Ceramah pada bulan Ramadhan adalah sebuah kegiatan dakwah jenis pidato, bagaimana cara singkat untuk bisa melakukannya, berikut tata cara secara praktis.
Beritaku.id, Organisasi dan Komunikasi – Menjadi penceramah ramadhan bukanlah hal yang sulit, sebab terdapat beberapa cara singkat dalam kegiatan tahunan ibadah umat Islam tersebut.
Oleh : Miftahur Rahmi (Penulis Organisasi dan Komunikasi)
Bulan Suci Ramadhan bagi umat muslim di seluruh dunia memang identik dengan beragam kegiatan keagamaan. Mereka berlomba-lomba belajar dan mengamalkan banyak kebaikan demi meraup pahala yang berlimpah. Salah satunya melalui kegiatan safari ceramah Ramadhan.
Para penceramah seperti ustaz atau ustazah dan dai-dai bertebaran menyampaikan sebaris dua baris ayat. Meski pula ada yang memanfaatkan bulan tersebut sebagai sarana berlajar menjadi pendakwah.
Penceramah ini seolah menjadi buruan, majelis ilmu tampak ramai peminat di saat Ramadhan berlangsung. Terlebih di masa-masa awal bulan Ramadhan.
Suasana dan gema Ramadhan telah dinantikan selama lebih kurang sebelas bulan.
Kegiatan pidato Islami pada bulan Ramadhan tak hanya sekedar transfer ilmu agama, namun menjadi rutinitas yang melekat dalam keseharian masyarakat muslim.
Berikut kita ulas mengenai ceramah di bulan Ramadhan.
Lama Waktu dan Bentuk Ceramah Ramadhan
Secara umum, ceramah atau pidato di bulan Ramdhan hampir sama dengan ceramah atau pidato pada hari-hari biasa.
Hanya saja, ceramah agama di bulan Ramadhan tentu mengutamakan isu dan pembahasan terkait keistimewaan bulan puasa ini.
Selain itu tentu mendapat dukungan dari antusiasme umat muslim serta marwah bulan puasa yang berbeda dengan hari biasa.
Berdasarkan Jurnal Tarbiyah, “Metode Ceramah: Konsep dan Aplikasi dalam Pembelajaran Pnedidikan Agama Islam”.
Kegiatan ceramah secara bahasa merujuk pada penuturan atau penerangan menggunakan lisan oleh individu yang dianggap lebih memahami suatu pokok bahasan keagamaan.
Secara etimologis, kegiatan ceramah ini erat kaitannya dengan dakwah yang berarti mengajak, menyeru, dan memanggil umat muslim kepada jalan yang benar sesuai perintah Allah SWT.
Ceramah di bulan Ramadhan berarti suatu langkah atau usaha yang bertujuan untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain tentang pandangan, tuntunan, dan tujuan yang berkaitan dengan amalan di bulan Ramadhan.
Lama Waktu Dakwah Mimbar Bulan Romadhon
Pada saat bulan Ramadhan, lama waktu ceramah biasanya memiliki batasan tertentu.
Banyak faktor penyebab, salah satunya karena umat muslim harus tetap menyesuaikan diri dengan aktivitas sehari-hari sembari melakukan ibadah puasa.
Umumnya dakwah islami Ramadhan selepas shalat Isya sebelum menunaikan shalat Tarawih, setelah shalat Subuh, atau menjelang waktu berbuka puasa.
Biasanya ceramah setelah shalat Isya ini berlangsung selama tigapuluh (30) menit hingga satu jam (60 menit).
Sedangkan setelah Shalat Subuh dan menjelang berbuka puasa termasuk kepada ceramah singkat atau kultum (kuliah tujuh menit).
Idealnya, seorang penceramah tentu harus mempertimbangkan waktu berdasarkan siapa jamaahnya dan materi penyampaiannya.
Jika jamaahnya adalah masyarakat biasa atau awam, penceramah tidak mengambil waktu yang panjang serta menggunakan bahasa yang ringan. Hal ini untuk menghindari kejenuhan dan kebingungan jamaah. Terlebih di bulan Ramadhan, manusia juga berperang melawan rasa lapar dan kantuk.
Bentuk Ceramah Atau Dakwah
Bentuk atau metode dakwah islam selama bulan Ramadhan termasuk ke dalam bentuk atau metode ceramah secara umum. Namun dalam artikel ini kita akan membahas beberapa dari konsep ceramah, yakni:
- Fardiah
- Ammah
- Bil-Lisan
- Bil-Haal
- Bit-Tadwin
- Bil-Hikmah
Bentuk Ceramah (Dakwah) Fardiyah
Ceramah atau dakwah Fardiah, yaitu ceramah yang melibatkan seseorang (penceramah) dengan orang lain dalam kapasitas yang kecil dan terbatas.
Biasanya ceramah ini terjadi tanpa kesengajaan, tidak adanya persiapan yang matang, dan tidak terlalu terususun atau terikat pada tata tertib.
Contohnya adalah kepala keluarga yang memberikan nasehat singkat selepas shalat Subuh berjamah untuk anggota keluarganya. Atau anjuran keagamaan oleh kepala keluarga menjelang waktu berbuka puasa.
Maka untuk yang bisa melakukan bentuk dakwah ini adalah yang memiliki kemampuan berceramah atau pidato Imprmptu atau ekstemporan.
Baca juga beritaku: Konsep Pidato: Bentuk, Struktur Teks, 8 Jenis & Metode Penyusunan
Bentuk Ceramah (Dakwah) Ammah
Ceramah atau dakwah Ammah, yaitu ceramah oleh seseorang (penceramah) secara lisan kepada banyak orang dengan maksud memberikan pengaruh kepada mereka.
Pemberi ceramah bisa bersifat individu atau organisasi tertentu. Contohnya ceramah yang sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan mengenai Zakat Fitrah supaya umat muslim tergerak untuk menyegerakan menunaikannya.
Atau kegiatan safari Ramadhan oleh lembaga atau organisasi Islam yang berisi beragam jenis dakwah keagamaan dengan berbagai tema.
Baca juga beritaku: Ceramah Islami Dan Pidato: 5 Jenis Dakwah, Bentuk, Teori Serta Variasi
Bentuk Dakwah (Ceramah) Bil-Lisan
Ceramah atau dakwah bil-Lisan, yaitu ceramah dengan metode penyampaian kajian melalui lisan (berkomunikasi secara langsung).
Ceramah jenis ini biasanya identik dengan hari besar keagamaan karena penyampaian dengan cara berdialog dengan para jemaat dan konteks ceramah yang sesuai konteks.
Singkatnya, terikat pada tata tertib yang telah ada. Contohnya saat khotbah hari raya Idul Fitri atau khotbah Jumat.
Bentuk Ceramah (Dakwah) Bil-Haal
Ceramah atau dakwah bil-Haal, yaitu ceramah yang mengutamakan tindakan nyata.
Tujuannya adalah agar masyarakat yang melihat mengikuti tingkah laku atau perbuatan sang penceramah dan memiliki pengaruh terhadap tatanan orang-orang di sekitarnya.
Contohnya adalah kegiatan membagikan takjil untuk berbuka puasa dalam memenuhi salah satu amalan utama di bulan Ramadhan, memberi makan orang yang berpuasa.
Bentuk Ceramah atau Dakwah Bit-Tadwin
Ceramah atau dakwah bit-Tadwin, sebenarnya ceramah bentuk ini terkenal juga dengan sebutan berdakwah melalui tulisan.
Bisa melalui kitab-kitab, majalah, selebaran, koran, artikel di internet, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan keagamaan dan menyerukan perintah kebaikan.
Contohnya pembagian imsakiyah Ramadhan yang biasanya beserta dengan selebaran yang berisi kiat-kiat dan jenis-jenis amalan selama bulan Ramadhan.
Bentuk Ceramah atau Dakwah Bil Hikmah
Ceramah atau dakwah bil Hikmah, yakni bentuk penyampaian ceramah yang bijaksana dengan berbagai pendekatan sehingga jamaat ceramah bisa melakukan kebaikan yang tersampaikan tadi.
Tanpa adanya paksaan, rasa tertekan, atau konflik. Contohnya penyampaian ceramah mengenai kewajiban menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Dari kecil hingga beranjak dewasa, orangtua, pemuka agama, dan orang-orang sekitar terus menyampaikan hal tersebut.
Tata Cara Dan Struktur Dakwah Ceramah Ramadhan
Menurut Jurnal Ilmu Dakwah, Efektifitas Metode Ceramah dalam Dakwah, penyampaian ceramah idealnya menyesuaikan dengan siapa orang yang akan mendengarnya.
Hal ini karena komplesitas tatanan elemen masyarakat di setiap daerah tentu beragam. Penyampaian ceramah berawal dari menjelaskan tujuan, menyebutkan garis-garis besar materi, kemudian menghubungkan teori dengan praktik dalam kehidupan sehari-hari.
Pembukaan Atau Muqoddimah
Semua akan memasuki pintu utama, yakni pembukaan atau Mukaddimah, baik secara singkat maupun dengan cara yang lebih lengkap (araf, latin dan artinya).
Kultum (kuliah tujuh menit) maupun Ceramah berawal dari pembukaan, seperti mengucapkan salam. Kemudian membaca bismillah, menghaturkan rasa syukur kepada Allah SWT, dan memanjatkan shalawat atas Nabi Muhammad SAW.
Jangan lupa menyinggung dalil pokok pembahasan dan mengucapkan kalimat sapaan kepada jamaah. Hal ini bertujuan agar komunikasi yang terjalin antara jamaah dan sang penceramah terasa ‘dekat’.
Materi
Ini merupakan domain saat menjadi seorang penceramah berdiri pada mimbar. Yakni konten utama sebuah ceramah.
Dalam penyampaian materi. Dengan proses penyampaian materi ceramah, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian utama.
Penyampaian materi harus melingkupi motivasi untuk jamaah dalam menjalankan kebaikan, bersifat persuasif atau mendorong adanya pengaruh, berdampak pada tindakan setelahnya, berisi informasi yang bersumber dari Alquran dan Hadits, serta dengan teknik dan bahasa yang menghibur atau menyenangkan.
Karena ini sifatnya dakwah Islami, maka harus ada ayat atau hadist sebagai dalil dan pondasi kuat sebuah judul.
Contoh: jika hendak membahas tentang Pengabdian anak kepada seorang ibu (Birrul Walidain). Maka Dalam Al Quran adalah Q.S Al-Isra: 23, Q.S Luqman: 15, Q.S Al-Baqarah: 83, Q.S An-Nisa: 36 dan masih banyak ayat lainnya, serta hadist mengenai pengabdian kepada orangtua (ibu).
Sehingga narasi seorang penceramah, tidak seperti sebuah karangan bebas (tanpa ayat Alquran) yang melandasinya.
Penutup Ceramah
Terakhir, penutup. Ciptakan kesan indah saat melakukan penutupan.
Apabila semua materi telah tersampaikan (sesuai waktu) maka penceremah memberikan kesimpulan yang biasanya berisi nasihat-nasihat untuk menjalankan perintah Allah SWT.
Selain itu, penceramah juga membacakan doa penutup beserta doa kafaratul majelis (penutup majelis) baru setelahnya mengucapkan salam penutup. Lalu penceramah meninggalkan mimbar.
Baca lengkap beritaku: Teks Ceramah Singkat: 3 Struktur, Dan Contohnya
Di beberapa daerah, biasanya penceramah disambut dengan ucapan salam dari para jamaah, sembari meminta doa untuk keberkahan ilmu.
Seorang penceramah agama di bulan Ramadhan tentu juga harus memperhatikan gestur tubuh, nada dan intonasi suara terlebih jika menggunakan mikrofon.
Memberikan sesi tanya jawab dengan jamaah jika masih dalam batas waktu yang telah tersedia dari pengurus masjid atau taklim, berpakaian rapi dan bersih, serta dalam keadaan telah bersuci sebelum menaiki mimbar ceramah.
Contoh Teks Ceramah Singkat Menyentuh Hati Tentang Ibu
Nah untuk memberikan contoh sebuah ceramah dan struktur teksnya, maka berikut bisa menjadi contoh:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Innalhamdalillahi nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu wana’udzubillahi minsyurruri ‘anfusinaa waminsayyi’ati ‘amaalinnaa manyahdihillah falah mudhilalah waman yudhil falaa haadiyalah,
Bapak-bapak, Ibuk-Ibuk, serta hadirin semua yang mendapat kemuliaan Allah subhanahu wa ta’ala.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah ta’ala yang masih memberikan kita kesempatan untuk mendatangi salah satu majelis ilmu semoga mendapat rahmat oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Wa asyhadu alla ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalah waasyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh.
Berbakti Kepada Orangtua
Berbakti kepada ibu merupakan salah satu perintah untuk berbuat baik kepada para wanita. Allah subhanahu wa ta’ala di dalam Quran telah menyertakan beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan berbakti kepada kedua orangtua. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman di dalam surah Al-Israa ayat ke 23.
Waqadha rabbuka alaa ta’buduu ilaa ii-yaahu wa bil waalidaini ihsaanan immaa yablughanna ‘indakal kibara ahaduhumaa au kilaahumaa falaa taqul lahumaa uffin walaa tanharhumaa waqul lahumaa qaulaa kariiman.
Dan Allah telah memerintahkan kita untuk berbakti kepada kedua orangtua. Jika salah seoarang Di antara keduanya atau justru dua-duanya engkau pelihara sampai mereka lanjut usia, maka jangan sekali-kali engkau mengatakan perkataaan “ah”. Dan janganlah engkau membentak keduanya dan ucapkanlah kepada mereka sebaik-baik perkataan.
Ikhwani fiddin azzakumullah
Ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam masih hidup, seseorang mendatanginya kemudian berkata, “Ya Rasulullah, untuk siapakah baktiku pertama kali? Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Ibumu!” Lalu ia kembali bertanya “Siapa lagi ya Rasulullah?” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Ibumu!” Seseorang tersebut bertanya kembali, “Siapa lagi ya Rasulullah?” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Ibumu!” “Kemudian siapa lagi ya Rasulullah?” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Kemudian Bapakmu!”
Ikhwani fiddin azzakumullah
Kenapa Allah subhanahu wa ta’ala jadikan Ibu berada di dalam kemuliaan yang tiga kali lipat di dalam Islam? Dalam surat Luqman ayat ke 14, Allah subhanahu wa ta’ala katakan, Wa wassainal insane biwalidaihi hamalat hu ummuhu wahnan ‘ala wahniw wafishaluhu fi ‘amaini anisykur li waliwalidaika ilayyal masir.
Allah subhanahu wa ta’ala telah memerintah manusia agar berbuat baik kepada Ibu dan Bapaknya. Seorang Ibu yang telah merawatnya semenjak di dalam kandungan dalam keadaan lemah kemudian menyusuinya selama dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada Ibu dan Bapakmu. Hanya kepada Akulah tempat kamu kembali.
Ibu Adalah Utama
Islam menjadikan Ibu sebagai madrasah utama dan paling utama bagi anak-anaknya.
Seorang Ibu dikuatkan punggungnya dan dikokohkan tangannya untuk merawat, membesarkan, dan mengasihi anak-anaknya.
Ikhwani fiddin azzakumullah
Allah titipkan kepada seorang wanita, kasih saying yang tiada tepinya. Dalam keadaan marah dan kecewa sekalipun, ia tetap bisa menyayangi dan mengasihi anak-anaknya.
9 bulan 10 hari, seorang Ibu mengandung, tak sedikit keluhan yang ia lipat di dalam diamnya. Maka untuk semua perjuangan, pengorbanan, dan keteguhan hatinya Allah subhanahu wa ta’ala titipkan surge terluas seorang anak di dalam ridho ibunya.
Orangtua Ridho maka Ridho Allah anahu wa turut menyertai.
Ikhwani fiddin azzakumullah
Bakti terbesar seorang anak terletak kepada kedua orangtuanya. Sedekah terbaik seorang anak adalah pemberian kepada orangtuanya.
Sekali kita gores hati Ibu maka azab dunia dan di akhirat tak bisa dielakkan. Muliakanlah Ibumu. Karena Ibu adalah rumah paling nyaman yang Allah titipkan untuk kamu di dunia.
Ikhwani fiddin azzakumullah
Sekian ceramah singkat pada hari ini, kesalahan dan kekhilafan yang tidak pada tempatnya adalah milik saya pribadi, Allah dan Rasul terlepas dari keduanya. Subhanakallaahumma wabihamdika asyhaduanlaa ilaaha illaa anta astagfiruka waatuubu ilaika.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Demikin pembahasan mengenai struktur teks dan contoh ceramah, dan bentuknya dalam kegiatan menyambut bulan suci penuh berkah. Ramadhan.