Apa arti puasa?
Arti berpuasa (Foto: mediajabar.com)

Apa Arti Puasa? Definisi dan 2 Alasan Batal Puasa

Diposting pada

Apa arti puasa? Masuk dalam salah satu rukun islam umat muslim. Kemudian, apa saja hal-hal yang bisa membatalkan puasa? Berikut penjelasan lengkap beserta ayat dan hadis yang berkaitan dengan puasa.

Beritaku.id, Berita Islami. – Tak ada hari tanpa berpuasa. Tiap detik tiap waktu, kita berpuasa. Mungkin hidup itu sendiri adalah tentang berpuasa. Terus menahan diri, dari sekedar merealisasikan banyak keinginan yang tak juga membawa banyak manfaat.

Oleh: Ulfiana (Penulis Berita Islami)

Sesungguhnya puasa adalah ibadah yang paling rahasia. Yang paling tahu apakah seseorang sedang benar-benar berpuasa itu hanya dirinya dengan Allah. Itu sebabnya, dalam beberapa riwayat menyebutkan bahwa puasa itu untuk Allah. 

Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa kategori puasa yang di laksanakan oleh umat muslim. Mulai dari puasa wajib hingga ke puasa sunnah. Diantara puasa yang wajib di lakukan adalah puasa ramadhan di bulan ramadhan.

Selain itu terdapat beberapa puasa sunnah yang bisa di jalankan seseorang untuk memperberat timbangan amal ibadahnya kelak di yaumul akhir. Puasa sunnah yang cukup populer di masyarakat adalah puasa senin kamis, puasa daud, puasa syawal, maupun puasa rajab.

Sebelum menginjak pembahasan itu, mari kita bahas puasa secara garis bersarnya terlebih dahulu. 

Sebenarnya, apa arti puasa itu sendiri? Berikut penjelasan tentang apa arti puasa.

Apa Arti Puasa

Apa arti puasa
Arti puasa (Foto: suara.com)

Tentu kita bertanya, apa arti puasa itu?

Kata Puasa merupakan arti atau terjemahan dari kata yang ada di dalam bahasa arab, yaitu shaum atau shiyam.

Dalam tatanan bahasa arab, arti dari shaum atau shiyam adalah imsak atau menahan.

Kemudian, dalam pengertian populer di masyarakat, apa arti puasa yaitu kegiatan yang di lakukan untuk menahan diri agar tidak makan dan minum.

Namun, muncul pengertian lain yang lebih luas tentang apa arti puasa. Puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu. Yaitu, tak hanya sekedar menahan lapar dan haus.

Bahkan, menahan lisan untuk tidak berbicara juga masuk dalam kategori puasa. Pun demikian dengan menahan mata dari melihat segala sesuatu yang buruk, adalah termasuk berpuasa.

Jika merujuk arti puasa menurut istilah adalah,  menahan diri dari semua hal yang membatalkan puasa dengan cara yang khusus.

Cara yang khusus ini dalam islam seperti melakukan sahur dan iftar atau berbuka. Juga, melakukannya mulai dari terbit matahari hingga terbenamnya matahari.

Baca juga Beritaku : Puasa Weton

Apa Itu Puasa Tasu’a

Puasa tasu’a merupakan salah satu puasa sunnah. Pelaksanaan puasa tasu’a yaitu berpuasa pada setiap tanggal 9 muharram datang. Puasa ini merupakan puasa yang di lakukan untuk mengiringi puasa pada bulan 10, yaitu puasa asyura.

Sebelumnya, seperti kita tahu, bahwa bulan muharram merupakan salah satu bulan yang mulia. Bahkan, menurut beberapa riwayat di sebutkan bulan muharram adalah bulan Allah atau syahrullah. Sebab, pada bulan ini terdapat larangan berperang maupun membunuh. Umat islam di anjurkan untuk memperbanyak ibadahnya di bulan ini termasuk puasa.

Dahulu, Rasulullah saw terbiasa berpuasa pada tanggal 10 muharram atau puasa asyura. Puasa as syura ini memiliki keutamaan untuk menghapus dosa kecil selama setahun belakangan.

Kemudian, Rasulullah saw mengajak para sahabat untuk menjalankan ibadah puasa yang sama di tanggal 10 muharram.

Namun, para sahabat menolak karena mereka mendapati bahwa umat yahudi, dan nasrani telah berpuasa di tanggal ini. Tanggal tersebut bertepatan dengan tanggal hari agung peribadahan mereka.

Mendengar ini, Rasulullah saw kemudian mengatakan pada para sahabatnya tentang niat beliau. Jika Allah memberikan umur di tahun depan, beliau akan berpuasa juga di hari kesembilan. 

Namun, ternyata takdir Allah datang untuk mewafatkan Rasulullah sebelum menunaikan cita-citanya berpuasa di hari ke-9.

 itu sebabnya, para umat muslim menjadikan pernyataan Rasulullah tentang berpuasa sebelum tanggal 10 itu juga menjadi puasa sunnah. Puasa tanggal 9 itulah yang sekarang kita kenal sebagai puasa tasu’a.

 Terkait puasa, tentu tak lepas dari pertanyaan tentang apa saja yang membatalkannya.

Muncul beragam pertanyaan menganai apa yang boleh dan tidak boleh saat melaksanakan puasa. Berikut ini merupakan pertanyaan populer yang berhasil terangkum tentang batal tidaknya puasa.

 Apakah Madzi Membatalkan Puasa

Madzi apakah membatalkan puasa? (Foto: pesantren.laduni.id)

Salah satu yang membatalkan puasa adalah keluarnya mani dengan sengaja. Kemudian, bagaimana dengan madzi?

Sebelumnya, pengertian madzi adalah cairan putih bening dan lengket yang keluar dari organ alat vital saat seseorang dalam kondisi syahwat. Madzi berbeda dengan mani.

Bagi pasangan suami dan istri yang halal melakukan kontak fisik, madzi biasa keluar tanpa sengaja. Maka, menurut Syekh Hasan Hitou, madzi yang keluar tanpa sengaja dan tidak di sertai mani, tidak membatalkan puasa.

Pendapat ini berasal dari kumpulan pendapat Ulama Syafi’iyah yang tidak ada perbedaan pendapat dari mereka. Artinya, hukum fikih ini di anut oleh semua kalangan madzhab syafi’i.

Sebenarnya, pendapat tersebut di dasarkan pada pemahaman bahwa madzi keluar tidak melalui proses inzal. Proses inzal sendiri adalah proses keluarnya mani. 

Sehingga, madzi yang keluar hampir setara seperti saat seseorang buang air kecil. Kondisi demikian tidak membuat seseorang wajib untuk melakukan mandi.

Namun, menurut pendapat Imam Malik serta Imam Ahmad, madzi yang keluar sebab mencium istri akan membatalkan puasa. Itu sebabnya bagi muslim yang ingin menjalankan puasa, alangkah baiknya jika menghindari penyebab batalnya puasa tersebut.

Apakah Suntik Membatalkan Puasa

Suntik apakah bisa membatalkan puasa? (Foto: hellosehat.com)

Serba-serbi adanya vaksin juga membuat beberapa orang melontarkan pertanyaan apakah suntik bisa membatalkan puasa. Berikut ini penjelasannya.

Ada dua jenis suntik yang masing-masing memiliki hukum berbeda saat di lakukan ketika puasa.

Menurut ustadz  Adi Hidayat, suntik itu ada dua bagian.

Pertama, suntik untuk donor darah. Kedua, suntik untuk di berikan obat.

Adapun untuk donor darah, bekam maupun yang lain, jika itu tidak mengurangi energi saat berpuasa maka di perbolehkan. Yaitu, puasa nya masih tetap sah meski telah di suntik. 

Namun, jika hal itu berimbas pada menurunnya energi dan membuatnya lemah, maka hal itu tak boleh dilakukan saat puasa. Bahkan, hukumnya bisa haram.

Kedua, jenis suntikan yang memberikan energi tambahan seperti suntik vitamin. Melakukan suntik vitamin yang menghadirkan energi tambahan akan membuat puasa jadi batal. 

Sebab, meski tidak makan dengan mulut, suntikan itu akan memberi tambahan untuk tubuh dalam berpuasa. Sehingga, puasanya menjadi tidak sah.

Namun, jika suntik yang di lakukan adalah suntik obat agar sembuh dari penyakit, maka puasanya tetap sah. Asalkan, obat itu bukan untuk menghadirkan energi tambahan dan murni untuk kesembuhan penyakitnya.

Sehingga, seseorang yang sakit namun masih bisa berpuasa di perbolehkan untuk melakukan suntik obat demi kesembuhan. Pun, dalam konteks ini termasuk dengan suntik vaksin. Sebab, tujuan suntik vaksin adalah untuk menghindari penyakit tertentu. Serta, bukan untuk tambahan energi.

Apakah Terdapat Hubungan Antara Puasa dengan Sabar?

Puasa tentu berkaitan dengan rasa sabar. Berikut penjelasannya.

Orang-orang yang bisa melaksanakan puasa justru adalah orang-orang yang sabar. Sebab, jika tanpa kesabaran, seseorang tidak akan kuat dalam berpuasa.

Sebenarnya, makna dari puasa itu sendiri adalah untuk melatih kesabaran.

Dari puasa, seseorang di ajari tentang keprihatinan dari orang-orang yang tak bisa makan seperti mereka. Betapa mereka menahan lapar dan tak memiliki pilihan lain selain bersabar terhadap apa yang mereka alami. 

Itu sebabnya, banyak yang mengatakan bahwa pertama-tama manfaat yang bisa kita ambil dari berpuasa adalah kesabaran.

Saat berpuasa, seseorang mampu untuk menahan hawa nafsunya dan bersabar atas keinginannya. Ia akan semakin mendekatkan dirinya kepada Allah swt. Sebab, ia mampu untuk melakukan suatu hal karena sangat ingin berada dalam kedekatan dengan Allah swt.

Pada surah Az Zumar ayat 10 Allah berfirman.

قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْ ۗلِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗوَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ ۗاِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya:

Katakanlah (Muhammad). “Wahai hamba-hamba Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu.” bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini, akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang di sempurnakan pahalanya tanpa batas.

Dari ayat tersebut menunjukkan bahwa pahala orang yang bersabar, akan Allah lipat gandakan tidak terbatas. Sedangkan menurut Rasulullah saw, puasa itu adalah separuh dari kesabaran kita. 

Artinya, jika seseorang menjalankan puasa, pahalanya sama dengan orang-orang yang bersabar. Yaitu, di lipat gandakan oleh Allah tanpa batas.

Dalam puasa tentu sarat akan makna sabar. Baik itu sabar dalam melawan hawa nafsu, maupun dalam menghindari kebatilan.

Minimal, seseorang bisa bersabar untuk tidak melakukan makan dan minum yang biasanya tak bisa ia lepaskan.

Jadi, apakah ada hubungan antara puasa dengan sabar? Jawabannya tentu saja. Puasa adalah bentuk dari sabar itu sendiri.

Baca juga beritaku: Tradisi Budaya Kejawen Puasa Weton untuk Kekayaan

Ayat dan Hadits Tentang Puasa

Pelaksanaan puasa ini terdapat dalam ayat-ayat Al QUran serta hadist. Berikut penjelasannya.

Perintah untuk melaksanakan puasa salah satunya terdapat di surah Al Baqarah ayat 183.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana di wajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Dari ayat di atas kita bisa mengetahui bahwa puasa itu sebenarnya telah di lakukan oleh orang-orang sebelum zaman Rasulullah. Hanya saja kemungkinan ada yang berbeda bentuk puasanya.

Salah satu bentuk puasa yang Allah sebutkan di dalam Al Quran untuk umat dahulu adalah berpuasa bicara. Puasa ini yaitu, menahan lisannya untuk menjawab pertanyaan atau berbicara dengan orang lain. 

Contohnya terjadi pada Maryam binti Imran. Hal ini tercantum dalam surah Maryam ayat 26.

فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا

Artinya:

Maka makan, minum, dan bersenang hatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, “sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapapun pada hari ini”.

Hadist Puasa:

Dalam riwayat An Nasai, Dari Abu Hurairah Nabi Muhammad SAW bersabda tentang apa keutamaan berpuasa di bulan Ramadhan.

Telah datang kepada kalian bulan ramadhan. Yaitu, bulan yang penuh keberkahan. Allah SWT telah mewajibkan pada kalian untuk berpuasa di dalamnya. Di bulan itu, pintu-pintu langit akan di buka serta pintu neraka akan di tutup. Setan-setan akan di ikat di bulan itu. 

Ada malam yang lebih baik dari pada malam seribu bulan di bulan tersebut. Barangsiapa yang terhalang mendapat kebaikan nya, maka sungguh ia juga telah terhalang.

Epilog

Akhirnya, demikianlah sedikit ulasan tentang apa arti puasa dan hal yang berkaitan dengan puasa. Semoga kita semua bisa menjalankan puasa dengan lebih baik lagi. Sampai jumpa di pembahasan selanjutnya!

sumber:

Detik.com, Nu Online, Mui.or, suara.com, mediaindonesia.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *