Dulu Musuh, Sekarang Menjadi Pembela
Khalid Bin Walid, Dulu Musuh Islam, sekarang ia Menjadi Pembela Islam

Dulu Musuh, Kisah Khalid Bin Walid Yang Fenomenal

Diposting pada

Siapa tidak kenal dengan Khalid bin Walid, seorang panglima perang yang sangat menggetarkan hati para musuh Islam, namun tahukah anda, bahwa ia adalah dulu musuh Rasulullah Muhammad SAW.

Beritaku.Id, Kisah Islami – Dulu musuh Islam, yang kemudian terakhir ia menjadi Panglima Perang Islam yang paling disegani. Dialah Khalid Bin Walid yang awalnya memusuhi Islam.

Sebuah peperangan dengan gerakannya yang sangat lihat, memainkan kuda dengan sangat gagah berani, menerjang musuh-musuhnya, termasuk Islam pada awalnya.

Dia tidak langsung memeluk agama Islam melainkan menjadi lawan yang cukup merepotkan pasukan Islam. Namun doa Nabi Muhammad SAW agar Allah memasukkan ia menjadi Muslim terkabul olehNya.

Ia adalah Syaifullah pada akhirnya setelah masuk Islam, atau pedang Allah SWT padamuka bumi, yang berharap mati syahid di medan tempur. Namun akhirnya ia wafat pada tempat tidur. Ini merupakan kesedikan mendalam buatnya, sebab ia tidak merasakan darah Syahid sebagai seorang Syuhada.

Ia sedih, ia berharap darahnya mengucur untuk Agama yang di cintainya, Islam. Ia sedih harusnya jazadnya di tengah lautan peperangan dan ia terpapar oleh debu dan tanah perang. Ia berharap gugurnya di jemput oleh malaikat pada medan perang membela Islam.

Namun Allah SWT yang maha kuasa yang berkehendak lain.

Bagaimana kisah Khalid Bin Walid, sang Pedang Allah SWT. Kita ikut kisahnya.

Khalid Bin Walid, Dulu Dia Adalah Musuh Islam

Ingat perang Uhud yang pernah terjadi? Dimana itu adalah perang kekalahan Umat Islam. Nah jika ingat, maka harus kita akui bahwa pada peristiwa itu Khalid Ibn Walid ada dalam kelompok Kafir Quraisy menerjang pasukan Islam.

Panglima Perang Musuh (Kaum Quraish) saat itu adalah Khalid Bin walid, sebelumnya ia dulu merupakan musuh besar Islam. Sangat membenti Islam dan Rasulullah Muhammad SAW.

Dia Khalid bin Walid  hebat dalam menggerakkan pasukan kavalerinya. Pasukan berkuda yang ia pimpin mampu menerjang dan mengobrak abrik lawan. Pasukan Archer (pemanah) Islam dalam posisi diatas bukit, sempat menguasai keadaan.

Dan sebagai panglima perang, maka ia melakukan siasat “jebakan harta”.

Dalam perang Uhud tersebut, sebenarnya Umat Islam telah menang. Namun saat melihat adanya harta rampasan perang. Dan akhirnya pasukan Islampun menjadi tergoda.

Maka seketika Pasukan yang di minta untuk bertahan di atas Bukit Uhud meninggalkan posisi. Hingga matanya fokus pada kilauan emas murni yang tergeletak di padang pasir yang tandus itu. Seketika formasi pasukan berubah.

Pasukan berlari menuju mengambil harta rampasan tersebut. Jebakan lawan yang dipasang oleh Khalid Bin Walid. Rupanya itu adalah umpan yang dibuat oleh pasukan musuh. Umpan besar untuk untung besar. Prinsip ekonomi.

Menguasai Kelemahan Lawan

Maka dengan melihat ayunan langkah kaki meninggalkan bukit Uhud tersebut, Khalid Ibn Walid menyerang, memberikan isyarat kepada pasukan Kavaleri miliknya yang tangguh dan langsung menerjang dengan menyerang umat Islam.

Hingga kejantung kelemahan dengan masuk pada titik lemah tersebut. Nafsu harta. Dan sampai keatas bukit Uhud tersebut, satu persatu pasukan pemanah di robohkan oleh pedangnya.

Maka ia berhasil memporak poranda pasukan Islam ketika itu, dengan pedangnya ibarat malaikat kematian, setiap ia ayunkan maka akan ada pertumpahan darah dan kematian sangat dekat bagi musuhnya.

Hingga Pasukan Islam tercabik-cabik formasinya dan hancur dengan gerakan pasukan Kavaleri miliknya.

Kemudian setelah Perang Usai, Khalid Bin Walid berjalan dengan kudanya yang gagah berani. Bunyi langkah kuku kuda yang menderu di padang pasir. Pulang dengan kemenangan.

Menyerahkan Diri Kepada Rasulullah Muhammad SAW

Setelah itu, Khalid Bin Walid menyaksikan umat Islam melaksanakan haji. Melihat prilaku umat Islam dan sebagainya. Membuat hatinya bergetar. Dan segera memeluk Islam.

Dia memiliki ayah yang berasal dari Suku Bani Makhzum. Disamping kegagahan dan keperkasaannya dalam memainkan pedang. Ia juga anak orang Kaya Raya. Cinta Islam. Merawat Ka’bah.

Menggunakan hartaya untuk memberi makan kepada jemaah haji setiap tahunnya. Secara cuma-cuma.

Dalam hal perang Bani Makhzum yang menguasai logistik. Perlengkapan dan peralatan perang. Tongkat, panah, pedang hingga gandum dan Amunisi.

Dan Tenaga pasukan. Kuda dan prajurit serta perbekalan. Itu tugas Bani Makhzum. Logistik dan suplay perbekalan.

Khalid Bin Walid masuk Islam, jelas membuat Rasulullah Muhammad SAW sangat senang dengan hal tersebut.

Khalid bin Al-Walid memeluk Islam pada tahun 8 H, saat perjanjian Hudaibiyah tengah berjalan.

Kekuatan pasukan Islam akan semakin bertambah dengan hal tersebut.

Bintangnya Khalid Bin Walid, bemula ketika Syahidnya 3 Panglima perang Islam, kisah lengkap: Syahidnya Panglima Perang Islam Pada Perang Mu’tah

Disitu Khalid Bin Walid menunjukkan kelas. Dulu ia Musuh Islam. Musuh yang menjadi Panglima Melawan Rasulullah, itu Dulu. Sekarang ia menjadi Panglima yang menjadi pembela Islam.

Dalam peperangan yang tidak berimbang melawan Byzantium atau Romawi timur dengan Perang Mut’ah tersebut.

Dia berhasil membangun fomrasi pasukan, yang awalnya porak poranda. Dia bentuk dengan komposisi untuk menghantam pasukan Romawi dengan jumlah yang banyak.

3 Panglima perang telah menjadi Syuhada, membuat gemuruh pejuang Islam membahana. Membuat Nyali pasukan romawi menjadi ciut.

Dalam peperangan yang terjadi di Yarmuk, Pasukan Romawi 250.000, pasukan islam hanya sekitar 40.000. Ini tidak seimbang. Namun strategi perang Khalid Bin walid yang ampuh membuat pasukan Romawi ketakutan.

Panglima Tak Pernah Kalah Itu, Di Ganti!

Di Masa ke Khalifaan Abu Bakar As-Siddiq, ia menjadi Panglima Perang menggantikan Abu Ubaidah Bin Jarrah.

Namun setelah Umar menjad Khalifah. Umar melihat kelemahan aqidah pasukan Islam.

Dia telah menyandarkan kemenangan kepada Khalid Bin Walid. Jika dia yang menjadi Panglima maka pasti menang.

Hal itu membuat Umar Takut, dan akhirnya mengganti Khalid dengan Abu Ubaidah Bin Jarrah.

Meski begitu, Khalid Bin Walid tidak kecewa. Semangat berjuang tetap ia jalankan sebagai prajurit biasa.

Bahkan dengan cara itu, itu berharap bisa dengan mudah menjadi syahid. Sayangnya Allah SWT berkehendak lain.

Allah menjeputnya di Tempat Tidur, bukan di medan perang, hal itu membuat hatinya kecewa. Namun sahabat menyampaikan kepadanya. Wahai kau lelaki Pedang Allah. Tidak akan mungkin pedang Allah terjatuh di medan perang ditangan orang lain.

Pada tanggal 18 Ramadhan 21 H, Khalid bin al-Walid wafat. Umar bin al-Khattab sangat bersedih dengan kepergian Sang Pedang Allah.

Sumber lain: Republika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *