Pidato Naratif

Pidato Naratif, Pengertian, Ciri, Bentuk Serta Contohnya

Diposting pada

Salah satu jenis Pidato yakni bentuk naratif memiliki bentuk dan ciri, bagaimana contoh jenis speech tersebut dalam komunikasi persuasif?

Beritaku.id, Organisasi & Komunikasi – Pidato Naratif merupakan pidato yang dapat menceritakan secara detail sebuah rangkaian peristiwa berdasarkan urutan rentang waktunya.

Kejadian tersebut juga tersusun berdasarkan kronologisnya. Narator atau pembaca narasi akan menyebutkan secara berurut sebuah pidato menawan. Sehingga kita terbawa arus dan gelombang suaranya yang menarik.

Oleh Novianti (Penulis Organisasi dan Komunikasi)

Untuk lebih jelasnya, Beritaku.id akan memberikan ulasan lengkapnya, yang mencakup pengertian, ciri, bentuk dan contoh dari pidato naratif, sebagai berikut ini.

Dimana biasanya karangan atau teks narasi ini dibuat untuk tujuan menghibur sang pembacanya melalui pengalaman estetis dari kisah dan cerita. Entah itu bersifat fiksi maupun nonfiksi.

Pengertian Pidato Secara Umum

Apa arti atau definisi serta bagaimana tujuan daripada pidato? Tentu ini merupakan sebuah pertanyaan yang sangat menarik perhatian.

Berikuti penjelasan penting mengenai pertanyaan tersebut. Pengertian pidato secara umum adalah kegiatan komunikasi dua arah, antara sang pembicara dengan khalayak ramai.

Adapun tujuan dari kegiatan tersebut adalah, untuk menyatakan suatu pendapat atau gambaran tentang suatu hal tertentu. 

Pidato juga merupakan suatu alat bagi seorang pemimpin, ketika akan menyampaikan suatu orasi kepada massanya. Atau dapat juga berfungsi sebagai alat untuk memberikan penjelasan dan gagasan, akan suatu hal yang sangat penting

Selain seorang pemimpin, pidato juga merupakan aktivitas utama bagi para pemuka agama, humas, atau orang yang memiliki kemampuan dalam berkomunikasi.

Isi suatu pidato juga harus memiliki susunan kalimat yang baik, agar orang yang mendengarnya, tidak mengalami kesalahpahaman saat menerima informasi.

Beberapa contoh pidato dalam situasi yang berbeda adalah:

  1. Pidato Kenegaraan presiden 
  2. Lalu Pidato menyambut suatu perayaan 
  3. Pidato untuk membangkitkan semangat
  4. Pidato menyambut acara
  5. Dan lain sebagainya.

Tujuan Pidato

Adapun tujuan dari pidato adalah:

  • Informatif merupakan pidato yang memiliki tujuan untuk dapat menyampaikan suatu informasi atau keterangan kepada semua pendengarnya
  • Persuasif merupakan pidato yang memiliki tujuan untuk mengajak atau meyakinkan semua pendengarnya. Contoh yang paling mudah adalah pidato dalam kampanye dan ceramah keagamaan.
  • Argumentatif  merupakan pidato yang memiliki tujuan untuk meyakinkan para pendengarnya
  • Deskriptif merupakan pidato yang memiliki tujuan untuk memberikan gambaran akan suatu keadaan.
  • Rekreatif merupakan pidato yang memiliki tujuan untuk menghibur para  pendengarnya. Biasanya terdapat dalam suatu perayaan yang lebih bersifat hiburan, dan bersifat tidak resmi.

Baca Juga Beritaku: Pembukaan Pidato Persuasif

Pidato Naratif

Pidato Naratif
Pidato Naratif

Berdasarkan dari pengertiannya, pidato naratif merupakan sebuah pidato yang bercerita tentang suatu kronologi secara berurutan.

Biasanya, rangkaian ceritanya sesuai dengan urutan waktu kejadian. Apa pun tujuan dari sebuah pidato, orang yang menjadi orator akan membutuhkan faktor pendukung, untuk dapat memvalidasi keakuratan isi pidatonya.

Selain itu, data pendukung tersebut juga dapat membuat sebuah pidato menjadi lebih menarik dan tersampaikan dengan baik Adapun bentuk dari faktor pendukung yang paling populer, contohnya dapat berupa sebuah cerita, kesaksian, contoh, statistik dan perbandingan.

Ciri- Ciri Pidato Bentuk Narasi

Pada intinya, suatu pidato berbentuk narasi akan memiliki ciri-ciri khusus seperti yang tertera berikut ini.

  1. Membahas tentang suatu cerita suatu tokoh, atau peristiwa, yang memiliki unsur sebab akibat dalam beberapa rangkaian paragraf
  2. Memiliki kronologi tentang perkembangan suatu peristiwa, dan merupakan suatu rangkaian yang berhubungan.
  3. Peristiwa yang terdapat pada cerita mengandung suatu konflik serta penyelesaiannya, dan merupakan kisah nyata. Dalam beberapa kondisi, dapat merupakan gabungan antara kisah nyata dan fiktif.
  4. Memiliki unsur cerita pendukung seperti tema, latar belakang, waktu, karakter, dan lain sebagainya.
  5. Memiliki kesimpulan cerita, yang berisi tentang pesan moral akan suatu nilai kehidupan.

Baca Juga Beritaku: Pidato Khotbah dan Ceramah: Perbedaan 3 Jenis Dakwah Dan Contoh

Bentuk Pidato Narasi

Pidato Naratif
Ilustrasi Kegiatan pidato

Berdasarkan bentuknya, pidato narasi terdiri dari beberapa bentuk. Beritaku.id menyertakan ulasannya  sebagai berikut ini.

Naration Ekspositoris (Pidato Naratif Informasional)

Pidato Naration Ekspositoris merupakan pidato narasi yang memiliki sasaran untuk dapat menyampaikan informasi secara tepat sasaran.

Biasanya bercerita tentang suatu kejadian, untuk dapat memperluas pengetahuan para pendengarnya, melalui cerita tersebut. Pada pidato narasi ini, orator akan menggambarkan suatu cerita berdasarkan kisah yang sebenarnya.

Cerita tersebut biasanya akan mengisahkan tentang perjalanan hidup seseorang, mulai dari awal, hingga akhir perjalannya.

Naratif Ekspositoris ini akan menggunakan bahasa yang logis, berdasarkan kenyataan secara apa adanya, dan bersifat objektif.

Intinya, naratif ekspositoris memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Bersifat dapat memperluas ilmu dan pengetahuan.
  2. Bersifat untuk  dapat menyampaikan informasi dari suatu peristiwa.
  3. Memiliki dasar penalaran, untuk dapat mencapai suatu kesepakatan yang rasional.
  4. Menggunakan bahasa, yang lebih condong ke bahasa informatif 

Naratif Sugestif (Speech Naratif Artistic)

Merupakan pidato narasi yang berusaha untuk dapat menggambarkan suatu cerita, sehingga para pendengarnya seolah dapat melihat atau merasakan kejadian dalam cerita tersebut.

Pidato ini  biasanya juga merupakan suatu upaya, untuk dapat menyampaikan  suatu pesan moral secara tidak langsung.

Berbeda dengan Pidato Narasi Ekspositoris, tujuan dari pidato narasi ini, adalah untuk menyampaikan pesan atas suatu perjalanan cerita, sebagai suatu pengalaman, dan bukan untuk memperluas pengetahuan. 

Ciri-ciri naratif sugestif adalah:

  • Memiliki makna
  • Ada unsur imajinatif
  • Berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan sebuah pesan moral
  • Memakai gaya bahasa yang merupakan penggambaran

Baca Juga Beritaku: Konsep Pidato: Bentuk, Struktur Teks, 8 Jenis & Metode Penyusunan

Contoh Pidato Naratif

Sebelum kita menutup ulasan tentang jenis naratif saat melakukan ceramah, Beritaku.id menyertakan juga beberapa contoh dari bentuk naratif yang menarik sebagai berikut.

Konflik Antar Suku

Para hadirin yang terhormat,

Pada kesempatan emas ini, ijinkan saya untuk dapat menyampaikan sebuah pidato tentang  “pendekatan persuasif pada konflik antar suku”.

Pidato yang akan saya utarakan ini merupakan pencerminan dari keresahan hati saya, atas peristiwa konflik antar suku. Mengecewakannya lagi, peristiwa tersebut justru semakin marak setiap harinya.

Di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ini, saya ingin mengajak para sahabat semua.

Sudilah kiranya, untuk ikut serta dalam upaya menghapus perpecahan antar suku yang cukup miris tersebut. Sekaligus, saya juga ingin mengingatkan sekali lagi, bahwa kita semua bersaudara.

Selama lima tahun terakhir ini, saya merasakan bahwa kita sudah terlalu lama berada di ambang perpecahan.

Setiap suku yang berbeda, seperti tidak membutuhkan bantuan dari orang lain. Bahkan menyedihkannya lagi, kita semua sudah lupa bagaimana menjadi manusia yang beradab.

Tidak ada lagi kebaikan, ataupun hidup bertoleransi.

Hakikat Manusia

Kita semua juga seolah lupa, bahwa pada hakikatnya semua manusia merupakan makhluk sosial. Sehingga dalam perjalanan hidupnya, akan selalu membutuhkan bantuan dari orang lain.

Bahkan lebih menyedihkannya lagi, kita semua juga sudah melupakan adanya ajaran agama yang seharusnya kita jalani. Yaitu, ajaran untuk dapat hidup saling berdampingan. Karena hanya fokus pada masalah perbedaan suku, menjadikan kita lupa bagaimana caranya berdamai dengan situasi.

Yang tersisa hanyalah kemarahan dan emosi, serta keegoisan yang mengatasnamakan loyalitas terhadap suku tertentu.

Dalam kesempatan silaturahmi ini, saya hanya berharap, agar kita semua dapat menyadari semua konflik yang sudah memecah belahkan bangsa ini.

Merenunglah sejenak, untuk dapat berpikir sebagai makhluk Tuhan. Tidak boleh berseteru terlalu lama, karena Tuhan  menciptakan manusia tidak ada yang sama. Jadi sebenarnya, perbedaan itu adalah indah di hadapan Nya.

Semoga kita dapat saling introspeksi diri dahulu, sebelum mencoba untuk menemukan solusi permasalahan yang ada. Selain itu, tetaplah selalu menggunakan kedewasaan dan akal sehat dalam mencari titik temu perbedaan tersebut.

Percayalah dengan pepatah yang mengatakan, bahwa badai akan berlalu. Sebesar apapun terpaan badainya, tidak mungkin ada badai yang tidak akan pernah reda.

Begitu juga dengan kehidupan, tidak mungkin akan terus menerus berisi dengan kedamaian. Namun hal itu adalah salah satu cara Tuhan mendidik manusia, agar menjadi orang yang hebat.

Harapan

Selain itu, kita sebagai generasi saat ini, juga harus mulai menanamkan benih perdamaian kepada generasi penerus.

Sehingga, persatuan dan kesatuan bangsa dapat tetap terjaga, sekaligus mengajarkan pentingnya suatu kehidupan yang rukun dan damai. Hal tersebut juga merupakan tanggung jawab bagi kita bersama.

Apabila kehidupan seperti itu dapat terwujud, maka setiap manusia akan dapat selalu merasakan kedamaian. Marilah kita bersama-sama, kembali ke masa saat tidak ada istilah perbedaan suku.

Yaitu, masa ketika hanya ada Masyarakat dan BangsaIndonesia!

Pidato yang saya sampaikan saat ini, bukanlah merupakan hal yang besar. Namun yang penting adalah, bagaimana cara kita menyikapi dan menemukan solusi dari perbedaan tersebut.

Terima kasih banyak atas perhatiannya, mohon maaf jika ada salah kata.

Urgensi Sikap Persuasif Pada Kenakalan Remaja

Sahabat-sahabatku yang saya cintai,

Kita tentu menyadari, bahwa kesedihan yang kita rasakan dalam beberapa tahun terakhir, akibat harus melihat para milenial yang terkena narkoba.

Fakta menunjukkan, bahwa sebagai generasi penerus bangsa, mereka membutuhkan pembinaan moral. Khususnya yang berasal dari keluarga dan para pendidik. 

Kenaikan jumlah para penderita narkoba yang meroket drastis hingga tahun terakhir, terlihat dari data statistik yang berasal dari BNN.

Angka tersebut sangatlah memprihatinkan, sekaligus menjadi suatu pertanyaan bagi saya. “Sebegitu burukkah moral generasi milenial jaman ini?”

Kenyataan tersebut sangat meresahkan bagi banyak pihak, terutama para orang tua dan tenaga pendidik. Sementara itu, fenomena fakta runtuhnya suatu kejujuran milenial tersebut, masih terus berlanjut.

Hampir seperti suatu berita yang tidak asing lagi, layaknya seperti berita korupsi, penyuapan, hingga hilangnya kekuatan hukum

Melihat situasi memprihatinkan tersebut, sudah menjadi kewajiban bagi kita semua, untuk mulai dapat  memperhatikan pendidikan moral, serta pembinaan keimanan para generasi mendatang ini.

Hal tersebut merupakan upaya preventif yang harus terlaksana, untuk menghentikan dampak negatif yang merugikan kesehatan fisik dan mental mereka.

Dengan upaya mendekatkan para milenial ini kepada agama, semoga dapat memberikan perspektif baru, dalam melihat sisi negatif dari barang haram ini.

Dan kedepannya, mereka dapat lebih berhati-hati dalam menyaring pengaruh negatif yang mereka terima.

Sebagai akhir kata, ijinkan saya untuk dapat memohon maaf apabila masih banyak ketidaksempurnaan dalam penyampaian pidato ini. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Penutup

Setiap orang dari bangsa ini, sebaiknya perlu mempelajari teknik, bagaimana cara berpidato yang baik dan benar.

Kemampuan ini dapat menjadi sesuatu yang berguna satu saat nanti, karena mengajarkan cara berkomunikasi dengan orang banyak.

Selain itu, juga dapat melatih kita untuk menjadi seorang pemimpin, yang suaranya sangatlah penting bagi orang lain. 

Berpidato dengan cara yang benar, dapat berfungsi sebagai cara untuk untuk mendapatkan dukungan dari orang lain. Terutama, apabila ada pesan moral yang harus tersampaikan dengan sempurna.

Sebuah pidato yang komunikatif, tidak harus selalu panjang lebar dan membutuhkan banyak waktu saat menyampaikannya. 

Yang menjadi unsur paling penting adalah, bagaimana cara menyampaikannya secara lebih efektif, dan efisien ke para pendengarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *