Strategi Komunikasi Rasulullah
Strategi Komunikasi Rasulullah Muhammad SAW dalam menyampaikan Dakwah Islam Bagi Umat

Strategi Komunikasi Rasulullah Nabi Muhammad SAW Yang Akurat

Diposting pada

Gaya dan Strategi Komunikasi Rasulullah, adalah strategi komunikasi terbaik. Gaya komunikasi Rasulullah mempengaruhi kemajuan Islam yang pesat.

Beritaku.Id, Dunia Islami – Komunikasi Rasulullah, dengan segala style atau metode strategi jauh lebih baik dari gaya Aristoeles, Socrates maupun Demosthenes.

Dimana mereka ini adalah pakar retorika dan komunikasi abad baru dari Yunani.
Strategi Komunikasi Nabi Muhammad SAW Rasulullah sang pejuang dijalan Allah, jauh lebih hebat dari Abraham Lincoln, Luther King, John F. Kennedy bahkan Soekarno.

Strategi Komunikasi Rasulullah

Gaya Komunikasi Nabi Muhammad SAW masih lebih akurat dalam menyampaikan pesan.

Kematangan komunikasi Rasulullah Nabi Muhammad SAW, menjadi kepribadian dirinya untuk mengadaptasi kemampuannya.

Dalam hal komunikasi Rasulullah Nabi Muhammad SAW, memahami dengan siapa ia berbicara, sehingga dalam komunikasi sangat akurat.

Metode dan Strategi Rasulullah Dalam hal komunikasi atau menyampaikan sesuatu. Dengan berbicara adalah penuh dengan berbagai pertimbangan, dengan siapa ia akan menyampaikan pendapat.

Komunikasi Rasulullah Nabi Muhammad SAW selalu menekankan penyesuaian diri dengan siapa ia berbicara dan bagaimana kemampuannya.

Heterogen dalam hal kemampuan setiap orang adalah sunnah, sehingga pemahaman akan berbeda antara satu dengan yang lain.

Sehingga dalam komunikasi yang dibangun oleh Rasulullah tidak memunculkan ambigu. Atau penafsiran yang berbeda antara satud engan yang lain.

Gaya Komunikasi Nabi Muhammad SAW, selalu diikuti dengan contoh yang nyata. Sehingga isi atau konten komunikasinya tidak menciptakan gaya imajinasi baru.

Dalam sebuah kisah Seorang dari Bani Fazarah datang menemui Rasulullah. Kemudian berkata: ‘Istriku melahirkan seorang anak yang berkulit hitam dan aku tidak mengakui anak itu.’

Makna penyamapian Bani Fazarah tersebut, bahwa ada kemungkinan istri saya di hamilkan oleh lelaki lain.

Untuk menyelsaikan masalah tersebut, tidak menjelaskannya dengan penjelasan yang ilmiah, namun lebih kepada contoh kongkret.

Strategi Komunikasi Rasulullah Dengan Kasus tersebut

Nabi Muhammad SAW bertanya kepada Lelaki Bani Fazarah tersebut: ‘Engkau mempunyai unta?’ Lelaki Bani Fazarah menjawab: ‘Ya, (saya memiliki unta).’ Rasulullah bertanya lagi: ‘apa warna kulitnya (untamu itu)?’ Lelaki tersebut berkata : ‘Merah.

Rasulullah bertanya: ‘Apakah pada kulitnya terdapat warna kelabu hitam-hitam?’ Lelaki itu menjawab: ‘Ya (ada warna lain selain merah yang saya sebutkan)’

Nabi Muhammad SAW bertanya lagi: ‘Dari mana warna itu?’

Lelaki Bani Fazarah menjawab: ‘Mungkin warna itu berasal dari keturunannya.’

Beliau menyimpulkan: ‘Inipun (anak lelaki Bani Fazarah itu –Red) mungkin saja berasal dari keturunannya.’”

Strategi dan gaya Komunikasi yang dimiliki Rasulullah Nabi Muhammad SAW, dengan menyesuaikan pada siapa ia berbicara.

Sehingga segala hal yang disampaikan tersebut, akurat dalam hal penyampaian pesan, Sumber Lain; Republika

Strategi dan Gaya Komunikasi Rasulullah dan Para Sahabat

Style dan Strategi Komunikasi Sahabat Rasulullah, mengikuti dan belajar pada Rasulullah.

Sebab Nabi Muhammad SAW adalah pakar ilmu hubungan dengan manusia dalam hal berbicara. Hal ini terbukti dengan kehebatannya dalam hal sebagai Rosul, memimpin umat dan sebagai usahawan.

Komunikasi Rasulullah adalah selalu mengutamakan kesenangan bagi orang lain, memberi kesempatan orang lain berbicara. Tidak memotong pembicaraan

Strategi Komunikasi Nabi Muhammad SAW, banyak diadopsi dalam Konsep dan Metode komunikasi Imphas Pilar dengan Karakter Komunikasi.

Berikut ada 6 prinsip komunikasi yang telah dijalankan oleh Rosul dalam berdakwah dan para sahabat dalam dunia usaha:

Pertama, Benar Isi Dan Cara Menyampaikan

Isi benar dan cara menyampaikan benar, akan membuat yang menerima pesan akan memahami apa pesan yang disamapikan.

Dalam beberapa kasus, isi pesan bagus sementara cara menyampaikan kurang bagus, maka pemahaman isi pesan menjadi tidak bagus.

Atau cara menyampaikan pesan bagus tapi isi pesan tidak benar, maka ini menipu atau berbohong.

Rasulullah dalam hal Komunikasi memiliki strategi benar isi dan metode. Rasul memiliki diantaranya sifat Siddiq dan Amanah, yakni benar ucapan dan dapat dipercaya.

Sebab Rasul mengetahui semua ucapan adalah diikuti dengan hisab dihari akhir, Allah SWT berfirman:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (QS. Qaf:18)

Kedua, Berkomunikasi secara Akurat dan Jelas.

Tepat sasaran orang, tepat waktu atau momen. Disini tepat sasaran maksudnya adalah konten atau isi pesan kepada siapa pesan itu disampaikan.

Dan dengan waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan sehingga efektif, termasuk memahami suasana lingkungan saat berkomunikasi.

Rosulullah SAW bersabda: (yang artinya)
“Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal (intelektualitas) mereka.” (HR. Muslim)

Ketiga, Komunikasi Santun Dan Adaptif.

Santun atau menghargai orang lain, untuk menggali metode ini bisa dibuka pada konsep dasar-dasar komunikasi. Dengan adaptasi serta tidak memotong pembicaraan orang lain.
Firman Allah SWT :

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) kamu berlaku lemah dan lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh Allah mencintai orang yang bertawakal.” (QS. Ali ‘Imran:159)

Keempat, Memuliakan orang lain

Yang ketiga diatas adalah santun, atau merendahkan diri, sementara yang keempat ini adalah memuliakan orang lain.
Maksudnya disamping merendahkan diri (menghargai orang lain), juga sesekali memberikan pujian kepada oranglain, dengan memuliakannya menggunakan bahasa menghormati.

Baca juga : Muslimah