWT pun menjadi sia-sia, saat rakyatnya berpaling kembali menjadi murtad.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *