Nabi Harun AS, memiliki sifat teladan karena memiliki kemampuan diplomasi yang baik, diantara sifat lainnya.
Beritaku.Id, Kisah Pada Nabi dan Rasul – Diantara sifat teladan nabi harun adalah tutur katanya fasih, dengan kecepatan berpikir yang tinggi.
Kefasihan bicara yang di miliki oleh Nabi Harun AS, sebagai salah satu kemampuan yang nantinya akan menjadi salah satu kemampuan. Untuk melawan Raja Firaun yang dzalim.
Sifat Teladan Nabi Harun AS
Dari sillisah keturunan Nabi Harun AS, merupakan kakak kandung dari Nabi Musa AS.
Sebagai kakak yang mendukung perjuangan adiknya untuk melakukan perjuangan, berikut beberapa hal yang patut dicontoh dari Nabi Harun AS:
- Tutur katanya sangat fasih,
- Membela orang yang lemah
- Perilakunya santun, dan
- Kesetiaannya Kepada Nabi Musa AS Sangat besar.
Nabi Harun AS selalu mendampingi Musa AS ketika menemui Firaun.Kesetiaan Harun AS.
Kesetiaan Harun a.s.diabadikan di dalam al-Qur’an. Dalam QS. Toha/20: 47
فَأْتِيَاهُ فَقُولا إِنَّا رَسُولا رَبِّكَ فَأَرْسِلْ مَعَنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلا تُعَذِّبْهُمْ قَدْ جِئْنَاكَ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكَ وَالسَّلامُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى |
Artinya: “Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dan katakanlah, “Sungguh, kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah engkau menyiksa mereka. Sungguh, kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk.”
Firaun adalah Raja yang kejam, tidak ada yang berani melawan dan berdakwah kepadanya. Sebab dia bisa saja menghabisi siapapun yang menentangnya.
Namun Nabi Harun AS, menemani Nabi Musa AS, menjalankan perintah dakwah kepadanya.
Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS selalu membela orang yang tertindas. Kaum Bani Israil yang tertindas berhasil mereka selamatkan. Nabi Musa AS meninggalkan Bani Israil selama 40 hari untuk menerima wahyu di puncak Gunung Sinai.
Musyriknya Kaum Bani Israil Dan Amarah Nabi Musa AS
Nabi Harun AS diserahi menjaga kaumnya sebagai pemimpin menggantikan Nabi Musa AS.
Akan tetapi, setelah Musa AS kembali, ia terkejut melihat kaumnya menyembah berhala (patung).
Musa AS pun marah. Ia bergegas menemui kakaknya, Harun AS. Ia lalu memegang dan menarik rambut kepala saudaranya.
Harun AS kemudian berkata, “Wahai anak ibuku! Kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir saja mereka membunuhku. Janganlah engkau permalukan aku di depan orang-orang, dan jangan engkau jadikan aku sebagai orang yang zalim. ”Musa a.s. sadar dan merasa bersalah, lalu berdoa kepada Allah: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang dari semua penyayang.” (Q.S al-A’rof /7: 151)
Beritaku, Kisah Nabi: Keajaiban Tongkat Nabi Musa, Kualitas Dan 3 Mukjizat