Menjadi seorang Pembicara yang Memukau, tidak sesulit yang kita bayangkan, sebab semua yang lihai dan memukau berasal dari belajar dasar.
Beritaku.Id, Organisasi dan Komunikasi, Dalam hal tampil pada orang banyak atau publik. Ada pembicara yang sangat menarik perhatian, ada pula yang menghindari untuk tampil karena tidak ingin kecewa sebab penampilannya yang kurang memuaskan.
Selanjutnya, banyak pembicara-pembicara Nasional maupun internasional yang sering kita saksikan, dengan susunan bahasa yang baik, gestur serta intonasi yang sangat menarik. Memanjakan dan mengunci penonton.
Maksudnya mengunci penonton adalah, mata dan pendengaran serta fokusnya kepada pembicara tersebut.
Bahkan tidak sedikit yang ikut terbawa arus sedih maupun marah. Sebab Pidato persuasif yang tersampaikan oleh pembicara tersebut mampu menciptakan gelombang hingga membawa arus jiwa penonton.
Hanya seorang yang berpidato memukau yang mampu menciptakan gelombang dan arus kuat kepada para penontonnya, Nah bagaimana cara agar dapat menjadi pembicara yang menarik?
Maka artikel ini akan menjawab tentang bagaimana cara untuk tampil mengunci penonton agar menyimak seluruh isi pidato.
Syarat Pembicara Yang Memukau
Tampil untuk menarik serta memukau penonton membutuhkan beberapa syarat. Dan hal inilah yang menjadi rahasia daripada para pembicara-pembicara handal dan orator.
Baca beritaku: Pidato Persuasif: 3 Tipe, Unsur, Tujuan Dan Contoh Singkat
Dalam hal menjadi seorang yang memukau maka seseorang haru memenuhi syarat sebagai berikut:
Percaya Diri
Rasa Percaya diri atau kepercayadirian merupakan sebuah syarat yang paling dasar dalam memberikan penampilan terbaik pada publik. Percaya diri ini bersumber dari kemampuan atau kredibilitas seorang pembicara.
Percaya diri sangat mempengaruhi gestur, mimik serta intonasi dan kemampuan mengendalikan para penonton. Semua bermula dari sini.
Pada mereka yang baru sekali tampil, maka krisis percaya diri akan menyebabkan mereka untuk tidak bisa mengendalikan intonasi oleh karena nafas tak beraturan. Detak jantung yang mengalami peningkatan (Takhicardi). Ini kita sebut reaksi kecemasan, ketakutan dan keraguan.
Takut dan ragu pada dirinya, sehingga membuat fokusnya menjadi hilang. Maka efek berikutnya adalah penampilan menjadi kacau.
Tenanglah!
Atur Nafas! Tarik nafas dalam, dan lepas perlahan, hal itu untuk mengalirkan energi berlebihan pada organ-organ tubuh sebagai reaksi cemas.
Tubuh kita memiliki kemampuan adaptasi yang sangat luar biasa.
Kecemasan misalnya, akan membuat tubuh langsung bereaksi siap siaga, sehingga terdapat banyak energi dalam organ tersebut, akibatnya tubuh menjadi tremor (gemetar).
Sementara percaya diri adalah kemampuan mengatur dan adaptasi tubuh saat tampil pada muka publik. Seirama, sebab tampil berbicara juga memiliki seni untuk tampil. Namun pijakan utamanya adalah percaya diri.
Pernah jatuh hati kepada seseorang?
Awal malu mengungkapkan, sangat malu, bahkan detak jantung kamu yang awalnya normal, tiba-tiba berdetak kencang.
Kita memiliki beberapa pilihan mengenai kasus tersebut, yakni:
1. Menghindari dengan cara menjauh,
2. Diam dan tak berkata apapun,
3. Mencoba “bermodus” tersenyum atau menyapanya.
Tersenyum dan menyapa adalah sebuah upaya adaptasi, menaklukkan kecemasan serta mengendalikan detak jantung.
Nah, begitulah cara untuk melakukan adaptasi terhadap kecemasan, pembicaraan berlanjut, dan ternyata seseorang yang membuatmu jatuh hati. Juga jatuh hati kepadamu. Apa yang terjadi? Sinergi antara hatimu dan hatinya bukan?
Begitulah percaya diri kita bangun, atau kita abaikan. Sebab dengan tidak melakukan adaptasi maka percaya diri kita basmi, sementara dengan melakukan penyesuaian diri maka percaya diri kita pupuk, untuk tumbuh dan bersemai.
Melatih Percaya Diri
Jika hendak menjadi percaya diri maka Jawabannya adalah perbanyak latihan, sendiri di depan cermin. Semua bersumber dari seberapa banyak seseorang melakukan latihan.
Semakin sering berlatih, maka semakin mempercepat seseorang melakukan adaptasi terhadap penonton.
Mengingat kembali, ketika pertama kali jatuh hati kepada seseorang dan bagaimana cara melakukan adaptasi?
Dan bagaimana jika bertemu dengan orang lain yang juga membuat kita jatuh hati.
Artinya keseringan melakukan adaptasi maka semakin tinggi rasa percaya diri. Sebab telah mengenal bagaimana cara berkenalan, serta bagaimana cara untuk memulai pembicara.
Kecemasan harus kita taklukkan untuk menjadi percaya diri, menghindar tidak memberikan solusi yang baik.
Maka caranya adalah lawan kecemasan tersebut, itu hanya terjadi pada penampilan pertama saja. Dan seiring waktu akan mengalami penurunan ketika sering tampil.
Menguasai Materi Dan Penonton
Menguasai materi serta menguasai penonton saat berpidato, adalah memiliki pendekatan yang berbeda.
Setelah menguasai diri sebagaimana kita sebutkan sebelumnya, maka langkah berikut adalah menguasai Materi yang hendak kita sampaikan.
Sebagaimana bentuk Pidato Impromptu, Ekstemporan, Manuskrip dan Memoriter, maka keempatnya mensyaratkan menguasai materi ataupun konten pidato. (Baca lengkap: Pidato Singkat, 4 Jenis.
Menguasai Materi maksudnya adalah sebuah penyesuaian antara topik pidato dengan tema kegiatan. Contohnya Ketika Tema Kegiatannya adalah tentang perayaan Kemerdekaan, maka topik pidatonya seputar perjuangan atau nilai-nilai kepahlawanan. Maupun sikap dan kepribadian seorang pahlawan.
Sehingga galian dalam hal isi pidato tetap menjabarkan daripada topik pidato tersebut. Maka seorang pembicara haruslah menunjukkan kemampuan menguasai pidato tersebut.
Latihan dan Persiapan yang matang.
Sebab tanpa latihan dan persiapan yang matang akan menyebabkan beberapa masalah, yakni: terlalu panjang penjelasan namun tidak menguasai substansi.
Efektif Efisien, itu tepat dan hemat waktu. Namun yang memukau adalah yang mengerti jiwa para pendengar.
Selanjutnya kita masuk menguasai penonton. Ini butuh Ilmu khusus, yakni ilmu psikologi penonton. Seorang pembicara harus mampu memahami Psikologi dan jiwa penonton dengan menatap wajah mereka dan gestur tubuhnya.
Pembicara yang memukau akan mengetahui bagaimana memberikan intonasi yang baik untuk menciptakan gairah penonton.
Pembicara yang hebat akan mampu menemukan menu untuk membuat para penonton ikut terjun dalam isi pidato persuasif yang tersampaikan.
Memiliki Selera Humor
Penonton tertawa atau tersenyum, karena selera humor yang baik dari seorang pembicara. Pada dasarnya humor adalah refresh penonton.
Maksudnya refresh adalah jeda dari ketegangan untuk menanam konten pidato yang penting. Untuk melangkah ke konten pidato lainnya. Sehingga refresh dalam bentuk selera humor ini kita butuhkan untuk kembali menguasai dan mengunci daripada para penonton.
Hanya saja, seorang pembicara, penceramah dan Pembawa Pidato (Kecuali Stad Up Comedi), harus mengatur persentase daripada humor tersebut. Sebab tidak boleh humor lebih banyak daripada konten pidato. Kita ingat kembali, bahwa humor adalah Refresh.
Tata Cara Tampil Memukau Penonton
Setelah memenuhi syarat tersebut sebelumnya, maka selanjutnya akan masuk pada bagaimana tata cara agar penampilan lebih memukau hati para penonton. Adapun tata caranya sebagai berikut:
Pakaian Yang Sesuai Karakter
Pakaian merupakan potret awal seorang pembicara yang memberikan gambaran diri seorang penceramah ataupun pejabat publik.
Maka pakaian yang mereka pakai sebagai salah satu ciri khas penting buat mereka, misalnya seorang yang senang memakai Jeans, batik dan sebagainya.
Namun juga harus melakukan penyesuaian pakaian dengan tema sebuah pertemuan. Sehingga pakaian tersebut selaras dengan acara yang berlangsung.
Misalnya sebuah acara yang mengharuskan seseorang memakai batik, maka seharusnya pembicara memakai batik.
Memasuki Ruangan Tepat Waktu
Memasuki ruangan tepat waktu maksudnya adalah hadir tidak terlambat dan tidak terlalu cepat.
Terlalu cepat masuk ruangan, kemungkinan masih banyak peserta yang belum hadir. Sementara jika terlambat adalah membuat peserta menunggu lama.
Masuk dalam ruangan yang tepat adalah peserta mayoritas telah datang pada lokasi.
Jangan lupa tersenyum ketika melangkah masuk kedalam ruangan. Sebab dengan begitu, kita telah melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitar (penonton).
Menuju Mimbar Dengan Percaya Diri
Perhatikan gaya Jokowi ketika sebuah kegiatan kampanye Presiden, berlari menuju ke panggung acara.
Hal itu merupakan preposisi sebelum tampil di depan publik untuk membawakan orasi kampanye.
Ini menunjukkan siap tampil dan siap untuk memberikan pidato dengan penampilan memukau penonton sebagai pembicara handal.
Itu salah satu cara untuk menciptakan pusat perhatian, pada intinya ketika pertama kali ke panggung maka, tarik mata pendengar untuk tetap fokus menatap dan menyaksikan. Dengan gerakan-geraan yang “unik”.
Menyapa Undangan Sesuai Proporsi
Undangan yang hadir atau terwakilkan harus tersapa. Yang khusus atau yang umum.
Yang khusus maksudnya adalah menyebutkan, seperti:
Yth, Bapak Bupati,
Yang kami hormati Bapak Kapolres
Sementara yang umum adalah ketika yang hadir banyak Camat, maka penghormatan umumnya adalah “Para Camat yang sempat hadir pada kesempatan ini”.
Artinya tidak menyebutkan secara khusus satu persatu camat yang hadir.
Dan yang paling penting adalah menyapa dan memberikan “pujian” kepada para undangan atau peserta yang hadir.
Contoh pujian sederhana saat pidato adalah “Sebagai suatu kehormatan buat kami telah bersama dengan bapak ibu, kami bisa tampil pada tempat ini”.
Rumus sederhananya adalah, banyak orang suka dengan pujian. Namun jangan berlebihan dalam memberikan pujian tersebut.
Sesekali menyebut kemampuan-kemampuan atau keahlian daripada tokoh yang hadir dalam ruangan, dengan memberikan pujian sederhana. Semua bertujuan untuk merebut hati para penonton.
Demikian artikel tentang cara menjadi pembicara dengan penampilan yang menarik pendengar dan mampu mempengaruhi orang lain.