Insiden Di Gerbang Bantaeng
Insiden Di Gerbang Bantaeng, Karena Persoalan Weser Yang Tidak Menyala.

Insiden Di Gerbang Bantaeng, Elegansi Sikap Ilham Azikin

Diposting pada

Tak harus menunggu penelusuran terlalu lama. Bersikap dengan bijak atas Insiden Di Gerbang Bantaeng. Bupati Bantaeng Ilham Azikin Soltan, bersikap elegan.

Beritaku.Id – Sosial, Tidak sampai 24 jam setelah pemberitaan dari media ini terhadap Petugas Covid-19 memaki anggota Dewan di Bantaeng. Bupati Kabupaten Bantaeng mengambil sikap yang sangat bijak.

Bupati Bantaeng, bisa saja memanggil wartawan, membentak petugas jaga.

Mencari kronologi.

Membentuk rapat dadakan yang terpublish. Ala konfrensi pers untuk meredam serangan nitizen.

Pencitraan biasanya begitu. Bupati Bantaeng mengabaikan beberapa skenario biasa.

Ombak serangan menyentuh dan menyelimuti Bantaeng, Apa sikap Bupati?

Pertama, Mengganti area bersikap

Jangan masuk dikandang lawan, sebab kandang lawan membuatmu tersesat. Bisa mati konyol.

Jangan membacakan pengumuman disuasana musik yang gaduh, dentuman akan memekakkan telinga. Suara kita tidak ada yang dengar.

Bupati Bantaeng tidak bersikap dengan melakukan counter secara langsung. Pada ruang yang ribut. Namun dengan gaya patriotis, mengabaikan hal yang berbau politis publikasi confrensi.

Ini bukan bermain bola kan? Bahwa cara mengambil bola dari lawan adalah bisa dengan meroket kaki lawan.

Banyak yang menunggu foto atau video sidak atau inspeksi mendadak. Marah. Gebrak meja. Itu tidak terjadi.

Bupati kemana? Pagi hingga siang, tidak ada kabar. Nitizen semakin geram.
“Saya telah melakukan” seperti suara berbisik, ketika siang. Menyampaikan bahwa masalah telah selesai, untuk keluhan Andi Edy Manaf. Sebab saya telah memohon maaf secara langsung melalui telepon seluler.

What?

Soal Media bagaimana memformulasi sikap tersebut. Kembali ke kreatifitas masing-masing.

Namun area bersikap, tidak di ruang yang sama atau jumpa pers atau video confrence dan sebagainya. Mari hirup udara dengan napas dalam, mantap pak Bupati.

Kedua, Mengabaikan Jabatan

Posisi Bupati adalah posisi eksekutif, posisi sangat ekslusif. Bisa begitu.

Ketika dia mengatakan, saya tidak mau, itu bisa saja.

Namun Ilham Azikin melakukan dengan gaya lain. Banjir yang menggenang di dataran, membuatnya turun membuka sedimen kebuntuan penyebab banjir. Agar airnya lewat. Tak menggenang, tak riuh dan tak gaduh.

Bijak bersikap, tidak mendewakan jabatan yang dimiliki. Hembuskan nafas yang tadi dihirup. Pemimpin yang kreatif.

Mengambil poros tengah yang berimbang. Tidak kekiri dan tidak kekanan. Tidak menekan untuk mengangkat yang lain.

Tidak memilih melakukan publikasi video dengan upaya penanganan masalah yang dilakukan.

Dengan posisinya sebagai 01, memiliki kewenangan “memanfaatkan pencitraan”, membentak dan marah terhadap bawahan didepan publik.

Insiden di Gerbang Bantaeng, sebagai tuan rumah dan “pemilik” rumah di Bantaeng, merasa perlu untuk mengambil jalan terbaik.

“Pengguna jalan di Bantaeng” Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Tabe.

Penyemprotan Tidak Pilih Kasih

Semua dipersamakan, tidak ada yang spesialis. Tidak satupun boleh lolos begitu saja. Apalagi dari Kota Makassar dengan status “merah menyala”.

Sebab telah memancarkan secara lokal (transmisi lokal) Covid-19.

Kasus insiden yang terjadi beberapa waktu lalu, dianggap telah selesai pada satu sesi, yakni anggota dewan yang ditantang untuk fight

Ada sesi lain yang perlu di baca secara seksama.

Petugas yang membentak itu statusnya sebagai PNS? Honorer?

Bukan itu substansi yang harus dipertanyakan, sebab PNS atau honorer. Itu serangan negatif, yang juga arogan.

Namun harus dijelaskan alasan “arogansi” petugas ini.

Masalah telah selesai, sebab Bupati telah memohon maaf.

Akar masalahnya dimana? Kenapa sampai harus berteriak itu petugas. Lagi konser atau lagi bertugas.

Kendaraan berwarna hitam yang dikendarai Andi Edy Manaf dan kawan kawan, dari arah Makassar – Jeneponto Menuju Bulukumba.

Jembatan sebagai perbatasan. Entahlah kalau disungai itu ada ikannya.

Beberapa meter kedepan adalah gerbang penyemprotan desinfektan, semua mobil menyalakan weser kiri.

Konsisten saja, weser kiri ya kekiri

Tik tuk, tik tuk, seperti bunyi ketika lampu sein atau weser dinyalakan.

Ada 1 mobil yang tidak berhenti, tidak belok. Mungkin dia salah jalan, atau tidak mengetahui prosedur ini.

Menolak untuk masuk kelokasi rest area. Kondisi mulai hanga disini.

Kalau saya alergi (jika di semprot), siapa yang bertanggung jawab. Benar juga sih pertanyaannya Andi Edy Manaf.

Beritaku.Id penasaran dengan insiden ini, gagal disemprot dengan “body sanitizer” kenapa disemprot dengan kata-kata?

Narasumber Yang Berkesan

Pada senin, 20 April 2020. Seeorang yang wajahnya riang, tersenyum. Dari Beritaku.Id ya, aku sudah baca beritanya, bahasanya menarik dan tidak bikin tegang.

Ah… bikin gemmes saja, memuji. Tidak menyodorkan tangan. Tidak ada jabat tangan. Buka jarak.

Ketika ditanyakan mengenai kronologi kejadian, gadis berwajah manis ini menjelaskan.

Jadi sebenarnya, saya melihat kasus itu. Mobil hitam itu tidak mau berhenti. Petugas memakai soundsystem untuk memanggil.

Kalau wanita berteriak memanggil tanpa sound system, kasihan saja dengan ibu-ibu. Ingat tik tok wanita memanggil “Agus”.

Teman pak dewan turun, “Kalian tidak mengetahui kami siapa?”

Sambil dengan percaya diri pada video. Lelaki tersebut berjalan mengarah ke sumber suara (sound system), untuk meminta yang memegang mic tidak berbicara.

Insiden Di Gerbang Bantaeng, dimulai dari sini. Mobil tidak nyalakan weser kiri. Pelan-pelan pak dewan.

Semua telah terjadi, petugas yang ada dibalik suara sound system, telah ditarik dari tugasnya, reposisi.

Jeda sejenak dan mungkin lebih bagus tinggal dirumah, membaca berita yang harus diluruskan.

Mentan Dapat Semptrot Juga

Ucapan memaki, salah. Gaya komunikasi salah. Tapi soal prosedur penyemprotan disinfektan, untuk semua mobil berlaku bagi semua.

Bukan hanya legislator loh pak. Mr Jokowi juga mengikuti prosedur-prosedur ini, bahkan menjadi contoh yang baik. Menteri Pertanian juga ikut prosedur. SYL kan!

Menyiram antiseptik (bukan disinfektan) ketubuh, benar “masih dalam kajian”, bisa atau tidak. Perlu SOP dan aturan yang lebih terperinci mengenai ini.

Tapi aturan mobil disiram disinfektan, sudah menjadi prosedur tetap di Kabupaten Bantaeng. Cat mobil gak rusak yah?

Dibalik kejadian ini, dan melalui permohonan maaf Bupati, masalah telah selesai. SOP untuk semua kendaraan yang melewati Bantaeng. Semua berlaku. Aku Indonesia! Merdeka.