Formal dan Informal merupakan suatu istilah yang lekat dalam keseharian kita. Kedua kata tersebut memiliki makna yang berhubungan, namun sifatnya berlawanan.
Beritaku.id, Organisasi Dan Komunikasi – Suatu komunikasi dapat berjalan dengan dua cara, yaitu secara formal dan informal. Walaupun cara penyampaiannya berbeda, namun keduanya memiliki tujuan yang sama. Terutama dalam menghubungkan antar individu, agar tidak terjadi kesalahan.
Oleh: Novianti Lavlia (Penulis Organisasi Dan Komunikasi)
Definisi Formal
Berdasarkan definisi dari KBBI, Formal merupakan suatu kata sifat yang berasal dari bahasa Latin, yang artinya sendiri adalah “resmi”.
Namun dalam konteks lain, Formal juga dapat berupa suatu kondisi, yang berkaitan dengan peraturan resmi dan sah. Selain itu, formal juga dapat berhubungan dengan adat istiadat, atau kebiasaan yang berlaku.
Definisi Informal
Pengertian atau definisi Informal secara umum adalah, “tidak resmi” atau “tidak sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku”. Atau dengan kata lain, Informal lebih bersifat tidak terikat, dan formal terikat pada suatu peraturan dan ketentuan.
Perbedaan Komunikasi Formal dan Informal
Secara umum, komunikasi dapat berarti sebagai proses penyampaian suatu pernyataan dan pesan antar individu, secara efektif dan efisien. Pada suatu lingkungan tertentu, kebutuhan akan komunikasi sangatlah penting, baik itu bersifat Resmi dan informal.
Komunikasi juga dapat memberikan dampak pada kehidupan manusia, terutama dalam bersosialisasi dengan lingkungannya. Selain itu, dampak tersebut juga akan mempengaruhi perilaku dan posisi masyarakat yang ada di dalamnya.
Adapun perbedaan antara Formal dant tidak formal adalah:
Komunikasi Formal
Makna dari Komunikasi Formal umumnya bersifat resmi, yang penyampaiannya bersifat instruktif, atau berdasarkan suatu perintah. Tujuannya sendiri adalah, untuk menyampaikan pesan, pernyataan atau pendapat antar individu.
Ciri-ciri Komunikasi Formal
Maka dalam hal communication secara resmi memiliki ciri-ciri yakni:
- Karena penyampaiannya lebih bersifat instruktif atau perintah.
- Tujuan dari komunikasi ini biasanya berkaitan dengan suatu kepentingan, yang sudah mendapat persetujuan.
- Cara penyampaiannya lebih banyak tertulis daripada verbal.
Komunikasi Informal
Adapun makna dari Komunikasi Informal ini, penyampaiannya tidak resmi, atau harus berpatokan pada suatu aturan tertentu. Sedangkan tujuannya adalah, lebih kepada menjaga suatu hubungan sosial dalam masyarakat atau komunitas tertentu.
Karena cara penyampaian informasinya yang lebih bersifat pribadi, sebaiknya tetap memastikan, bahwa informasi tersebut cukup jelas dan akurat. Jadi bukan hanya merupakan isu atau rumor, yang dapat berdampak merugikan orang lain.
Jenis informasi tidak resmi ini, juga dapat terjadi dalam suatu komunitas dan masyarakat tertentu. Kedua elemen tersebut akan menjadi penerima atau penyebar informasi, terhadap individu lainnya.
Ciri-ciri Komunikasi Informal
- Kemunculan komunikasi ini dapat terjadi, apabila terjadi suatu komunikasi secara resmi, tidak dapat tersampaikan dengan baik.
- Komunikasi tidak resmi lebih banyak terjadi melalui komunikasi lisan
- Penyampaian pesan atau berita yang bersifat pribadi, akan lebih sulit dalam melakukan pengontrolan terhadap keakuratannya.
- Komunikasi jenis ini, terkadang menjadi pilihan atau alat dalam melakukan protes atau ketidak sepahaman.
Perbedaan Pakaian Formal Dan Informal
Suatu adat istiadat dan kebudayaan, berfungsi dalam memberikan aturan kehidupan bersosial, yang salah satu dari refleksinya terlihat dari cara berbusana.
Hampir setiap masyarakat di seluruh dunia, memiliki gaya berbusana masing-masing, yang fungsi dan jenisnya juga berbeda-beda
Secara umum, kategori busana terdiri dua jenis, yaitu Formal dan Tidak formal. Lalu, apakah perbedaan dari kedua gaya pakaian tersebut? Kita lihat ulasan lengkapnya berikut ini.
1. Gaya Pakaian Formal
Gaya pakaian formal biasanya akan dipakai pada acara penting dan khusus. Contohnya seperti penyambutan tamu negara, pertemuan rekan bisnis, atau pesta besar pada event tertentu.
Pakaian pria yang formal, contoh nya seperti setelan jas dan dasi, serta kemeja batik dan kostum khusus seperti seragam.
Sedangkan bagi wanita, pakaian bergaya formal, dapat berupa kebaya dan batik, serta seragam khusus. Adapun bentuknya, dapat berupa rok, dress, blus, jas, maupun kain panjang.
2. Gaya Pakaian Informal atau Casual
Berpakaian secara informal, lebih populer dengan sebutan casual. Gaya casual ini lebih bersifat santai, untuk acara yang tidak memerlukan protokoler.
Jenisnya pakaian casual juga cukup banyak, dengan melihat tempat dan kegiatannya. Contohnya seperti jeans, kaos, dan t-shirt. Gaya casual juga dapat berupa seragam dari suatu organisasi dan instansi, untuk acara yang bersifat sosial.
Namun dalam perkembangannya, gaya Formal dan non formal berpakaian tersebut, terbagi lagi menjadi beberapa sub jenis lainnya. Contohnya adalah semi formal smart casual atau business casual.
3. Gaya Pakaian Semi Formal
Berpakaian secara semi formal, atau acara besar yang resmi, namun tanpa protokoler yang ketat, dan terbuka untuk umum. Artinya, bagi pria tetap dapat menggunakan jas, namun tanpa dasi, atau batik lengan pendek dan seragam khusus.
Sedangkan untuk wanita, dapat mengganti jas dengan blazer, atau dress dan rok dengan celana panjang bahan. Bahan atau seragam batik juga dapat menjadi pilihan, namun dengan model yang lebih santai.
4. Gaya Pakaian Smart Casual dan Business Casual
Istilah dari frasa “smart casual” ini, lahir pertama kali di Amerika, pada tahun 1980-an. Pada dasarnya, konsep dari berpakaian ala smart casual adalah “gaya pakaian yang rapi, tapi tidak resmi”.
Jenis gaya pakaian ini juga dapat dikenakan untuk acara resmi, informal, maupun casual sekalipun, karena sifatnya yang terlihat santai. Sedangkan untuk gaya Business Casual, sifatnya hampir sama, namun lebih pas untuk istilah seragam organisasi.
Perbedaan Organisasi Formal Dan Informal
Kata dari “organisasi” biasanya memiliki hubungan dengan suatu institusi, baik itu lembaga pendidikan, swasta, pemerintahan dan juga perusahaan swasta.
Secara umum, organisasi dapat berarti sebuah wadah bagi sekumpulan individu yang bekerjasama secara terstruktur. Selain itu, organisasi juga berfungsi sebagai tempat menyampaikan ide dan pendapat anggotanya, untuk mencapai suatu tujuan.
Selain itu, organisasi juga dapat berarti sebuah kesatuan yang memiliki anggota, dalam bentuk asosiasi, institusi, dan juga lembaga. Para anggotanya juga memiliki tujuan yang sama, dan berkaitan dengan lingkungan luar.
Fungsi Organisasi Secara Umum
Sebagai suatu wadah perkumpulan yang memiliki tujuan yang sama, fungsi organisasi banyak sekali memberikan manfaat bagi para anggotanya. Adapun beberapa manfaat tersebut seperti:
- Pertama, organisasi dapat memberi fungsi sebagai arahan. Selain itu, mengajarkan tentang pembagian kerja melalui struktur organisasi.
- Kedua, organisasi juga dapat membantu meningkatkan kemampuan seseorang, saat menjadi anggota yang berpartisipasi. Hal ini juga dapat bermanfaat, sebagai upaya mendapatkan sumber daya yang berkualitas.
- Dan yang ketiga, suatu organisasi dapat memberikan pengetahuan, dan membantu mencerdaskan para anggotanya
Berdasarkan fungsinya, organisasi juga terpisah sebagai Organisasi Formal, dan juga nonformal. Adapun perbedaan antara kedua nya, tertera sebagai berikut:
Organisasi formal
Secara fungsi, Organisasi Formal merupakan komunitas beberapa individu, yang memiliki pemikiran dan keinginan, serta mewujudkan bersama.
Komunitas dari komunitas ini juga berbentuk wadah, yang sudah memiliki kekuatan hukum sesuai undang-undang. Contoh dari Organisasi Formal adalah, Yayasan, Pemerintahan, dan Perusahaan.
Organisasi Informal
Sedangkan Organisasi Informal adalah, suatu komunitas yang saling memiliki keterlibatan dan hubungan, dalam bentuk aktivitas. Umumnya, sifat dari organisasi ini tidak memiliki kekuatan hukum, namun tetap memiliki tujuan bersama yang tidak resmi.
Adapun contoh dari organisasi tidak resmi ini adalah, kelompok arisan, organisasi sekolah, karang taruna, dan lain sebagainya.
Ciri Organisasi Formal Dan Informal
Perbedaan antara Organisasi Formal dan non formal, dapat terlihat juga dari ciri-cirinya, yaitu:
Ciri Organisasi Formal
- Memiliki sejumlah peraturan sesuai dengan perundang-undangan, dan memiliki kekuatan hukum.
- Mempunyai struktur organisasi yang jelas, dalam menjelaskan hubungan tugas pekerjaan, antar tiap bagian.
- Memiliki misi dan visi, yang menjadi tujuan akhir dari organisasi
- Mempunyai anggota dan fungsi dari setiap tanggung jawabnya.
- Setiap personil yang terdapat di dalamnya, saling memiliki hubungan kerja, untuk kepentingan organisasi.
Ciri Organisasi Informal
- Pendirian organisasi ini tidak memiliki landasan atau kekuatan hukum, sehingga tidak memiliki akta notaris, serta kelengkapan administrasi lainnya.
- Memiliki anggota yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing.
- Terkadang ada yang memiliki struktur organisasi, tergantung dari sifat organisasi itu sendiri.
- Pada beberapa organisasi, memiliki peraturan, visi serta misinya.
Perbedaan Dan Pembagian Jenis Acara Formal dan Informal
Secara umum, suatu acara merupakan kegiatan yang berhubungan dengan agenda, atau dalam konteks pertemuan, adalah pokok pembahasan.
Pada dasarnya, perbedaan dan jenis suatu acara, bukan hanya berupa formal dan in formal, namun juga terdapat yang lainnya. Beberapa diantaranya adalah:
Acara Sangat Formal
Suatu acara yang sangat formal, umumnya memiliki protokoler dan aturan ketat. Oleh sebab itu, pemandu acara yang membawakan acara tersebut, tidak boleh melakukan improvisasi.
Contoh dari acara ini adalah, penganugerahan tanda jasa, pelantikan, peringatan hari besar nasional, pengukuhan, ijab kabul pernikahan, dan lain sebagainya.
Acara Formal,
Dalam suatu Acara Formal, seorang pemandu atau moderator yang membawakan dapat melakukan improvisasi, sepanjang berhubungan dengan materi acara. Namun jika merasa akan ada kendala nantinya, sebaiknya jangan berimprovisasi.
Contoh dari jenis acara resmi ini adalah, rapat kerja, seminar, workshop, simposium, lokakarya serta diskusi panel.
Acara Semi Formal
Sedangkan untuk Acara Semi Formal ini, umumnya bersifat bebas, namun tetap memiliki ketentuan dan tata cara yang harus diikuti dengan apik. Pada acara ini, pemandu acara dapat berimprovisasi, selama masih memiliki relevansi dengan jalannya acara.
Contoh dari acara ini adalah, pesta pernikahan yang bukan ijab kabul, konser, pertunangan, acara pertunangan, hari jadi organisasi, dan lainnya.
Acara Informal
Suatu Acara Informal biasanya tidak bersifat protokoler, namun lebih memerlukan pemandu acara yang dapat mengangkat suasana dan berimprovisasi. Hal tersebut merupakan cara efektif, yang dapat membuat setiap orang yang hadir dapat merasakan kegembiraan.
Contoh dari bentuk Acara Informal ini adalah, konser musik, pameran, pentas seni, fashion show, dan lain sebagainya.
Acara Kombinasi,
Acara ini merupakan gabungan dari beberapa acara, yang ketika berlangsung dapat berkembang menjadi kombinasi dengan jenis lainnya.
Untuk acara jenis kombinasi, memerlukan seorang pemandu yang serba bisa, dan juga mampu mengontrol dan mengekspresikan acara dengan baik.
Penutup
Dua kata yang sederhana, yaitu Formal dan Informal, ternyata memiliki begitu banyak pengertian, tergantung dari konteks situasinya.
Nah Sobat, demikian ulasan kita kali ini, tentang Formal dan non formal, serta perbedaannya dalam konteks situasi yang berbeda. Semoga dapat memberikan manfaat, dan juga tambahan pengetahuan, bagi kita semua.
Hello. remarkable job. I did not expect this. This is a splendid story. Thanks!