Taj Mahal Cover

Cerita Taj Mahal: Kisah Cinta Abadi dan 8 Misteri Tentangnya

Diposting pada

Bisa dikatakan cerita Taj Mahal bagaikan kisah Romeo and Juliet versi Bollywood. Bangunan itu menjadi monument kisah cinta abadi sepasang insan yang saling mencinta dengan setulus hati. Namun, ternyata ada pula mitos dan 8 misteri tentang bangunan megah itu.

Seorang filsuf dari Negeri Tirai Bambu pernah berkata, “Menjadi sangat dicintai oleh seseorang memberi Anda kekuatan, sementara mencintai seseorang secara mendalam memberi Anda keberanian”. Sang filsuf, Lao Tzu, juga terkenal atas kebajikannya mengenai cinta yang ia sampaikan melalui kalimat, “Kebaikan dalam kata-kata menciptakan keyakinan, kebaikan dalam berpikir menciptakan kebesaran hati, kebaikan dalam tindakan menciptakan cinta”.

Oleh: Riska Putri(Penulis Berita Lifestyle)

Cinta memanglah salah satu kekuatan terbesar yang ada di alam semesta. Bukan sekali dua kali alam pikiran kita mendengar kisah tetang betapa dahsyatnya mahadaya cinta. Kisah-kisah seperti Roro Jongrang, Legenda Tanabata, dan Cleopatra merupakan sedikit contoh dari kuatnya kuasa cinta atas diri seorang pecinta.

Dari manakah kekuatan maha besar tersebut berasal? Sejatinya perasaan cinta mulai tumbu dari mata. Kuasai indera penglihatannya, maka perlahan tapi pasti rasa cinta akan merasuk dalam sukma, menyerap dalam jiwa.

Besarnya pengorbanan seorang pecinta demi merebut mata orang yang dicintai, terwujud dalam satu bangunan megah bernama “Taj Mahal”.

Cerita Sejarah Tentang Taj Mahal

Taj Mahal adalah sebuah bangunan mausoleum (makam berukuran besar) yang terbuat dari marmer putih. Permata seni India ini berdiri di sebelah kanan Sungai Yamuna, yang juga terletak di areal taman Mughal yang mencakup hampir 17 hektar tanah di Distrik Agra, Negara Bagian Uttar Pradesh, India.

Bangunan megah ini merupakan ekspresi cinta terakhir Kaisar Mughal Shah Jahan untuk mengenang mendiang isteri kesayangannya, Mumtaz Mahal. Konstruksi mausoleum, masjid, wisma, dan gerbang utama di bagian selatan mulai pada tahun 1632 dan selesai pada tahun 1648.

Setelah bangunan utama selesai, sang Kaisar pun memerintahkan lagi untuk menambahkan konstruksi halaman utama dan serambi-serambinya. Keseluruhan konstruksi Taj Mahal akhirnya selesai pada tahun 1653.

Kronologi pembangunan ini seluruhnya tertulis pada berbagai prasasti sejarah dan inskripsi Quaranic dalam bahasa Arab yang terpajang di dinding-dinding putih Taj Mahal. Arsitek utama dari supremasi rasa cinta sang Kaisar ini bernama Ustad Ahmad Lahori.

Sedangkan pekerja konstruksi seperti tukang batu, pemotong batu, inlayer, pemahat, pelukis, ahli kaligrafi, pembuat kubah, dan pengarjin lainnya berasal dari seluruh wilayah Kekaisaran Mughal, serta beberapa orang yang berasal dari Asia Tenggara dan Iran.

Dalam dunia arsitektur, bangunan Taj Mahal merepresentasikan pencapaian arsitektual dan artistik terbaik melalui harmoni sempurna antara rancang bangun dengan keahlian pembangunan yang luar biasa. Tidaklah berlebihan jika mengatakan Taj Mahal adalah sebuah mahakarya sarat nilai estetika unik yang berkesinambungan mulai dari konseptualitas bangunan, eksekusi pembangunan, hingga perawatannya.

Kisah Cinta Mumtaz dan Kaisar Shah Jahan

Mumtaz Mahal

Pada tahun 1592, Kekaisaran Mughal menyambut kelahiran putera pertama sekaligus pewaris takhta dari pasangan Kaisar Jahangir dan isteri tercintanya, Nur Jahan. Pangeran kecil itu bernama Shahab-ud-din Muhammad Khurram, namun kelak ia akan lebih terkenal dengan nama terkenalnya yaitu “Shah Jahan”.

Pada suatu ketika, Pangeran Khurram yang berusia 14 tahun tengah asyik berjalan-jalan di sekitar Meena Bazaar. Bersama para pengawal ia menikmati kemeriahan pasar, hiruk pikuk kehidupan yang biasanya tak terlihat dari selasar istananya. Ditengah perjalanannya itulah mata pangeran muda berserobok dengan sesosok gadis jelita yang menjajakan kain sutera dan manik-manik kaca.

Kemolekan sang gadis membuatnya amat terpesona, sehingga ia bergegas menghampiri sang gadis untuk mengajaknya bertukar kata. Dari percakapannya tersebut Pangeran Khurram akhirnya mengantongi nama sang gadis. Ia bernama Arjumand Bano Begum, dan merupakan sanak jauh dari ibunya sendiri, Ratu Nur Jahan.

Setelah mengetahui nama dan latar belakang gadis penjual sutera, Pangeran Khurram segera kembali ke istana untuk menemui ayahandanya. Ia lantas bercerita tentang si gadis dan menyatakan niatnya untuk mempersunting Arjumand.

Melihat rasa cinta di mata putera kesayangannya yang begitu besar, Kaisar Jahangir memberikan restu kepada Pangeran Khurram untuk mempersunting gadis tersebut.

Namun, karena keduanya masih berusia sangat muda, Kaisar Jahangir memerintahkan untuk menunda pernikahan selama beberapa tahun. Lima tahun lamanya Pangeran Khurram harus menunggu, sampai akhirnya pada tahun 1612 ia resmi menjadi suami dari Arjumand Bano Begum.

Ketika Pangeran Khurram Telah Dewasa

Ketika Pangeran Khurram naik takhta menjadi kaisar pada tahun 1628, ia memberikan gelar “Mumtaz Mahal” yang berarti “Permata Istana” kepada isteri kesayangannya tersebut. Sesuai tradisi masyarakat saat itu, Kaisar Shah Jahan memang memiliki beberapa isteri lain selain Mumtaz Mahal.

Tetapi, isteri pertamanya tersebut tetap menjadi wanita yang paling ia cintai dan sayangi, jauh melebihi isteri-isterinya yang lain.

Hingga datanglah masa-masa kegelapan di kehidupan sang kaisar. Sesaat setelah melahirkan anak ke-14, Mumtaz Mahal mangkat, meninggalkan kehidupan yang fana untuk kembali ke pangkuan Sang Pencipta.

Seluruh kekaisaran jatuh dalam kesedihan atas berpulangnya Mumtaz Mahal, terutama sang kaisar yang berkata bahwa hidupnya bagaikan neraka tanpa Mumtaz disampingnya.

Setelah 2 tahun masa berduka, sang kaisar akhirnya mulai bisa berdamai dengan kehilangan yang bercokol di hatinya. Ia mulai memikirkan konsep Taj Mahal, sebagai bentuk hadiah terakhir dan lambang cintanya yang abadi kepada isteri tercintanya, Mumtaz Mahal. Begitulah cerita taj mahal.

Baca Juga Beritaku: 15 Kisah Cinta Fenomenal dan Berakhir Tragis Sepanjang Sejarah

Cerita Polemik Taj Mahal: Bangunan Islam atau Kuil Hindu?

Cerita Taj Mahal

Seteru antara umat muslim dan hindu di India telah berlangsung selama bertahun-tahun. Pertikaian panjang antara keduanya berimbas pada tarik menarik klaim terhadap berbagai warisan budaya di seantero India. Taj Mahal tak terlepas dari polemik sengketa religi tersebut.

Pada tahun 2017 lalu, Lembaga Survei Arkeologi Agra atau ASI menyatakan bahwa bangunan Taj Mahal merupakan bangunan makam muslim di hadapan Pengadilan Tinggi India. Pernyataan tersebut sekaligus sebagai penolakan verbal terhadap klain bahwasanya ikon arsitektur India tersebut merupakan kuil Hindu.

Awal mula polemik status religi Taj Mahal ini berasal dari petisi oleh 6 orang pengacara, dimana petisi tersebut mengklaim Taj Mahal awalnya merupakan kuil Hindu Bernama “Tejo Mahalaya” yang dipersembahkan untuk Dewa Shiva.

Petisi tersebut sekaligus menuntut agar umat Hindu di izinkan untuk beribadah di dalam area Taj Mahal. Kalim senada bukannya hanya terjadi di tahun 2017 saja, namun telah berulang kali terjadi sepanjang sejarah berdirinya Taj Mahal di tanah India.

Salah satu fakta penting yang melemahkan narasi bahwa Taj Mahal adalah Kuil Hindu adalah arsitektur bangunan itu sendiri yang sarat dengan budaya Islam. Salah satunya adalah kubah-kubah dan Menara masjid yang tidak ditemukan pada bangunan Hindu lainnya selama periode pembangunan Taj Mahal.

Menteri Kebudayaan India, Mahesh Sharma, pun menguatkan status Taj Mahal sebagai bangunan Islam melalui pernyataan bahwa pemerintah belum menemukan bukti untuk mendukung klaim sebaliknya.

Cerita Tentang 8 Misteri Taj Mahal

Taj Mahal
Cenotaph pada banguna Taj Mahal

Selain menyimpan kisah cinta abadi sang kaisar, kemegahan Taj Mahal turut pula menyembunyikan misteri di setiap relung-relungnya. Berikut ini beberapa misteri yang tersimpan dibalik keajaiban berlapis marmer putih yang mungkin Anda belum tahu.

1. Sarat Ilusi Optik

Arsitek dan para pengrajin Taj Mahal adalah ahli proporsi dan trik mata kawakan. Contohnya, saat melihat gerbang utama yang membingkai Taj Mahal, struktur tersebut akan terlihat sangat dekat dan besar.

Namun, ketika semakin dekat dengan gerbang tersebut, ukurannya justru akan tampak menyusut, persis kebalikan dari fenomena yang lazimnya terjadi. Menara-menara penyangganya pun terlihat sangat tegak, meskipun sebetulnya berdiri condong ke arah luar.

2. Mitos Paling Terkenal Kemungkinan Hanya Hoaks

Salah satu mitos paling terkenal dari Taj Mahal adalah, Kaisar Shah Jahan sangat menginginkan lambang cintanya tersebut untuk menjadi mahakarya indah tanpa tandingan. Untuk memastikan hal tersebut, Ia memerintahkan untuk memotong jari tangan dan mencungkil mata para pengrajin yang terlibat dalam pembangunan Taj Mahal. T

erlepas dari prevalensinya, tidak ada satu bukti pun yang mendukung kebenaran kisah tersebut.

3. Kedua Cenotaphs Sebetulnya Kosong

Di dalam Taj Mahal, terdapat dua cenotaph yang konon sebagai tempat persemayaman terakhir Mumtaz Mahal dan Kaisar Shah Jahan. Keduanya berdiri bersisian dalam ruangan segi delapan yang berhias pietra dura (sejenis tatahan berhias batu semi-mulia) dan kisi-kisi dari marmer putih.

Pada kenyataannya, kedua monument tersebut hanya untuk kepentingan pertunjukan belaka. Makam asli keduanya berada di ruang bawah tanah Taj Mahal yang lebih sepi, dan pengunjung tidak bisa masuk ke dalamnya.

4. Keseluruhan Bangunan Hampir Simetris

Keseluruhan bangunan Taj Mahal memiliki simetri sempurna sesuai dengan doktrin arsitektur pada masa itu. Kompleks mausoleum memiliki harmoni yang seimbang antara seluruh elemen pembangunnya, mulai dari pilar, kubah, hingga taman-taman yang merepresentasikan kuadran surgawi dan duniawi.

Hanya satu pengecualian pada simetri sempurna Taj Mahal, yaitu cenotaph Kaisar Shah Jahan yang berada di poros tengah sebelah barat. Penempatan aneh ini membuat orang-orang percaya bahwa pada mulanya sang kaisar tidak pernah bermaksud untuk dimakamkan di Taj Mahal sama sekali.

5. Bangunan Taj Mahal Mendapat “Perawatan Wajah” Reguler

Fasad marmer putih berkilau Taj Mahal perlahan berubah menjadi kuning kecokelatan seiring pertambahan usianya serta kondisi lingkungan yang sarat polusi. Karena itu, pemerintah India secara reguler memberikan “perawatan wajah” pada monumen kebanggaan rakyat tersebut.

6. Penampang Bangunan Berubah Warna Sepanjang Hari

Salah satu daya tarik utama dari Taj Mahal adalah warnanya yang nampak berubah sepanjang hari. Mulai dari fajar hingga senja, intensitas sinar matahari yang berbeda memancing refraksi cahaya yang membuat marmer putih pelapis Taj Mahal seperti berubah warna. Saat matahari mulai terbit, Taj Mahal terlihat abu-abu mutiara yang perlahan berubah menjadi merah muda pucat.

Di siang hari, kemegahan monumen nampak dari warnanya putih menyilaukan. Sedangkan saat matahari mulai terbenam, wajah Taj Mahal terlihat berwarna perunggu bersemburat oranye.  Sementara saat malam hari tanpa adanya cahaya matahari, keindahan Taj Mahal bisa dinikmati melalui warnanya yang nampak biru bersemu transparan.

7. Rencana Pembangunan Taj Mahal Kedua Berwarna Hitam

Konon menurut legenda masyarakat, Kaisar Shah Jahan berniat membangun “bayangan” Taj Mahal tepat di seberangnya, di sisi lain Sungai Yamuna. Namun, niat tersebut tak terlaksana karena puteranya sendiri menggulingkan beliau dari takhtanya, kemudian mengirimkan sang kaisar ke penjara dekat Benteng Agra. Cerita ini menjadi asal muasal legenda Taj Mahal Hitam, yang menurut para sejarawan hanyalah cerita rakyat semata.

8. Simbol Kekuatan atau Simbol Cinta?

Beberapa sejarawan berpendapat bahwa Taj Mahal lebih condong merupakan simbolisasi supremasi kekuatan Kekaisaran Mughal, daripada simbol cinta sang kaisar terhadap salah satu isterinya.

Kemegahan dan kemewahan berskala besar dapat terlihat dari bangunan yang dilapisi kristal, lapis lazuli, marmer makrana, pirus, dan lain sebagainya. Faktor tersebut dianggap lebih memperlihatkan kemahsyuran Kekaisaran Mughal, daripada perasaan sang kaisar itu sendiri.

Baca Juga Beritaku: Balaputradewa, Raja Sriwijaya ke-5 Dengan Segudang Pencapaiannya

Apakah Taj Mahal adalah Bangunan Masjid? Apa Saja Isinya?

Seperti dikatakan pada awal artikel, kompleks Taj Mahal adalah mausoleum atau makam berukuran besar. Selain kedua cenotaph milik Kaisar Shah Jahan dan Mumtaz Mahal, bagian dalam Taj Mahal praktis kosong melompong. Hanya saja, bagian-bagian dinding dari Taj Mahal memang dihiasi berbagai karya pahatan dan ukiran berlapis batu dan logam mulia.

Di dalam kompleks Taj Mahal juga terdapat bangunan masjid. Namun demikian, saat ini hampir seluruh bangunan Taj Mahal difungsikan sebagai masjid atau tempat beribadah umat muslim, meskipun hanya untuk shalat saja.

Puisi tentang Keabadian Cinta Taj Mahal

Cerita Taj Mahal

Kala Cinta Bersemi (Kembali) di Taj Mahal

(Penulis: Fatmi Sunarya)

Perjalanan berakhir di Taj Mahal

Perjalanan menyembuhkan hati yang mahal

Setelah dia dipinang orang, pernikahan yang batal

Aku terbang meninggalkan kenangan yang bergumpal

Katanya, simbol cinta abadi ada di Taj Mahal

Kala Raja Shah Jehan menghadiahinya untuk sang tercinta Mumtaz Mahal

Ah begitu tinggi rasa khayal

Skeptis akan dari mana cinta abadi berasal

Di Taj Mahal,

Tiba-tiba berjumpa seorang gadis yang memarahiku dengan kesal

Lalu kami saling mengenal

Gadis bermata sipit telah mencairkan sakit hati yang mengental

Apakah dia akan menjadi cinta abadi dan haruskah aku kembali ke awal?

Sambil menggenggam tangannya, kupandangi Taj Mahal

Semoga kami menyatu dalam cinta tunggal

Baca Juga Beritaku: Shahabiyah Nabi, 7 Tercerdas, Penghafal Quran, Generasi Terbaik

Daftar Pustaka

  1. Taj Mahal. UNESCO World Heritage Centre. https://whc.unesco.org/en/list/252/.
  2. Love Story of Mumtaz and Shah Jahan. Taj Mahal Tour. http://www.etajmahaltour.com/blog/love-story-of-mumtaz-shah-jahan/.
  3. Tempo.co. 2017. Arkeolog India Sebut Taj Mahal Bangunan Muslim, Bukan Kuil India. New Delhi: Tempo. https://dunia.tempo.co/read/904758/arkeolog-india-sebut-taj-mahal-bangunan-muslim-bukan-kuil-india/full&view=ok.
  4. Cheng, Lisa. 2017. Eight Secrets of the Taj Mahal. Smithsonian Magazine. https://www.smithsonianmag.com/travel/eight-secrets-taj-mahal-180962168/.
  5. Sunarya, Fatmi. 2020. Kala Cinta Bersemi (Kembali) di Taj Mahal. Jakarta: Kompasiana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *