KHalifah Dinasti Abbasiyah

37 Khalifah Dinasti Abbasiyah: Proses Permulaan, Kejayaan Dan Keruntuhan

Diposting pada

Dinasti Abbasiyah memiliki banyak khalifah yang menginspirasi. Sebenarnya, bagaimana awal mulanya dinasti ini berdiri? Seperti apakah masa kejayaannya? Disini kita akan mengulik banyak hal tentang Daulah Abbasiyah ini.

Beritaku.id, Berita Islami. – Saat kegelapan meliputi Eropa di barat, muncul mercusuar yang terang dari ufuk timur. Mercusuar itu memancarkan cahaya demi cahaya yang menyinari hampir separuh bagian dari dunia ini. Cahaya itu adalah sinar ilmu pengetahuan dari Daulah Abbasiyah.

Oleh: Ulfiana (Penulis Berita Islami)

Dinasti Abbasiyah merupakan ke-khalifah-an islam kedua setelah dinasti ummayyah memimpin umat muslim. Di dinasti Abbasiyah ini, muncul pemimpin-pemimpin baru yang menjadi legenda baik untuk bangsa barat maupun timur.

Kota baghdad, Irak pusat pemerintahan daulah abbasiyah. Saat era ini, ilmu pengetahuan berkembang begitu pesat. Bahkan, banyak dari bangsa non arab dan non muslim yang datang untuk menimba ilmu.

Penyebutan Abbasiyah ini merujuk pada bani Abbasiyah yang merupakan keturunan dari paman nabi Muhammad SAW. Paman nabi Muhammad tersebut bernama Abbas Bin Abdul Muthalib.

Jejak Kebesaran Abbasiyah
Jejak Peninggalan Abbasiyah

Bani abbas ini merupakan perpanjangan dari cita-cita bani hasyim untuk kembali memimpin.

Hampir lima abad lamanya kekuasaan Abbasiyah ini berdiri. Namun, seperti kerajaan kebanyakan, setiap kerajaan memiliki masa jaya dan masa redupnya.

Dinasti ini juga mengalami masa keruntuhan. meski sebelumnya berkuasa, saat ini keturnannya adalah kaum yang biasa. Keturunan dari Dinasti Abbasiyah ini saat ini menjadi suku Al-Abbasi yang berada di daerah timur laut Trikit, Iraq hingga hari ini.

Baca juga beritaku: Peninggalan Kerajaan Majapahit, Sriwijaya, dan Kutai, 25 Situs Budaya

Proses Permulaan Khalifah Dinasti Abbasiyah

Prahara tentang siapa yang berhak memimpin umat islam di seluruh dunia memang sering menjadi perdebatan. Sebenarnya, perdebatan telah bermula ketika Rasulullah SAW wafat.

Saat itu, ada sekelompok yang menganggap kepemimpinan itu juga harus jatuh pada keluarga bani hasyim. Mereka menginginkan anggota keluarga bani hasyim yang menjadi khalifah selanjutnya, dan pilihan itu tertuju kuat kepada Ali.

Namun, saat itu yang akhirnya menjadi khalifah setelah Nabi Muhammad SAW adalah Abu Bakar As-Syidiq. Abu bakar merupakan seorang sahabat nabi senior yang memiliki sifat-sifat seorang pemimpin. Meskipun, saat itu ada saja suara yang sumbang.

Bangunan Kerajaan Abbasiyah

Pemikiran tentang penerus kekhalifahan untuk bani hasyim itu ternyata terus berlanjut hingga Dinasti Umayyah berdiri.

Gelombang pemikiran itu akhirnya mulai muncul di permukaan ketika Muhammad Bin Ali yang merupakan cicit dari Abbas menyuarakan pemikirannya. Ia meminta agar khalifah Umar Bin Abdul Aziz mengembalikan kekuasaan pemerintahan kepada keluarga Bani Hasyim lagi.

Puncaknya adalah, ketika masa pemerintahan Khalifah Marwan, banyak golongan yang mendukung suara tersebut. Hingga akhirnya, Abu Al-Abbas Al-Saffah pada tahun 750 mampu menurunkan Dinasti Ummayah dan menjadi khalifah baru.

Baca juga beritaku: Banten Kota Bandar Yang Sibuk Sejak Zaman Kerajaan Tahun 1526

Faktor Runtuhnya Daulah Umayyah dan Kemenangan Dinasti Abbasiyah

Bani abbas akhirnya, berhasil meruntuhkan kekuasaan Bani Umayyah.

Namun sebenarnya, di balik berdirinya dinasti Abbasiyah ini, telah terjadi krisis di dinasti umayyah. Ketika itu, tengah terjadi perang saudara akibat perebutan kekuasaan tentang siapa yang paling berhak menjadi khalifah.

Penumbangan jabatan antara sesama kerabat bani umayyah ini, membuat wibawa dari pemimpin umayah menurun.

Selain itu, terjadinya diskriminasi pada kaum mawali oleh orang-orang di daulah umayah. Kaum mawali merupakan kaum non arab yang baru masuk islam.

Mereka tak mendapatkan haknya sebagai umat islam di kekuasaan tersebut contohnya harus membayar jizyah untuk seperti non muslim.

Hal itu kemudian memicu mereka untuk mendukung pemberontakan dari Bani Abbas untuk merebut ke khalifahan.

Hingga akhirnya, semua yang diupayakan dari cicit bani hasyim yang menginginkan kepemimpinan itu berhasil.

Pasukan Umayyah di peperangan Sungai Zab pada tahun 750 H kemudian mengalami kekalahan. Pelantikan khalifah baru-pun akhirnya terjadi secara otomatis.

Pendiri (Tokoh Lahirnya) Khalifah Dinasti Abbasiyah

Tokoh lahirnya dari khalifah dinasti Abbasiyah adalah Abdullah Al Saffah Bin Muhammad Bin Ali Bin Abdullah Bin Al-Abbas.

Abu Al Abbas Al Saffah merupakan khalifah pertama dari dinasti abbasiyah.

Namun, sebelumnya terdapat banyak tokoh yang mendukung pemindahan kekhalifahan ini.

Di masa Umar Bin Abdul Aziz terjadi penyerangan pertama oleh kelompok ini dimana penyerangan itu di pelopori beberapa tokoh.  Tokoh pemimpin penyerangan pertama adalah Ali Bin Abdullah Bin Abbas, Ibrahim Al Imam serta Muhammad.

Masjid Peninggalan Abbasiyah
Peninggalan Abbasiyah Berupa Masjid

Namun, serangan pertama ini tak berhasil meruntuhkan kepemimpinan daulah umayyah.

Perjuangan dalam mendirikan dinasti Abbasiyah memang merupakan hal yang tak mudah. Bahkan beberapa sumber menyebutkan, prosesnya hingga berdarah-darah. Namun akhirnya, mereka berhasil mencapai kemenangannya.

Pemimpin kelompok dari keturunan Ali adalah Abu Salamah sedangkan dari keturunan Abbas adalah Ibrahim Al Iman.

Setidaknya ada tiga kelompok yang mempelopori perjuangan berdirinya dinasti ini. Kelompok tersebut adalah dari Bani Abbas, Bani Buwaihi serta Bani Seljuk.

Baca juga beritaku: Kehidupan Ekonomi, Politik & Budaya Kerajaan Majapahit 1293 – 1518

Periodisasi Kepemimpinan Dinasti Abbasiyah

Khalifah Dinasti Abbasiyah terbagi menjadi empat periode. Berikut merupakan periode dari kepempimpinan Dinasti Abbasiyah:

  1. Periode awal 132 H – 232 H (750 M – 847 M).
  2. Periode lanjutan 232 H – 333 H (847 M – 945 M)
  3. Masa peridode Buwaihi 333 H – 447 H (945 M – 1055 M).
  4. Periode Seljuk 447 H – 656 H ( 1055 M – 1258 M)

Masa Kejayaan Dinasti Abbasiah

Terdapat beberapa khalifah yang membawa masa kejayaan dari dinasti abbasiyah. Berikut ini merupakan deretan khalifah yang membawa masa ke emasan. Khalifah berikut adalah Abu Al-Abbas Al-Saffah, Abu Jafar Al-Manshur, Harun Ar-Rasyid, Al-Makmun, Al-Mutawakkil.

Sebenarnya, dalam masa kepemimpinan setiap khalifah dinasti abbasiyah, terdapat kejayaannya masing-masing. Namun, pembahasan kali ini hanya akan mengerucut ke puncak ke-emasannya saja.

Berikut ini merupakan puncak kejayaan dari daulah abbasiyah:

Pada sekitar tahun 789 M hingga 809 M, Dinasti Abbasiyah di pimpin oleh seorang khalifah yang cukup fenomenal. Khalifah tersebut bernama Harun Ar Rasyid.

Tentu kita tak asing mendengar nama ini bukan?

Nama ini adalah nama yang sering muncul di kisah dongeng 1001 malam. Yap, tokoh tersebut ada di dunia nyata.

Harun Ar Rasyid merupakan seorang khalifah yang membawa daulah Abbasiyah menuju puncak kejayaannya. Sehingga, daulah ini di kenal oleh hampir seluruh masyrakat baik dari bangsa barat maupun timur.

Baitul Hikmah Sebagai Pusat Ilmu Dinasti Abbasiyah

Ia mendirikan sebuah perpustakaan terbesar di zaman itu yang di beri nama Baitul Hikmah. Semua bidang keilmuan terdapat dalam perpustakaan tersebut.

Tak heran, banyak dari kaum muslim baik dari timur maupun barat datang ke kota itu untuk menimba ilmu.

Bahkan, para non muslim juga ikut merayakan kemeriahan ilmu pengetahuan dengan belajar di Baghdad.

Perpustakaan besar tersebut selain untuk menampung buku-buku, juga menjadi pusat pengkajian ilmu pengetahuan. Para ilmuan yang mencintai ilmu berkumpul disana.

Baitul hikmah berisi tentang karya-karya visoner serta intelektual peradaban zaman dahulu. Baik itu dari peradaban tua yunani maupun dari persia.

Semua teks ilmu pengetahuan tersebut di terjemahkan dari bahasa ibunya ke bahasa arab.

Bahkan, saat itu orang-orang yang mampu menerjemahkan teks-teks tersebut bisa hidup makmur dengan bekerja sebagai juru terjemah.

Selain dari ilmu pengetahuan, pemerintahan saat itu juga menumbuhkan keamanan serta kesejahteraan rakyat. Pembangunan kota baghdad di perluas, tempat ibadah dan sarana pendidikan juga di perbanyak.

Saat itu pemerintahannya juga konsen dalam mengembangkan ilmu sastra. Semua bidang kesenian dan kebudayaan juga di perkaya.

Sang khalifah saat itu dekat dengan seniman, penulis/ ilmuan, ulama, ahli hukum serta para qari’.

Semua yang terkait ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang terus di tumbuhkan. Hal ini yang menyebabkan baghdad saat itu menjadi pusat pengetahuan.

Kegemilangan bidang keilmuan, membuat masa itu turut berkontribusi dalam kemajuan peradaban ketika itu. Ketika eropa sedang dalam masa kegelapan, cahaya di baghdad justru terang benderang.

Bahkan kelimuan saat itu, turut andil dalam memberi manfaat dari peradaban kita sekarang ini.

Daftar Nama Khalifah Abbasiyah

Selama berkuasa, dinasti Abbasiyah memimpin setidaknya hampir 5 abad lamanya. Itu sebabnya, pada periode ini setidaknya terdapat 37 khalifah yang naik tahta.

Berikut ini merupakan daftar nama dari khalifah dinasti Abbasiyah yang sempat bertakhta mempimpin daulah:

  1. Abudllah As Saffah / Abu Al Abbas As Saffah.
  2. Abdullah Al Manshur.
  3. Muhammad Al Mahdi.
  4. Musa Al Hadi.
  5. Harun Ar Rasyid.
  6. Muhammad Al Amin.
  7. Abdullah Al Ma’mun.
  8. Muhammad Al Mu’tashim Billah.
  9. Harun Al Watsiq Billah.
  10. Ja’far Al Mutakkil ‘Alallah.
  11. Muhammad Al Muntashir Billah.
  12. Ahmad Al Musta’in Billah,
  13. Muhammad Al Mu’tazz Billah
  14. Muhammad Al Muhtadi Billah.
  15. Ahmad Al Mu’tamid ‘Alallah.
  16. Ahmad Al Mu’tadhid Billah.
  17. ‘Ali Al Muktafi Billah.
  18. Ja’far Al Muqtadir Billah.
  19. Muhammad Al Qahir Billah.
  20. Muhammad Ar Radhi Billah.
  21. Ibrahim Al-Muttaqi Lillah.
  22. ‘Abdullah Al-Mustakfi Billah.
  23. Fadhl Al-Muthi’ Lillah.
  24. ‘Abdul Karim Ath-Tha’i Lillah.
  25. Ahmad Al-Qadir Billah.
  26. ‘Abdullah Al-Qa’im Bi Amrillah.
  27. ‘Abdullah Al-Muqtadi Bi Amrillah.
  28. Ahmad Al-Mustazh’hir Billah.
  29. Al-Fadhl Al-Mustarsyid Billah.
  30. Manshur Ar-Rasyid Billah.
  31. Muhammad Al-Muqtafi Li Amrillah.
  32. Yusuf Al-Mustanjid Billah.
  33. Hasan Al-Mustadhi’ Bi Amrillah.
  34. Ahmad An-Nashir Li Dinillah.
  35. Muhammad Azh-Zhahir Bi Amrillah.
  36. Manshur Al-Mustanshir Billah.
  37. ‘Abdullah Al-Musta’shim Billah.

Baca Juga Beritaku: Islam di Cordoba

Alasan Keruntuhan Daulah Abbasiyah

Ada berbagai macam versi mengapa kedaulatan Abbasiyah bisa runtuh.

Salah satu versi yang beredar adalah adanya perebutan kekuasaan. Peristiwa itu dipicu dari akhir masa pemerintahan Al-Mutawakkil.

Anak Al-Mutawakkil yaitu Al-Munthasir bersekongkol dengan orang turki untuk menghilangkan nyawa ayahnya demi mendapat posisi khalifah.

Kejadian itu memicu adanya kemerosotan wibawa bagi daulah ini, sehingga pada periode selanjutnya kekuasaan di Baghdad berpindah ke Mesir.

Daulah yang kemudian lebih mendominasi adalah daulah dari orang-orang turki seljuk.

Selama menjalankan pemerintahan di mesir itu,  daulah abbasiyah hanya berfungsi sebagai simbol untuk persatuan umat saja. Daulah tersebut tidak memiliki wilayah kekuasaan melainkan sedikit saja.

Bahkan ada yang mengatakan daulah dari turki seljuk mengendalikan siapa yang pantas jadi khalifah di Abbasiyah.

Pendapat lain datang dari Badri Yatim. Menurut pendapatnya, terdapat 2 faktor yang melatar belakangi keruntuhan itu.

Faktor internal

Faktor internal itu antara lain:

  1. Terjadi persaingan antar bangsa untuk mendominasi kekuasaan.
    Bangsa tersebut  yaitu antara bani abbas dan kaum persia.
  2. Kemunduran di bidang ekonomi serta politik.
    Adanya khalifah yang mengalami kemunduran membuat stabilitas politik juga turun. Akibatnya berdampak pada ekonomi keuangan negara di baitul mal.
  3. Fanatisme keagamaan berlebihan antar kelompok.
  4. Ancaman dari luar.

Faktor Eksternal

Sedangkan faktor eksternal itu antara lain:

  1. Adanya perang salib.
  2. Penyerangan bangsa mongol pada daerah kekuasaan islam.

Demikian akhir dari cerita khalifah dinasti abbasiyah. Darisini kita belajar banyak menganai sejarah daulah islam yang pernah berjaya. Semoga ini bisa menambah khazanah pengetahuan kita dalam sejarah islam.

Sampai jumpa di pembahasan kekhalifahan selanjutnya!

Sumber:

Wikipedia.abbasiyah, republika.harun, wikipedia.khalifah, republika.co, liputan6, radenfatah.ac

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *