Air Mata di Bumi Cendrawasih, Alumni Yapma Lakukan Hal Ini

Diposting pada

BERITAKU.ID, PAPUA – Terbentang cakrawala biru nan cerah, semaikan imaji liar dalam cengkeraman zaman, modernisasi dan pembangunan, terdampar sauh dalam kesuraman, mematung jauh dari penglihatan, Minggu, (1/9/2019).

Curahan hati seorang perawat milineal yang bertugas di Puskesmas Manggelum Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua.

Pria yang bernama Amran yang merupakan Alumni Yapma sekaligus menjadi penyelamat dari lahirnya bayi kembar di Papua mengatakan banyak kejadian yang menegangkan selama proses persalinan.

Baca juga: Penyatuan Institusi YAPMA Pada Usia 25 Tahun, Dan Efektifitas Pelayanan

“Ibu ini melahirkan bayi pertama, sementara bayi kedua Belum lahir di waktu dan jam yang sama tersebut, Hingga keesokan harinya tanggal 29 agustus 2019, bayi kedua pun tak juga Belum lahir hingga tidak nampak pergerakan pada bayi, tentunya di pikiran kita semua adalah tindakan untuk merujuk,” kata Amran.

Pada saat itu boleh dikatakan situasi kian mencekam Amran masih tetap saja berpikir tentang hal yang positif terhadap kondisi dari Ibu dan bayinya.

Foto – Amran/Perawat Milineal

“Saya secara pribadi pun berpikir sekitar pukul 12:00 WITA. Berharap bayi kedua bisa lahir, namun kenyataannya belum juga lahir, kemudia saya masih tetap terus menerus melakukan upaya dan tindakan, memberikan pertolongan kepada ibu tersebut, dipikiran saya hanya ada satu kata yang terlintas yakni merujuk, namun mengingat waktu sudah sedikit lagi memasuki gelapnya malam, sementara untuk merujuk ke rumah sakit memakan waktu 8 jam perjalanan,” ungkap Amran.

Pria yang berasal dari Kabupaten yang digelar sebagai Butta Turatea ini mengungkapkan bahwa pada saat itu hanya mampu menerbangkan sebuah Doa dan harapan dengan bisikan hati kecil yang memiliki keinginan untuk terus bergerak melakukan pertolongan.

“Saya hanya mampu melantungkan sebuah Doa dan harapan agar mereka diberi kesalamatan sembari keluarga dari pasien terus melakukan persiapan untuk ikut merujuk di keesokan harinya, hingga Ibu yang telah telihat lemas dan menghawatirkan karena menahan nyeri selama dua malam lamanya,” kata Amran.

Namun tepat pada pukul 08.00 WITA, dengan upaya Doa dan tindakan telah ia lakukan Takdir pun berkata lain, Ibu yang tadinya akan dirujuk batal dikarenakan bayinya yang kedua telah lahir.

” Alhamdulillah Mukjizat itu datang dan akhirnya ibu dan bayi terselamatkan, bayi kedua lahir dengan berjenis kelamin laki-laki, dan saya sangat-sangat bersyukur sekali kepada yang maha kuasa, karena atas segala kuasa dan rahmatnya Ibu dan bayi selamat serta terlepas dari rasa nyeri hebat dialami selama dua hari,” kata Amran dengan raut wajah yang terlihat begitu senang.