Menguasai orang dengan cara berkomunikasi
Menguasai orang dengan berkomunikasi (Foto: fathanrbn.blogspot.com)

Menguasai Orang Lain Dengan Komunikasi, Dengan Konsep Dan Kajian Ilmiah

Diposting pada

Menguasai Orang Lain Dengan Konsep Komunikasi secara ilmiah, sebab komunikasi menguasai 85% aktifitas Manusia dalam 24 jam waktu

Beritaku.Id, Organisasi dan Komunikasi – Dengan Komunikasi seseorang bisa menguasai orang lain dalam lingkungan sosial kemasyarakatan.

Seseorang yang menguasai pekerjaan dengan orang yang ada dalam manajemennya, harus mampu memberikan keyakinan akan pesan yang ia sampaikan.

Orang yang menguasai komunikasi dengan gaya yang ia miliki, akan mampu meyakinkan orang lain. Sebab dengan menguasai komunikasi dan konten yang ia sampaikan maka dengan mudah orang tersebut membangun sinergi.

Atau dengan kata lain, yang tidak mampu membangun sinergi maka ia tidak mampu pula menguasai orang dan lingkungan tempatnya berada.

Definisi Komunikasi Secara Ilmiah

Menguasai Orang Lain Dengan Komunikasi, Dengan Konsep Dan Kajian Ilmiah
Salah Satu bentuk Komunikasi Dengan Orang Lain

Komunikasi berasal dari kata communicatio atau commune. Communicatio berarti pemberitahuan atau pertukaran, sementara commune (communis) bermakna umum atau bersama-sama, dan juga dapat berarti “menjadikan milik bersama”.

Definisi Dan Kajian Lain Komunikasi

(Suatu pandangan yang berbeda)

Proses mendefinisikan komunikasi, berbeda bagi setiap individu, sebab berdasar atau baraasl dari sudut pandang secara pribadi dengan kajian lain tentang komunikasi.

Definisi mereka terpengaruhi oleh budaya, lingkungan sosial, serta disiplin ilmu masing-masing individu.

Sehingga melahirkan berbagai macam definisi komunikasi, berikut definisi-definisi komunikasi oleh beberapa pakar :

Raymon S. Ross 1674 

Definisi Komunikasi menurut Raymon adalah proses transaksional yang meliputi pemisahan, pemilihan bersama lambang secara kognitif. Begitu rupa sehingga membantu oranglain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau respon yang sama dengan yang kita maksud oleh sumber.

Menguasai pribadi Orang Lain Dengan Komunikasi, bermula dengan cara transaksional dengan orang lain tentang informasi yang ada.

Hovlan, Janis dan Kelly 1953 :12

Definisi Komunikasi menurut Hovlan adalah proses oleh seseorang. Dengan mengirimkan/memberikan ransangan biasanya berbentuk verbal yang dapat termaknakan oleh orang lain.

Kamus Psikologi, Dictionary of Behavioral Science menyebutkan enam definisi komunikasi :

  1. Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ketempat yang lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
  2. Penyampaian atau penerimaan signal/pesan oleh organisme.
  3. Pesan yang tersampaikan
  4. Proses yang terlaksana oleh suatu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain melalui pengaturan signal-signal yang tersampaikan
  5. Pengaru suatu persona kepada persona yang lain, sehingga perubahan suatu wilayah akan mempengaruhi perubahan yang berkaitan dengan wilayah yang lain.
  6. Pesan klien yang tersampaikan pada pemberi terapi pada psikoterapi.

Haber (1987)

Pengertian Komunikasi menurut Haber adalah suatu proses ketika informasi kita transmisikan melalui sebuah sistem simbol, tanda atas perilaku yang umum.

Taylor (1993)

Arti Dari Komunikasi menurut merupakan suatu proses pertukaran informasi atau proses pemberian arti sesuatu.

Cara Menguasai sesuatu dari Orang Lain Dengan Komunikasi yakni dengan pertukaran informasi yang penting dan terdapa padanya.

D. Lawrence Kincoid (1981)

Komunikasi Dari Definisi Menuru Lawrence adalah suatu proses pada dua orang atau lebih. Membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya.

Dengan komunikasi yang Menguasai bahan dan informasi untuk Orang Lain, menciptakan persepsi (persamaan).

Book, 1980

Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antara sesama manusia, melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.

Everett M. Rogers

Komunikasi terdefinisikan oleh Everett adalah proses suatu ide dialihkan dari sumber. Kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Shannon dan Weaver 1949

Komunikasi dalam definisi Shannon adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya sengaja atau tidak.

Dari beberapa pakar yang menyebutkan pengertian komunikasi tersebut diatas. Belum mewakili pendapat semua pakar yang mendefinisikan komunikasi, namun dapat kita simpulkan bahwa, komunikasi adalah :

  1. Pengiriman (pertukaran) informasi dari komunikator (pengirim) yang dapat melakukan interpretasi(terima) oleh komunikan (penerima).
  2. Hasil akhir dari proses pengiriman (pertukaran) informasi adalah pengaruh, bagi kedua pihak (komunikator dan komunikan)
  3. Komunikasi harus memiliki tujuan yang jelas, serta memenuhi standar kaidah proses penyampaian pesan.

Kenapa Komunikasi Itu Penting?

Sebagai mahluk sosial, setiap individu tidak lepas dari interaksi dengan oranglain sebagai eksistensi dan toleransi dengan lingkungan sekitar. Dan alat interaksi tersebut adalah komunikasi.

Berdasarkan penelitian, bahwa 85% aktifitas individu setelah bangun tidur adalah komunikasi. Dan kita bisa mengerti bahwa tidur juga merupakan suatu bentuk yang dapat tertangkap sebagai informasi.

Jika demikian, maka bukanlah suatu kenaifan ketika kita sebutkan bahwa seluruh aktifitas individu adalah komunikasi.

Cara untuk menguasai orang lain maka komunikasi itu sangat penting.

Betapa pentingnya komunikasi, sehingga setiap individu perlu mengontrol pribadi dalam hal berkomunikasi, sebab pencitraan serta kharisma atau tidaknya seseorang dapat kita lihat dari cara berkomunikasi, baik saat berposisi sebagai komunikator maupun komunikan.

Komunikasi adalah hal yang mendasar, tidak hanya pada sebatas mengerti definisi bahwa komunikasi adalah proses mengirim(menukar) informasi kepada orang lain, tetapi lebih dari itu, bahwa individu seharusnya mampu menerapkan komunikasi ideal untuk membangun kerjasama dengan orang lain dalam aktifitas kehidupan sepanjang waktu.

Keakraban ataupun sikap bermusuhan terjadi karena faktor komunikasi, sehingga untuk mencegah sikap bermusuhan, maka kita butuhkan pemahaman tentang bagaimana komunikasi yang efektif, untuk menghasilkan sikap mengerti setelah memahami orang lain.

Bahwa, peperangan atau perdamaian sebuah Negara dengan Negara lain, dapat terwujud karena faktor komunikasi.

Seorang ekonom hebat, menjadi sukses bukan karena takdir semata, tetapi tertunjang oleh sisi komunikasi dalam menjalankan bisnisnya.

Seorang klien pada rumah sakit, mampu menerima kondisinya dengan berbagai perubahan status kesehatan  karena komunikasi yang baik dari petugas kesehatan (perawat dan dokter atau petugas kesehatan yang lain), atau seorang klien (keluarga klien) merubah keputusan dengan menolak tindakan operasi biasanya terjadi karena komunikasi yang kurang akurat dari petugas kesehatan.

Dari hal tersebut dapat kita asumsikan, bahwa siapapun dan waktu kapanpun serta tempat manapun, akan kondusif jika tertunjang oleh komunikasi yang baik.

Fungsi dan Tujuan Komunikasi, Dengan Orang Lain Untuk Menguasai Informasi

Menurut Prof. DR.H.A.W. Widjaja (1993), fungsi komunikasi adalah :

  1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan opini serta komentar yang kita butuhkan agar dapat membuat orang lain mengerti dan beraksi terhadap lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat
  2. Sosialisasi : Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif dalam masyarakat.
  3. Motivasi: …mendorong seseorang mentukan  pilihannya serta keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan terkejar.
  4. Perdebatan dan diskusi: menyediakan dan saling menukar fakta yang kita perlukan untuk memungkinkan persetujuan atau penyelesaian masalah…
  5. Pendidikan: Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, watak dan keterampilan serta kemahiran yang kita perlukan pada semua bidang kehudpan.
  6. Memajukan kebudayaan: …untuk melestarikan warisan masa lalu…
  7. Hiburan: … sebagai sarana rekreasi…
  8. Integrasi:  … untuk saling menghargai satu sama lain…

Hewitt (1981) menjabarkan beberapa tujuan penggunaan proses komunikasi secara speseifik, yakni :

  1. Mempelajari dan mengajarkan sesuatu
  2. Mempengaruhi prilaku orang lain
  3. Mengungkapkan perasaan
  4. Menjelaskan prilaku sendiri atau prilaku orang lain
  5. Berhubungan dengan orang lain
  6. Menyelesaikan sbeuah masalah
  7. Mencapai sebuah tujuan
  8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaikan konflik
  9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain.

Pada dasarnya tujuan komunikasi adalah membuat orang lain mengerti tentang apa yang kita mengerti dengan pengiriman informasi atau simbol-simbol, baik verbal dan ataupun non verbal, tanpa menghilangkan nilai-nilai budaya dalam komunikasi tersebut.

Pada hakikatnya, pesan harus mampu mempengaruhi atau merubah penerima pesan malalui Brainstorming(curah pendapat).

Pengaruh dan perubahan yang kita maksud dalam konteks ini adalah menyangkut: Persepsi/konsep yang bersumber dari pemahaman. Dan penalaran Pada tingkat lebih tinggi yakni prilaku atau aksi. Dari sinilah hasil akhir komunikasi yang dalam realitasnya adalah menggerakkan orang

Dengan Komunikasi Untuk Menguasai Orang lain

Proses komunikasi hanya dapat terjadi secara kompleks jika memenuhi unsur-unsur : pemberi/pengirim pesan (komunikator), pesan (informasi) serta penerima pesan (komunikan).

Komunikator, merupakan orang atau organisasi yang berinisiatif secara sadar untuk menyampaikan pesan (informasi) kepada orang lain baik perseorangan maupun kelompok ataupun massa.

Pesan, merupakan suatu informasi baik berupa lisan, tulisan, bahasa tubuh atau gerakan makna, baik secara langsung maupun tidak langsung. Yang kita maksud langsung adalah ada interaksi antara komunikator dan komunikan. Tanpa melalui perantara, sementara tidak langsung adalah melalui media komunikasi, misalnya : Handphone, spanduk promosi serta koran.

Pada hakikatnya pesan haruslah memberikan makna yang bisa terpersepsikan atau memenuhi standarisasi interpretasi bagi penerima pesan.

Apakah bertanya adalah pesan?

Belum tentu, sebab jika pertanyaan itu lahir sebelum topik bahasan maka pertanyaan kita kategorikan pesan. Tetapi jika pertanyaan muncul saat pembahasan topik berlangsung atau selesai maka pertanyaan tersebut merupakan feedback. Dengan pertimbangan bahwa pertanyaan tersebut merupakan klarifikasi dari pesan yang tersampaikan oleh komunikator sebelumnya.

Syarat-syarat pesan yang baik adalah :

  1. Terterima oleh target penerima
  2. Termaknai oleh penerima
  3. Terjadi respon yang tertandai dengan persepsi atau anggapan terhadap pesan

Komunikan¸ merupakan orang atau organisasi yang menerima dan memaknai isi pesan. Yang kemudian membentuk sebuah persepsi baru dan melahirkan respon-respon baik respon menerima secara total/parsial atau menolak secara total/parsial. Respon tersebut biasa kita sebut feedback.

Muncul pertanyaan, kapan seseorang kita sebut komunikator dan kapan kita sebut komunikan?

Seseorang kita sebut komunikator jika dia memberikan/membuka/menjelaskan topik yang kita bicarakan.

Apakah bisa terjadi pergeseran komunikator menjadi komunikan atau sebaliknya?

Hal itu terjadi jika terjadi pergantian topik, dan jika pergantian topik tersebut kita lakukan oleh yang awalnya berposisi sebagai komunikan.

Contoh : Fiank menyampaikan kepada Iin tentang  kemacetan jalan sehingga terlambat masuk kuliah pagi ini. Setelah pembahasan macet selesai, masih pada tempat yang sama, Iin menceritakan pengalamannya mendapat marah oleh seseorang lewat SMS.

Pada contoh tersebut, oleh dua orang terjadi dua topik pembicaraan. Saat topik macet jalan yang menjadi komunikator adalah Fiank. Tetapi ketika topik berubah tentang pengalaman mendapat marah maka yang menjadi komunikator adalah Iin.

Menurut Prof. Drs H.A.W.Widjaja Dalam bahasa komunikasi, komponen atau unsur adalah sebagai berikut :

  1. Source (Sumber)
  2. Communicator (Komunikator = Penyampain pesan)
  3. Channel (saluran)
  4. Massage (peran)
  5. Communican (komunikan = penerima pesan)
  6. Effect (hasil)

Komponen Komunikasi Dapat Kita jelaskan

Pertama, Sumber adalah orang, lembaga, buku dan sejenisnya.

Kita mendapatkan tuntutan untuk mengenali sumber tentang kredibilitas sumber (baru, lama dan sebagainya). Sumber yang kita pergunakan bisa kita pahami oleh pendengar dan dapat terterima oleh pendengar. Perlu memahami secara general persepsi dari pendengar.

Kedua, komunikator dapat bersifat individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang.

Ataupun organisasi komunikasi berupa media cetak dan elektronik (contohnya : surat kabar dan televisi).

Syarat-syarat yang perlu kita perhatikan sebagai seorang komunikator adalah:

  1. Mendapatkan kepercayaan dari pendengar(komunikan), kepercayaan tersebut adalah kita temukan dari pendekatan emosional dan atau pendekatan intelektual kepada komunikan
  2. Menguasai keahlian berkomunikasi, pada refleksinya adalah kemampuan ”speech communication” atau lebih dekat ketika kita sebut retorika.

Seringkali kita memandang bahwa retorika adalah ”plesetan” kata untuk mereka yang pintar membuai. Atau sekadar berjanji dan ataukah pula buat mereka yang banyak berbicara.

Sekilas pendapat tersebut tidak terlalu salah, sebab kenyataannya memang ada yang demikian. Tetapi juga tidak harus menyalahkan retorika dalam interaksi kehidupan.

Untuk mencegah kebohongan, penipuan dan sebagainya maka seorang komunikator wajib memiliki nilai-nilai etika.

Sebab dengan etika maka seorang komunikator meyakini bahwa berbohong dan menipu adalah prilaku tidak etis.

Retorika Harus Terkendali oleh etika

  1. Memiliki pengetahuan yang luas
  2. Sikap, dapat kita lihat dari perasaan seorang komunitaor atau posisi (bahasa tubuh) komunikator. Komunikator harus berpikir positif terhadap komunikan, kemudian memberikan reaksi kehangatan dalam suasana keakraban. Hindari bahasa tubuh yang kurang respon, serta hindari memuji berlebihan, Misalnya : anda paling hebat (ini berbohong).
  3. Mampu beradaptasi dengan komunikan atau lingkungan

Proses penyesuaian diri bisa terjadi bila ada pensederajatan atau pensejajaran antara komunikator dan komunikan.

Komunikator tidak boleh tampak angkuh atau sifat lainnya yang membuka ruang perbedaan dengan komunikan.

Pada faktanya bahwa banyak kegiatan-kegiatan berupa seminar atau pertemuan lainnya terevaluasi gagal.

Karena komunikator tidak memahami komunikan, yang pada prinsipnya adalah komunikator tidak bisa beradaptasi dengan komunikan.

Ketiga, Pesan. Pesan adalah segala sesuatu yang memiliki makna, baik secara visual, audio maupun audio visual.

Tetapi masih ada hal lain yakni sensasi baik sensasi rasa maupun raba (penciuman dan sentuhan). Pada akhirnya tersimpulkan bahwa pesan adalah hal yang kita terima oleh panca indera.

Trend masa sekarang, terkadang kita menganggap bahwa pesan hanyalah berupa SMS yang terkirim lewat handphone. Surat-suratan, atau titipan salam dari seseorang kepada orang lain. Tidak cukup hanya dengan hal tersebut batasan pesan, sebab pesan bisa tertangkap melalui indera peraba dan perasa.

Prof. Drs. H.A.W.Widjaya Membagi Bentuk Pesan

Prof. Drs. H.A.W.Widjaya menyebutkan beberapa bentuk pesan yakni : Informatif, persuasif dan coersif. Informatif adalah memberikan keterangan-keterangan. Persuasif adalah mebangkitkan pengertian dan kesadaran bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan rupa pendapat atau sikap sehingga ada perubahan. Coersif adalah memaksa dengan sanksi-sanksi yang memunculkan tekanan dan ketakutan, bentuk coersif biasanya adalah instruksi, perintah ndan sebagainya (Prof H.A.W. Widjaja memperjelas bahwa coersif terjadi pada organisasi tipe keledai)

Keempat, Channel.

Channel atau saluran adalah media yang terpakai untuk melanjutkan pesan kepada penerima pesan. Saluran kita perlukan untuk membantu komunikator dalam menyampaikan pesan.

Komunikator harus selektif dalam memilih channel supaya pesan yang akan tersampikan tidak menimbulkan mispersepsi. Oleh karena miskomunikasi oleh channel.

Contoh penggunaan sound system, harus memakai sound system yang membantu kejernihan suara, tidak terlalu banyak echo(pantulan) serta tidak menghasilkan bunyi-bunyi yang tidak kita harapkan.

Jika sound system yang dipakai tidak memenuhi standar efektifitas. Maka sebaiknya tidak usah memakai, karena prinsipnya pengadaannya adalah membantu penyampaian pesan.

Intinya adalah pesan (informasi lisan) dapat diterima oleh komunikan.

Syarat-syarat channel adalah ideal :

  1. Membantu atau mempercepat penyampaian pesan sesuai program dari komunikator
  2. Tidak merubah isi pesan yang disampaikan.

Saluran tersebut dapat berupa saluran resmi (formal) maupun saluran tidak resmi (informal). Saluran resmi berupa organisasi atau lembaga yang memiliki legalitas secara formal, misalnya: PPNI,  media cetak atau elektronik dan lain-lain.

Kelima, Komunikan.

Komunikan adalah pendengar atau penerima pesan. Pengolongan komunikan ada 3 yaitu : individu, kelompok dan massa.

Keenam, Effect (hasil).

Hasil akhir dari komunikasi harus menciptakan effect berupa perubahan persepsi atau sikap. Yang pada gilirannya menyebabkan pendengar menerima pesan untuk dipersepsikan, dan muaranya adalah perubahan sikap serta prilaku dalam keseharian.

Sebelum terjadi effeck maka proses pikir akan terbentuk bagi komunikan maupun komunikator. Disinilah letaknya feedback atau umpan balik dari komunikan ke komunikator.

Sikap menolak atau kurang setuju dengan pesan, menyebabkan reaksi komplain atau klarifikasi. Namun meskipun terjadi perdebatan yang tak berkesudahan, jelas pada akhirnya ada efek, baik berupa penerimaan atau menolak.

Untuk menghasilkan efek yang sesuai maka diperlukan :

Mampu memahami sikap dan persepsi secara umum komunikan, baik dengan pengamatan langsung ataupun tidak langsung.

Contoh : untuk memahami sikap dan persepsi klien tentang tindakan operasi. Bisa dilakukan secara langsung dengan interaksi pada klien atau berkomunikasi dengan kelurga klien atau petugas kesehatan yang lain.

  1. Jangan terlalu banyak topik yang dibicarakan yang bisa menjadi perancu dari topik utama, serta kuasailah topik yang akan disampaikan.
  2. Pada komunikasi interpersonal (antar pribadi) beri kesempatan kepada pendengar untuk berbicara, dengan demikian membentuk hubungan emosional.

Contoh : akhir tahun 2004, seorang sastrawan muda (teman saya)  mau mengadakan pertemuan dengan memanggil beberapa orang sastrawan senior.

Dalam suatu diskusi ekslusif terbatas. Masalahnya adalah dana awal kegiatan adalah Rp 0,-.

Kemudian teman saya tersebut bermohon (sedikit memaksa) pada saya untuk dicarikan donatur. Untuk dana sebesar Rp 30 juta dalam waktu 3 hari.

Keesokan hari saya bersama-sama masuk pada seorang kepala kantor (biodata dan hobbi kepala kantor tersebut sudah saya kantongi).

Ketika kami membuka pintu, wajah sinis dari kepala kantor terlihat karena informasi yang kami dapat, hampir semua proposal ditolak olehnya.

Teman saya tampak lesu, namun saya yakin bisa menjadikan kantor ini sebagai sponsor kegiatan.

Sikap Terbuka Dalam Komunikasi

Dengan hangat saya berjabat tangan, meskipun tatapannya tetap belum bersahabat.

“Iya, ada apa?” dengan mimik datar, kepala kantor memulai pembicaraan”

Saya tidak langsung mengeluarkan permohonan sponsor ditas saya, saya menjawab “saya tidak tau bagaimana saya belajar sama bapak”

Suasana hening, bapak tersebut mengerutkan dahi

“…dan bagaimana cara saya mencuri ilmu bapak” saya sambung.

“Maksudnya ilmu apa?” bapak tersebut bermimik heran.

“Saya tahu bapak bisa baca puisi, saya tahu bapak mengoleksi banyak puisi, saya ingin belajar sama bapak. Bisakah bapak menjelaskan pada kami kenapa senang baca puisi, serta bagaimana caranya mengatur suara saat baca puisi”. Saya menjelaskan sesuai informasi teman saya yang bertetangga dengan kepala kantor tersebut.

Kepala kantor tersebut tertawa senang, kemudian menjelaskan perjalanan kisahnya sampai mengenal puisi.

Termasuk mengirim puisi pada “gadis-gadis” yang ditaksirnya waktu kuliah, kami sesekali menganggukkan kepala dan tersenyum. Kami terus menggali emosionalnya.

Dan akhirnya bapak kepala kantor tersebut menyampaikan kalimat yang hampir saya tidak percaya “begini saja. Kalau adik-adik ada kegiatan yang berbau budaya atau sastra. Kamu boleh mengajukan proposal pada kantor saya”

“Saya ini kan kepala kantor, jadi kalau saya setuju, tidak ada yang berhak melarang dikantor ini” jelasnya sambil tersenyum.

Kami mengeluarkan proposal kegiatan teman saya tersebut, dan setengah biaya dari kegiatan yang dimaksud ditanggung oleh bapak kepala kantor tersebut.

Anda sudah bisa membayangkan bagaimana ekspresi wajah teman saya.

Ini menunjukkan bahwa ada usaha untuk membangun hubungan emosional.

Antara kami dengan kepala kantor tersebut yang susah diajak “kompromi” oleh orang lain. Tetapi kenapa sampai mengeluarkan dana Rp 15 juta pada kegiatan kami? Apakah pendekatan tersebut salah?

Sesekali evaluasi pendapat komunikan dengan bertanya balik seperti ”Bagiamana menurut bapak/ibu/Saudara (sebaiknya menyebut namanya)”.

Dari pembahasan tersebut diatas disimpulkan, bahwa proses komunikasi adalah perpindahan pesan (informasi) dari komunikator ke komunikan yang menghasilkan effek bagi keduanya (komunikator/komunikan)

Model Komunikasi

(Intinya pesan dipahami)

Model dibuat untuk korelasi antara beberapa komponen secara abstrak. Sistematis yang memunculkan gambaran terhadap suatu sistem dengan kompleksitas yang ada didalamnya. Dari beberapa unsur ataupun variabel yang mendukung perpaduan sub sistem tersebut.

Model lahir dari suatu tinjauan teoritis yang berhubungan erat satu sama lain. Hal ini sesuai dengan Little John (1989) dikutip oleh Wiryanto (2004) teori adalah penjelasan (Eksplanation) sedangkan model adalah representasi (Representation).

Untuk pemahaman lebih dekat bahwa teori memiliki kecenderungan menjelaskan dengan narasi. Sementara model dengan menjelaskan suatu system melalui penggambaran baik dengan gambar dua dimensi maupun tiga dimensi.

Pada dasarnya model komunikasi berdasarkan arah pesan terbagi dua, yakni :

  1. Model komunikasi satu arah,
  2. Model komunikasi dua arah.

Dalam penjelasannya, akan kita uraikan sebagai berikut.

Model komunikasi satu arah,

arah pesan dari komunikator (pemberi/pengirim) ke komunikan (penerima) tanpa ada ruang  feedback.

Model ini melibatkan tiga unsur dasar dalam komunikasi, yaitu pengirim (komunikator), pesan, dan penerima pesan (komunikan). Tetapi mengikuti perkembangan teknologi bahwa model ini juga biasanya bertambah satu unsur teknologi. Berupa media yang digunakan, misalnya handphone, televisi, radio dan lain-lain. Disebut satu arah jika tidak terjadi feedback dari komunikan ke komunikator untuk klarifikasi tentang pesan yang disampaikan oleh komunikator.

Model komunikasi dua arah. 

Model komunikasi ini dikembangkan oleh David Berlo (1960) dikutip oleh Ns. Anas Tamsuri, S.Kep (2005). Unsur-unsur yang terlibat dalam model ini meliputi : pengirim/sumber, pesan, saluran, penerima dan umpan balik (feedback). Menurut model ini, fungsi sumber adalah mempersiapkan dan mengirim pesan. Pesan adalah produk yang dihasilkan oleh sumber atau komunikan. Saluran adalah pancaindera, yaitu sentuhan, pendengaran, penglihatan. Penerima adalah individu/kelompok yang dapat memberi umpan balik.

Pada beberapa pakar, jenis komunikasi dua arah ini disebut kemunikasi timbal balik. Apapun nama dari model ini, syarat utamanya adalah terjadi umpan balik (feed Back) dari komunikan ke komunikator.

Model komunikasi berdasarkan bentuk yaitu : Komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.

Komunikasi verbal adalah adanya suara, sedangkan komunikasi non verbal dapat dilihat dari mimik, ekspresi dan lain-lain.

Sementara model komunikasi berdasarkan konteks terdiri dari ; komunikasi formal (resmi) dan komunikasi informal (tidak resmi) yang terjadi dalam hubungan sosial.

Komunikasi formal terjadi ditempat yang disepakati untuk suatu acara yang dirancang dan dipersiapkan khsusus. Sementara komunikasi informal adalah komunikasi yang terjadi tanpa perencanaan.

Bentuk Komunikasi Untuk Menyampaikan Pesan

Dalam hal menguasai orang lain dengan Komunikasi, maka perlu mengetahui berbagai bentuk Komunikasi.

Komunikator dituntut mengenal bentuk komunikasi dengan orang lain, sebab terdapat beberapa perbedaan bentuk. Serta cara berkomunikasi pada setiap bentuk terdapat beberapa perbedaan.

Effendy, O.U. (2002) Membagi bentuk komunikasi menjadi empat : komunikasi Personal, komunikasi kelompok, komunikasi Massa dan komunikasi medio

Komunikasi Personal

Komunikasi personal terbagi dua yaitu komunikasi intrapersonal,komunikasi interpersonal. Selanjutnya Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi dalam diri individu. Suatu proses perenungan, suatu proses berpikir untuk merencanakan. Menentukan strategi dan mengevaluasi serta menemukan solusi setiap konteks dan fenomena dalam diri karena adaptasi dengan lingkungan. Komunikasi intrapersonal ini penting untuk melakukan koreksi diri, sikap serta tindakan.

Komunikasi intrapersonal  adalah komunikasi yang dilakukan pada diri sendiri, yang terdiri dari sensasi, persepsi, memori dan berpikir (Rahmat, J., 1996).

Komponen komunikasi intrapersonal (diri sendiri) melibatkan nurani dan logika, nurani bersumber pada kekuatan batiniah dan kata hati.

Akan menghasilkan nilai-nilai keyakinan, kepercayaan, rasa senang, keikhlasan seta kejujuran dan lain-lain. Logika bersumber pada intelektualitas, wawasan, ingatan, daya pikir dan lain-lain.

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara 2 orang, terjadi interaksi antara komunikator dan komunikan masing-masing satu orang. Idealnya, komunikasi interpersonal, kelompok, media dan massa terjadi setelah terjadi komunikasi intrapersonal.

Jika proses penyampaian pesan kepada orang lain tanpa melalui pengolahan pesan dalam diri dalam bentuk komunikasi intrapersonal. Memungkinkan komunikator tidak memahami isi pesan dan pada akhirnya akan berpotensi menyebabkan mispersepsi atau miskomunikasi.

Komunikasi kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang melibatkan lebih dari 2 orang dan hanya 1 kelompok. Penjabaran kelompok adalah memiliki ciri-ciri yang sama.

Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang melibatkan 2 kelompok atau lebih, biasanya dalam bentuk kampanye.

Diskusi besar atau seminar, sebab dimungkinkan terdapat beberapa kelompok yang terlibat dalam komunikasi tersebut.

Komunikasi Media

Komunikasi media adalah komunikasi yang terjadi dengan menggunakan alat bantu baik cetak maupun elektronik.

Hampir, disetiap ruas jalan kita menemukan spanduk promosi suatu produk. Hampir setiap orang yang kita temui memiliki alat komunikasi handphone.

Belum lagi ketika menyaksikan promosi produk lewat televisi dan radio dan sebagainya. 

Intinya adalah komunikasi media terjadi tanpa ada interaksi secara langsung antara komunikator dan komunikan.

Beritaku: Cakrawala Berpikir Dalam Berkomunikasi Di Depan Publik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *