Kejujuran
Nilai Kejujuran Bagi Seorang Muslim (Foto: Beritabojonegoro)

Kisah Kejujuran Sahabat Nabi Yang Terpercaya

Diposting pada

Nabi Muhammad memiliki kejujuran dengan sifat Sidiq dan mendapat julukan Al Amin yaitu jujur dan dapat dipercaya. Demikian halnya dengan sahabat-sahabatnya.

Beritaku.id, Kisah Islami – Kejujuran ibarat dua mata pedang. Di satu sisi dapat menolong, di satu sisi dapat membunuh. Namun Allah menganjurkan untuk berperilaku jujur sebagaimana Rasulullah dan para sahabat mencontohkan.

Tika (Penulis Kisah Islami)

Kisah Kejujuran Kaab Bin Malik

Kisah orang jujur dan pendusta telah ada sejak jaman Rasululah. Begitu banyak orang yang berperilaku munafik namun tidak sedikit pula yang masih memegang teguh kejujuran.

Salah satunya adalah sahabat nabi Kaab Bin Malik dan Abu Bakar Ash Sidiq.

Kaab bin Malik merupakan salah satu sahabat nabi yang memiliki kemampuan berupa kepandaian dalam berjudir dan bersyair.

Syair-syair beliau banyak yang bertema peperangan. Dari kemampuannya ini ia kemudian mendapatkan posisi khusus di sisi Nabi Muhammad selain Hassan Bin Tsabit dan Abdullah Bin rawahah.

Kaab bin Malik berasal dari suku Khazraj dan termasuk kalangan Anshor. Nama lengkapnya adalah Amr bin Saad bin sawaad bin ka’ab bin Salamah. Panggilannya pada masa jahiliyah adalah Abu Basyir.

Baca juga beritaku: Bohong Yang Disuka Allah, Benar dan Salah Dalam Perkara Dunia

Penyerangan Ke Romawi

Kisah kejujuran beliau berawal pada saat Nabi Muhammad usai mengambil keputusan untuk menyerang Romawi.

Kaum muslimin pun melakukan persiapan dan menginfakkan harta yang mereka miliki.

Amanah Dalam Islam
Menjaga Amanah Dan Kejujuran AdalaHh Sifat Sahabat (Foto: Freedomsiana)

Namun ka’ab bin Malik tidak ikut dalam perang padahal Ia tidak memiliki uzur saat itu.

Beliau tidak sedang dalam keadaan sakit dan usianya juga belum tua. Ia juga bukan golongan orang-orang munafik.

Namun karena faktor kelalaiannya ia tidak ikut dalam Perang Tabuk. Kemudian saat Nabi Muhammad pulang bersama pasukan kaum muslimin ke Madinah, Kaab menghampiri Rasulullah.

Namun ia tidak membuat buat alasan demi menyelamatkan dirinya. Ia menyampaikan apa yang terjadi tentang alasan ia tidak ikut Perang Tabuk. Ia mengetahui Allah Maha Mengetahui.

Rasulullah melarang sahabat yang lain untuk berbicara dengan Kaab bin Malik. Rasulullah telah memerintahkan Kaab bin Malik untuk menunggu kabar berita sesuai dengan wahyu Allah.

Kemudian ia menjadi terasing sementara dari para sahabat lain dan kaum muslimin di kota Madinah.

Hal itu berlangsung selama 40 hari. Pada suatu hari selepas salat subuh Rasulullah menyampaikan bahwa Allah telah menerima taubat dari Ka’ab bin Malik dan juga dua sahabat lain yang tidak ikut dalam Perang Tabuk.

Dan dari situ bin Malik menjadi semakin kuat iman dan semakin kuat kejujurannya.

Dia pun berkata demi Allah, Allah tidak pernah memberikan nikmat kepada ku setelah ia memberikan petunjuk Islam padaku.

Yang mana lebih lebih besar dalam diriku daripada kejujuran kepada Rasulullah. Jika saja aku berbohong bisa jadi aku menjadi binasa.

Dari hal itu kemudian banyak umat muslim menyadari jika kejujuran merupakan hal yang sangat dicintai Allah. Orang-orang yang jujur akan mendapatkan ampunan yang luas dari Allah.

Baca juga beritaku: Kepribadian Rasul Dalam Islam, Pengertian, Daftar Urutan Lengkap

Cerita Jujurnya Abu Bakar as Shiddiq

Nabi Muhammad mendapatkan julukan Al Amin yang artinya dapat dipercaya.

Tidak hanya Rasulullah yang mendapatkan gelar seperti itu namun sahabatnya Abu Bakar as-siddiq juga mendapatkannya.

Kejujuran Abu Bakar sudah teruji semenjak awal ia masuk Islam di tengah-tengah kaum Quraisy yang mengingkari ajaran nabi.

Kaum tersebut bahkan menghina nabi dengan peristiwa Isra dan Mi’raj. Abu Bakar adalah orang pertama yang meyakini kebenaran itu.

Ia dengan berani menantang kaum kafir jika memang ada peristiwa yang lebih hebat dari Isra Mi’raj.

Sifat jujur dari Abu Bakar ini juga terwujud melalui tindakan nyata. Tidak pernah melakukan apa yang telah menjadi janji Allah dan rasulnya.

Ia adalah seorang yang Hanif yaitu cenderung pada kebenaran. Ia tidak segan-segan menyerahkan kepada nabi seluruh harta bendanya demi memperjuangkan kejayaan Islam.

Abu Bakar tidak pernah minum minuman keras, tidak pernah berjudi, dan berzina.

Ia pun juga merupakan orang yang rajin bekerja dan sangat ulet serta pantang menyerah.

Abu Bakar menjadi orang yang kaya dan terhormat. Dengan berdagang ia melayani orang-orang lemah dengan lemah lembut, murah senyum dan ramah.

Dia tidak pernah meminta balasan atas apa yang telah ia perjuangkan.

Pendukung Dakwah Nabi

Abu Bakar adalah orang yang sangat mendukung dakwah Nabi Muhammad. Ia juga tidak pernah takut menderita setelah memberikan semua hartanya di jalan Allah.

Lantaran kejujurannya, Abu Bakar mendapatkan julukan sebagai As Siddiq Bahkan ia langsung mendapat jaminan masuk surge.

Ada lagi seorang sahabat nabi yang merupakan orang yang jujur ya itu Qais Ibn Harsyah.

Ia satu-satunya orang yang mampu mengkritik penguasa di negerinya yang selalu bertindak sewenang-wenang yaitu Ziyad dan putranya.

Suatu ketika karena ketegasan dan kejujurannya Rasulullah mengatakan bahwa Qais akan menjadi orang yang sulit binasa di tangan manusia.

Kemudian Ziyad memanggilnya dan bertanya apakah Qais adalah orang yang ingkar pada Allah? Dengan tegas ia mengatakan bahwa orang-orang pada pemerintahan Ziyadlah yang ingkar pada Allah.

Ziyad pun memerintahkan pasukannya untuk membinasakan Qais yang terkenal dengan julukan tidak dapat binasa.

Qais berkata bahwa ia meyakini janji Allah. Seketika saat pasukan Ziyad akan memenggal kepa Qais, ia terjatuh dan meninggal saat itu. 

Baca juga beritaku: 5 Kisah Teladan Sahabat Rasulullah Singkat

Hadist Keutamaan Kejujuran

Dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah bersabda, Hendaklah kamu jujur karena itu akan menuntunmu pada kebenaran dan kebenaran membawamu ke surge.

Senantiasa berlaku jujur sehingga akan tercatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hindarilah dusta karena itu menuntunmu pada kejahatan dan kejahatan membawamu ke neraka.

Seseorang yang selalu berlaku dusta dan selalu dusta maka ia tercatat di sisi Allah sebagai pendusta.

Nilai Kejujuran
Nilai Kejujuran Dalam Hidup (Foto: MMC)

Kedua penjual dan pembeli memiliki hal untuk memilih selama keduanya belum berpisah.

Ketika keduanya saling jujur maka akan terdapat keberkahan di dalam transaksi jual beli itu. Jika keduanya saling mneutup-nutupi maka hilanglah keberkahan di dalamnya.

Dalam unsur jual beli, kejujuran menjadi sangat penting untuk mendapatkan keberkahan dan kehalalan.

Dengan tidak mengurangi timbangan, tidak berbuat riba, menjual yang halal dan baik, dan lainnya. mendapatkan keuntungan yang sedikit itu tidak apa-apa asalkan memperoleh berkah.

Hadist Lain mengenai Jujur

Hadist lain mengenai sifat jujur adalah

Tanda orang munafik ada tiga. Jika berkata ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika dipercaya maka ia berkhianat. ( Hadist Riwayat Bukhari Muslim dan Abu Hurairah).

Rasulullah pernah berjalan dan melewati setumpuk makanan. Beliau memasukkan tangannya ke dalam makanan itu dan menyentuh sesuatu yang basah.

Beliau bertanya, “Apa ini wahai pemilik makanan?” dam pemilik tersebut menjawab jika makanan itu terkena air hujan. Lalu Nabi bertanya alasan pemilik makanan tidak meletakkannya di bagian makanan agar manusia dapat melihatnya? Barangsiapa menipu maka ia bukanlah golongan kami. (Hadist Riwayat Muslim).

Bahkan Rasulullah menegaskan bahwa berkata jujur namun pahit itu lebih baik daripada berkata-kata manis namun penuh kebohongan.

Abu Muhammad Al Hasan Bin Ali berkata bahwa ia menghafal hadist dari Rasulullah. Hadist tersebut mengatakan bahwa sebaiknya sebaiknya meninggalkan apa yang membuat diri ragu dan beralih pada apapun yang tidak membuat ragu.

Karena sesungguhnya jujur itu merupakan dan kedustaan merupakan kebimbangan.

Dalam Islam, memang sebaiknya kita meninggalkan keragu-raguan karena itu berasal dari syetan.

Syetan berusaha menghasut pendirian kita dengan membuat rasa cemas dan gelisah. Oleh sebab itu ketika bimbang sebaiknya melakukan sholat Istikharah dan meminta petunjuk kepada Allah.

Buah Prilaku Ketidak Jujuran

Orang-orang yang tidak berperilaku jujur tentu akan mendapatkan ganjaran. Selain berupa sansi agama, mereka juga akan mendapatkan sanksi sosial.

Allah tidak akan melimpahkan ampunannya kepada hamba-hamba  yang berdusta.

Orang yang tidak jujur maka sudah pasti termasuk dalam golongan orang-orang munafik.

Pentingnya Jujur
Prilaku Jujur Dalam Lingkungan Kerja (Foto: Urbanhire)

Orang-orang golongan tersebut akan menempati neraka. Tidak hanya hukuman di akhirat, bagi orang-orang yang tidak jujur, mereka juga tidak akan mendapatkan ketennagan hati.

Hati yang gelisah manakala khawatir ketika kebohongannya terungkap merupakan efek dari ketidakjujuran.

Masih banyak lagi dampak dari tidak jujur yaitu tidak akan memiliki teman karena tidak ada yang mempercayainya.

Kebohongan Dan Efeknya

Awalnya mungkin seseorang akan percaya dengan kebohongan. Lama kelamaan sudah tentu akan menjadi malas untuk berteman dengan si pendusta.

Itulah yang menyebabkan seseorang yang selalu berbohong akan terasingkan dan tidak memiliki teman. 

Ketika sanksi agama, sanksi moral, dan sanksi sosial bergabung sebagai akibat dari bertindak tidak jujur, maka akan sulit mengembalikan kepercayaan setiap orang. Allah tentu akan mengampuni dengan bertaubat, namun lingkungan apakah akan memaafkan dengan mudah?

Bahkan akan sulit untuk berikhtiar mencari rejeki. Para pembeli ataupun pemimpin perusahaan menjadi jera untuk membeli di tempat pendusta atau mempekerjakan seorang pendusta.

Allah menjamin jika orang-orang yang tidak jujur tidak akan memperoleh kesempatan untuk dekat dengan Nabi dan Rasul serta orang-orang yang mendapatkan nikmat Allah.

Dengan demikian, para pendusta tentu tidak akan memperoleh teman yang baik. Mereka cenderung memiliki teman yang serupa.

Kriteria Teman Yang Baik

Sungguh jelas dalam Al Qur’an surat Annisa menjelaskan bahwa sebaik-baik teman adalah orang-orang yang mendapatkan nikmat Allah. Tentu akan sangat baik apalabila kita dapat bersanding dan memiliki derajat yang sama dengan orang-orang mulia.

Masih banyak lagi buah dari ketidakjujuran. Namun satu yang tidak boleh lupa bahwa sesungguhnya pembalasan di akhirat merupakan yang terberat. Sanksi-sanksi di dunia belumlah seberapa. Pengasingan mungkin tidak akan selamanya seperti halnya sahabat Rasulullah yang tidak ikut dalam perang Tabuk.

Mencari teman baik
Pergaulan dan Kejujuran (Foto: Beritalima)

Ia telah melakukan sifat jujur namun masih tetap memperoleh pengasingan. Lantas bagaimana dengan manusia-manusia lain yang memang jelas-jelas berbohong? Contohnya saat melakukan janji-janji ketika kampanye dan tidak terealisasikan.

Hal ini sesuai dengan sebuah syair yang menyatakan bahwa hendaknya tidak mudah membuat janji ketika senang. Serta tidak mudah berjanji ketika marah. Sungguh itu membuatmu binasa. Jadi sebaiknya kaum muslimin harus memiliki hati yang tenang sehingga jiwa menjadi terarah. Ketahuilah bahwa syetan sangat senang bergelayut pada hati yang penuh emosi.

Wallahu a’lam bisshawab.

Demikian artikel mengenai kejujuran sahabat-sahabat nabi. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah-kisah tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita semua tergolong dalam umat Allah yang mulia dan dekat dengan orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *