Doa iftitah
doa iftitah (Foto: jatimnetwork.com)

Doa Iftitah: Pengertian, 2 Jenis dan Hukumnya

Diposting pada

Salah satu  bacaan sholat adalah Doa iftitah. Di masyarakat terdapat berbagai macam versi dari doa tersebut yang di baca ketika sholat. Namun sebelumnya, apa pengertian itu sendiri? Apa saja jenisnya? Kemudian, bagaimanakah hukum dari membaca doa ini? Mari kita simak.

Beritaku.id, Berita islami. – Seseorang yang menegakkan sholat, bagaikan menegakkan kebenaran dalam hidupnya. Sebab, sholat adalah tiang agama. Pada ibadah ritual tersebut jarak antara hamba dengan Tuhannya menjadi begitu dekat.

Oleh: Ulfiana (Penulis Berita Islami)

Sholat merupakan rukun islam yang ketiga. Saat sholat, terdapat beberapa bacaan yang perlu dibaca di setiap gerakannya. Baik itu dari gerakan berdiri, rukuk, iktidal, sujud, duduk diantara dua sujud, maupun tahiyat awal dan akhir.

Salah satu bacaan yang ada dalam sholat adalah berdoa iftitah.

Waktu dari membaca berdoa iftitah adalah setelah seseorang telah selesai melakukan takbiratul ikram dan sebelum membaca surah al fatihah. Biasanya, membaca doa ini di lakukan saat rakaat pertama saja.

Di masyarakat terdapat beberapa versi dari bacaan iftitah. Dari kesemuanya itu terdapat dasar hukum yang jelas karena bersumber dari imam madzab yang telah di akui. Baik itu dari madzab hanafi, hambali, maliki maupun dari madzab syafii.

Setiap madzab memiliki pegangan yang kuat tentang bacaan do’a iftitah yang harus di baca seseorang ketika melaksanakan sholat. Ada yang bacaannya cukup panjang, adapula yang bacaannya cukup pendek.

Sebelum berbicara lebih jauh tentang jenis tersebut, mari kita bahas terlebih dahulu pengertian dari doa iftitah.

Apakah arti dari berdoa iftitah itu sendiri? Berikut penjelasannya.

Pengertian Doa Iftitah

Secara bahasa, iftitah memiliki pengertian yaitu pembukaan. Asal katanya adalah fataha. Kata ini masih sejenis dengan kata miftah yang artinya alat pembuka atau kunci.

Tentu kita sering mendengar kata miftahul jannah kan?

Kata iftitah pun sering di kaitkan sebagai kunci. Doa kunci ini fungsinya adalah untuk membuka ibadah sholat.

Itu sebabnya peletakan doa tersebut adalah di awal sholat, yaitu langsung setelah takbiratul ihram.

Doa iftitah adalah pembuka yang biasanya berisi tentang ungkapan syukur dan tentang pujian kepada Allah atas seluruh kebesarannya.

Selain itu terdapat pula yang berisi tentang pengakuan betapa lemahnya seseorang sebagai manusia. Sehingga, ia sangat membutuhkan pertolongan dan perlindungan Allah selalu dalam setiap kehidupan yang ia jalani.

Awal Mula Iftitah

Pada riwayat Imam Muslim, awal mulanya, ini di picu oleh sebuah kejadian di masa Rasulullah dan para sahabat. Ketika itu, Rasulullah saw dan para sahabatnya menjalankan sholat berjamaah.

Kemudian, terdapat salah seorang sahabat yang membaca rangkaian doa setelah takbiratul ikhram dan sebelum al fatihah. Ia membaca dengan suara yang sedikit keras hingga Rasulullah dan para sahabatnya mendengar bacaannya.

Bacaan tersebut adalah:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

artinya:

” Sesungguhnya Allah swt Maha Besar. Segala puji hanya kepada Allah dengan pujian yang banyak. Maha suci Allah SWT di pagi serta petang hari”.

Kemudian setelah itu, Rasulullah SAW bertanya. ” Siapa tadi yang mengucapkan kalimat ini dan ini?”. 

Sahabat tersebut menjawab, “saya ya Rasulullah”. Kemudian, Rasulullah SAW bersabda . “Aku takjub dengan doa tersebut. Pintu-pintu langit di buka karena doa itu.

Sejak saat itu, menjadi salah satu rukun sahnya sholat. Sebab, telah di bolehkan membaca bacaan tersebut ketika sholat.

Jenis Doa Iftitah

Doa Iftitah
Jenis doa iftitah (Foto: ilmutauhid.com)

Pada setiap madzab biasanya terdapat sedikit perbedaan tentang berdoa iftitah yang bisa di baca. Bahkan, jika mengerucut pada indonesia saja, terdapat perbedaan antara kalangan masyarakat NU dan Muhammadiyah dalam bacaan iftitah.

Sebenarnya jika kita mengacu pada Rasulullah saw, Rasulullah saw tidak terpatok pada satu jenis bacaan saja. Itu sebabnya mungkin adanya perbedaan bacaan itu juga sebenarnya, asalnya dari apa yang Rasulullah saw sampaikan.

Kemudian, para imam mazhab berijtihad menyampaikan pada umat salah satunya saja yang tentu mereka memiliki dalilnya. Kebenaran dalil itu berasal dari hadis yang sahih yang di riwayatkan oleh para sahabat yang berhubungan langsung dengan Rasulullah saw.

Para sahabat tersebut sebagian kecilnya adalah, Abu Hurairah, Ali ra dan Umar ibn khattab.

Bacaan Doa Iftitah beserta Latinnya

Berikut ini adalah beberapa bacaannya yang cukup populer di masyarakat.

Pertama.

Riwayat Abu Huraira yang kemudian masuk dalam riwayat Bukhari 2/182, Muslim 2/98.

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ

Allahum ma ba’id bai nii wa bai naa, khata yaa ya kamaa ba’adta bai nal masy riqi wal magrib. Allahumma naqqinii minal khata yaaya kamaa yunaq qastau bul ab yadu minad danasi. Allahum maghsil khata yaaya bis talji wal maa’i wal bara di.

Kedua.

Riwayat Ali ra yang kemudian di riwayatkan oleh Ahmad, Muslim dan Tirmidzi

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ، اللهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Wajjah tu waj hiya lil ladzi fatha ras samaa wati wal ardhi hanii fam muslimau waa maa ana minal musyrikiin. Inna shalaati wa nusuu ki wamah yaaya wa mamaati lillahi robbil ‘aala miin. Laa syari kalahu wabidzalika umir tu wa ana minal muslimin. 

Allahum ma antal maliku laa ilaa ha illa anta, anta rabbi wa anaa abduka dzolamtu nafsii wa taraftu bi dzanbii jamii’a. In nahu laa yaghfiru dzunuuba illa anta. Wah dinii liah sanil akhlaqii, laa yahdi li ahsaniahaa illa anta.

Wash rif ‘anni, sayyia haa la yash rifu ‘annii sayyia haa illa anta. Lab baika wasa’daika wal khairu kulluhu fiyadaika. Wassyaru laisa ilaika, wa anna bika wa laika. Tabaraka wata’aalaita. Astagfiruka wa atuubu ilaika.

Ketiga.

Bacaan iftitah yang di baca Umar Bin Khattab.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ

Subhana kallah humma wa bihamdika wa tabaa rak smuka wa ta’aala jaddu ka walaa ilaha ghairuka.

Selanjutnya, masih banyak lagi bacaan yang sahih yang ada di masyarakat.

Bacaan Doa Iftitah Rumi

Terdapat pula bacaan doa yang sama dalam rumi. Berikut bacaannya.

Allahu akbar kabiraw wal hamdu lillahi katshiraw. Wa subhanallahi buk rataw wa asila. Inni Wajjahtu wajhia lillazi fata ras sama wati wal ardha hanifam muslimaw wama ana minal musyrikin. Inna salati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil ‘alamin. La syari kalahu wa biza lika umirtu wa ana minal muslimin.

Baca juga Beritaku : Shalat Tahajud

Hukum Membaca Doa Iftitah

Bagaimana hukum membaca doa tersebut? Berikut penjelasannya.

Tak seperti saat membaca al fatihah yang sifatnya wajib di baca ketika shalat, hukum membacanya adalah sunnah. 

Sunnah tersebut berarti, jika di lakukan maka akan mendapatkan pahala. Namun, jika di tinggalkan, tak akan membawa kemudaratan atau dosa.

Doa ini pun masuk dalam rukun sholat sebagai bacaan yang sifatnya sunnah. Sebab, doa ini merupakan doa yang Rasulullah saw ajarkan untuk di baca oleh tiap muslim yang akan mendirikan sholat. 

Rasanya, jika secara sengaja di tinggalkan, sedang ada kesempatan untuk membacanya, sholat menjadi kurang sempurna. 

Dalam hadis riwayat Abu Daud dan hakim Rasulullah saw pernah bersabda mengenai hal ini.

“Sholat seseorang tak akan sempurna sampai ia bertakbir memuji Allah SWT. Kemudian, ia menyanjungnya. Lalu membaca Al Quran yang mudah baginya.

Namun, jika terlupa tidak membaca doa ini, seseorang tak perlu melakukan sujud syahwi dalam sholat sebab hukumnya sunnah. 

Menurut Imam Nawawi dalam kitabnya yaitu Al Adzkar, semua doa tersebut hukumnya mustahabbah atau sunnah. Baik itu dalam shalat wajib, maupun dalam sholat sunnah.

Sebenarnya jika mengedepankan keutamaan, seseorang akan memilih untuk membacanya tiap kali mengerjakan sholat wajib. Sebab, setiap doa yang di baca itu terkandung doa serta harapan yang mewakili hajat kepada Allah swt.

Ketika melaksanakan sholat berjamaah, doa tersebut juga bisa di baca oleh makmum maupun imam.

Doa Iftitah Pendek

Lalu, adakah bacaan doa sejenisnya yang sangat pendek? Maka jawabannya tentu ada. Iftitah merupakan bagian dzikir dalam sholat. Berikut adalah jenis doa yang terbahas, yang cukup pendek namun shahih.

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

Alhamdulillah hi ham dan katsii ron thoy yiban mubaa rokan fiiih.

Artinya:

Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Pujian yang terbaik, serta pujian yang penuh keberkahan di dalamnya.

Baca juga beritaku : Dzikir Setelah Shalat

Arti Doa Iftitah

arti doa iftitah (Foto: elsholat.com)

Inti dari bacaan iftitah adalah puji-pujian kepada Allah SWT. Berikut merupakan arti dari doa tersebut yang telah di sebutkan diatas.

Pertama, riwayat Abu Hurairah.

“Wahai Allah, jauhkan lah aku dengan kesalahan ku, sebagaimana telah Engkau jauhkan antara timur dengan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahan yang ku buat sebagaimana pakaian yang putih di sucikan dari kotoran. Wahai Allah, bersihkanlah kesalahan yang ku buat dengan air, salju, dan air dingin”

Kemudaan, arti iftitah yang di riwayatkan Umar ra.

Maha suci pada Engkau, wahai Allah. Ku sucikan nama Mu dengan memuji Engkau. Nama Mu penuh dengan berkah. Maha Tinggi Engkau. Tidak ada illah yang berhak di sembah kecuali Engkau.

Doa yang di riwayatkan oleh Ali hampir mirip dengan doa yang terbahas dalam rumi.

Berikut arti berdoa iftitah dalam rumi:

Allah yang Maha Besar, segala puji hanya untuk Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang. Aku hadapkan muka ku kepada Tuhan yang menciptakan langit serta bumi, hal keadaannya bersih dalam Islam.

Tidaklah aku dari golongan orang-orang yang berbuat syirik pada Allah.

Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup serta matiku hanya untuk Allah. Tuhan yang memiliki seluruh alam. Tiada sekutu untukNya dan dengan nya aku di perintahkan. Dan aku berasal dari golongan orang yang muslim.

Epilog

Akhirnya, demikianlah tulisan tentang macam-macam bacaan doa iftitah. Semoga kita jadi lebih memahami lagi apa yang kita baca dalam sholat. Sehingga, bisa menambah kekhusyukan kita ketika sholat.

Sampai jumpa di pembahasan selanjutnya!

Sumber: umma.id, kumparan.com, akuislam.com, muslim.or, merdeka.com,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *