Kata Transisi : Pegertian, Jenis dan Penerapannya Pada Kalimat

Diposting pada

Kata Transisi dalam sebuah kalimat penting adanya karena sebagai penghubung sekaligus pengatur jeda antar kalimat sehingga terdengar begitu teratur

Oleh: Miftahur Rahmi

Pentingnya Kata Transisi Dalam Sebuah Kalimat

Idealnya sebuah kalimat tentu adalah yang paling tersusun, sistematis, dan mudah memberi pemahaman untuk pembacanya.

Makanya, sebuah kalimat terdiri dari klausa yang memerlukan kata hubung dan menjadi pembeda antar kalimat.

Kata hubung ini memberikan perluasan makna sebuah kalimat atau paragraph hingga menjadi runut dan teratur.

Transisi di dalam kalimat sangai perlu sekali. Sebagai pengatur jeda antar kalimat sehingga pergantian atau pergeseran alur terlihat halus.

Sebenarnya, dalam keseharian kita seringkali membaca, menulis, atau mengucapkan kata sambung ini. Namun, agar lebih runut dan memahami kategorisasinya, mari kita simak pembahasan berikut.

Pengertian Transisi

Transisi di dalam kaidah Bahasa Indonesia merujuk pada kata hubung yang bersifat setara antar kalimat maupun antar paragraf.

Penggunaan kata hubung (konjungsi) transisi dalam sebuah paragraf sangat penting.

Keberadaan kata transisi membentuk satu-kesatuan kalimat yang saling terhubung dan berkelanjutan sehingga menjadi paragraf yang utuh dan memberikan pemahan bagi pembacanya.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), transisi berarti peralihan atau perpindahan suatu keadaan, meliputi tempat dan tindakan. Konjungsi dan transisi di dalam Bahasa Indonesia memiliki makna yang sama, yakni sebagai kata hubung.

Dalam kehidupan sehari-hari, kata hubung merupakan bagian dari cara berkomunikasi yang membangun tutur bahasa, baik secara lisan maupun tulisan.

Berdasarkan Jurnal Pujangga, Konjungsi Bahasa Indonesia: Suatu Tinjauan, kata penghubung ini menyambungkan kata per kata dan bagian-bagian kalimat.

Selain itu, kata dan ungkapan yang berada pada permulaan kalimat juga termasuk ke dalam kata hubung karena fungsinya untuk mengatur cerita atau kalimat baru.

Kata penghubung ini harus memenuhi sifat korelatif, yang berarti konjungsi harus tertulis secara berpasangan dan membangun korelasi antar kalimat.

Terjadinya kesalahan dalam memilih dan menggunakan kata sambung akan menyebabkan pergeseran makna di dalam Bahasa Indonesia. Hal ini menyebabkan sebuah kalimat atau paragraf tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya ingin tersampaikan.

Tata Bahasa Baku Bahasa Indnesia telah mengalami beberapa kali revisi, salah satunya mengenai kata sambung atau konjungsi atau transisi ini.

Misal, pada edisi pertama kata sambung terkenal dengan sebutan konjungtor. Beberapa pakar bahasa dan kesusastraan Indonesia juga menyinggung perihal kata sambung ini.

Badudu (1982) menyebut konjungsi sebagai kata sambung sedangkan Wijowasito (1978) menyebutnya sebagai kata penghubung.

Baca Juga Beritaku: Kalimat Penutup Islami: Pidato, Ceramah, 3 Organisasi Mahasiswa

Jenis Kata Penghubung dalam Kalimat

Konjungsi atau kata hubung transisi berfungsi untuk menghubungkan dua kalimat atau lebih yang berkedudukan setara. Kata hubung transisi ini terbagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:

Kata Transisi Yang Menyatakan Hubungan Pertambahan

Transisi yang menyatakan hubungan pertambahan, berfungsi menghubungkan dua kalimat untuk melengkapi informasi di dalam keduanya.

Kata transisi pertambahan meliputi selain itu, di samping itu, terlebih, berikutnya, akhirnya, demikian pula, pertama, kedua dst, dan lain-lain.

Kata Transisi Yang Menyatakan Hubungan Pertentangan

Kata Transisi
Pentingnya kata transisi untuk menghubungkan kalimat

Kata transisi menyatakan hubungan pertentangan, kalimat berikutnya menyatakan pertentangan terhadap kalimat sebelumnya.

Transisi pertentangan meliputi sedangkan, namun, meskipun, walaupun, tetapi, biarpun, dan lain-lain.

Kata Transisi Yang Menyatakan Hubungan Perbandingan

Kata transisi yang menyatakan hubungan perbandingan, Kalimat berikutnya menyatakan banding kalimat berikutnya terhadap kalimat sebelumnya.

Transisi perbandingan meliputi seumpama, semisalnya, sebagaimana, selayaknya, ibarat, seperti, bagaikan, dan lain-lain.

Kata Transisi Yang Menyatakan Hubungan Tujuan

Kata transisi menyatakan hubungan tujuan, kalimat berikutnya menyatakan tujuan dari tindakan pada kalimat sebelumnya.

Transisi tujuan meliputi agar, supaya, untuk itu, guna, dan lain-lain.

Kata Transisi Yang Menyatakan Hubungan Hasil

Kata transisi menyatakan hubungan hasil atau dampak, kalimat berikutnya menyatakan jalan keluar dari kalimat sebelumnya yang menyatakan sebab. Transisi hasil meliputi oleh sebab itu, oleh karena itu, akibatnya, maka, dan lain-lain.

Kata Transisi Yang Menyatakan Hubungan Waktu

Kata transisi menyatakan hubungan waktu, kalimatnya berikutnya menyatakan hubungan yang terikat waktu dengan kalimat sebelumnya. Transisi waktu meliputi sementara itu, kemudian, beberapa saat kemudian, lalu, dan lain-lain.

Kata Transisi Yang Menyatakan Hubungan Tempat

Kata transisi yang menyatakan hubungan tempat, kalimat berikutnya menyatakan hubungan tempat dengan kalimat sebelumnya. Transisi waktu meliputi di sini, di situ, di samping itu, berdekatan dengan, dan lain-lain.

Kata Transisi Yang Menyatakan Hubungan Intensitas

Kata transisi menyatakan hubungan intensitas, kalimat berikutnya menyatakan kesimpulan dari kalimat sebelumnya. Transisi intensitas meliputi pendek kata, singkatnya, ringkasnya, dengan kata lain, pada dasarnya, dan lain-lain.

Selain itu, ada kata transisi yang masuk kepada pembagian konjungsi secara umum.

Kunjungsi aditif atau gabungan merupakan kata hubung yang berfungsi menghubungkan antar klausa, kalimat, atau paragraf dengan kedudukan setara seperti dan, serta, lagipula, dan lain-lain.

Konjungsi pilihan atau disebut juga konjungsi disjungtif merupakan kata hubung dua kalimat dengan tujuan memberikan pilihan seperti atau, maupun, ataupun, dan lain-lain.

Konjungsi kondisional atau konjungsi syarat merupakan kata hubung yang menjelaskan kalau sesuatu dapat terjadi apabila terpenuhi syarat-syaratnya.

Konjungsinya adalah jika, apabila, kalau, dan lain-lain. Kebalikannya, konjungsi tanpa syarat merupakan kata hubung yang menjelaskan sesuatu dapat terjadi walaupun tanpa syarat yang terpenuhi seperti biarpun, walaupun, meskipun, dan lain-lain.

Konjungsi penjelas merupakan konjungsi yang berfungsi memberikan rincian dari kalimat sebelumnya. Paling sering dijumpai untuk konjungsi ini adalah kata bahwa.

Konjungsi penegas berfungsi untuk memberi penegasan dari kalimat sebelumnya, seperti apalagi, bahkan, yaitu, dan lain-lain.

Konjungsi pembatas merupakan kata hubung yang memberikan batasan terhadap suatu kejadian atau peristiwa yang tertulis di dalam kalimat, seperti kecuali, selain itu, asal, dan lain-lain.

Baca Juga Beritaku: Pendahuluan Pidato Persuasif: 3 Struktur, Ciri, Pendekatan Dan Contoh

Contoh Penulisan Kalimat Transisi

Kata Transisi
Konjungsi dan Transisi

Untuk lebih memahami mengenai konjungsi dan transisi di dalam kalimat, mari kita ulas dengan jelas melalui contoh-contoh berikut.

Konjungsi Pertambahan

  • Raka adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu universitas negeri di Semarang.
    Selain itu, ia juga merupakan karyawan paruh waktu di salah satu coffe shop di dekat kampusnya.
  • Bu Eti telah mengajar di sekolah yayasan ini selama lebih kurang duapuluh tahun.
    Di samping itu, ia juga pernah beberapa kali menjabat sebagai bendahara yayasan.
  • Konjungsi Pertentangan
  • Hari sudah beranjak sore ketika Imas bersiap berangkat ke bandara dan waktu keberangkatan pesawat tinggal setengah jam lagi.
    Tetapi ia tetap tenang.
  • Penghasilan Iyas sebagai pedagang online terbilang lebih dari cukup.
    Namun ia tetap sederhana, tak terpengaruh gaya hidup teman tongkrongannya.

Konjungsi Perbandingan

  • Puri dan Puti adalah saudara kembar identik.
    Bak pinang dibelah dua, wajah keduanya sukar menemukan perbedaannya.
  • Padahal Bude Yati adalah orang yang membesarkan Ibas dahulunya dengan menjadi buruh harian.
    Ibarat kacang lupa kulit, setamatnya dari SMA, tak sekalipun Ibas menampakkan batang hidungnya di hadapan beliau.

Konjungsi Tujuan

  • Setiap hari Ira menghadap dosen pembimbingnya tepat waktu selama dua minggu berturut-turut.
    Supaya ia bisa lulus teap waktu tanpa perlu lagi merepotkan kedua kakaknya.
  • Semenjak resmi menjadi anak kos-kosan, aku selalu menyimpan bahan makanan di dalam kulkan dengan rapi.
    Agar tak lekas membusuk, aku terlebih dahulu mencuci dan mengeringkannya menggunakan kain lap berbahan katun.

Konjungsi Hasil

  • Besok adalah agenda rapat tahuna yang dihadiri oleh para pemegang saham di perusahaan Ayah.
    Oleh karena itu, beliau seminggu ini selalu lembur hingga tengah malam.
  • Semalam hujan deras hingga waktu Subuh menjelang.
    Akibatnya hampir separuh ruas jalan penuh dengan genangan air bercampur dengan sampah-sampah.

Konjungsi Waktu

  • Setelah semua menu makan siang ia keluarkan dari lemari pendingin,
    kemudian ia panaskan di dalam microwave selama sepuluh menit.
  • Uti semenjak bangun tidur sudah merasa kepalanya pusing dan hidungnya seolah mati rasa.
    Segera, ia bergegas mengemasi barang-barang ke dalam tas dan menghubungi dinas kesehatan setempat.

Konjungsi Tempat

  • Salah satu perguruan tinggi di kota Jakarta mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Bogor.
    Di situ, para mahasiswa berbaur dengan masyarakat setempat untuk menyelesaikan beberapa tugas kemasyarakatan.
  • Rumah Eyang berada di kaki bukit. Tempatnya asri dan tumbuh banyak jenis pohon buah-buahan.
    Di sebelah rumah Eyang, ada sepasang petani yang berjualan sayuran organik.

Konjungsi Intensitas

  • Beberapa minggu belakangan ini Riko sudah tak pernah datang ke tempat les Bahasa Mandarinnya.
    Pada dasarnya, Ayah sudah memperingati Ibu kalau sebenarnya Riko tidak ada ketertarikan sama sekali.
  • Demi persiapan tes CPNS tahun ini, Rika mengikuti sejumlah kelas online materi umum, matematika, dan Bahasa Inggris. Selain itu ia juga rutin olahraga untuk melatih fisik setiap pagi dan sore hari.
    Singkatnya, Rika benar-benar berjuang supaya lulus.

Konjungsi Aditif

  • Si sulung sedang fokus mempersiapkan diri untuk ujian profesi dan si bungsu sedang sibuk menyelesaikan skripsi.
  • Kakak tertua Ibu beserta keluarga besar suaminya datang mengunjungi kami di akhir pekan.

Konjungsi Pilihan

  • Pandemi ini benar-benar menjadi urusan luar biasa bagi siapa saja. Mau tetap di rumah atau bekerja di kantor, kedua-duanya memiliki efek negatif.
  • Baik rumah makan Padang di dekat kosan, di seberang kantor, maupun yang paling terkenal di Jakarta Selatan sekalipun, tidak ada yang sesuai seleraku.

Konjungsi Kondisional

  • Sinta tetap bisa naik kelas apabila ia bisa mengumpulkan semua tugas yang tak terselesaikan selama semester ganjil ini.
  • Pelajar di Jabodetabek tetap belajar dari rumah jika menjelang pergantian tahun tidak ada kepastian mengenaik efektifitas vaksin COVID-19.

Konjungsi Tanpa Syarat

  • Keputusan Bintang untuk tetap berangkat kuliah ke luar negeri sudah bulat meskipun ia tak akan bisa berjumpa dengan Ibu selama dua tahun ke depan.
  • Rian memutuskan untuk tetap turun aksi ke dapan gedung DPR biarpun harus menggunakan masker dan faceshield.

Kongjungsi Penjelas

  • Rianti tetap berangkat ke Komnas perlindungan hak-hak perempuan untuk mencari titik terang dari pelecehan yang dialami temannya. Ia berjanji bahwa kali ini ia harus memperjuangkan hak perempuan untuk tetap aman.

Konjungsi Penegas

  • Ia sangat yakin bisa mendapatkan pekerjaan meskipun di tengah pandemi seperti ini bahkan melebihi keyakinannya kepada perkataan Kakak.
  • Hari biasa saja Jakarta macetnya sudah awut-awutanapalagi jika hari hujan selepas jam pulang kantor.

Konjungsi Pembatas

  • Semua karyawan divisi keuangan tak boleh cuti kecuali mereka sudah selesai melakukan audit untuk pembukuan akhir tahun.
  • Siapaun tidak boleh memasuki ruangan yang berada di ujung lorong rumah sakit ini selain petugas kebersihan dan keamanan.

Baca Juga Beritaku: Kata Pembuka Penyuluh, Pengertian, 9 Persiapan Sebelum Presentasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *