Kaum tsamud
Kaum tsamud (Foto: streemit.com)

Kaum Tsamud: Lokasi Tinggal, Hingga 2 Adzab

Diposting pada

Dari membaca sejarah para nabi, tentu kita sempat mendengar tentang adanya kaum tsamud. Sebenarnya, siapakah kaum tsamud? Dimanakah lokasi tempat tinggal kaum tsamud ini? Serta berapa banyak jumlah dari kaum atau bangsa tsamud ini? Mari kita simak bersama.

Beritaku.id, Berita Islami. – Zaman berubah, namun tetap saja sejarah perbuatan manusia berulang. Sesungguhnya telah berlalu suatu kaum yang terkena azab akibat keingkarannya pada kebenaran. Meski zaman berganti, manusia tak juga mau belajar dari apa yang menimpa mereka. 

Oleh: Ulfiana (Penulis Berita Islami)

Salah satu umat terdahulu yang terkena adzab adalah kaum tsamud. Kaum tsamud menjadi sebuah pelajaran yang begitu besar bagi umat manusia saat ini. Sebab, dari apa yang mereka dapatkan, kita bisa belajar tentang hukum sebab akibat.

Seseorang yang menanam kebaikan, maka ia akan menuai kebaikan pula. Pun, jika seseorang menanam keburukan, yang ia tuai hanya keburukan untuknya.

 Menutup telinga dari kebenaran dan selalu mengingkari apa yang di sampaikan oleh utusan Allah, ternyata menjerumuskan kaum ini dalam kubangan dosa.

Meski telah nyata petunjuk dari apa yang ada di depan mata mereka, mereka justru memilih jalan yang menyengsarakan. Hingga akhirnya, sebuah adzab memusnahkan mereka yang ingkar  pada apa yang sampai padanya.

Jika melihat dari apa yang di lakukan oleh kaum tsamud, tentu kita sebagai umat muslim tak ingin mendapatkan adzab yang sedemikian dahsyatnya. Namun, sebenarnya apa adzab yang menimpa kaum tersebut?

Sebelum membahas adzab yang menimpa kaum yang begitu besar tersebut, mari kita berkenalan dulu dengan siapa itu kaum tsamud. Berikut penjelasannya.

Mengenal Kaum Tsamud

Siapakah kaum tsamud itu? Berikut ini informasinya.

Kaum tsamud di perkirakan hidup di tahun sekitar 715 sm.

Kaum ini merupakan kaum yang menjadi umat dari nabi Shaleh. Allah mengutus nabi Shaleh untuk mendakwahi kaum tsamud agar beriman hanya kepada Allah swt. Sebab, sebelumnya mereka adalah para penyembah berhala.

Akhlaq mereka tak bisa dikatakan baik, sebab banyak pelanggaran yang mereka lakukan. Mulai dari berfoya-foya terhadap dunia hingga meminum khamr yang mengakibatkan mereka sering mabuk-mabukan. Bahkan, mereka melakukan zina serta berbuat kejahatan.

Tentu hal itu sangat menyimpang dengan fitrah manusia yang senantiasa memiliki naluri untuk berada di jalan lurus. 

Itu sebabnya, Allah mengutus nabi Shaleh untuk membuat mereka kembali pada fitrahnya. Nabi Shaleh mengajak mereka untuk kembali merenungi apa yang mereka sembah. 

Juga, mengajak mereka menghentikan perbuatan maksiat yang mereka lakukan.

Dari sekelompok orang yang mendengar seruan nabi Shaleh tersebut, ada yang menerima ajaran Shaleh. Namun, banyak pula yang menentang. 

Terutama, oleh mereka yang kaya dan berkedudukan tinggi berkeras menolak ajakan tersebut. Bahkan, mereka menganggap nabi Shaleh adalah seorang pendusta tersebab ajakannya.

Hingga akhirnya, Allah menurunkan mukzizat kepada nabi Shaleh. Di pukulnya batu besar hingga Allah megeluarkan unta besar yang gemuk pada mereka.

Banyak orang yang terkejut melihat kejadian tersebut dan mengatakan keimanan. Namun, lagi-lagi banyak pula yang masih tak percaya. 

Mereka berkata bahwa itu hanya sebuah sihir untuk membohongi mereka. itu sebabnya, mereka membuat tipu daya. 

Lokasi Tinggal Kaum Tsamud

Kaum tsamud adalah
Letak lokasi (Foto: syahida.com)

Kemudian, dimanakah lokasi tinggalnya kaum tsamud?

Sebelumnya, kaum ini di duga berasal dari daerah arab selatan yang berhijrah ke bagian utara di gunung athlab. Tepatnya, di Madain Shaleh. Kondisi geografis lokasi mereka tinggal dan menetap adalah tempat yang penuh dengan padang pasir. Serta, banyak pegunungan yang menjulang di dekatnya.

Kaum tsamud menetap dan tinggal di kota ula. Kota ula adalah kota yang berjarak 400 km dari utara madinah. Kota ini berada di antara madinah dan tabuk, arab saudi.

Sedangkan situs tempat tinggal dari kaum tsamud di sebut al hijr. Penyebutan al hijr ini bermakna bangunan yang di buat dari batu-batuan yang di potong serta di pahat.

Selain itu, penyebutannya juga di namai dengan daerah madain saleh. Madain saleh, artinya adalah kota nabi shaleh.

Kehebatan dan Peninggalannya

Berikut ini adalah kehebatan dari kaum tsamud.

Kaum ini terkenal memiliki banyak keahlian. Mulai dari bercocok tanam, beternak hingga teknik arsitektur.

Generasi mereka adalah orang-orang yang pandai membangun. Sebab, tempat tinggal mereka ada di pegunungan, hal itu memunculkan bakat untuk mereka bisa memahat dan mengukir.

Keahlian memahat dan mengukir tersebut awalnya adalah untuk membuat tempat tinggal yang nyaman untuk mereka huni di pegunungan. 

Namun, seiring berkembangnya waktu, kemungkinan mereka mengembangkan bakat tersebut yang akhirnya menjadi kelebihan kaum ini.

Menjulanglah bangunan-bangunan tinggi nan indah sebagi tempat tinggal mereka.

Mereka membuat rumah serta bangunan – bangunan di kota sesuai dengan gaya mereka sendiri. Tentu sangat berbeda dengan rumah atau bangunan yang di bangun oleh kaum lain di zaman itu.

Keahlian mengukir dan memahat yang mereka miliki, membuat bangunan yang mereka tinggali menjadi lebih indah.

Mereka mampu membuat rumah atau istana megah baik di tanah yang datar, sampai ke bebatuan besar di atas bukit.

Peninggalan Kaum Tsamud

Sisa bangunan tersebut pasca adzab yang Allah datangkan pada mereka, masih bisa kita lihat saat ini.

Meski telah berusia ribuan tahun yang lalu, bangunan tersebut dapat dengan mudah di akses.  Bahkan saat ini menjadi salah satu peninggalan karya seni.

Saat ini, Hijr tempat tinggal kaum tsamud di daftarakan oleh pemerintah Arab Saudi sebagai warisan dunia. 

Penyebutannya adalah dengan nama Al-Hijr Archaeological Site (Mada’in Salih). UNESCO meresmikan situs itu menjadi world heritage pada tahun 2008.

Hal ini menunjukkan bahwa benarlah apa yang Al Quran sampaikan, bahwa mereka sebenarnya bangsa yang di beri kelebihan.

Serta, betapa sebenarnya, telah banyak bangsa yang hebat di masa lampau, namun, jika mereka melakukan keingkaran, semua kehebatan akan sia-sia.

Semua kelebihan yang mereka miliki itu bukannya membuat mereka bersyukur, tapi malah timbul penyakit kesombongan dalam hati. Mereka congkak akan apa yang mereka miliki.

Kesombongan mereka bahkan membuat mereka merendahkan kaum yang lain yang dianggap tak lebih baik. Serta, merasa, merekalah bangsa yang paling kuat tak terkalahkan.

Baca Juga Beritaku : Mukzizat 25 Rasul

Jumlah Kaum Tsamud yang Beriman

Sebelum adzab datang kepada kaum tsamud, Allah telah menyelamatkan kaum tsamud yang beriman serta mengikuti Nabi shaleh. Mereka tak buta pada kebenaran dan menerima ajaran tauhid yang di serukan.

Mereka tunduk terhadap ketentuan Allah dan bersedia untuk taat kepada Nya.

Dalam quran surat hud ayat 66, Allah berfirman.

فَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَٰلِحًا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَمِنْ خِزْىِ يَوْمِئِذٍ ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْعَزِيزُ

Artinya:

“Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Saleh dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Dan (Kami selamatkan) dari kehinaan pada hari itu. Sungguh, Tuhanmu, Dia maha Kuat, Maha Perkasa.”

Menurut salah satu Mudarris Tafsir Masjid Nabawi yaitu Syaikh Abu  Bakar Jabir Al. jazairi, jumlah yang Allah selamatkan adalah sebanyak empat ribu orang. 

Artinya, sejumlah itulah kaum tsamud yang beriman dan mengikuti ajaran lurus nabi Shaleh.

Adzab Daripada Kaum Tsamud

Azab kaum tsamud (Foto: merdeka.com)

Adzab yang menimpa kaum tsamud cukup pedih. Tersebab keingkaran mereka terhadap apa yang nabi shaleh sampaikan, Allah mengadzab kaum tersebut. 

Mereka bahkan tak mengakui nabi shaleh sebagai seorang nabi dan justru menghina nabi Shaleh.

Perbuatan mereka yang zalim juga bukannya berkurang, namun semakin menjadi-jadi.

Pembunuhan terhadap unta betina yang menjadi mukzizat nabi Shaleh itu sungguh pelanggaran yang serius. Sebab, mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri bahwa itu adalah sebuah mukzizat. 

Seekor unta betina yang keluar dari batu, sesuai dengan permintaan mereka untuk mau beriman. Bahkan unta tersebut memberi air susu yang menghidupi mereka sebab air susunya tak pernah habis.

Namun, lagi-lagi pengingkaran terhadap kebenaran mereka lakukan. Hingga akhirnya, mereka membunuh unta tersebut dan menantang nabi shaleh untuk mendatangkan adzab.

Nabi shaleh kemudian, mengatakan bahwa adzab akan datang tiga hari lagi kepada mereka .

Petir dan Guntur pada Kaum Ini

Petir yang keras menggelegar di atas pemukiman mereka. Getarannya yang begitu kencang meruntuhkan serta menghancurkan apa saja yang ada di sekitarnya. 

Entah itu jantung mereka yang zalim, maupun bangunan tempat tinggal mereka. Bangunan yang telah mereka bangun dengan indah itu, runtuh tak berbekas kecuali hanya sedikit yang tersisa.

Mereka mati bergelimpangan di rumah-rumahnya. Tersungkur di wajah mereka dan teronggok tak berdaya. Segala hal yang kaum tsamud banggakan, kini tak bisa lagi mereka katakan.

Semua telah hancur, adzab telah datang menjemput penolakan mereka terhadap kebenaran.

Allah menceritakan adzab yang menimpa kaum tsamud itu dalam surat hud ayat 67 hingga ayat 68.

وَاَخَذَ الَّذِيۡنَ ظَلَمُوا الصَّيۡحَةُ فَاَصۡبَحُوۡا فِىۡ دِيَارِهِمۡ جٰثِمِيۡنَۙ‏.

كَاَنۡ لَّمۡ يَغۡنَوۡا فِيۡهَا‌ ؕ اَلَاۤ اِنَّ ثَمُوۡدَا۟ كَفَرُوۡا رَبَّهُمۡ‌ؕ اَلَا بُعۡدًا لِّـثَمُوۡدَ

Artinya:

“kemudian suara yang mengguntur menimpa orang-orang zalim itu. Sehingga, mereka mati bergelimpangan di rumahnya.

Seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu. Ingatlah, kaum tsamud mengingkari tuhan mereka. Ingatlah, binasalah kaum tsamud.”

Menurut syaikh Abu Bakar Jabir Al.-Jazari, maksud dari seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu adalah karena adzab membinasakan mereka begitu cepat. 

Guntur berbunyi dan menyala yang membinasakan orang-orang di dalamnya . Seolah-olah, mereka tak pernah bersenang-senang di sana serta tak pernah tinggal disana.

Segala hal yang mereka bangun selama beberapa waktu kini telah hancur. Seakan-akan tempat tersebut tidak pernah di tinggali sebelumnya.

Epilog

Akhirnya, demikianlah secuil kisah tentang kaum tsamud. Dari sini kita tentu banyak sekali mendapat pelajaran yang sangat berharga. Kehebatan-kehebatan yang kita kira bisa membuat kita lebih baik, justru jika tak di syukuri akan menggelimangkan kita pada dosa.

Mulai dari penyakit kesombongan, hingga penyakit buta pada kebenaran. Semua kelebihan tersebut tak membantu untuk melunakan hati. Bahkan, bisa mengeraskan hati lebih keras lagi.

Jadi jika hari ini bisa jadi kita berbangga pada apa yang Allah lebihkan kita atas orang lain, percayalah semua hal tersebut tak akan abadi. Sesungguhnya yang bisa membantu kita untuk di akhirat nanti hanya amal perbuatan yang bermanfaat.

Sekian  perjumpaan kita kali ini. Sampai jumpa di pembahasan selanjutnya dengan cerita cerita yang tak kalah menariknya!

Baca Juga Beritaku : Kamu Tsamud dan Kaum Ad

Sumber:

Kalam.sindo, tafsirweb.com, merdeka.com, republika.co, akurat.co

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *