Konsep Dalam Menyampaikan Teks Pidato
Cara menyampaikan teks pidato pada publik (Foto; Teropong)

Konsep Pidato: Bentuk, Struktur Teks, 8 Jenis & Metode Penyusunan

Diposting pada

Dalam pembahasan konsep, pidato memiliki bentuk dan struktur teks tersendiri, serta terdapat metode penyusunan dengan bahasan yang lebih terperinci dalam artikel ini.

Beritaku.id, Organisasi dan Komunikasi – Pidato atau speech dapat mengubah pandangan dan mata dunia, sehingga ketajaman seorang yang berpidato dengan gaya orator, mampu merubah pola pikir seseorang secara persuasif.

Secara singkat, pengertian dari pidato adalah sebuah ungkapan kepribadian menurut Charles Wolbherg.

Sementara Roger Bacon, Pidato merupakan penggunaan rasio dan imajinasi dalam menyampaikan sebuah gagasan pada publik.

Selain dari pengertian Charles Wolbherg dan Roger Bacon. Juga terdapat arti oleh Gilbert Austin, menjelaskan bahwa Pidato membutuhkan teknik dan keterampilan yang praktis dalam menyampaikan sebuah gagasan agar menarik orang lain

Konsep, Bentuk, jenis dan Metode Publik Speaking
Menyampaikan Pidato Dengan Persiapan Yang matang (Foto:Pandaibesi)

Pada prinsipnya, pidato merupakan cara untuk menyampaikan sebuah pendapat atau gagasan kepada publik dengan cara berdiri, baik dengan menggunakan mimbar maupun tanpa mimbar.

Definisi lainnya bisa kita baca pada artikel Pidato: Sejarah, Definisi, Persamaan Dan 5 Perbedaan

Pembahasan pada artikel ini adalah Konsep Pidato, dengan beberapa jenis dan metode penyusunan serta penyampaian secara lengkap.

Maka lebih awal akan kita kupas mengenai konsep dari jenis sebuah pidato berikut ini.

Konsep Pidato Berdasarkan Jenis

Dalam perkembangan pidato memiliki beberapa jenis, yaitu:

  1. Argumentatif,
  2. Informatif,
  3. Persuasif,
  4. Rekreatif,
  5. Edukatif,
  6. Naratif,
  7. Deskriptif, dan
  8. Eksplanatif.

Adapun penjelasan dari kedelapan jenis pidato tersebut, adalah sebagai berikut.

Pidato Argumentatif

Membaca kata argumentatif, merupakan bahasa baku atau serapan dari bahasa Inggris, Argumentation. Sebagaimana argumentation memiliki arti memiliki dalil, pembuktian hingga uraian.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yakni argumen memiliki pengertian (1) alasan yang dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat maupun pendirian serta gagasan, (2) Nomina atau prasa nominal yang bersama-sama predikator membentuk proposisi.

Sehingga jenis pidato argumentatif (argumentasi) merupakan metode penyampaian ide dan gagasan dengan tujuan mengubah padangan atau gagasan, bergasarkan alasan atau pembuktian serta dalil.

Maka dalam pengertian lanjut pada jenis ini, penekanan pengertiannya adalah dalil atau dasar untuk memperkuat sebuah gagasan utama serta tujuan sebuah pidato.

Adapun pendengar terpengaruh secara persuasif adalah efek dari pidato jenis ini, tetapi penekanannya adalah argumen atau alasan.

Contoh pidato argumentatif adalah laporan pertanggung jawaban sebuah organisasi, maupun debat visi dan misi.

Pidato Informatif

Kata informatif adalah serapan dari kata informative (Ing), Selanjutnya dalam KBBI informatif berarti bersifat memberikan informasi, menerangkan.

Dalam hal kajian jenis pidato ini, informatif adalah memberikan sebuah informasi namun tidak harus memiliki alasan-alasan maupun dalil, sebagaimana pada jenis argumentatif.

Untuk bisa membedakan jenis ini adalah sekedar menyampaikan gagasan besar, tanpa penjelasan lebih mendalam maupun juga tidak terdapatnya penjabaran causa (penyebab).

Contoh hal yang bersifat informatif adalah iklan atau reklame.

Pidato Persuasif

Ikutlah denganku, atau lakukan apa yang saya sebutkan. Seperti itulah persuasif, yakni upaya untuk mempengaruhi orang lain agar melakukan sesuai dengan apa yang disampaikan oleh pembicara.

Pada dasarnya, persuasif ini merupakan efek atau tujuan dari pidato itu sendiri. Seperti pidato kampanye, maupun bentuk ceramah, sebagaimana pembicara mempengaruhi pola pikir pendengar untuk melakukan sesuai dengan arahan dari pembicara.

Dalam beberapa pengertian, hingga beberapa sumber menyebutkan bahwa argumentatif merupakan bagian daripada persuasive speech.

Akan tetapi, dalam pembahasan ini kedua jenis tersebut berdiri sendiri karena tidak semua pidato argumentatif menciptakan efek persuasi.

Sementara persuasi merupakan cara tersendiri dalam hal mempengaruhi orang lain.

Pidato Rekreatif

Tertawalah, aku senang kamu tertawa, maka buat suasana ini menjadi senang dan riang, maka tersenyumlah.

Seperti itu tujuan dari pidato rekreatif, sehingga jenis ini memiliki tujuan menciptakan suasana gembira.

Bisa kita menyaksikan penampilan para komedian dalam bentuk stand up comedy, Sebagai sebuah perubahan gaya komunikasi hingga gaya komunikasi impersonate.

Jenis speech ini merupakan jenis baru dalam dunia komunikasi, sebab belum ada pada zaman sebelum maraknya media tv dan dunia youtuber.

Bahkan saat ini mereka telah memiliki aktor atau artis stand up comey maupun impersonate tersebut.

Sebagai contoh aktor impersonate dengan jenis pidato rekreatif adalah Gilang Dirga, Andre Taulani, Sule maupun Rina Nose. Mereka piawai menghibur dengan gaya impersonate.

Pidato Edukatif

Sebagaimana edukatif adalah bahasa baku dari kata Education (Ing) pendidikan. Maka jenis pidato ini adalah sebuah pemaparan yang berisi kajian ilmu pengetahuan.

Sebagaimana metode ceramah seorang dosen, maupun bentuk seminar-seminar dalam lingkungan sekolah hingga perguruan tinggi.

Alhasil, gaya komunikasi ini merupakan sebuah kegiatan profesi. Meskipun yang berpidato gaya edukatif bukan hanya guru saja, tapi mereka para pemimpin agama, seperti penceramah Islami maupun agama lain juga melakukan pidato jenis ini.

Pidato Naratif

Dari satu tempat ketempat lain, dari satu waktu ke waktu lain.

Naratif adalah menceritakan secara kronologis sebuah peristiwa secara detail. Dengan menggunakan bahasa sesuai dengan alur cerita atau kronologi.

Meskipun ini merupakan bagian dari bentuk informatif, namun jenis ini berdiri sendiri. Sebab proses menjelaskan secara kronologis membutuhkan kemampuan untuk memaparkan secara detail.

Pidato naratif melakukan pengkajian lebih dalam pada sebuah peristiwa, sehingga pendengar memahami isi pidato mengenai kronologi tersebut.

Pidato ini termasuk menjelaskan tentang perjuangan Mohammad Hatta, maupun pejuang lain dalam mempertahankan kemerdekaan. Termasuk juga kronologi dan peristiwa seorang tokoh. (Baca contoh: Pidato Singkat Naratif Untuk Kegiatan Edukatif)

Pidato Deskriptif

Mendeskripsikan, menggambarkan sebuah keadaan.

Berbeda dengan bentuk naratif yang membahas tentang kronologi, jenis pidato ini secara jelas menggambarkan satu kejadian. Boleh saja satu kejadian, maupun dua kejadian.

Seperti menggambarkan bagaimana peristiwa penculikan Soekarno saat detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Baca juga Beritaku: perbedaaan Pidato Deskriptip Dan Eksplanatif.

Pidato Eksplanatif

Eksplanatif adalah menjelaskan tentang sebuah fenoma alam yang terjadi.

Hampir sama dengan Deksriptip maupun Naratif, akan tetapi jenis ini lebih kepada penggambaran fenomena alam maupun kondisi kultur sosial.

Jika jenis dari pidato ini kita masukkan sebagai bagian dari pidato naratif maupun deskrptif juga bukan sebuah kesalahan. Sebab jenis daripada Eksplanasi lebih sempit maknanya dari kedua jenis tersebut.

Konsep Pidato Berdasarkan Bentuk Penyampaian

Pidato memiliki konsep pula dalam hal penyampaian, dan ini berhubungan dengan naskah yang ada, yaitu: ekstemporan, Impromptu, Manuscrip dan Memoriter.

Setiap pembicara pada muka publik memiliki gaya yang berbeda-beda dalam hal penyampaian isi pidato mereka. Ada yang terikat dengan manuskrip atau catatan, serta ada yang tanpa teks pidato.

Model Ekstemporan

Bentuk penyampaian pidato dengan model ekstemporan adalah menggunakan catatan kecil atau ringkasan-ringkatan tulisan. Tentang hal apa yang akan disampaikan saat tampil.

Sehingga kertas dengan isi tulisan bahasan pokok menjadi pengendali isi pidato, sesuai dengan garis besar tersebut.

Baca juga beritaku: 5 Kelebihan Kekurangan Pidato Ekstemporan

Model Impromptu

Tiba masa, maka kapan saja harus siap berbicara, tanpa teks, bahkan tanpa persiapan apapun.

Ini merupakan bentuk penyampaian pidato dengan gaya komunikasi informatif maupun naratif tanpa menggunakan teks sama sekali. Bukan ekstemporan, lebih-lebih bukan gaya manuskrip.

Gaya bahasanya mengalir dengan teratur, dan secara naratif mampu menggambarkan seluruh struktur isi pidato.

Tidak semua pembicara melakukan gaya yang seperti ini.

Tetapi yang selama ini memiliki gaya impromptu rata-rata memiliki gaya komunikasi orasi.

Baca juga beritaku: Perbedaan Kata Pembuka Pembawa Acara Dan Orator Dengan 8 Persiapan

Model Manuscrip

Kelihatan kaku, tidak bergerak bebas, tegas!

Model Manuskrip merupakan bentuk membaca kata sambutan atau sebuah pidato.

Dalam pelaksanaannya, model ini merupakan bentuk yang banyak terpakai pada para pemimpin, misalnya Presiden, Gubernur, Menteri, Bupati maupun Walikota hingga kepada Desa.

Penggunaan naskah teks pidato ini bertujuan menghindari kesalahan dalam memberikan pidato tersebut.

Atau mereka telah menyusun ide-ide mereka kedalam sebuah konsep narasi pidato untuk mereka paparkan pada publik.

Model Memoriter

Hapalan dan ingatan yang kuat. Memoriter.

Model mengingat atau memoriter merupakan gaya komunikasi dengan menghafal seluruh naskah.

Pada bentuk ini biasanya terjadi pada anak sekolah SD, SMP untuk melatih ingatan mereka dalam sebuah naskah.

Baca juga beritaku: Pidato Memoriter Perpisahan untuk Kelas 6 Singkat sebagai Hafalan

Konsep Struktur Teks Pidato

Secara terstruktur sebuah pidato memiliki beberapa bagian utama, yakni: Pembukaan, isi dan penutup, ketiganya merupakan bagian pokok dalam sebuah pidato.

Hilangnya satu bagian akan mempengaruhi substansi sebuah pidato.

Cara Menyusun konsep
Metode Menyusun Sebuah Pidato (Foto:Makintau)

Pembukaan

Dalam pembahasan pertama dari struktur sebuah pidato adalah pembukaan, semua pidato harus melewati pintu pembukaan, dengan 3 bagian penting di dalamnya, yakni:

Salam Pembuka

Selanjutnya dalam struktur sebuah pidato yang harus ada adalah salam pembuka.

(Start)Assalamu Alaikum War. Wab.
Salam sejahtera untuk kita semua,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

Ini merupakan salam pembuka, tergantung agama apa. Namun jika heterogen atau multi agama/etnis maka ucapkan seluruh salam pembuka tersebut.

Meski ini menjadi sebuah perdebatan, sebab memberikan salam selain dari agama sendiri. Akan tetapi menghargai sikap heterogen maka menyebutkan keseluruhan bukanlah sebuah pelanggaran hukum.

Mukadimah

Setelah salam pembuka maka masuk pada Mukaddimah atau pembukaan sebuah ceramah maupun pidato setelah salam. Ini merupakan bagian dari sebuah susunan pidato yang baik.

Sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam, dan juga mengirimkan salam dan sholawat kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Untuk mendapatkan kalimat variasi pada mukadimah ini, silahkan baca: Pidato: 5 Jenis Dakwah, Bentuk, Teori Serta Variasi

Penghormatan

Jangan melupakan menyapa petinggi yang hadir. Maka struktur setelah mukadimah adalah penghormatan.

Yth, Bapak Bupati,
Yang kami hormati bapak camat,
Yang kami hormati para panitia dan sebagainya.

Pada prinsipnya penghormatan ini adalah menyapa hadirin yang ada pada kegiatan tersebut secara berurut, apakah dalam bentuk urutan atas kebawah maupun dari bawah keatas.

Atau dengan memberikan penghormatan dari pejabat tertinggi ke terendah atau sebaliknya. Yang jelas berurut.

Pengetahuan dasar dalam hal ini adalah mengetahui hierarki jabatan, dari pejabat tertinggi ke terendah atau sebaliknya.

Misalnya hierarki jabatan terendah ke yang tertinggi, yaitu:

  1. Ketua RT,
  2. Ketua RW,
  3. Lurah,
  4. Sekretaris Camat,
  5. Camat,
  6. Kepala Dinas
  7. Sekretaris Daerah,
  8. Wakil Bupati dan
  9. Bupati.

Isi

Bagian isi dalam sebuah pidato, yang menentukan dari pada jenis pidato itu sendiri. Apakah ini sifatnya informatif, naratif maupun persuasif dan sebagainya.

Dalam hal isi pidato, maka sub bagiannya, yaitu:

Isi Pertama, Gagasan Utama

Gagasan utama sama dengan tema, maupun judul. Meski dalam kajian lain, ada yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan antara judul, tema dan gagasan utama.

Kerangka dan Gagasan Utama Pidato
Kerangka Utama Dan Gagasan Pidato (Foto:Javanet)

Bentuk gagasan utama merupakan kata kerja atau kalimat aktif dengan susunan kata yang lebih terperinci.

Contoh gagasan utama pidato perjuangan “Meneladani Soekarno dalam memproklamasikan kemerdekaan”

Jika melihat dari judul, maka pidato ini akan masuk dalam pidato jenis persuasif, informatif, deksiriptif ataupun naratif. Semua bergantung pada proses penguatan gagasan.

Isi Kedua, Informasi Atau Ide

Informasi atau ide biasanya merupakan turunan dari gagasan utama dengan informasi dan ide kata kunci. Hal ini bertujuan membantu dalam pengembangan dari gagasan utama.

Dengan melihat contoh tersebut, maka kata-kata kunci yang berhubungan adalah: Perjuangan Soekarno, Sejarah Proklamasi, Peristiwa Pembacaan Teks Proklamasi, sifat teladan Soekarno.

Dengan melihat ide dan kata kunci tersebut maka bentuk pidato ini mengarah ke naratif, deskriptif serta persuasif.

Sebab berbicara tentang sejarah (perjalanan kisah: naratif), peristiwa pembacaan teks proklamasi (gambaran situasi: dekriptif), meneladani sifat (persuasi untuk meneladani).

Isi Ketiga, Penguat Gagasan, Data

Penguat gagasan adalah data, berupa waktu, atau siapa saja yang terlibat, dan kapan kejadian tersebut terjadi.

Maka pada bagian ini kita akan menggunakan kata tanya, Berapa, kapan, dimana dan siapa?

Misalnya:

  1. Kapan dan dimana Soekarno lahir hingga wafat?
  2. Berapa orang yang merancang persiapan proklamasi?
  3. Kapan (Hari, jam, tanggal) proklamasi dibacakan oleh Soekarno Hatta?

Berupa data angka atau numerik, sebagai penguat dari narasi gagasan utama dan ide yang ada.

Isi Keempat, Pembahasan

Ini merupakan pengembangan, ketika seluruh gagasan utama, ide dan kata kunci, serta daftar pertanyaan untuk menemukan data, maka pembahasan ini akan sangat muda.

Cukup jawab pertanyaan-pertanyaan yang ada penguatan gagasan (data) tersebut. Untuk lebih menguatkan pembahasan maka gunakan tanda tanya “Kenapa”.

Misalnya dari pertanyaan nomor 3: Kapan (Hari, jam, tanggal) proklamasi dibacakan oleh Soekarno Hatta?

Maka narasinya adalah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia terbacakan oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 pada pukul 10.00 WIB (Waktu Indonesia Barat).

Untuk melakukan pembahasan dari penjelesan tersebut, maka cukup bertanya, kenapa proklamasi dibacakan Soekarno pada tanggal 17 Agustus, dan pada Pukul 10.00.

Atau kenapa bukan pada pukul 7 Pagi, atau kenapa bukan pada Hari Senin, tanggal 20 Agustus 1945. Sebab 17 Agustus 1945 tepat pada hari Jumat.

Jadi pembahasan adalah pengembangan dengan mempertanyankan ide-ide utama, dan penguat gagasan utama.

Pembahasan akan terarah jika kerangka berupa ide, kata kunci dan penguat gagasan teratur. Sebab tanpa kerangka tersebut, maka pembahasan akan keluar dari Tema ataupun judul.

Penutup

Selanjutnya struktur terakhir, Sampai pada bagian ketiga sebuah pidato, yakni penutup, atau akhir sebuah pidato.

Baca juga beritaku: 8 Contoh Teks Penutup Pidato Formal Dan Ceramah Islami

Adapun penutup, yakni terdiri dari:

Kesimpulan

Untuk memudahkan menarik kesimpulan ini maka ingat gagasan utama. Atau untuk terperinci maka ingat apa ide maupun informasi (kata kunci) dari sebuah pidato.

Gunakan kalimat efektif dalam menarik sebuah kesimpulan, jangan bertele-tele, namun jangan terlalu kaku.

Apresiasi Kepada Pendengar

Rebut kembali perhatian dan mata serta telinga pendengar dengan memberikan apresiasi kepada mereka.

Terima kasih atas perhatian bapak dan ibu, sebab telah menyempatkan waktu untuk hadir dalam pertemuan ini.

Apresiasi ini boleh menyebutkan nama tokoh-tokoh kunci dari sebuah pertemuan.

Harapan Dan Salam Penutup

Harapan adalah sebuah espektasi kepada para pendengar, memahami hingga bisa melakukan. Atau mengikuti hal-hal baik dari penyampaian sebelumnya.

Contohnya, Kita berharap, bahwa kita semua yang hadir disini. Meneladani sikap patriotisme Soekarno yang dengan gagah berani membacakan teks proklamasi, untuk bangsa dan negaranya.

Penutup, pada bagian ini boleh menggunakan bahasa kiasan maupun kalimat puitis.

Misalnya, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlwannya.

Demikian pidato ini,

Billahi Taufik Walhidayah (atau kata penutup lainnya)

Wassalamu AlaikuM War. Wab(The End)

Metode Penyusunan Dan Penulisan Struktur Pidato

Nah bagian ini adalah bagian style atau gaya seseorang dalam menyusun pidato sesuai metode mereka.

Menyusun tidak harus menulis, tapi makna menyusun adalah merumuskan sebuah pidato secara sistematik.

Mempraktikan Publik Sepaking
Praktik penyusunan Pidato untuk Kematangan Konsep, Foto: Arena lomba.

Adapun metode penyusunan/perumusan dari pidato, terdiri dari:

Metode Definitif

Yakni bentuk penyusunan (penulisan) maupun perumusan dengan penjelasan secara singkat sebuah pidato.

Selanjutnya metode ini lebih singkat dan padat namun berkesan. Banyak juga model ini lebih menekankan pada pendapat beberapa pakar. Sehingga pembicara tidak perlu menjelaskan lebih luas.

Metode Uraian

Cara perumusan maupun penulisan susunan pidato dengan metode uraian ini, lebih kepada pengembangan-pengambangan secara luas.

Jadi berbeda dengan metode definit yang singkat dan padat, tapi metode uraian lebih jelas dan terurai.

Metode Perbandingan

2 hal yang dibandingkan. Atau pendapat pakar satu dengan yang lainnya, maupun bentuk yang satu dengan bentuk lainnya.

Perbandingan adalah membandingkan dua objek atau kejadian sehingga pendengar akan menetukan mana pilihan yang baik.

Metode Ilustrasi

Mengatur ulang, atau menarasikan sebuah kejadian untuk menyerupai keadaaan yang nyata.

Ilustrasi lebih naratif namun memiliki realitas dan fakta yang terjadi. Lebih kepada menggambarkan sebuah kejadian secara naratif maupun deskriptif.

Metode Analisis

Konsep dengan metode analisis dalam menyusun pidato, harus berakhir dengan sebuah kesimpulan.

Seperti itulah analisis. Menjelaskan fenomena, menganalisa dan menyimpulkan.

Metode ini lebih mendalam sebab membutuhkan kemampuan analisa seseorang dalam sebuah pemaparan pidato. Selain itu membawa pendengar untuk memahami analisa serta terlibat dalam kesimpulan.

Tata Cara Pidato

Setelah mengetahui konsep pidato berdasarkan jenis, bentuk penyampaian dan struktur teks serta penjelasan bagaimana metode-metode dalam menyusun pidato.

Maka terakhir akan kita uraikan tentang bagaimana tata cara seseorang untuk berpidato:

  1. Ketahui tema sebuah kegiatan,
  2. Temukan judul (gagasan utama) terbaik dan unik,
  3. Ikuti mekanisme penyusunan pidato untuk mempermudah pembahasan,
  4. Penguasaan pokok bahasan (tidak harus menghafal).
  5. Gunakan bahasa pembuka dan penutup yang variatif dan semenarik mungkin.

Demikian artikel mengenai konsep pidato, semoga bermanfaat. Jika ada hal yang kurang silahkan isi kolom komentar.

Referensi:

  1. Ruangguru, Teks Pidato
  2. Gurupendidikan, pengertian pidato,
  3. Pidato.net, pengertian dan Pembahasan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *