Perjuangan Abdullah Bin Abu Bakr dalam Islam, sebagai Intel Rasulullah Tidak Bisa di Pisahkan Dengan Cinta Atiqah, Yang Di selaminya.
Beritaku.Id, Kisah Islami – Kenapa disebut Hijriah? Sebab tahun tersebut merupakan tahun Hijrah sebagai kesepakatan umat muslim menjadi sebuah peristiwa penting bagi umat muslim.
Hijrah dari Mekkah ke Madinah, adalah peristiwa yang sangat menankutkan dan menantang bahaya.
Rasulullah yang membawa pesan kebenaran Allah SWT mendapat tantangan dari kaum kafir quraisy.
Dalam proses tersebut, terdapat beberapa sahabat yang memberikan kontribusi besar terhadap Rasulullah.
Tidak hanya sekedar dukungan doa tapi juga sampai pada dukungan fisik secara langsung untuk melindungi Rasul Allah tersebut.
Tatkala Rasulullah berada menuju Madinah, maka ada yang diberi tugas spy atau memantau. Jika TNI maka dijadikan intel. CIA kayak gitulah.
Baca juga : 170 Urutan Sahabiyah dan Sahabat Nabi Muhammad SAW
Sahabat Rasul, Abdullah dan Abu Bakar As-Sidqiq
Adalah Abdullah Bin Abu Bakar. Anak dari Khalifah 1 kelak tersebut. Bertugas melakukan pengintaian dengan melihat dan mendengarkan semua pembicaraan pembesar Mekkah seharian.
Yang ditarget dari pengintaian tersebut adalah Pemesar Mekkah bahas apa tentang Rasulullah dan Abu Bakar As-Siddiq. Selama seharian dari pagi sampai sore Abdullah Bin Abu Bakar memasang mata dan telinganya.
Baca juga : Mengenal Abu Bakar As-Siddiq, Secara Singkat Yang Pertama Memeluk Islam
Juga menjaga penyamarannya agar tidak diketahui orang lain.
Sebab jika seandainya ketahuan, maka dia akan di bunuh oleh Kaum Kafir Quraisy yang membenci Rasulullah.
Ketika matahari Tenggelam di ufuk Barat, ia berjalan sejauh 4 KM ke arah Selatan dari Baitullah. Tepatnya ke Gua Tzur. Dan menanjak pada ketinggian 750 m dari ketiggian air laut.
Selama 3 hari 3 malam, Rasulullah di Gua Tzur. Maka selama itu pula Abdullah melakukan tugas Spy. Dimana Pagi menuju Mekkah, kemudian saat petang kembali ke Gua.
Konsentrasi penuh dibutuhkan, dengan cinta mendalam yang dimiliki oleh Abdullah Bin Abu Bakar kepada Rasulullah. Menjalankan misi aling berbahaya, beresiko Nyawa, mulia dan sekaligus memberikan kontribusi perkembangan Islam dunia.
Proses pengintaian Abdullah Bin Abu Bakar ini adalah sekaligus mengupas banyak informasi dari kaum Kafir Quraisy. Mengetahui kelebihan, rencana dan mencari apa kelemahannya.
Kontribusi Abu Bakar As-Siqqid juga tidak kecil. Sebab yang ikut melakukan hijrah bukan hanya dirinya, anaknya dan seluruh orang-orang dekat dan keluarga dekatnya. Betapa ia sangat cinta dengan Allah, Islam dan Rasul.
Cintanya mengabaikan cintanya kepada dunia. Semua tertuju hanya kepada Syiar Agama yang memiliki kebenaran Hakiki. Agama Islam yang dicintainya.
Pernikahan Abdullah Atiqah Dengan Cinta
Memiliki Wanita cantik, menawan, cerdas dan berakhlak mulia. Semua menjadi dambaan kebanyakan orang. Dan dizaman itu ada wanita yang memiliki kriteria super woman itu. Dia adalah Atiqah.
Merupakan keturunan keturunan Quraish, anak dari Zaid Bin Amr. Dia merupakan wanita Islam yang dikagumi oleh banyak orang. Dengan perangai yang baik dan sifat yang mulai.
Tidak hanya itu, dia juga sangat cantik.
Sang Intel Rasulullah Abdullah Bin Abu Bakar, dalam hal tugas dengan duduk seharian. Dan tegar menantang bahaya.
Namun soal Atiqah Binti Zaid Bin Amr, berbeda kondisi perasaan Abdullah Bin Abu Bakar. Hatinya ibarat hembusan air dilereng gunung yang menciptakan air terjun.
Jatuh berderai, ia telah jatuh cinta kepada Atiqah. Jiwanya terjerat dan terikat kepadanya. Ini manusiawi.
Abdullah mencintai Rasulullah, namun ada sosok lain yang menggulung sukma Abdullah, sehingga dalam perang pun. Abdullah kehilangan semangat. Selalu saja Atiqah yang diingatnya.
Ini bahaya dalam sebua misi perang dan syiar. Maka Abdullah Abu Bakar meminta Abdullah segera menceraikan Atiqah.
Sebuha keputusan yang berat, mengikuti perintah sang Ayah atau ikut mengalir pada cinta wanita jelita ini.
Abdullah memilih mengikuti apa perintah Abu Bakar yang bijaksana tersebut.
Gersangnya Jiwa Abdullah Pasca Cerai
Namun Abdullah mengalami kegersangan perasaan yang mendalam.
Jiwa Abdullah yang dulu kuat berjalan antara Gua Tzur dan Mekkah, kini telah melumpuhkan kekuatannya. Fisiknya tiada daya. Semua yang ada dalam ingatannya adalah Atiqah Binti Zaid Bin Amr.
Semua detak waktu yang dijalaninya kini telah masuk dalam sekam perasaannya, yang dengan pemantik bara kecil akan meledak tak terukur.
Melihat gejalan tersebut. Abdullah Abu Bakar luluh, beberapa waktu kemudian. Lalu menikahkan kembali Abdullah Bin Abu Bakar. Setelah Abdullah mengetahui alasan Ayahnya memintanya untuk menceraikan kekasih hatinya.
Bahwa cinta pada dunia jangan menjadi pembatas cinta kepada Allah SWT dan Rasul.
Semenjak rujuknya Atiqah dengan Abdullah, maka Abdullah mendapat semangat dan cinta yang kuat dalam peperangan. Meski pada akhirnya ia syahid Dalam perang.
Baca juga : Republika