Olahraga sepeda semakin digandrungi masyarakat. Selain bermanfaat untuk menjaga kebugaran, bersepeda juga bisa membantu menghindarkan berbagai penyakit. Di tengah kondisi udara yang semakin buruk, merawat tubuh bisa dilakukan dengan cara bersepeda menggunakan sepeda statis. Apa saja manfaat dan efek sampingnya?
Beritaku.id, Berita Lifestyle – Olahraga sepeda atau bersepeda adalah opsi olahraga low-impact yang mudah untuk dilakukan dan minim risiko cedera. Dokter spesialis Rehabilitasi Medik umumnya menyarankan jenis olahraga ini pada orang yang baru mulai berolahraga, mengalami obesitas, atau rentan mengalami cedera.
Oleh: Riska Putri(Penulis Berita Lifestyle)
Tak heran, masyarakat modern belakangan ini mulai menggandrungi olahraga sepeda. Selain memiliki beragam manfaat kesehatan, bersepeda juga memiliki efek relaksasi dan therapeutic yang penting bagi kaum urban metropolitan.
Namun, olahraga sepeda tak serta merta bisa di lakukan oleh semua orang. Selain membutuhkan sense keseimbangan tubuh yang baik, bersepeda di luar ruangan ternyata membutuhkan keadaan sendi yang sehat, untuk bisa mengayuh sepeda di berbagai medan atau jalur.
Pengertian Olahraga Sepeda Statis
Bagi mereka yang memiliki masalah sendi atau tengah hamil namun ingin bersepeda, solusi yang aman adalah mengganti sepeda konvensional dengan sepeda statis. Bersepeda statis artinya berolahraga menggunakan alat menyerupai sepeda yang tidak memiliki roda penggerak.
Karena melakukan gerakan mengayuh di tempat, para ahli fisiologi dan dokter Rehabilitasi Medik menyatakan bahwa olahraga ini tidak membahayakan sendi. Bersepeda statis bisa dilakukan dimana saja, baik di rumah maupun di tempat kebugaran. Sebab itu, kita bisa sekaligus terhindar dari polusi atau pencemaran udara yang berasal dari pembakaran mesin kendaraan atau industri.
Sejarah Olahraga Sepeda Statis
Seorang pembalap sepeda asal Afrika Selatan, Johnny Goldberg, pertama kali mulai mengembangkan prototipe sepeda statis pada pertengahan tahun 1980-an. Ceritanya bisa dibilang cukup unik. Jika alat olahraga modern lainnya di kembangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar akan alat olahraga berteknologi, Johnny mengembangkan sepeda statis setelah ia di tabrak mobil ketika berlatih di malam hari.
Pada mulanya, ia mengembangkan sepeda statis agar para pembalap sepeda bisa berlatih dengan aman dan nyaman sepanjang tahun, terlepas dari waktu dan kondisi cuaca. Pengembangan tersebut berlangsung cukup lama, hingga akhirnya pada tahun 1989 ia memperkenalkan alat tersebut pada pembukaan “The Johnny G Spinning Center” di Santa Monica, California, Amerika Serikat.
Pada tahun 1994, olahraga sepeda statis terkenal dengan nama “Spinning” menjadi tenar di seluruh pelosok Amerika Serikat. Ketenaran tersebut berkat majalah “Rolling Stone” yang meliput aktivitas Spinning di pusat kebugaran milik Johnny Goldberg, dan memberi tajuk “Hot Exercise You Need to Try”.
Saat ini, Mad Dogg Athletics, Inc. yang pernah bekerja sama dengan Johnny Goldberg di awal pengembangan sepeda statis memegang paten untuk istilah “Spin”, “Spinner”, “Spinning”, “Spin Fitness”, “SPINPower”, dan logo “Spinning”.
Cara Merawat Sepeda Statis
Untuk rumah tangga modern, terutama di perkotaan, keberadaan alat olahraga di rumah bagaikan perabotan yang harus ada. Salah satu alasannya adalah untuk mendukung gaya hidup sehat, serta kepraktisan dan kenyamanan dalam berolahraga.
Alat-alat kesehatan seperti sepeda statis memang terbukti ampuh memberikan hasil maksimal dalam hal menjaga kebugaran tubuh sekaligus menjaga bentuk tubuh. Namun, penting menjadi catatan bahwasanya sepeda statis merupakan alat olahraga yang punya pelengkap berupa alat elektronik bertenaga listrik.
Alhasil, sepeda statis yang kita miliki di rumah membutuhkan perawatan khusus untuk menjaga kondisinya agar tetap prima dan dapat digunakan dalam waktu yang panjang. Apalagi harga satu unit sepeda statis ini pun terbilang cukup mahal.
Mengutip perkataan Isac Ardi Silalahi, seorang Brand Manager salah satu tempat kebugaran di Jakarta, berikut ini 3 tips merawat alat olahraga rumahan:
Merawat Sepeda Statis
Jangan Menempatkan Alat Olahraga di Luar Rumah
Meskipun alat olahraga yang Anda miliki dilengkapi dengan baterai, sebaiknya menghindari menempatkannya di luar rumah. Perubahan cuaca dan panas matahari langsung bisa merusak alat olahraga tersebut. Tidak hanya itu, tetapi panas berlebihan juga berbahaya untuk baterai dan bisa memicu terjadinya ledakan.
Jangan Lupa Untuk Membersihkan Sisa Keringat
Sisa-sisa keringat yang menetes ke alat olahraga, dapat menyebabkan kerusakan berbagai komponen alat tersebut. Ketika terkena bagian logam, keringat yang di biarkan lambat laun akan merusak (mengkorosi) bagian-bagian tersebut.
Keringat yang masuk ke sela-sela alat juga bisa mengalir ke bagian yang terhubung dengan panel listrik, menyebakan korsleting pada komponen kelistrikannya. Selain itu, keringat yang tidak di bersihkan juga bisa membuat alat olahraga jamuran, dan menyebarkan bakteri yang menjadi sumber penyakit.
Jangan Menggunakan Alat Olahraga Secara Berlebihan
Bukan hanya tubuh yang perlu beristirahat setelah berolahraga, alat olahraga pun membutuhkan perlakuan yang sama. Optimalnya, perlu “mengistirahatkan” alat olahraga selama 15-30 menit setelah satu sesi latihan selama 1 atau 2 jam.
Penggunaan yang berlebihan berisiko merusak elemen kelistrikan pada alat, serta menyebabkan keausan lebih cepat pada bagian-bagian alat lainnya.
Baca Juga Beritaku: Peringati Harganas XXVI, Iqbal Bersepeda Santai Bersama Warga Makassar
Cara Menjaga Kebugaran Tubuh dengan Olahraga Spinning
Salah satu miskonsepsi mengenai olahraga sepeda statis adalah mampu menjaga postur tubuh tetap ideal. Seperti telah disebutkan sebelumnya, olahraga sepeda listrik termasuk olahraga kardio. Artinya, bersepeda listrik merupakan menu pemanasan sebelum melakukan rangkaian olahraga lainnya.
Selain itu, bersepeda listrik selama 10-15 menit setelah berolahraga pun bisa menjadi sarana pendinginan tubuh. Manfaat paling utama dari berolahraga dengan sepeda statis adalah menjaga tubuh agar tetap bugar dan sehat.
Ketika ingin memulai, tentukan target durasi awal yang tidak terlalu berat atau membebani baik secara fisik maupun mental. Mulailah dari durasi selama 10 menit per hari, yang secara bertahap meningkat baik secara durasi dan intensitasnya.
Tentukan juga jadwal latihan harian agar bisa lebih disiplin dalam berolahraga. Jadwal tersebut juga berguna untuk memisahkan hari-hari tertentu untuk latihan kecepatan, kekuatan, dan juga pemulihan. Jika melakukan olahraga sendirian, sebaiknya tidak berolahraga sambil menonton televisi karena tayangan televisi bisa menjadi distraksi.
Sebaiknya memutar musik sebagai teman berolahraga, ataupun menonton aktivitas olahraga serupa menggunakan layanan video streaming YouTube agar lebih termotivasi. Pastikan juga untuk mengenakan pakaian olahraga yang nyaman dan mampu menyerap keringat dengan baik.
Manfaat Olahraga Sepeda Statis
Beberapa manfaat kesehatan dari olahraga sepeda statis adalah:
Membakar Kalori dan Lemak
Bersepeda statis termasuk dalam jenis olahraga kardio. Karena itu, salah satu manfaat utamanya adalah membakar kalori dan lemak tubuh, serta meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh.
Membantu Tubuh Menggunakan Glukosa Secara Efektif
Sama dengan olahraga sepeda konvensional, bersepeda statis membuat otot-otot tubuh menggunakan cadangan glukosa secara efektif. Alhasil, kadar gula darah dalam tubuh dapat terjaga sehingga tetap optimal. Namun, bagi penderita penyakit diabetes sebaiknya memeriksakan diri terlebih dahulu ke dokter sebelum mulai bersepeda statis secara rutin.
Membantu Menjaga Kestabilan Kadar Kolesterol Tubuh
Selain membakar kalori dan lemak, bersepeda statis secara rutin dapat membantu menjaga stabilitas kandungan kolesterol dalam tubuh. Terjaganya kadar kolesterol jahat pada kadar rendah dan kolesterol baik tetap tinggi, selain membuat tubuh tetap sehat, juga membantu mengurangi risiko penyakit jantung.
Menghindari Risiko Gangguan Sendi
Karena tanpa perpindahan tempat, gerakan mengayuh sepeda statis bisa lebih stabil sehingga tidak memberi beban berlebih pada sendi. Hal ini berbeda dengan olahraga kardio lain seperti aerobik, yang melibatkan gerakan melompat dan gerakan lain yang berisiko membahayakan sendi.
Baca Juga Beritaku: Sejarah Olahraga Sepeda: Cabang dan 10 Atlet Legenda Dunia
Menurunkan Risiko Diabetes
Olahraga sepeda statis sejatinya mengedepankan daya tahan tubuh yang memberikan keuntungan bagi penderita diabetes. Selain membuat otot menggunakan glukosa yang berfungsi mengurangi tingkat gula darah, bersepeda statis juga membantu merangsang produksi dan efektivitas hormon insulin.
Insulin sendiri merupakan sejenis hormon yang diproduksi tubuh dan berperan mengatur tingkat gula dalam darah.
Membuat Jantung Lebih Sehat
Salah satu faktor penyebab kedua gangguan kesehatan tersebut adalah sirkulasi darah yang kurang baik. Dengan rutin berolahraga sepeda statis selama 30-45 menit sehari, dapat membantu mengurangi risiko terkena serangan jantung dan stroke karena sirkulasi darah di arteri menjadi lebih lancar.
Memperkuat Otot
Tidak hanya untuk otot kaki, olahraga sepeda statis juga berguna untuk memperkuat otot tangan, perut, dan punggung. Saat bersepeda, bagian bawah tubuh (kaki) memang akan lebih banyak bekerja.
Namun, bagian punggung juga bekerja cukup keras untuk mempertahankan posisi atau postur tubuh saat bersepeda. Kemudian, otot tangan pun bekerja membantu mempertahankan postur dan keseimbangan. Ketika beban atau instensitas bersepeda meningkat, otot-otot tersebut akan bekerja lebih keras, sehingga otot menjadi lebih kuat dan terlatih.
Mencegah Alzheimer dan Parkinson
Penyakit Alzheimer dan Parkinson di sebabkan oleh kerusakan pada area tertentu di otak. Karena itulah, berolahraga bagi kelompok usia 65 tahun ke atas penting untuk mencegah terjangkit kedua penyakit tersebut. Banyak studi yang membuktikan bahwa aktivitas fisik seperti bersepeda dapat menstimulasi beberapa area tertentu pada otak, yang secara tidak langsung mengurangi risiko terkena penyakit Alzheimer dan Parkinson.
Meningkatkan Mood
Ketika bersepeda dengan sepeda statis, tubuh akan memproduksi hormon bernama endorfin dan serotonin. Keduanya seringkali disebut sebagai “hormon bahagia”, sebab dapat mengurangi tingkat stress sekaligus meningkatkan mood.
Bahkan, kegiatan bersepeda merupakan aktivitas fisik yang bisa menjadi obat anti-stress dan anti-depresan. Produksi hormon endorfin juga bisa mengurangi gejala kecanduan nikotin, yang membantu perokok untuk berhenti merokok.
Baca Juga Beritaku: Mengenal Olahraga Pilates Dengan 7 Manfaat dan Efek Sampingnya
Efek Samping
Sama halnya dengan olahraga sepeda konvensional, olahraga menggunakan sepeda statis juga memiliki beberapa efek samping yang harus diwaspadai.
- Untuk orang yang memiliki masalah sendi berat atau nyeri rematik kronis, sebaiknya menghindari bersepeda statis untuk meminimalisir risiko cedera sendi.
- Untuk pria yang sedang berusaha mendapatkan keturunan, sebaiknya menghindari atau mengurangi intensitas bersepeda. Alasannya, terdapat fakta yang mengemukakan bahwa aktivitas bersepeda bisa mempengaruhi kualitas sperma.
Berdasarkan penelitian, seorang pria yang bersepeda lebih dari 5 jam seminggu memiliki jumlah sperma 31-40 persen lebih sedikit dari jumlah sperma normal.
- Gerakan mengayuh berulang saat bersepeda bisa menimbulkan permasalahan pada bagian lutut. Hal ini terjadi terutama jika terus menerus terjadi peningkatan intensitas, maupun penggunaan sadel yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
- Postur bersepeda yang kurang baik bisa menyebakan cedera pada tulang punggung. Karena itu, penting untuk menjaga postur yang baik ketika bersepeda. Jika tidak tahu atau tidak paham postur yang baik, cobalah mengambil 1 atau 2 kali kelas bersepeda di pusat kebugaran, agar mendapat informasi mengenai postur yang tepat.
- Kegiatan bersepeda memiliki kemungkinan pria mengalami kesemutan di area penis, akibat adanya iritasi pada batang penis karena terlalu lama bergesekan dengan sadel sepeda. Suhu yang terlalu panas juga bisa menimbulkan kelembaban, yang membuat area selangkangan terasa gatal dan tidak nyaman.
Daftar Pustaka
- Noya, Allert Benedicto Ieuan. 2018. Sepeda Statis: Olahraga dengan Risiko Cedera Minimal. Jakarta: Alodokter. https://www.alodokter.com
- Wallack, Roy. 2005. Interview with Johnny G: Bike for Life. New York: Marlowe & Co. https://www.hachettebookgroup.com
- Spinning (Cycling). Wikipedia. https://en.wikipedia.org
- Kriswanti, Wida. 2019. Merawat Alat Fitness Rumahan, Salah Satunya Rutin Mengelap Sisa Keringat. Jakarta: Tabloid Bintang. https://aura.tabloidbintang.com
- Redaksi. 2019. 12 Fungsi dan Manfaat Sepeda Statis, Atasi Kolesterol Hingga Alzheimer. Jakarta: Tokopedia Blog. https://www.tokopedia.com
- detikHealth. 2011. Manfaat dan Efek Samping Olahraga Sepeda. Jakarta: Detik Health. https://health.detik.com