Beritaku.Id, Makassar – Menjadi kebiasaan umum, bahwa jika mengalami penurunan kesehatan, maka perlu berobat. Dengan cara membeli obat di apotek atau fasilitas pelayanan kesehatan (12/12/2019).
Namun tahukah kita semua, bahwa saat ini ada 220 Kota ketika sakit tidak perlu ke RS, cukup dirumah saja.
Bertempat di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Selasa (10/12/2019), menjadi saksi bisu untuk perkembangan kesehatan tanah air. Sebab ditempat inilah Seremonial peluncuran GrabHealth dilakukan.
Grab Indonesia resmi meluncurkan fitur layanan kesehatan bernama GrabHealth powered by Good Doctor.
Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata menjelaskan , Grab mempunyai visi Grab For Good. Yaitu teknologi yang diluncurkan untuk hal baik bagi masyarakat.
“Hari ini kita buktikan, Grab meluncurkan sesuatu yang membawa kebaikan,” ujarnya.
Sampai saat ini grab hadir di 220 Kota di Indonesia, artinya fitur ini bisa dimanfaatkan oleh warga di kota-kota tersebut.
“Ini komitmen, meluncurkan layanan e-healthcare,” tegasnya.
Sementara itu, Head of Medical Management Good Doctor, dr Adyatma Gunawan mengatakan Indonesia negara unik. Di mana sebaran tenaga profesional di Indonesia menjadi satu tantangan tersendiri.
Ada beberapa daerah di mana ketersediaan tenaga kesehatan sangat baik, tapi ada beberapa daerah yang sebaliknya. Tapi harus digaris bawahi bahwa semua yang sakit perlu berobat.
“Visi misi, kami mau menyediakan satu dokter untuk setiap keluarga di Indonesia. Mimpi kami akses kesehatan setiap masyarakat di Indonesia,” tegas
dr Adyatma Gunawan (Head of Medical Management Good Doctor)
Adapun beberapa layanan yang bisa diakses menggunakan GrabHealth antara lain konsultasi atau tanya jawab dokter, beli obat dan produk kesehatan, buat janji medis dan baca tips kesehatan.
Perlu berobat, Bagaimana kualitas dokternya?
Layanan ini 24 jam, dengan akses 300 Aptek diseluruh Indonesia, tersedia di 220 Kabupaten, dengan kerjasama Grab health, good doctor.
Grab dan Good Doctor menjamin keamanan para pengguna GrabHealth khususnya soal kesahihan status dokter yang tergabung sebagai mitra GrabHealth.
Hal ini dinilai penting karena mencakup keamanan dan kualitas layanan kesehatan kepada masyarakat, sakit pasrti perlu berobat.
Oleh karena itu untuk menjamin keandalan dalam pelayanan konsultasi kesehatan secara digital, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr Daeng M Faqih SH, MH mewajibkan pengembang teknologi untuk mensyaratkan dokter. Yang teregistrasi negara yang diperbolehkan bergabung dalam platform GrabHealth.
“Sekarang banyak ditemukan yang mengaku sebagai dokter. Sebelum platform ini hadir, kan banyak tuh konsultasi kesehatan digital. Dan kita tidak tahu di belakangnya itu siapa. Apakah betul-betul dokter atau apakah sebenarnya bukan dokter tapi mengaku dokter” Jelas Ketua Umum
“Dengan dikembangkannya platform ini. Maka kita harus membuat regulasi yang meyakinkan bahwa seluruh tenaga medis yang tergabung di dalam platform ini. Harus dijamin bahwa itu satu benar-benar dokter,” kata Faqih kepada wartawan di Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Kredibilitas Tenaga Kesehatan
Kalau ditanya kredibel seperti apa? Tolok ukurnya adalah mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR). Dalam arti kompetensinya sudah diakui oleh negara, dan punya Surat Izin Praktek (SIP) di tempat prakteknya.
“Karena platform ini bukan tempat praktek. Jadi sebaiknya yang bergabung di platofrm ini adalah dokter-dokter yang berbasis tempat praktek. Dia sudah punya STR dan sudah punya SIP,” tegasnya.
Faqih menambahkan jika kemudian dari hasil konsultasi melalui aplikasi GrabHealth perlu datang ke tempat praktek. Maka pasien sudah tahu tempat praktek yang akan dituju untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sementara itu soal pemberian rekomendasi obat dalam konsultasi melalui GrabHealth. Faqih mengatakan hanya obat bebas yang diperbolehkan untuk direkomendasikan kepada masyarakat.
“Sebenarnya yang kami sampaikan ke kawan-kawan pengembang platform adalah berdasarkan rekomendasi WHO. Tidak ada kegiatan melakukan terapi. Tetapi kalau kita bicara perilaku di Indonesia untuk mendapatkan obat. Ada obat tertentu yang bisa dijangkau tanpa konsultasi ke dokter tanpa harus resep dokter. Itu yang disebut obat bebas,” terangnya.
Seperti diketahui, obat bebas dapat dijangkau dan dapat langsung dibeli oleh masyarakat tanpa harus mendapat rekomendasi dokter. Sebab masyarakat perlu berobat.
“Kalau pun di platform ini merekomendasikan (bukan meresepkan), itu dibolehkan. Terbatas pada obat-obat bebas. Hanya obat bebas. Kalau untuk obat yang harus diresepkan, pasien yang konsultasi harus datang dulu ke tempat praktek dokter tersebut. Untuk dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu,” kata Faqih.
“Oleh karena itu dokter yang tergabung di GrabHealth harus berbasis tempat praktek. Karena sewaktu-waktu pasien dapat diminta dokternya untuk datang, dan tempat praktek yang dituju sudah ada,” lanjutnya.
Sakit perlu berobat, apakah tertarik dan percaya dengan aplikasi ini?